Share

3. Sayang

Penulis: anyaaang
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-13 23:21:19


"Siapa yang berani menjemput malaikat maut?!" Algazka masih tidak terima dengan apa yang harus dilalui oleh Casper. Binatang peliharaan yang dia rawat dengan cara baik meski hatinya tidak pernah melampiaskan pada makhluk hidup seperti manusia.

Dua mata tajamnya melirik kembali busur panah yang dia letakkan diatas meja kerjanya di kediaman Falcone.

"Memang semua karena perempuan brengsek itu! Seandainya aja dia nggak cari gara-gara di waktu pagi tadi!" Algazka kembali melayangkan pikirannya pada Allesandra.

Umpatan yang sudah diucapkan oleh Allesandra dan tidak akan membuat Algazka melupakannya. Betapa beranianya dia mengumpat dengan kata ...

"Idiot?! Beraninya dia bilang saya idiot???" Algazka meremas busur panah dan melemparkan kasar ke lantai.

Coba saja tadi Allesandra tidak memakan waktu pagi dia dengan tingkahnya. Mungkin Algazka bisa lebih mempersiapkan diri untuk berangkat ke Falcone dan menyelamatkan Casper. Yang pasti Casper tidak akan terluka seperti sekarang. Algazka juga pasti bisa menemukan siapa yang membidik Casper dengan busur panah beracun sialan itu.

Allesandra memang datang dari perempuan kutukan dan pembawa sial bagi kehidupan Algazka. Jika saja dia tidak ingat akan dendamnya pada Garvin yang sudah membunuh adik Algazka. Dia pasti akan menghabisi keluarga Garvin tanpa tersisa. Tapi semua tidak akan semudah itu. Algazka sangat ingin menyiksa Allesandra yang menjadi permata hati Garvin.

"Saya benar-benar akan membuat kamu menderita, Allesandra!"

"Allesandra?"

Suara yang tiba-tiba muncul dengan nada penasaran membuat Algazka menoleh. Suara yang berasal dari ambang pintu ruangan yang sudah terbuka. Dan lagi-lagi karena Allesandra brengsek itu yang sampai membuat Algazka tidak sadar jika ada yang masuk ke dalam ruangannya.

"Who is Allesandra, Algazka?" nada kali ini tidak terdengar atas rasa penasaran lagi. Namun kecemburuan mulai menjelma secara perlahan. Nama perempuan yang keluar dari mulut seorang Algazka Zinadine Geus.

Nama yang sangat asing di kedua telinga seorang Alecta Nastazie. Perempuan cantik dengan tubuhnya yang sexy bagai gitar spanyol seperti yang dijuluki para penggemarnya. Dia mantan model majalah di Istanbul yang sekarang sudah berhenti karena memilih ingin fokus kuliah di Jakarta untuk mengambil S2. Tempat dimana ada Algazka meski dia sangat mampu melanjutkan kuliah di negara luar. Zie nama panggilannya, dia berjalan mendekati Algazka yang sudah menatap dirinya setelah perempuan itu menutup pintu ruangan.

"Kamu udah balik?" tanya Algazka buka suara.

"Udah. Aku kan udah bilang kalo hari ini aku bakal balik ke Jakarta karena buat mulai kuliah bulan depan. Kamu lupa? Apa karena pikiran kamu sibuk dengan nama perempuan yang kamu sebut tadi? Siapa? Allesandra?!" Zie masih penasaran dengan nama perempuan yang berhasil disebut oleh Algazka.

Seharusnya tidak ada nama perempuan selain dirinya. Algazka bukan lah lelaki yang mudah menyebut nama perempuan begitu saja. Zie semakin penasaran. Siapa Allesandra?

"I'm asking you, Algazka!" Zie jadi sedikit kesal karena Algazka tampak menyembunyikan sesuatu darinya.

Rasa sayangnya sejak tiga tahun lalu tidak boleh dicampakkan begitu saja meski dia baru benar-benar mendapatkan balasan di waktu enam bulan lalu. Zie tidak akan pernah mau melihat Algazka bersama perempuan lain.

"Nothing special!" sahut Algazka akhirnya.

