Share

Istri Sempurna Sang Pewaris
Istri Sempurna Sang Pewaris
Penulis: Ash Nine

Karpet Berpola Pentagram

Eva membuka matanya yang terasa berat. Kepalanya seperti akan meledak dan tubuhnya terasa sakit seperti telah dibongkar dan dipasang kembali.

Apa yang dia lakukan di sini? Ini bukan kamarnya.

Eva tersandung dari tempat tidur dan berjalan tanpa alas kaki di atas karpet gelap berpola pentagram. Dia meninggalkan ruangan dan menyusuri lorong menuju cahaya redup yang ada di ujung sana. Dia mendorong pintu yang terbuka sebagian mengungkapkan bahwa cahaya berasal dari LED 43 inci yang menempel di dinding.

Wajah Eva memerah dengan darah mendidih saat dia melihat gambar yang mendebarkan di atasnya. Pria dan wanita telanjang terlibat dalam percintaan yang intens. Wanita itu cantik dengan rambut pirang keemasan dan punggung yang ramping. Dia memiliki kaki yang panjang dan ramping yang diputar ke berbagai posisi yang memalukan. Pria dalam video itu memegang dagu Eva dan menoleh ke arah kamera. Dengan tatapan brutal, dia tiba-tiba menundukkan kepalanya ke telinganya dan menggumamkan sesuatu.

Eva menahan napas tapi tidak mendengar apa-apa. Kemudian dia menyadari bahwa film tersebut disetel dalam mode bisu. Tidak ada erangan atau rintihan yang membuat wajah memerah, tetapi gambar itu cukup untuk membuat wajah Eva memerah. Wajahnya sangat merah sehingga pembuluh darahnya tampak pecah. Dia meraih pegangan pintu besi sekuat yang dia bisa untuk menahan keinginan untuk melompat ke dalam video dan mencekik wanita itu sampai mati. Tapi dia tidak bisa karena wanita di dalamnya adalah dirinya sendiri dan pria itu adalah suaminya.

"Bukankah itu luar biasa?" suara yang sangat menyeramkan bergema di ruangan besar dan mewah itu.

Suaminya sedang duduk di sofa bermotif macan kumbang dengan punggung menghadapnya. Pria itu memiliki potongan rambut yang rapi dan mengenakan setelan yang dibuat khusus yang secara halus memancarkan kekuatan dan kekayaan.

"Tidak. Itu adalah hal yang buruk," Eva memalingkan muka dan menjawab karena itu adalah film yang menjijikkan.

Tawa yang dalam dan nyaring menyebar ke seluruh ruangan, "Asal kau tahu, Eva, sebenarnya kau yang naik ke tempat tidurku, membuka kakimu, dan memohon dengan berbagai cara agar aku mau bercinta denganmu."

Dalam cahaya temaram, pria itu menyilangkan kaki dan mengaduk anggur di gelasnya. Menyeruput perlahan, dia menikmati anggur sambil berbicara dan terlihat menikmati posisinya saat ini.

Eva menganggap pria itu bertingkah seperti orang cabul karena bisa berbicara tentang pornografi seolah-olah hal tersebut adalah koleksi klasik yang layak untuk ditonton berulang kali. Pria normal mana pun pasti ingin melepaskan diri saat melihat adegan erotis semacam itu.

Eva memelototi bagian belakang kepala suaminya, "Percaya atau tidak, tapi, tadi malam ada yang memberiku obat perangsang."

"Oh ya? Menurutmu aku percaya?"

"Percaya saja dengan apa pun yang kau mau. Tapi, sejujurnya aku katakan, kalau aku lebih suka tidur di sebelah onggokan sampah daripada tidur denganmu."

Suara Eva bergetar karena amarah. Betapa menjijikkan dan sombongnya pria itu membuat video tentang apa yang terjadi tadi malam dan kemudian memutarnya kembali di layar lebar seperti ini.

Eva melihat ke balik sofa, ada beberapa kertas di atas meja biru tua. Kata-kata besar "SURAT PERCERAIAN" terlihat sangat jelas. Perempuan itu diam-diam bergerak maju untuk memeriksa apakah surat-surat itu telah ditandatangani.

"Apakah kau kesal karena tadi malam aku tidak melakukannya hingga lima kali denganmu, Eva? Uhm, atau mungkin kau hanya ingin hamil anakku sehingga statusmu sebagai istriku tidak perlu dipertanyakan lagi?"

Eva menghela napas, "Yang harus kau lakukan hanyalah menandatangani kertasnya, Aiden. Tanda tangani saja surat perceraian kita."

Tanda tangan akan menyelesaikan segalanya. Eva menjulurkan lehernya dan melihat garis kosong tanpa tanda tangan di bagian bawah halaman. Padahal pria itu berpikir kalau Eva tidak layak untuk menjadi istrinya, kenapa suaminya itu bahkan belum menandatangani surat cerai seperti yang Eva harapkan.

"Kemarilah!" Pria itu melihat Eva dan surat cerai lalu ide gila pun muncul di benaknya.

