"Maaf Bu, sedang apa disini? kalau ingin ke Cafe, hari ini Cafe sedang tutup karena didalam sedang ada acara keluarga pemilik Cafe ini." Lelaki berperawakan gempal dengan memakai baju security memberi penjelasan kepada Ayu.Sarah kaget bukan kepalang, hampir saja jantungnya copot karena takut ketahuan."Oh ternyata sedang tutup ya, Saya kira buka hari ini karena sudah langganan.""Ibu sering kesini ya?" Tanya Security itu.Dijawab anggukan oleh Sarah."Kebetulan lagi lewat daerah sini makanya sekalian mampir, tapi sayang malah lagi tutup." Sarah memasang wajah sedih, agar Security itu percaya."Iya lain kali saja datang lagi ya Bu, karena Owner nya sedang ada acara." Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Sarah mencoba menggali informasi dari Security yang Sarah nilai cukup ramah itu."Ownernya sedang ada acara apa Pak? sayang banget Cafenya sampai ditutup ya? padahal Saya yakin pengunjung pasti banyak yang datang karena hari libur." "Ya jelas ditutup lah Mbak, orang Ownernya sedang
"Mas Abi?" Lelaki yang dari awal memperhatikan Sarah itu mengangguk dan tersenyum kearah Sarah. "Lagi ngapain Kamu disini Sarah? bukannya rumah Kamu tidak jauh dari sini? Arga mana?" Abi adalah sahabat Arga, Sarah memamg dekat dengan Abi dan Mona Istrinya, Mereka dulu sering menghabiskan waktu libur bersama.Sarah menjawab hanya dengan senyuman, lalu pamit meninggalkan Abi yang masih mematung menunggu jawaban. Melihat ada yang tidak beres dengan Istri sahabatnya, Abi mengejar Sarah yang melangkah menuju kamar yang sudah ia pesan, tanpa disangka kamar yang mereka pesan ternyata berdampingan. Sebelum masuk kedalam kamarnya Sarah menoleh kebelakang ternyata Abi berjalan dibelakangnya. "Mas Abi mau kemana? kok ngikuti Aku terus." Protes Sarah."Ini Kamarku Sarah." Abi membuka pintu kamarnya, Sarah melototkan matanya kearah nomor kamar, dia hanya bis menggeleng-grlengkan kepalanya."Awas saja kamu beri tahu Mas Arga kalau aku ada disini ya Mas." Ancam Sarah sambil menatap Abi. "Aku j
Sarah dan Abi menghabiskan malam ini bersama. Jam sudah menunjukan pukul empat dini hari.Abi mendengar tangisan diujung ranjang sesaat setelah melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.Abi memeluk Sarah dari belakang, Mereka masih menggunakan selimut bersama."Kenapa Kamu menangis Sayang?" "Yang Kita lakukan ini salah Mas, Aku menyesal sudah menyakiti Mona, bagaimana kalau Dia tahu Aku tidur bersamamu malam ini Mas?" Tangis Sarah semakin kencang, Abi berusaha menenangkan Sarah."Kamu tidak ingat Arga dan Mona sama-sama menyakiti hati Kita, apakah Kamu melihat mereka menyesal melakukannya? bahkan Mereka melakukan ini berulang-ulang Sayang, Kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri seperti itu, Aku akan bertanggung jawab atas semuanya." Abi semakin mengencangkan pelukkannya, Sarah membalikkan badannya, saat ini Mereka saling berhadapan."Aku akan menceraikan Mona secepatnya Sayang, setelah itu Kita bisa bersama-sama untuk selamanya."Sarah langsung menggelengkan kepalanya."J
Sarah menghela nafas panjang, memilih tidak menjawab pertanyaan Mona. Mona juga tidak memaksakan Sarah untuk bercerita."Kapan-kapan kita berjumpa lagi ya Sarah, Aku mau mencoba mencari Mas Abi dulu kedalam, Aku mau memperjuangkan rumah tanggaku dengan Mas Abi sesuai dengan Saran Kamu tadi."Sarah mengangguk dan mempersilahkan Mona masuk kedalam Hotel, Sarah melangkah kearah mobil dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang belum terlalu padat pagi ini.Sampai dihalaman rumah tidak ada tanda-tanda Arga dan keluarganya berada disana."Syukur lah paling tidak Aku bisa istirahat sebelum besok pindah." Ujar Sarah, Sarah memang sudah bertekad untuk pindah bekerja dikantor cabang setelah beberapa waktu tertunda.Belum sempat Sarah menutup pintu, Arga berlari menghampiri diikuti Ibu dan Dara dibelakangnya.Sarah berusaha menutup segera pintu itu tetapi dia kalah cepat dari Arga yang sudah berhasil mendorong pintu."Dari mana saja kamu Sarah, tadi malam mau tidak mau Aku
