Share

81. Melamar

Emir, Amira, dan juga Ami berpisah di bandara. Jika Emir kembali ke rumah Suraya terlebih dahulu, baru nanti malam mereka semua ke rumah Tuan Wijaya. Sedangkan Ami, Pak Samsul, dan Bik Astri pulang ke rumah Tuan Wijaya. Tadiannya, Emir bersikeras untuk langsung ke rumah Tuan Wijaya, tetapi dilarang oleh Bu Farida, karena mereka belum menyiapkan apa-apa untuk Aminarsih.

Saat ini, status Ami memang sebagai janda beranak satu, tetapi Bu Farida tetap ingin memperlakukan Ami, layaknya anak perawan, yang dilamar baik-baik dengan membawa banyak buah tangan. Amira pun tadi sempat menangis karena berpisah dari Emir, tetapi setelah dibujuk Ami, bahwa Emir harus membeli kue dulu untuk bertemu Uyut Wijaya, barulah Amira mengerti dan berhenti menangis.

"Bye Papa, janan lupa bawa kuweh yang bancak ya," kata Amira sambil melambaikan tangan pada Emir yang sudah duduk di mobil yang disediakan oleh Tuan Wijaya untuk mengantar Emir dan Bu Farida ke rumah Suraya.

"Bye A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status