Dia menyeringai pada Eva, "Aku akan memberimu dua pilihan. Sobek kertas perceraian itu atau aku akan menyalakan videonya lagi dan kali ini dengan suara."

Cahaya layar datar menyapu wajah Eva di ruangan remang-remang. Pria dan wanita dalam video itu masih melakukannya dengan cukup bergairah. Eva tidak ingin memikirkan tentang apa yang akan terjadi jika Aiden mengaktifkan fitur suara. Eva merasa tidak perlu mendengarkannya karena Eva tahu dengan pasti betapa erotis dan provokatifnya erangan mereka saat itu.

Eva melihat remote tv dan surat cerai di atas meja lalu tanpa ragu mengambil remote itu. Layar raksasa menjadi hitam begitu dia mematikannya.

Bang!

Pintu setengah terbuka terbuka dan tiga pelayan berpenampilan garang memasuki ruangan. Seorang wanita berumur dengan tulang pipi tinggi berjalan di depan dan membungkuk meminta maaf.

"Tuan Aiden Malik, saya sangat menyesal karena memberi Anda berita yang sangat buruk. Tadi malam, Nyonya Eva Malik lupa minum obat sehingga dia menjadi paranoid dan tidak stabil. Nyonya Eva bahkan menelepon keluarga Abraham dan memberi tahu mereka bahwa dia menceraikanmu."

Perceraian antara Eva dan suaminya adalah masalah serius bagi keluarga mereka karena pernikahan diatur dengan hati-hati untuk memperkuat status sosial elit keluarga dan perceraian bisa saja menjadi bencana. Sejak remaja, Eva Abraham diberi tujuan hidup menikah dengan Aiden Malik. Dia harus unggul dalam seni lukis, seni rupa, piano, menunggang kuda dan sastra agar sesuai dengan statusnya sebagai calon Nyonya Malik.

Seperti yang diketahui keluarga Malik memiliki kekuatan yang tak tertandingi baik dalam pemerintahan maupun bisnis swasta. Menjadi bagian dari Malik menjamin kehidupan yang mudah dan mewah dengan kekayaan yang tak ada habisnya. Empat tahun lalu, gadis-gadis kelas atas di kota berjuang untuk mendapatkan persetujuan dan izin Tuan dan Nyonya besar Malik untuk menikahi putra mereka. Setiap keluarga penting yang ada di negara itu mendorong putri mereka untuk menikah dengan Maliks, berharap mendapatkan aliansi dengan keluarga yang kuat. Eva menang dan pernikahannya sama spektakuler dan menonjolnya dengan pernikahan kerajaan.

"Sebuah perceraian, hm?" tanya suaminya.

Pria itu akhirnya berdiri dari sofa dan bayangan panjang pria itu jatuh pada Eva. Para pelayan mencengkeram lengan Eva dan memaksa wanita itu untuk tetap diam dan melihat suami iblisnya mendekat selangkah demi selangkah. Aura dominan terasa semakin kuat saat suaminya itu semakin dekat. Setiap bagian dari diri Aiden —matanya yang dalam dan gelap, hidungnya yang mancung, bibirnya yang penuh dan seksi—terlihat sesempurna pahatan dewa.

Aiden meraih rahang Eva, membuat perempuan itu gemetar karena kekuatannya.

"Jadi kau sudah mengganti pola permainan dengan jual mahal ya," katanya, "Sayang sekali, Eva, mungkin kau bisa mencobanya lain kali?"

Apakah suaminya itu yang telah memerintahkan orang agar Eva diberi obat perangsang tadi malam?

Eva tertawa, "Jika memang itu yang Anda rasakan, bukankah tidak ada gunanya kita mempertahankan pernikahan palsu ini, Tuan Aiden Malik?"

Sikap Eva yang tidak hormat membuat para pelayan terkesiap. Tidak ada seorang pun yang pernah berbicara terhadap Aiden Malik dengan cara yang kurang ajar. Nyonya Eva Malik pasti sudah gila berbicara dengannya seperti itu. Pelayan memegang lengan Eva lebih keras siap untuk mengawal perempuan itu keluar dari kamar.

Sebelum Aiden dapat menjawab, kepala pelayan menerobos masuk, selain terengah-engah dia juga terlihat kalut, "Tuan Aiden, Nyonya Eva telah membocorkan berita tentang perceraian sehingga membuat para wartawan bergerombol di gerbang depan pagar."

Aiden menyipitkan mata dan wajahnya menjadi berbahaya. Wanita yang berdiri di depannya menatapnya, tatapan wanita itu tanpa rasa takut dan bahkan terlihat bangga. Aiden tidak bisa melihat satu pun jejak perasaan masa lalu di wajah wanita itu. Kepedulian dan cinta telah digantikan dengan penghinaan dan kebencian.

Tunggu, kebencian?

Aiden menatap kepala pelayan sebelum kemudian beralih menatap istrinya. Perempuan itu balas menatap, matanya berapi-api dan intens seperti macan kumbang yang ganas bersiap menerkam mangsanya.

Apa yang terjadi? Kenapa wanita ini berubah? Kemana Eva yang tergila-gila padanya dulu?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status