Share

Masalah lain Datang

Hati Sarah benar-benar remuk, saat Suaminya lebih mengkhawatirkan Ayu dibandingkan dengan perasaan Istrinya sendiri.

Arga mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang, berulangkali Sarah memohon agar Arga menurunkan laju mobil itu tetapi Arga tidak menggubrisnya.

"Aku kira kamu Istri yang baik Sarah tetapi ternyata aku salah, kamu perempuan bar-bar yang dengan tega menyakiti perempuan lain, apa salahnya Ayu yang dengan ikhlas memberikan aku handphone, itu demi kelancaran pekerjaanku, kamu tahu kan handphoneku hancur gara-gara kamu, bukannya mengganti malah sibuk marah-marah, harusnya kamu berterimakasih kepada Ayu."

"Demi kelancaran pekerjaan atau kelancaran hubungan kalian Mas."

"Jangan banyak omong kamu Sarah, lama-lama aku muak dengan sikap arogan kamu seperti ini, lebih baik cepat-cepat kamu pindah kerja, biar aku sedikit tenang."

Sarah mengehela nafas berusaha menenangkan hatinya. Dia tidak menyangka Arga berbicara sekasar itu kepadanya.

"Mau apa kita kesini Mas?" Tanya Sarah saat mobil yang dikemudikan Arga berhenti disebuah Cafe yang tidak asing lagi dengan Sarah.

"Jangan banyak tanya, turun sekarang dan langsung minta maaf kepada Ayu." Ujar Arga.

"Aku tidak sudi meminta maaf kapada Ayu, aku tidak punya salah apapun kepadanya."

"Jangan keras kepala Sarah, sekarang juga kamu turun sebelum aku paksa."

"Sampai kapanpun aku tidak akan mau Mas." Tanpa basa-basi Arga langsung menarik Sarah keluar dari mobil.

Sarah yang berusaha bertahan akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa, dengan sedikit menyeret Arga akhirnya berhasil membawa Sarah masuk kedalam Cafe, disana sudah ada Ayu yang sinis melihat kearah Sarah.

"Ayu kamu jangan salah sangka dulu ya, ini semua kerjaan Sarah dengan Clara temannya, kedatangan Sarah kesini untuk meminta maaf kepada kamu, iya kan Sarah." Arga sedikit memberi penekanan pada intonasi bicaranya, dan menatap Sarah penuh emosi.

"Tidak." Ujar Sarah dengan suara lantang, tanpa memperdulikan wajah Suaminya yang memerah menahan amarah.

"Sudah lah Mas, aku sedang tidak ingin bertemu kamu, lebih baik kamu selesaikan semua masalah kamu dengan Istri kesayangan kamu itu." Ayu meninggalkan Arga dan Sarah, tetapi Arga berusaha mengejar Ayu.

Sarah yang melihat Clara disana, Sarah tidak menyadari kalau Clara mengikutinya dari belakang. Sarah mengajak Clara untuk segera keluar dari tempat itu sebelum Arga memaksanya bertemu dengan Ayu.

"Yang sabar ya Sarah, aku tahu gimana rasanya jadi kamu saat ini, ingat kamu harus kuat, kamu harus ingat dengan rencana kamu." Sarah memang sudah menceritakan kepada Clara tentang rencananya kedepan, Sarah sudah memikirkan kemungkinan terburuk terhadap keutuhan rumah tangganya.

Clara membawa Sarah kesalah satu penginapan, bukan tidak ingin Sarah menginap dirumahnya tetapi Clara tidak ingin Arga mengganggu ketenangan Sarah lagi.

"Terimakasih ya Cla, kalau tidak ada kamu aku tidak tahu harus kemana." Clara hanya tersenyum dan meminta Sarah untuk beristirahat, mengingat malam semakin larut.

Clara akhirnya memutuskan menemani Sarah berada dipenginapan itu. Tidak membutuhkan waktu lama sudah terdengar dengkuran dari Clara, sedangkan Sarah masih berusaha memejamkan matanya.

Setelah beberapa lama ia tidak kunjung tertidur, Sarah memilih membuka aplikasi sosial medianya.

Hatinya kembali teriris saat melihat dengan terang-terangan kalau Ayu menyebut Arga dengan panggilan Suami, darah Sarah berdesir, ia segera menghubungi Suaminya untuk meminta kejelasan.

