"Aku nggak ngehamilin siapa-siapa."
"Terus buktinya apa?""Bukti apa emangnya?""Tuh kan kamu emang masih aja pura-pura bloon.""Astaga, Reinaaaa." Daskar yang menghela nafas panjang.Dia belum berhenti berdebat sama Reina sejak tadi. Teman dekatnya itu yang menuduh dia tidak-tidak."Emang bener kan? Terus ini buktinya apa? Kenapa bisa ada testpack di dalam saku celana kamu?" Reina memperlihatkan testpack yang sudah dia sodorkan ke atas meja.Sebuah testpack yang Reina dapatkan dari saku celana Daskar. Tidak dia sangka kalau alat pengecek test kehamilan yang Reina temui di saku celana teman kepercayaannya.Reina masih tidak habis pikir kalau seorang Daskar mempunyai alat testpack. Entah perempuan mana yang telah menjadi korban dari tingkahnya. Padahal selama ini Daskar yang Reina kenal adalah lelaki baik dan tidak banyak tingkah. Bahkan membicarakan perempuan saja dia enggan dan tidak memiliki fokus untuk berhubSudah 20 kali lebih Algazka menghubungi Allesa. Namun teleponnya juga tidak kunjung diangkat. Bukan karena Allesa mengabaikan hp dari Algazka, tapi Allesa mematikan hpnya sehingga Algazka tidak dapat menghubungi dan juga mengecek dimana posisi Allesa berada.Tidak biasanya Allesa seperti ini.Algazka yang masih berada di kantornya tetap mencoba menghubungi Allesa. Tapi kali ini tujuannya bukan nomor Allesa, melainkan nomor Reina yang sudah dia izinkan menggunakan hpnya ketika bekerja di Happy Bakery. Semua itu untuk mempermudah jika Algazka membutuhkan Reina dan bertanya-tanya tentang Allesa. Dan terbukti sekarang.Hp Algazka yang tidak lama diangkat oleh Reina."Halo. Tuan Algazka.""Reina, Allesa dimana ya?" tanya Algazka langsung tanpa basa-basi. "Saya telepon dia tapi nggak aktif sejak tadi. Allesa masih di Happy Bakery?" Algazka langsung melemparkan pertanyaan lagi"Ng ... maaf, Tuan. Tadi Nona Allesa ada di dalam, tapi wakt
"Gue pengen punya anak sama Algazka." Allesa berkata lirih yang langsung dia kontrol dengan senyuman untuk menguatkan dirinya.Harapan yang pda kenyataanya hanya ada pada sebelah pihak dengan jebakan-jebakan permainan dari Algazka."Gue seneng dengernya." Taniya merasa jauh lebih lega. " Tapi cuma ya saran gue jangan diminum setiap hari. Nggak bagus nanti dan bisa bahaya buat ke depannya. Takutnya lo bisa mengalami yang namanya kehamilan ektopik.""Kehamilan ektopik?""Iya istilahnya itu kehamilan di luar rahim. Dan lebih bahayanya nanti kalo lo sering konsumsi obat itu jadi rentan keguguran terus. Ini sih yang pernah diwaspadai sama dokter waktu gue konsultasi waktu mau menunda kehamilan ya. Makanya saran gue jangan sering-sering ya minum obatnya. Nanti lo kenapa-napa lagi ah. Rahim lo bisa rusak." Taniya yang tampak khawatir.Raut cemasnya terlihat apalagi Allesa yang masih jelas kepolosannya. Dan penjelasan Taniya semakin menjadi pedan
"Tapi beneran loh, Al. Gue tuh mikirnya lo sama Algazka malah pengen punya anak." Taniya mengutarakan dengan senyuman.Pernikahan Algazka dan Allesa yang telah menjadi berita publik. Seorang pengusaha kaya, mafia kejam, orang terpandang, dan orang yang ditakuti itu telah memiliki seorang istri.Meski Allesa tidak sering tampil di berita atau tempat umum, tapi beberapa media pernah mengambil foto-foto Allesa secara diam. Hanya saja setelah terpublikasi foto itu kembali hilang beserta orang yang juga menyebarkan foto Allesa tanpa izin.Dan tidak perlu dipertanyakan lagi karena semua itu sudah pasti ulah dari seorang Algazka Zinadine Geus.Tapi berita tentang pernikahannya berhasil menjadi sorotan beberapa bulan setelah mereka menikah karena sempat bocor dan berita tersebut pun tidak dipungkiri. Siapa wanita yang beruntung mendapatkan Algazka? Perempuan yang pastinya akan melahirkan pewaris besar untuk Geus Corporate.Dan tidak Taniya sangka
