Share

Istri Tawanan Sang Mafia
Istri Tawanan Sang Mafia
Penulis: Hanabi_Letzy

1 || Awal kesialan Grazella

VENESIA | ITALIA 10.04 MALAM.

MANSION UTAMA MATTEW

"Kau benar-benar keras kepala Son! Sudah berapa kali kukatakan, menikahlah dengan Selena! Umurmu sudah tidak muda lagi," ucap pria paruh baya bernama David Guetta Mattew, ayah dari pria tampan yang sedang duduk di sofa ruang keluarga itu.

Sedangkan yang di nasehati justru diam. Pria itu justru asik memainkan kunci mobilnya. "Sudah berapa kali juga aku bilang, Dad. Aku tidak ingin menikah, untuk apa aku menikah? Hidupku sudah bahagia seperti ini."

"Kau harus mempunyai keturunan Gabriel! Berhenti bermain wanita! Mommy mu setiap hari menangis melihat kelakuanmu itu."

"Wanita jalang itu bukan Mommy-ku," tampik pria bermanik biru itu.

"Jaga bicaramu Gabriel, dia Istriku! Papa ingin segera menimang Cucu. Papa sudah tua, Son. Jangan sampai ketika Papa meninggal, kamu masih tetap sendiri, siapa yang akan mengurusmu. Menikahlah," perintah sang paruh baya.

"I don't care! Daddy tidak bisa mengatur hidupku lagi," sambung Gabriel

"Aku bisa!" timpal paruh baya itu.

"Sialan kau!"

"Apa sekarang kau merasa kalah, h'm?" ejek David. Paruh baya itu menarik turunkan alisnya.

"Diam kau! Dasar tua bangka! aku akan membunuhmu!"

"Kau tidak akan bisa membunuhku Son, kau masih butuh aku," cibir David.

Pria dengan wajah tampan itu, memilih segera pergi dari mansion orang tuanya tersebut.

Dari awal pernikahan papanya, dia memilih tinggal di apartemen, dan saat berumur 21 tahun dia mampu membangun mansion mewah sendiri, dan tinggal di sana.

Pria itu adalah Gabriel Leonard Mattew, seorang mafia dan pengusaha sukses di Italia. Gabriel memang cerdas, dia menjalankan bisnis ayahnya sejak umur 17 tahun. Dan saat di kendalikan olehnya, bisnis itu melambung tinggi.

Bahkan sekarang dia sudah memiliki perusahaan sendiri, tanpa bantuan dari sah ayah. Dia juga memiliki bisnis di dunia gelap sebagai mafia.

Organisasinya sudah terkenal di seluruh dunia gelap. Karena Gabriel termasuk pemasok senjata ilegal di seluruh negara. Dan juga pembuat obat-obatan terlarang lainya. Setelah dari mansion utama, pria itu langsung menuju tempat transaksi.

• • •

Waktu sudah menunjukan pukul 2 dini hari, namun pria dengan badan kekar, serta wajah datar bak dewa itu, sedang berada di tengah laut. Dia bersama Wiliam, sekertaris sekaligus sahabatnya, dan juga bersama beberapa anggota organisasinya.

Mereka menggunakan kapal pesiar milik Gabriel. Tidak lama mereka menunggu, dua helikopter terlihat menuju ke arah mereka. Sebuah tali tangga dijatuhkan, dan beberapa orang dari helikopter itu turun dan mendarat di kapal pesiar tersebut.

Di sini adalah tempat biasa Gabriel melakukan transaksi obat, senjata bahkan narkotika dalam jumlah besar yang dipesan koleganya. mereka juga melakukan di pelabuhan atau pun di titik-titik lainnya.

"Wah ada apa ini? Tidak biasanya, Tuan Gabriel ikut dalam transaksi. Sepertinya Bos kami tidak tau, jika dia tau pasti akan ikut," sapa salah satu anak buah koleganya, yang memesan.

"Aku hanya melakukan pemantauan pada anak buahku, apakah mereka bekerja dengan benar, atau tidak," timpal Gabriel dengan datar.

