Share

54. Menyingkirlah!

Ucapan syukur yang bergema di kalbu Aksa terus mengudara setelah operasi Agnes sukses. Penyintas breast cancer stadium 2B itu masih tergolek tak sadarkan diri di ruang pemulihan. Sudah lima belas menit waktu berlalu semenjak Agnes terbaring di sana. Belum ada tanda-tanda Agnes akan membuka mata.

“Ya Allah!” Aksa terpekik ketika sisi ranjang yang menjadi tumpuan sikunya bergetar. Dia pikir terjadi gempa.

“Agnes!” Aksa spontan mendekap istrinya. Tubuh wanita itu menggigil hebat. Setelah cukup lama getaran badan Agnes belum juga berhenti dan malah semakin kuat, Aksa mulai diserang panik.

Buru-buru dia memanggil perawat melalui piranti yang tersedia di kamar tersebut. Dalam kalutnya, Aksa bergegas mencari selimut dan kaus kaki.

'Agnes tidak boleh mati kedinginan!'' Begitu racau panik yang terus bergema di hati Aksa.

“Ah, jangan terlalu tebal, Pak!” larang seorang perawat begitu dia melihat Aksa akan menambah selimut Agnes. Dia baru saja tiba di ruangan tersebut bersama seorang rekanny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status