Share

Bab 2

Aruhi masih mencari keberadaan suaminya yang baru saja resmi beberapa saya yang lalu. Menyerah, akhirnya Aruhi memutuskan ke tempat yang sepi untuk beristirahat sejenak, gaun yang berat begitupun dengan hatinya yang berat harus diringankan sejenak.

Namun, ketika ia melangkah keatas rooftop, ia mendengar suara cekikikan tawa dari sana. Satu langkah, dirinya akan memasuki rooftop tetapi ia berhenti dan bersiap pergi.

" Kau sangat nakal..Ahhh.."

" Putingmu menegang hanya dengan aku sentuh. Lalu siapa yang nakal sebenarnya?"

Suara yang cukup akrab hingga membuat langkah Aruhi terhenti. Lewat celah dari pintu yang terbuka ia melihat Rajeandra tengah mengemut dada seorang wanita layaknya bayi yang kehausan. Tubuh wanita itu hampir polos dengan ekspresi yang puas ketika tubuhnya di sentuh.

Aruhi menutup mulutnya ketika ia hampir berteriak menyaksikan adegan yang lebih dari itu saat Rajeandra mengangkat wanita tersebut pada meja dengan satu kaki wanita itu yang ia sampaikan pada bahunya, secepat itu tangan Rajeandra memasuki liang kenikmatan wanita tersebut, hingga membuat pekikan yang keras disusul dengan desahan.

" Ahhh...Ahhh...kau menyiksakuhh..Ahhh. terlalu dalam." Aruhi tidak sengaja menendang kaleng berisi cat hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring dan berhasil membuat kedua orang yang tengah memadu kasih itu kompak melihat kearahnya. Aruhi langsung bersembunyi sebelum ketahuan, setelah itu ia menutup pintunya dan pergi terburu-buru menuruni anak tangga.

Rajeandra langsung menghentikan permainannya yang membuat wanita tersebut merasa kehilangan.

" Ada apa?"

" Aku sudah pergi begitu lama, orang-orang pasti mencariku."

" Kau akan meninggalkanku begitu saja? Dengan permainan yang tidak selesai ini?"

" Kita akan melanjutkannya nanti, Megha."ujar Rajeandra.

' Sepertinya aku melihatnya, Aruhi.'

*****

Rajeandra turun kebawah untuk kembali bergabung bersama dalam pesta pernikahannya setelah ia pergi cukup lama hingga istrinya itu mencari dirinya dan melihat apa yang ia lakukan di atas rooftop.

Bagi pernikahan yang didasarkan dengan cinta, tindakan yang dirinya lakukan begitu asusila tetapi bagi Rajeandra yang menganggap pernikahan hanyalah mainan dan tidak berarti apa-apa untuknya maka ia tidak perlu memikirkan apa yang dipikirkan oleh Aruhi.

Apakah Aruhi aman bersedih? Atau terluka.

Apapun yang dipikirkan Aruhi tentangnya, asal tidak menganggu batasan masing-masing, dirinya dapat menerima Aruhi sebagai partner dalam jangka waktu setahun.

" Hanya satu tahun dan semuanya akan berjalan sesuai keinginanku."

Flashback back

Rajeandra Maheswara , dia terlahir dalam sendok emas yang membuat hidupnya begitu sempurna tanpa kekurangan. Dia adalah anak sulung dari dua bersaudara, ia memiliki adik bernama Layla. Namun, meskipun dirinya adalah anak sulung, ayahnya tidak pernah membebankan apapun kepada dirinya, dan dapat dibilang bahwa dia menjalani hidup atas keinginannya sendiri.

" Rajeandra,papa ingin berbicara denganmu."

"Papa belum tidur?" Rajeandra berbasa basi, sang ayah mempersilahkan putra sulungnya untuk duduk bersamanya dalam satu meja.

" papa menunggumu." Manov mengambil posisi yang tepat untuk duduk, dirinya mengamati putranya yang sudah berusia dua puluh tujuh tahun tetapi Rajeandra tidak pernah berfikir tentang masa depan.

Ibrahim pikir bahwa Rajeandra hidup begitu santai karena selama ini ia tidak pernah menuntut apapun kepada sang putra, dengan bertambahnya usia,Ibrahim pikir Rajeandra akan mengerti bagaimana seorang lelaki dewasa seharunya bersikap tetapi sepertinya bagi Rajeandra itu cukup sulit untuk di lakukan

" Apa yang ingin papa katakan?"

" kapan kau menikah?"

" papa ingin mengendong cucu darimu. Aku sudah bersabar cukup lama." Keluh Manov.

" Menikah bukanlah perkara yang mudah..kita harus mengenal satu sama lain dan mencintai satu sama lain. "

" Kau belum memiliki kekasih? Kebetulan aku telah mendapatkan perempuan yang cocok untukmu." Ujar Manov yang membuat Rajeandra terkejut.