Pria itu beranjak menuju Wiliam. "Lanjutkan transaksinya, aku akan pergi dulu."

"Baik, Tuan." Wiliam membukukkan badannya memberi hormat.

Gabriel langsung menuju speed boat, dan segera pergi dari sana. Pria itu akan pergi menuju club. Tempat ternyamannya, setelah ibunya meninggal.

• • •

Suara dentuman musik terdengar memenuhi sebuah club di tengah kota Venesia, terlihat di sebuah kamar VVIP seorang pria sedang duduk di sofa.

Pria itu membuka mata, dan menatap wanita yang sedang berada di bawah, yang masih sibuk memberi kenikmat4n untuknya

"Cepat lakukan," perintah Gabriel dengan datarnya.

"Tanpa pengaman," bantah wanita itu.

"Jangan mengaturku, bitch!" bentak Gabriel.

Wanita itu melakukannya dengan menahan kesal. Dia pun bergegas melakukan tugasnya. Gabriel mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam menikmati aktivitas itu.

Kala ingin mendapatkan klimaks, suara ribut di luar pintu membuat nafsuny4 hilang seketika.

"Tuan! Tuan! Apa anda sudah selesai, Tuan?" Dengan membabi buta seseorang menggedor pintu tersebut.

"Keluar kau," perintah Gabriel.

"Baik, Tuan." Wanita itu bergegas turun dari pangkuan Gabriel, dan membenarkan pakaiannya.

Anak buah Gabriel terlihat memasuki ruangan dengan wajah gugupnya. Gabriel yang sudah tidak sabar pun segera bertanya, "Apa mulutmu mau aku robek, atau tanganmu itu yang harus aku patahkan, Wil!"

Wajah Gabriel sudah mengeras, dengan tatapan mematikan. Dia benar-benar muak dengan tangan kanannya itu.

Sementara Wiliam hanya diam menunduk, karena ia pun sedang mengontrol rasa gugupnya.

"Maaf, Tuan. Tetapi saya mendapatkan kabar, kalau markas utama kita yang berada di Indonesia, dibakar habis oleh seseorang, Tuan. Dan semua senjata di bawa oleh mereka." Wiliam menutup matanya setelah mengatakan itu.

"Hahaha ... kau bercanda, Wil? Apa kau pikir anak buahku selemah itu!"

"Berapa kerugiannya?" sambung Gabriel.

"Kurang lebih 4 triliun, Tuan." ungkap Wiliaam.

Wajah Gabriel sudah merah padam, tangannya mengepal erat dengan tatapan memangsa. "Apa, Alex sialan itu pelakunya!"

"Iya, Tuan. Seperti biasa, dia meninggalkan ini." Wiliam memberikan Tab pada Gabriel.

Terlihat foto sebuah tulisan di atas sisa-sisa puing itu.

"Kau harus membayarnya, Gabriel! Akan kubuat hidupmu menderita, karena telah membunuh keluargaku!" Gabriel tertawa melihat pesan itu.

"Memang selama ini hidupku bahagia, Wil? Dasar kurang kerjaan! Persiapkan penerbangan ke Indonesia sekarang juga," perintah Gabriel kemudian.

"Besok kita harus melakukan transaksi senjata, untuk Mr Dilson, Tuan." balas Wiliam.

Kepala Gabriel seperti akan pecah, kenapa masalah terus saja datang. Pria itu memijit pelipisnya dengan kasar. "Kau urus yang di sini! Biar aku sendiri yang terbang ke Indonesia!"

• • •

JAKARTA | INDONESIA | PUKUL 8 MALAM.

Pria dengan wajah babak belur, dan badan penuh darah tergelatak tak berdaya di dalam gang sempit di sana.

Pria itu terlihat menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Pria itu mengumpat dirinya sendiri, karena bukannya ke hotel setelah sampai di Indonesia, justru malah ke club yang menjadi awal semua itu.

Ya ... pria tersebut adalah Gabriel. Setelah sampai di Indonesia, dia menuju club terdekat dan bersenang-senang di sana hingga mabuk. Dan sialnya salah satu musuhnya mengetahui keberadaanya dan melakukan semua itu.

