Abi melihat handphone yang ada ditangan Sarah, di sana terlihat fotonya dan Sarah. "Loh ini kan foto kita Sarah, ini tidak bisa dibiarkan" Abi emosi hendak mencari orang yang sengaja mengabadikan momennya bersama Sarah secara diam-diam. "Sudah lah Mas, mau Kamu cari kemana, Aku pastikan Mereka sudah tidak ada disini lagi, lagian Aku sudah tidak ambil pusing lagi, toh sebentar lagi Aku dan Mas Arga bukan lagi Suami Istri. "Abi yang tadinya berdiri dan matanya mengawasi sekitar rumah makan itu kembali duduk didekat Sarah. Mereka menghabiskan makanan yang ada didepannya. Disela-sela makan, Abi menanyakan sesuatu kepada Sarah. "Sarah kalau boleh Aku tanya kenapa Arga sampai saat ini masih mengawasi Kamu, apakah Dia masih mempunyai rasa kepada Mu? dan kalau Arga masih menginginkan Kamu kembali, apa yang akan Kamu lakukan?" Sarah menghela nafas kasar, tiba-tiba selera makannya hilang. "Sebenarnya Aku sudah males membicarakan tentang Mas Arga, Aku sudah benar-benar tutup buku, Aku ing
"[Jangan Kamu kira Kamu akan bahagia tanpa Ku Sarah, Aku pastikan Kamu akan kembali ke pelukan ku]" Pesan dari nomor baru yang Sarah yakini adalah pesan dari Arga. Sarah memilih tidak membalas pesan tersebut, akhir-akhir ini Sarah memang sering menerima pesan-pesan dari nomor baru. Sambil menunggu proses pengadilan, Sarah kembali ke rumah yang sudah disediakan dari kantornya. Sarah mulai membiasakan diri dengan kehidupan barunya, Abi juga tidak pernah lagi menghubunginya, Abi bahkan seperti hilang ditelan bumi, Sarah tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Ibu Sarah ada kiriman bunga. " Ujar Salah satu karyawan saat Sarah baru masuk kantor pagi ini. Kening Sarah berkerut. "Dari siapa Mbak? " Tanya Sarah kepada bagian resepsionis kantornya. "Tidak ada nama pengirimnya Bu, tadi cuma dianterin sama kurir. " Setelah mengucapkan terimakasih Sarah membawa buket bunga berwarna merah yang cukup besar itu keruangan nya. Teman kantornya banyak yang menggoda. "Cie-cie ada penggemar rahas
"Jangan salah paham Sayang, tidak mungkin Aku mengkhianati Kamu, Aku hanya kebetulan lewat sini saja, melihat Sarah lagi marah-marah sama sekuriti, Aku hanya kasihan ternyata Sarah belum berubah, Dia masih seperti yang dulu suka marah-marah. " Ucap Arga, pintar memutar balikkan fakta. "Sepertinya Kamu belum move on ya Sarah, ingat Mas Arga sudah bahagia menjadi Suamiku tolong jangan mendekati nya lagi kalau tidak Aku pastikan hidup Kamu tidak akan tenang. " Ancam Ayu kepada Sarah. "Siapa yang belum move on? Aku atau Mas Arga? Dia sengaja mengirimi Aku bunga, coklat dan meneror rumah Ku berharap Aku meminta bantuan nya. "Ayu mengepalkan tangannya, matanya menatap Sarah penuh emosi. "Apa benar yang dikatakan perempuan ini Mas?" Teriak Ayu dengan sangat kuat.Arga menggelengkan kepalanya dan mengajak Ayu masuk kedalam mobil. "Jawab pertanyaan Ku dulu Mas, Aku ingin semuanya jelas. ""Apa lagi yang mau dijelaskan, Aku kesini karena kebetulan, Aku sudah bahagia bersama Kamu apalagi seb
"Dasar mandul, mau pakai baju semahal apapun, Kamu itu tetap terlihat kampungan. " Teriak Ayu tidak mau kalah dari Clara. PlakkkTamparan keras melayang ke pipi Ayu, membuat Arga melotot tidak menyangka, Sarah yang Ia kenal dulu kini sudah sangat berubah. "Arga tolong Kamu bimbing Istri kesayangan Kamu ini, sekarang anggap saja Kita tidak pernah saling mengenal. " Masih dengan raut muka terkejut, Arga menarik tangan Ayu pergi meninggalkan Sarah yang kelihatan sangat emosi. "Aku seneng banget Kamu sudah berani seperti ini Sarah. " Clara menggenggam erat tangan Sarah. Sarah masih menatap kepergian Arga dan Ayu, ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan walaupun Sarah sudah ikhlas melepaskan Arga. ****Sudah hampir satu tahun Arga dan Sarah berpisah, selama itu pula Sarah tidak lagi mendengar kabar Arga. Sarah sudah mulai terbiasa menjalani kehidupan nya seorang diri, kehidupan ekonominya pun semakin membaik bahkan selain bekerja saat ini Sarah sudah memilikimu usaha yang lumayan be