Sarah Akhirnya memutuskan untuk tidak menemui Abi, tekadnya sudah bulat tidak akan berhubungan lagi dengan Abi. Berulang kali Abi menghubungi Sarah tetapi Sarah tetap enggan menjawab telepon dari Abi. Dilain tempat terlihat Abi mondar mandir menunggu kedatangan Sarah menemuinya, Abi sudah benar-benar jatuh cinta kepada Sarah, kehangatan yang diberikan Sarah beberapa hari lalu membuat Abi seperti candu untuk terus bisa bersama Sarah. "Jangan sebut namaku Abi kalau Aku tidak bisa membuat Kamu datang malam ini menemuiku Sarah." Gumam Abi sangat yakin Sarah akan datang. Dert Dert Pesan masuk kehanpdhone Sarah membuat Sarah kesal bukan main. pesan yang dikirimkan Abi kepadanya membuat ia sulit untuk berpikir. Sarah langsung menyambar kunci motor Arga karena mobilnya dibawa Arga malam ini dan memacu kendaraannya menuju Hotel tempat Abi menunggunya. Sarah langsung masuk kedalam kamar yang sudah diberitahu Abi, dengan wajah penuh emosi Sarah memaki-maki Abi. "Apa mau Kamu saat ini Ma
"Astaga bukannya tadi sudah dihapus videonya." Sarah mengurut keningnya, saat melihat Abi mengirimkan link video lagi, giginya gemerutuk menahan emosi. Sarah benar-benar menyesal sudah menjalani cinta satu malam bersama Abi."Kenapa Sayang? Kamu pusing?" Tanya Arga yang ternyata memperhatikan Sarah dari ruang tamu."Sedikit Mas." Jawab Sarah sekenanya."Mungkin karena gerimis diluar tadi makanya Kamu pusing, lain kali kalau mau apa-apa bilang saja sama Mas ya." Arga mengelus-elus kepala Sarah, Sarah merasa bersyukur Arga sudah menunjukkan perhatiannya lagi sejak kejadian beberapa hari yang lalu.Sarah menyenderkan kepalanya didada bidang milik Arga, mereka duduk diruang tamu sambil menikmati martabak yang Sarah beli tadi.****Meninggalkan semua masalah yang ada dan berharap bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik ditempat baru, Sarah begitu semangat melakukan perjalanan pagi ini. Setelah berpamitan dan mencium punggung tangan Arga, Sarah langsung naik kedalam mobil kantor yang su
Dua bulan kemudian Sarah mulai membiasakan diri dilingkungan baru, sudah hampir dua bulan ini dia menjalani rutinitas di kantor cabang tanpa masalah yang berarti, selama itu pula ia tidak bertemu dengan Arga Suaminya. Arga yang berjanji akan datang setiap minggunya saat Sarah memutuskan untuk pindah kantor nyatanya tidak terlaksana, Arga berujar bahwa saat ini Dia sangat sibuk dengan pekerjaan barunya mengelola bengkel seorang temannya, bahkan komunikasi antara Sarah dan Arga sudah sangat jarang dilakukan, karena kesibukan Mereka berdua."[Sayang ini sudah tanggal sepuluh, tidak seperti biasanya Kamu telat mengirimkan jatah bulanan untuk Mas]" Ujar Arga dari sambungan telepon, sudah menjadi rutinitas kalau selama ini Sarah selalu memberikan uang bulanan untuk Suaminya itu. "[Ibuku lagi butuh biaya banyak Mas, karena gagal panen dikampung, pakai uang Kamu dulu saja ya, lagian Kamu bilang sudah bekerja, pasti Kamu dapat gaji dong]" Sejak pindah dan kejadian Arga berani bermain dibela
"Tolong Mas, ada penyusup masuk ke rumah kita" Teriak Ayu, tidak lama kemudian Arga keluar dengan hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya. "Rumah kita Kamu bilang? sejak kapan Kamu membeli rumah ini dari Ku?" Sarah semakin menguatkan suaranya membuat para tetangga berbondong-bondong datang melihat keributan itu. Arga kelihatan sangat panik, wajahnya pucat saat mengetahui Sarah ada didalam rumah. "Sejak kapan Kamu pulang Sayang? " Tanya Arga berusaha selembut mungkin untuk membuat hati Sarah lunak. "Sejak Kamu enak-enak berduaan dikamar sama perempuan jalang ini Mas. " Mata Sarah beradu dengan mata Arga. "Jangan bicara seperti itu Sarah, ini hanya salah paham saja, lepaskan Ayu, dia hanya curhat karena sedang ada masalah dengan orangtuanya. "Sarah tersenyum mengejek. "Curhat berduaan dikamar dengan Suami orang? Kamu kira Aku ini bodoh dan perempuan tidak punya perasaan? " Emosi Sarah semakin memuncak, Ia cengkeram sangat erat tangan Ayu yang sudah merah-merah terk