"Jadi ya setiap Algazka mau gue turutin aja. Lagian kita sama-sama happy." Allesa yang bersikap cuek dan santai malah membuat Taniya sakit perut.Masalahnya sejak tadi dia pun belum bisa menghentikan tawanya secara full. Ditambah sekarang saat dia mendengar ucapan temannya itu. Allesa benar-benar teman dia yang super polos dan apa adanya."Tapi kenapa sih sebenarnya, Taniya? Jadi nggak harus setiap hari gue minumnya? Gue dikasih taunya setiap hari tau. Ini kan saran dari dokter juga." Allesa yang kemudian memasukkan kotak vitaminnya ke dalam tas.Pertanyaan Allesa yang terlihat serius membuat Taniya sudah meredakan tawanya. Dia menyeruput minumannya yang kebetulan sudah datang. Dan setelah itu dia menyorot Allesa yang masih menunggu kata-kata dia."Dokter mana yang ngasih tau lo?""Ya ada dokter.""Ngaco ah! Jangan lah setiap hari kan ini nggak dianjurin setiap hari. Lagian lo masih bisa minum setelah tiga hari berhubungan." Tani
Kata-kata Allesa yang mengucakan tentang aturan di tempat bakery miliknya tentu saja mengundang gemuruh bagi siapapun yang melihatnya. Termasuk Taniya yang mendengar itu langsung kembali tertawa."Emang asli sih. Gue juga ngakak pas pertama liat warning di depan toko ini pas buka. Girls Only yang emang toko ini dikhususin buat cewek-cewek aja." Taniya tertawa puas.Happy Bakery milik Allesa memang lain dari yang lain. Bagaikan satu diantara seribu toko yang seharusnya mengundang daya tarik dari semua masyarakat. Tapi hal itu justru berbanding terbalik dengan Happy Bakery. Untung saja tidak menimbulkan pro dan kontra ketika Allesa melekatkan tulisan tersebut di area luar. Tepat saat siapapun ingin masuk ke dalam Happy Bakery."Gue jadi nggak bisa cuci mata deh. Padahal kan niat gue setiap keluar ada cuci matanya sedikit." Taniya yang masih terkekeh.Tidak mendapat hiburan, tapi dia juga memiliki hiburan yang lain. Salah satunya berkenalan dengan pe
"Hp aku mana ya?" tanya Allesa yang sudah berada di luar.Dia mencari di dekat kasir, tapi tidak ada. Sepertinya masih di tas dia."Disini hpnya, Bu Allesa." Andin, salah satu karyawan di toko bakery yang tengah berada di area kasir. Tahu kalau Allesa pasti mencari hp yang sudah dia amankan."Ohhh iya. Aku lupa." Allesa terkekeh sambil menerima hp dari Andin. "Makasih ya, Andin.""Sama-sama, Ibu Allesa.""Jangan lupa senyummm!" pesan Allesa selalu pada semua karyawannya dengan nada antusias."Siap, Bu Allesa." Semua karyawan yang mendengarnya langsung melebarkan senyuman.Sesuai slogan tempat bakery yang Allesa miliki, namanya 'Happy Bakery' jadi semua yang menjual harus bahagia dan rasa bahagianya juga harus sampai ke semua customer.Allesa mengambil tempat duduk paling pojok sambil membawa tas, tumbler dan membuka layar hpnya. Ada beberapa notif dari Algazka. Sampai lupa memberi kabar pada suaminya karena terl