Share

05. Sedikit Tidak Masuk Akal

“Anda mengatakan sesuatu, Tuan?” Pria paruh baya berwajah dingin yang sejak tadi berdiri di samping Gerald Evans itu, bertanya pelan. 

Kakek Gerald mengangguk. “Aku bilang, persilahkan mereka duduk.” 

Pelayan paruh baya tersebut mengangguk. “Baik, Tuan.” Dia lalu beralih pada Gama dan Abby. “Tuan Muda dan Nyonya bisa mengambil tempat.” 

Gama tersenyum pada sang kakek. “Terima kasih, Kek.” 

Pria itu terlihat senang, pasalnya sesuatu hal yang terbilang langka melihat Gerald Evans melunak seperti itu. Biasanya, dia akan berkeras, berpura-pura tidak melihat dan membiarkan mereka yang baru tiba berdiri untuk waktu yang lama. Hal itu juga berlaku pada Gama sang cucu kesayangan. 

Gerald Evans mengangguk. Pria tua itu mengalihkan pandangan pada Abby. “Seorang Collins? Aku tidak tahu Collins memiliki harta Karun.” 

Abigail yang baru saja duduk–dengan dibantu oleh Gama tersenyum. “Bukan darah murni. Ibuku seorang Abram, Kakek.” 

Gerald Evans mengangguk-anggukkan kepalanya. “Aa, tidak heran. Putri Abram memang terkenal dengan kecantikan mereka. Para Collins juga tidak jelek. Cucuku sangat beruntung.” 

Dengan masih mempertahankan senyumnya, Abby menunduk. “Kakek terlalu menyanjung. Kami berdua sama-sama beruntung.” 

Dia tidak berani merasa bahagia atau tersanjung atas apa yang dikatakan Gerald Evans. Pria tua ini bukan seperti kakek tua kebanyakan, Gerald Evans merupakan seseorang yang banyak tahu tetapi mengemas semuanya dengan senyum kepura-puraan. 

Abby bahkan tidak bisa membaca, apa yang baru saja keluar dari mulut kakek Evans murni sebuah pujian, atau bagian dari ujian. 

Gama mengangguk cepat mengiyakan ucapan sang istri. “Benar sekali! Aku juga tidak jelek. Kami berdua sama-sama beruntung.” 

Gerald Evans mendengus. “Ck, selalu tidak mau kalah.” Pria tua itu lalu mengalihkan pandangannya pada sang pelayan. “Semuanya sudah berkumpul, persiapkan ruang makan.” 

“Baik, Tuan.” 

Kakek Gerald kembali memandang Abby. “Kau pasti lapar. Tunggu sedikit lagi, ya ... Mereka masih menyiapkan semuanya.”

Abigail tersenyum tulus. “Terima kasih, Kakek. Kami berdua belum begitu lapar.” 

Gerald Evans tersenyum tipis. “Bukan tentang lapar dan tidaknya. Kami ingin menjamu kalian berdua yang merupakan tamu kehormatan di sini.” 

Ucapan Kakek dari suaminya itu, membuat Abby, mau tidak mau harus kembali menanggapi dengan senyum sopan. “jika begitu, terima kasih banyak, Kakek.” 

Kakek Gerald mengangguk, lalu kembali mengajak Abigail mengobrol. Dan ya, interaksi mereka ini tidak luput dari perhatian orang-orang yang ada di sana.

Rasa iri tentu saja hinggap di hati orang-orang itu, tapi tidak ada satu pun yang berani mengungkapkannya secara langsung. Temperamen Gerald Evans tidak begitu baik, jika tidak berhati-hati mereka yang akan dipermalukan nantinya. 

Dari Semuanya, mungkin Alicia adalah yang paling susah menyembunyikan kekesalannya. 

Kusutnya gaun bagian samping yang dia kenakan, sudah jelas menggambarkan betapa kerasnya wanita itu meremas benda tak bernyawa itu. 

Tidak membutuhkan waktu lama, pelayan yang diminta menyiapkan santapan telah kembali. Mereka semua yang ada di sana, bergegas beranjak saat Gerald Evans sang kepala meja beranjak bangun. 

Abigail dan Gama berada di barisan belakang, setelah para orang tua. 

Dan sejak beranjak bangun, hingga saat hampir tiba di ruang makan, Abby tidak bisa untuk tidak menyeringai saat menyadari tatapan tajam Alicia. 

Jika tatapan Alicia sebilah pisau, punggung Abby pastilah telah terluka sejak tadi. 

“Kenapa tersenyum?” Gamaliel yang kembali menangkap keanehan pada istrinya bertanya pelan. 

Sambil mengeratkan pegangannya pada lengan Gama, Abby menggeleng. “Tidak ada. Kakekmu seorang yang sangat menyenangkan.” 

Gamaliel terdiam sesaat. 

Tersenyum hanya karena kakek? Sedikit tidak masuk akal, tapi ....

Tidak ingin memperpanjang, Gama lebih memilih untuk mengangguk kecil. “Ya, dia memang sangat menyenangkan.” 

Menyadari mereka tengah menjadi pusat perhatian, Gama bergegas mengusap punggung tangan Abby yang sejak tadi menempel di lengannya. 

Hal yang tentu saja kembali membuat tatapan Alicia semakin menajam.  

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status