Gabriel hanya membawa anak buahnya beberapa orang saja, karena merasa bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi takdir justru berkata lain. Beberapa menit kemudian terlihat seorang gadis berjalan dengan tergesa menuju sang pria.

Gadis itu sedikit berlari karena takut dimarahi oleh pamannya. Dia baru saja pulang dari rumah sakit untuk menjaga adik tunggalnya, Giorgino Austin Wesley, yang berusia 7 tahun, karena mengidap kelainan jantung. Gadis itu juga merasakan nyeri di payudara karena tidak memompa ASI seharian ini.

Gadis berusia 20 tahun tersebut mengidap 'Galaktorea' kondisi yang terjadi, saat tubuhnya kelebihan hormon. Yang membuat gadis itu bisa menghasilkan ASI. Gadis itu adalah Grazella Elnara Wesley.

"Aakkhhh!" Gadis itu tersandung sesuatu, dan terjatuh cantik di aspal.

"Sial. Apa'an sih, tadi?" Grazella mencari ponselnya yang terjatuh.

"Aarrgggh!" Mata Grazella membulat sempurna, saat menyinari benda yang membuatnya terjatuh.

Grazella mendekati Gabriel, dan menjadikan pahanya sebagai tumpuan. "Aku harus bagaimana?"

Beberapa detik kemudian, mata Gabriel perlahan terbuka. Grazella langsung menyambutnya dengan berbagai pertanyaan. Gadis itu memegang wajah Gabriel, dan meneliti setiap lukanya. "Kamu kenapa? Siapa yang melakukan ini?"

Gabriel hanya diam, memperhatikan manik gadis di depannya ini. Pria itu berusaha menggapai wajah Grazella. "Bellissimo."

'cantik.'

Setelah mengatakan itu, Gabriel kembali menutup matanya. Grazella menggoyangkan badan sang pria. "Aku tidak bisa mendengarmu, bisa lebih keras lagi."

Gadis itu terlihat khawatir. "Bagaimana ini ... berpikirlah, El. Kenapa otakmu jadi bodoh begini, sih!"

"Paman, ayo buka matamu, jangan mati dulu! Nanti aku yang kena imbasnya! Lagian, kenapa kamu malah meninggalkan jejak di tubuhnya, El?" Grazella menoleh ke kanan dan kiri.

"Tidak ada orang lagi. Aduh, bagaimana ini? Ah, ya, nomor darurat!" Gadis itu segera memanggil nomor 112 di ponselnya.

• • •

Mobil ambulans melaju dengan cepat, pria itu terlihat membuka matanya kembali. Dia melihat lekat wajah Grazella yang sedang fokus menghadap ke depan. Ponsel gadis itu terlihat bergetar. Dengan cepat, Grazella segera menggeser tanda hijau.

"Iya, kakak kenapa? Bagaimana bisa kak? Bukankah tadi, Gio baik-baik saja? Aku segera ke sana sekarang." Grazella segera mematikan ponsel itu.

"Pak, kita mau ke rumah sakit mana, ya?" tanyanya.

"Mutiara Kasih, dek," jawab supir ambulans.

"Pak, lebih cepat lagi, ya, pak." Gadis itu sangat khawatir dengan sang adik.

Beberapa saat kemudian, ambulans telah sampai, di depan loby rumah sakit. Grazella segera turun, saat akan pergi tangannya dicekal, oleh pria yang ia tolong. Grazella langsung menghempaskan tangan itu, dan segera pergi ke ruang inap adiknya. Pria itu menggeram kesal.

"Kamu tidak bisa lari dariku, baby girl! Mulai sekarang, kamu milikku!" batin pria itu.

'Cek I* Bunga_senja11 untuk lihat visual dan perkembangan couple G2'

To be continued...

Komen (11)
goodnovel comment avatar
Agung99
next Thor , seru banget
goodnovel comment avatar
Sun fatayati
Semangat Grazela demi sang adik... kereeen
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status