Share

29. Ishita Bersandiwara

      Ishita masih menunduk menangis, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dilihat. Seorang sahabat, satu-satunya orang  yang dipercaya ternyata dia pengkhianat yang menyusup. 

     "Ungkapkanlah seluruh kekesalanmu padaku. Aku siap dan setia  mendengarkannya! Agar nanti kamu sampai di rumah, sudah tenang dan bisa tidur dengan nyenyak. Ayo bicaralah aku mendengarkannya!"  pinta Afan sambil memarkirkan mobilnya di taman kota.

      Ishita menangis semakin histeris. Dan Afan meraih tubuh Ishita, di rebahkan kepalanya ke pundaknya.  Dia membiarkan tangis itu semakin menjadi.

    "Menangislah... keluarkan apa yang yang membuat sesak didadamu. Aku akan menemanimu dan mendengarkanmu!" ujar Afan menghibur. 

    "Aku tidak menyangka kalau dia yang ku anggap sebagai sahabatku, ternyata dia adalah suamiku. Aku selalu menangis kepadanya saat aku merindukan Kak

Roesaline

Para pembaca yang saya cintai...mohon apresiasinya di karya saya. Jangan lupa vote, subscribe dan review nya...

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status