" Aku tidak ingin menikah,seperti yang aku katakan bahwa kedua orang yang saling mengenal satu sama lain dan berbagi cinta lalu bagaimana papa menjodohkan ku dengan wanita yang tidak aku kenali?"

" kau bisa mengenalinya sering berjalannya waktu, atau kau bisa menemuinya dan mulai menilai wanita itu."

" Tidak!!Aku tidak akan menikah hanya Karena dirimu yang memaksa." Ujar Rajeandra dengan tegas menolak proposal pernikahan dari ayahnya.

" Aku akan ke kamar.Selamat malam." Manov lebih dulu bangkit sebelum Rajeandra mengangkat kakinya untuk pergi.

" Apa selama ini papa pernah menuntut mu? Kau hidup dengan bebas sesuai keinginanmu,kau dengan dunia malammu itu,berpesta dan bermain perempuan, aku tidak peduli akan hal tersebut.Tetapi,aku sudah kehilangan batasku terhadapmu Rajeandra."

" Satu kali dan mungkin terakhir kalinya, aku meminta kepadamu untuk mendengarkan aku, ayahmu."

Pertama kalinya ayah meminta kepadaku, aku tidak bisa sampai menyakitinya dengan ucapanku yang menolak permintaannya.

" Baiklah,atur saja seperti yang papa inginkan. Aku masuk." Rajeandra tanpa berbasa basi berjalan meninggalkan ayahnya. Ibrahim tersenyum.

" Aku akan mengenalkannya kepadamu. " senyum Rajeandra terpatri begitu tipis saat mendengar nada riang dari ayahnya, padahal sebelumnya lelaki tua itu begitu serius ini dan tampak marah.

" Namanya Aruhi,dia wanita yang sangat sederhana, dia juga baik. Besok datanglah ke kantor dan bertemu dengannya." Rajeandra masuk setelah mendengarkan ucapan terakhir ayahnya tanpa menjawab apapun.

flashback off

*****

Aruhi berkeringat, ia begitu takut jika Rajeandra melihatnya dan memarahinya karena telah mengintip privasi lelaki tersebut. Aruhi terduduk di bawah tangga dan menangis begitu ketakutan, dirinya tidak menyangka bahwa lelaki yang ia nikahi ternyata seperti itu. Seharusnya tidak heran mengapa Rajeandra seperti itu. Dari yang ia dengar bahwa Rajeandra besar di Amerika, sebuah negara bebas tanpa peraturan yang mengingat antara wanita dan pria.

" Berapa banyak lagi kenyataan yang harus aku tahu, Tuhan?."

" Seharusnya aku tidak menyetujuinya, tetapi."

Flashback

Aruhi adalah seorang wanita biasa yang bekerja sebagai office girl disebuah perusahaan besar dengan gaji yang lumayan bagi dirinya yang hanya tamatan SMA. Kehidupan Aruhi begitu pas-pasan dan sederhana. Dirinya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuannya telah menikah dan ikut suaminya merantau dan ia hidup dengan adiknya serta ibunya.

Sedangkan ayahnya? Aruhi membenci ayahnya sendiri sebab ayahnya selalu memukul ibunya dan mabuk-mabukan, ayahnya adalah lelaki yang tidak pernah bertanggung jawab kepada kehidupan mereka. Untunglah lelaki itu cepat di panggil oleh Tuhan. Bagi Aruhi tidak ada kesedihan ketika mengingat nama lelaki itu.

Hidup yang serba kekurangan membuat Aruhi bekerja lebih giat dan keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama adiknya yang baru lulus SMP, hanya tidak memiliki uang, akhirnya adiknya, Hanin harus putus sekolah dan menjadi buruh cuci membantu ibunya di tetangga-tetangga yang membutuhkan jasa ibu dan adiknya.

Tok

Tok

Aruhi bersama ibu dan adiknya yang tengah makan malam terkejut dengan suara ketukan pintu yang begitu keras dan bisa saja merobohkan rumah kecilnya.

" Biar aku yang membukanya." Maria menahan tangan Aruhi.

" Pergilah ke kamar kalian."

" Apa rentenir itu lagi bu?" Tanya Hanin. Wajah Maria langsung pucat, ia mengangguk dan berjalan membuka pintu dengan takut.

Keluarga Aruhi memang kerap berutang untuk kebutuhan hidup mereka, uang mereka tidak pernah terkumpul dan terpaksa mengutang untuk biaya hidup mereka.

" Lama sekali!! Kau tahu bahwa kau tidak akan pernah kabur dariku!!. Jadi kapan kau membayar hutangmu yang sudah menumpuk itu."

" Anu...nyonya.."