"Arga apa yang sedang Kamu lakukan disini? " Tanya Abi tidak kalah kagetnya saat mengetahui ternyata yang datang adalah Arga. "Aku tidak ada urusan dengan Mu, Aku datang kesini hanya ingin bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada Sarah, Aku sadar setelah Kami berpisah ternyata Aku sangat membutuhkan Sarah, Aku tidak bisa hidup tanpa Sarah. " "Setelah semua yang Kamu lakukan, Kamu masih bisa bilang seperti ini? lebih baik Kamu pergi, saat ini Sarah menjadi tanggung jawab Ku, sebentar lagi Kami akan segera menikah tolong jangan pernah datang dan temui calon Istri Ku lagi. ""Benar yang dikatakan Abi Sarah? yakin Kamu bisa hidup bersama lelaki seperti Dia? Aku yakin didalam hati Mu masih tersimpan rapi namaku." Sarah yang dari tadi memilih diam sekarang ikut bersuara. Dengan suara sedikit bergetar, Sarah menatap Arga penuh amarah. "Dalam hidup Ku, tidak ada yang lebih pedih daripada pengkhianatan yang sudah Kamu lakukan Mas. Aku berusaha memulihkan diri dan menemukan kebahagia
Sarah merupakan wanita karier yang saat ini memiliki jabatan sebagai seorang Manager keuangan disalah satu perusahaaan terkemuka dikota ini, Sarah memiliki penghasilan lebih tinggi dibandingkan Suaminya Arga yang hanya karyawan biasa, tetapi Sarah tidak pernah mempermasalahkan soal penghasilan, menurut Sarah yang paling penting kebutuhan dirumah semua terpenuhi.Kesuksesan karier tidak sejalan dengan kesuksesan rumah tangganya, diusia pernikahan yang sudah menginjak delapan tahun Arga dan Sarah belum juga mendapatkan keturunan, berbagai cara sudah Sarah dan Arga upayakan tetapi belum juga membuahkan hasil."[Sarah, lihat tuh Ana temannya Arga sekarang sedang hamil anak kedua, kamu kapan nih mau memberi Ibu cucu, Ibu sudah tidak sabar lagi mau menggendong cucu dari Arga loh, kamu jangan sibuk dengan kerja saja, ingat kamu sudah tidak muda lagi]" Sindiran-sindiran dari Ibu mertua sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Sarah, Arga merupakan anak tertua dari tiga bersaudara kedua adiknya
"Mas pulangnya cepet kok sayang Jam Delapan juga sudah pulang, tapi Mas lihat kamu sudah tidur nyenyak, jadi Mas tidak tega membangunkan padahal tadi malam Mas belikan martabak kesukaan kamu loh." Arga dan Sarah memang menyimpan kunci rumah sendiri jadi mereka tidak saling merepotkan.Sarah menyunggingkan bibirnya, padahal Sarah tidak tidur hingga jam dua belas malam menunggu Arga pulang, tetapi karena tidak ingin merusak moodnya pagi ini, Sarah memilih diam, agar Arga tidak membuat kebohongan lainnya.Setelah selesai Sarapan Sarah pamit pergi kerja lebih dulu, Sarah tidak seperti teman-teman kantornya yang selalu mendapat antar jemput dari Suami, Sarah memilih pergi dan pulang kerja sendiri.Sarah hari ini sibuk dengan audit keuangan dikantornya, dia berusaha seprofesional mungkin dalam bekerja, tidak ingin masalah pribadi mengganggu urusan pekerjaan. Sarah terkenal dengan sikap tegas dan pekerja keras, Sarah tidak ingin image yang sudah susah payah ia bangun selama ini lenyap hanya
Setelah Arga pergi, Sarah memilih masuk kekamarnya dan kembali mengotak-atik ponselnya, Sarah menjadi kecanduan membuka aplikasi sosial media yang dulu sangat ia benci karena menganggap hanya akan membuang-buang waktunya saja. Sarah memang banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja, sekedar untuk bertemu dengan teman-temannya saja tidak ada, jadi wajar Sarah tidak banyak mempunyai teman dekat, sejak mulai ketagihan membuka sosial media, Sarah kembali menemukan teman-teman lamanya, walaupun tidak bisa bertemu langsung tetapi Sarah sudah merasa bahagia. Setelah puas bercengkrama online dengan teman-teman lamanya, tangan Sarah mencoba mencari nama yang membuat fotonya viral beberapa hari ini. Mata Sarah tertuju pada satu foto yang baru saja di upload oleh perempuan bernama Ayu itu. "Terimakasih Sayang sudah menepati janjinya malam ini, kadonya lucu banget, nanti aku pakai saat kita bulan madu ya." Tidak berapa lama, Ayu kembali mengupload foto dia sedang memeluk seorang laki-laki yang