Share

Handphone Siapa?

Setelah melakukan perjalanan tiga puluh menit akhirnya Sarah tiba didepan rumah sahabatnya Clara, malam ini dia berniat bermalam disini sebelum ia memutuskan akan kemana nantinya.

"Hai besti, akhirnya kamu sampai juga digubukku." Ujar Clara sambil memeluk Sarah seperti sudah lama sekali tidak berjumpa, sejak menikah Sarah memang tidak pernah lagi mengunjungi rumah sahabatnya itu, walaupun mereka satu kantor tetapi intensitas pertemuan dan komunikasinya tidak selancar waktu mereka masih sama-sama gadis, Clara adalah seorang janda yang ditinggal meninggal oleh Suaminya beberapa bulan yang lalu, saat ini Clara hanya tinggal sendirian, saat mengetahui sahabat lamanya berniat menginap dirumahnya Clara menyambut dengan sangat antusias.

"Maaf merepotkan ya Cla, aku tidak tahu mau kemana, untuk menenangkan diri." Ujar Sarah dengan wajah sendu, Sarah sudah menceritakan semua kecurigaannya terhadap Suaminya kepada Clara.

"Ya ampun pipi kamu kenapa Sarah?" Clara baru menyadari pipi sahabatnya itu dipenuhi bekas cakaran.

Sarah menghela nafas kasar, matanya berkaca-kaca, dadanya sesak saat mengingat kembali pertikaian nya tadi siang bersama Ayu, Sarah tidak menyesali perbuatannya menurutnya Ayu memang harus diberi pelajaran.

Melihat Sarah masih enggan bercerita, Clara langsung mengajak Sarah masuk kedalam rumahnya.

"Sebentar ya Cla, aku mau ambil tas dibagasi dulu."

Clara mengangguk.

"Perlu bantuan?" Teriak Clara, karena melihat Sarah tidak kunjung beranjak dari bagasi mobilnya.

Tidak kunjung mendapatkan jawaban, Clara segera menyusul Sarah yang ternyata sedang memegang sebuah handphone keluaran terbaru.

"Cie handphone baru nih." Goda Clara, karena Sarah sibuk mengotak-atik handphone itu.

sarah mendongakkan kepalanya.

"Bukan handphone ku Cla." Air mata Sarah tidak bisa dibendung, Clara menjadi bingung.

"Lalu handphone siapa kalau bukan handphone kamu? itu handphone keluaran terbaru yang pasti harganya mahal banget Sar, aku saja mesti nabung tiga bulan sepertinya untuk mendaptkan handphone itu." Clara memang teman Sarah yang suka ceplas ceplos, dia tidak bisa menyembunyikan apapun dari Sarah.

"Itu yang sedang aku pikirkan Cla, aku tidak tahu ini handphone siapa, aku menemukannya di bagasi mobil tanpa sengaja."

"Apa Arga mau memberi kamu kejutan Sar?" Clara mencoba menerka-nerka.

Sarah kembali menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin Cla, uang dari mana Mas Arga membeli barang mahal seperti ini, untuk membeli rokoknya saja dia masih minta uang sama aku."

"Ya sudah kita masuk dulu ya, nanti sama-sama kita lihat isi handphonenya, mana tahu didalamnya ada petunjuk."

Sarah segera masuk kedalam rumah, pikirannya gelisah bahkan niat mengambil tas dibagasi mobil menjadi terlupakan akibat penemuan handphone itu.

Sarah langsung masuk kedalam kamar yang sudah dipersiapkan Clara.

"Malam ini kita tidur berdua ya Cla, aku butuh teman."

Clara mengangguk, mengelus lengan sahabatnya.

"Aku kedapur dulu ya Sar, aku mau buat Mie rebus telur ceplok dulu."

"Aku tidak lapar Cla." Ujar Sarah menolak dengan halus, karena saat ini pikiran Sarah benar-benar sedang kalut.

"Sudah jangan menolak, aku buatka sebentar ya, kamu istirahat saja dulu."

Tidak perlu waktu lama Clara masuk kedalam kamar.

"Mie rebus specialnya sudah siap." Teriak Clara sambil membawa dua mangkuk mie instan lengkap dngan keripik cabe kesukaan Sarah.

Bukannya menyambut antusias, Sarah kelihatan termenung sambil mengotak-atik handphone yang baru ia dapatkan dibagasi mobil tadi.

"Kamu baik-baik saja kan Sar?" Tanya Clara sambil menatap sahabatnya itu.

"Cla ternyata ini hanphonenya Mas Arga, aku menemukan pesan masuknya dari perempuan yang aku pastikan itu Ayu."Suara Sarah bergetar.

"Dari mana kamu tahu Sar? jangan asal menuduh loh nanti takutnya jadi fitnah."