" Apa kau tidak memiliki uang lagi? " Maria tertunduk, wanita dengan dandanan menor itu terpancing dan ingin sekali membuat wanita tua itu merasakan kemarahannya tetapi ia masih memiliki sedikit kebaikan hati.

" Meski dengan kau menjual rumah gubuk mu ini tidak akan membuat utang mu lunas." Hina wanita rentenir tersebut.

" Kapan kau akan membayarnya?"

" Secepatnya.."

" Aku muak mendengar kata itu darimu!! Dua puluh juta. Dua minggu kemudian aku akan menagihnya, jika tidak aku akan memenjarakan kalian!!"

" Duu..dua puluh juta?" Maria kaget dengan nominal hutangnya bahkan dirinya tidak mengutang sebanyak itu. Rentenir tersebut tersenyum miring.

" Bunga yang kau pinjam kepadaku sudah menumpuk.."

" Tetapi,itu tidak sesuai dengan perjanjian bahwa..." Mirna kehilangan kata-katanya.

" Seharusnya kau bersyukur, kau selalu menunda-nunda pembayaranmu dan bahkan kurang tetapi aku memakluminya. Sekarang aku kehabisan batas, setelahnya kau harus membayarnya tiga hari kemudian. Jika tidak, kau tahu sendiri akibatnya."

Mirna langsung bersujud dan memohon untuk diberikan keringanan, ia menahan kaki wanita rentenir tersebut agar memberikan keringanan tetapi rentenir terbit dengan cepat menepis kakinya hingga membuat Mirna terpelanting. Aruhi dan Hanin melihat ibu mereka langsung keluar dari kamar dan membantu Mirna berdiri.

Rentenir tersebut melihat kedua anak tersebut dan berpesan sebelum pergi kepada Mirna.

" Dua anak gadismu sangat cantik dan tubuh mereka juga bagus. Peluang untuk membayar utangmu lebih besar jika kau bisa memanfaatkan keduanya." Ujar Rentenir tetapi Mirna tahu maksud dari wanita tersebut.

" Kalian bisa membantu ibu kalian membayar hutang dengan menjual diri. Banyak yang akan membayar lebih untuk wanita polos seperti kalian."

" Tutup mulut anda!!" Sentak Aruhi.

" Aku hanya memberikan saran.Dalam waktu dua Minggu kalian harus membayar hutang."

Karena kondisi ekonomi membuat tekanan tersendiri dalam kepala Aruhi hingga dirinya tidak fokus dalam bekerja. Setelah itu Aruhi menjalani beberapa pekerjaan agar uang dengan cepat terkumpul tetapi dalam waktu dua minggu itu sangat besar dengan nominal 20 juta.

" Tuan besar meminta kopi,segera buatkan dan bawa ke ruangannya." Tegur pegawai yang merupakan sekretaris dari bos besar tempatnya bekerja.

" Baik mba Laras." Aruhi dengan telaten membuatkan kopi untuk sang bos setelah itu membawanya kedalam.

Tok

" Masuk!." Aruhi dengan hati-hati membawa nampan berisi kopi dan menyimpannya pada meja sang bos.

" Ini kopinya tuan."

" Terima kasih." Aruhi tersenyum, setidaknya bosnya tempatnya bekerja tidak begitu menyeramkan. Tiba-tiba saja Aruhi memikirkan sesuatu yang tidak masuk akal, tetapi ia tidak mendapatkan cara lain lagi seiring waktu yang berjalan begitu cepat.

Manov menyeruput kopinya dan menyadari bahwa pekerja wanita itu belum pergi. Aruhi langsung ketakutan ketika ditatap, ia gelisah dan memegang nampannya erat-erat.

" Ada apa?" Aruhi menelan ludahnya.

" Tuan..bisakah anda membantu saya?" tanya Aruhi dengan takut .

" Apa itu?"

Aruhi menutup matanya. " Aku ingin meminjam dua puluh juta kepada tuan." Ujar Aruhi dengan cepat dalam atau tarikan nafas. Ibrahim sampai terperangah dengan ucapan wanita muda itu tanpa jeda. Aruhi membuka matanya dan menatap sungguh. " Aku akan bekerja seumur hidupku di perusahaan ini tuan, asalkan tuan meminjamkan uang kepadaku."

" Berapa yang kau minta?"

" Dua..dua puluh juta."

" Aku ingin membayar hutang keluargaku." Manov terdiam, ia menatap Aruhi dari bawah hingga keatas yang membuat Aruhi memiliki pikiran yang negatif akan lelaki tua itu.

" Baiklah,tetapi kau harus melakukan sesuatu.." Aruhi melotot, ia sudah bersiap untuk menangis Karana pikirannya yang sudah tercemar jauh.

" Aku akan memberitahumu,kau bisa datang besok."

flashback off

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status