"[Apa maksud Ayu menyebut kamu dengan panggilan Suami Mas? apa benar kalian sudah menikah, jangan terus-terusan berbohong Mas]"

"[Kamu pulang sekarang Sarah, atau mau aku jemput?]" Tanya Arga dengan suara jauh lebih lembut.

Ingin segera mendapatkan kepastian, Sarah memilih pergi dari penginapan tanpa memberi tahu Clara, ia mencari taxi online untuk sampai kerumahnya.

Betapa kagetnya Sarah saat masuk kedalam rumah, disana sudah ada Ibu Indah mertuanya, Sarah langsung mencium punggung tangan Ibu Mertuanya.

"Loh Ibu kapan datangnya? kenapa tidak memberi kabar dulu kalau mau datang."

"Harusnya Ibu yang bertanya sama kamu dari mana saja seorang Istri jam dua malam masih berkeliaran diluar sana."

Sarah yang merasa terpojok tidak tinggal diam, dia berusaha menjelaskan semua yang sudah terjadi akhir-akhir ini dirumah tangganya bersama Arga.

"Sarah sengaja menginap dirumah Clara sahabat Sarah untuk menenangkan diri."

Belum selesai Sarah berbicara Ibu Indah sudah memotong pembicaraan Sarah, sudah menjadi kebiasaan Ibu Mertuanya jika tidak sesuai dengan isi hatinya siapapun itu pasti akan dilawannya.

"Ya Arga berubah sikap itu semua karena kamu Sarah, Kamu tidak becus mengurus Suami, kamu sibuk dengan kerjaan kamu saja." Sarah yang biasanya lebih memilih diam jika Ibu Mertuanya itu mengomelinya tetapi tidak untuk kali ini.

"Dari mana Sarah bisa mengirimkan uang setiap bulan untuk Ibu kalau Sarah tidak bekerja? mengharap dari Mas Arga? jelas tidak mungkin Bu apalagi sekarang Mas Arga memutuskan berhenti bekerja." Air mata mengalir deras tetapi buru-buru ia seka dengan baju gamis yang ia pakai, Sarah tidak ingin dianggap cengeng.

Saat Sarah dan Ibu Indah ribut, Arga lebih memilih main game di teras rumah.

"Itu alasan kamu saja Sarah, seperti Ibu dong dulu Ayahnya Arga memberikan berapa pun pasti Ibu selalu bersyukur, tidak bersyukur dengan nikmat seperti ini nih yang membuat rezeki jauh dari kamu, berapa pun yang diberi Suami pasti akan selalu kurang." Sarah menghela nafas kasar, ingin rasanya ia berbicara kasar kepada Ibu yang sudah melahirkan Suaminya itu tetapi Sarah mencoba meredam dan menahan emosinya.

"Berarti mulai bulan besok Sarah tidak perlu lagi mengirim uang untuk Ibu ya, Ibu tahu sendiri kan Mas Arga saat ini sedang menganggur." Kali ini Sarah berbicara cukup lembut, mata Ibu mertuanya melotot tajam kearah Sarah.

"Ya tidak seperti itu Sarah, kamu kan tahu Sari adiknya Arga sedang membutuhkan biaya banyak." Sari adiknya Arga memang selama ini selalu merepotkan Sarah, mulai dari masuk kuliah hingga akan menikah pun Sarah yang menjadi tumpuannya.

"Kalau tidak punya uang kenapa harus pesta besar-besaran sih Bu, lagian Sari selalu merepotkan terus, bukannya habis lulus kuliah cari kerja malah langsung nikah, mau nikah juga masih merepotkan aku." Desih Sarah karena sudah terlalu emosi.

"Jaga bicara kamu ya Sarah, Sari itu mau menikah dengan orang kaya, ya malu lah kalau acaranya hanya biasa-biasa saja, kamu sebagai Kakak Ipar kenapa terlalu perhitungan sekali sih."

Ibu Indah seketika menangis, Sarah sudah hapal betul dengan sandiwara Ibu Mertuanya itu untuk menarik perhatian.

Mendengar Ibu nya menangis, Arga masuk kedalam rumah dan menatap Sarah dengan kebencian, Arga memeluk erat Ibunya.

"Kamu boleh memakiku Sarah, tapi jangan dengan Ibuku, sampai kapanpun Aku tidak membiarkan siapapun menyakiti Ibu."

"Tapi Mas."

"Masuk kekamar kita selesaikan masalah kita."

BERSAMBUNG...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status