"Lalu punya siapa lagi Cla? yang tidak habis pikir dari mana dia bisa mendapatkan handphone semahal ini? apakah Ayu dengan cuma-cuma memberikan handphone untuk Mas Arga?"

"Sabar dulu kita cari tahu bersama ya, kata kamu tadi ada pesan masuk kan, mana nomornya biar aku coba telepon langsung." Sarah memberikan nomor yang ada dipesan masuk itu kepada Clara.

Saat Clara sibuk mencoba mencari tahu, dada Sarah naik turun antara penasaran dan takut semuanya benar-benar sesuai dengan pikiran jeleknya saat ini.

"[Hallo dengan Mbak Ayu]" Tanpa basa basi Clara langsung menyebut nama Ayu, Clara memang sahabat Sarah yang bisa diandalkan.

"[Maaf ini dengan siapa ya]"Bukannya menjawab perempuan disambungan telepon itu malah balik bertanya, membuat Clara geram.

"[Loh kok malah balik nanya, saya mau reservasi tempat untuk beberapa orang, saya tertarik ingin membuat acara untuk karyawan saya di Cafe AA, apa benar ini dengan Mbak Ayu]" Clara memang paling pintar bersandiwara, bahkan tanpa rencana dia bisa mendapatkan ide cemerlang untuk memancing perempuan disambungan telepon itu.

"[Benar saya Ayu salah satu owner Cafe AA bu, rencana untuk kapan acaranya ya, untuk jumlah tertentu saya bisa memberikan Ibu diskon loh]" Suara ketus diawal pembicaraan tadi berubah seratus delapan puluh derajat saat mengetahui bahwa ada pelanggan. Sarah mengakui jika Ayu memang pandai dalam bertutur kata, suara nya pun sangat lembut.

"[Jadi benar ini Ibu Ayu ya? jadi Ibu yang memberi handphone untuk Mas Arga? kamu tahu kan Mas Arga sudah mempunyai Istri, harusnya sesama perempuan kamu punya empati sedikit, bagaimana kalau kamu yang berada diposisi Sarah]" Clara berbicara cukup lantang, tidak mau kalah Ayu pun membalas dengan suara melengking.

"[Sebenarnya siapa kamu? apa tujuan kamu menelponku]"

"[Aku juga selingkuhan Mas Arga, jadi kamu jangan sok kecantikan ya, asal kamu tahu Mas Arga hanya memanfaatkan kamu saja, aku yakin setelah mendapatkan yang dia mau kamu bakalan ditinggalkan]" Tidak mau ribut lagi, Sarah meminta Clara mengakhiri sandiwara ini.

"[kenapa kamu bilang selingkuhannya Mas Arga Cla]" Sarah bertanya dengan wajah bingung, sedangkan Clara membalas dengan senyuman.

"[Sesekali harus diberi syok therapi perempuan ular itu Sar, aku yakin saat ini dia pasti kepanasan karena percaya kalau Mas Arga tidak selingkuh sama dia saja]" Dua sahabat itu tertawa bersama.

Saat Sarah dan Clara memutuskan untuk tidur, tiba-tiba datang sebuah motor berhenti tepat didepan rumah Clara.

Tidak lama kemudian, pintu rumah Clara diketuk dengan sangat keras. Clara bersama Sarah mengintip dari balik gorden rumah, untuk memastikan siapa yang bertamu malam-malam.

"Mas Arga Sar." Ujar Clara dengan raut wajah panik.

Sarah memastikan dengan melihat dikaca lebih dekat.

"Mau apa dia malam-malam kesini Cla." Desih Sarah, Clara hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Melihat pintu tidak segera dibuka, Arga sepertinya sangat marah ia berteriak-teriak sambil menyebut nama Sarah.

Tidak ingin tetangga rumah Clara terganggu mau tidak mau Sarah menemui Arga. Belum sempat Sarah menanyakan maksud kedatangan Arga, Arga sudah lebih dulu menarik tangan Sarah dan mendorongnya masuk kedalam mobil.

Tidak tinggal diam dan takut terjadi apa-apa dengan Sarah, Clara mencoba menenangkan keadaan.

"Mau dibawa kemana Sarah nya Mas Arga, biarkan dia tenang disini dulu."

"Diam kamu Cla, jangan ikut campur urusan keluargaku, kalau terjadi apa-apa dengan Ayu aku menuntut pertanggung jawaban kamu karena aku yakin kamu punya andil besar jadi kompor disini." Dengan menatap Clara penuh emosi, Arga masuk kedalam mobil dan membawa Sarah pergi begitu saja.

Merasa keadaan Sarah terancam, Clara mengikuti mobil Arga dari belakang, ternyata Arga membawa Sarah kesalah satu Cafe dimana Ayu berada.

BERSAMBUNG..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status