"But ..."

"Bahkan kamu udah tau siapa yang spesial di dalam hidup aku, Nastazie." Algazka memotong ucapan Zie yang pasti ingin kembali melakukan protes.

Jawaban dan ungkapan Algazka yang langsung meluluhkan hati Zie. Perasaan yang dia rasakan terus berbalas dan tidak datang satu arah. Siapa yang tidak mau mengharapkan Algazka? Seornag lelaki tampan yang memiliki segalanya. Sikap dingin dengan darah pembunuhnya seakan menghilang begitu saja setiap melihat Algazka melangkah. Begitu banyak perempuan yang juga ingin masuk ke dalam kehidupan Algazka meski mereka tahu banyak tantangan dan adrenalin yang harus mereka semua miliki. Seakan Algazka mampu mengalahkan ketakutan mereka semua.

"I love you, Algazka...."

Senyuman di wajah Zie tergelincir manis. Tidak salah dia mendatangi Algazka dengan memberikan kejutan kedatangannya. Zie mencondongkan tubuhnya ke hadapan Algazka. Wangi tubuhnya yang siap memangsa dirinya tanpa ingin Zie melakukan perlawanan.

Keadaan itu sangat berbeda dengan ruangan yang kini dihuni Alessandra.

Gadis itu tampak cekikikan.

"Ya ampun, Non Allesa jangan bikin Reina jantungan lagi ya? Jantung Reina ini udah mulai lemah lama-lama, Non," nasehat Reina mengingat kemarahan Algazka tadi pagi.

Ya, Reina menjadi salah satu teman Allesandra sejak dia melangkahkan kaki masuk ke dalam istana milik Algazka. 

Pelayan yang pertama kali menghampiri Allesa dan dia juga yang mengurusi semua perlengkapan Allesandra itu senang dengan Reina karena selama ini dia dia sebatang kara di tempat Algazka

"Hihihi ... biarin aja! Dia emang idiottt!" Allesandra acuh dan cuek. Biar saja. Kalau perlu Algazka mampu mendengarnya. Allesandra masih tertawa geli.

"Ya ampun Non Allesa ini. Bener-bener deh." Reina hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Allesandra yang dibawah umurnya.

Gadis itu sangat polos sekali. Sikapnya yang benar-benar apa adanya, cuek, dan masa bodo. Reina salut sebenarnya dengan keberanian yang juga Allesa miliki. Dia tampak tidak terlihat takut saat berhadapan dengan Algazka. Beda dengan dirinya yang kadang masih gemetar saat berada di hadapan Algazka meski dia sudah bekerja selama bertahun-tahun.

Reina tersenyum sambil meraih sisir untuk menyisirkan rambut Allesandra yang panjang berwarna hitam mahogany. Reina senang sekali mendapat tugas tambahan untuk mengurusi keperluan Allesandra yang sangat akrab dengan dirinya meski pertemuan itu baru saja terjadi dalam hitungan jari.

Sosok Allesandra adalah sosok yang paling menyenangkan bagi Reina di istana mengerikan ini. Setidaknya kehidupan dia memiliki warna selain hitam yang selalu Algazka tampilkan. Entah kenapa bisa Allesandra berada di rumah ini. Reina tidak memilih mencari tahu dan Allesandra yang juga tidak pernah menceritakannya. Hanya saja yang Reina ingat saat Algazka datang membawa gadis cantik itu. Reina harus mengurusi semua keperluan Allesandra dan memastikan langkah kaki Allesa yang tidak keluar dari batas pintu utama milik Algazka.

"Cantikkk." Reina memuji Allesa saat selesai menyisirkan rambut Allesa yang panjang itu. Senang sekali membantu Allesa yang memang sangat cantik dan penurut meski sering membuat jantung Reina berhenti mendadak.

"Makasih ya, Reiii!"

"Sama-sama, Non ..."

"Ah udah dibilang jangan manggil Non-Non lagiiii. Panggil aku Allesandra. Just Allesa okay?" Allesandra kembali mengingatkan pada Reina karena dirinya yang tidak mau diperlakukan secara khusus apalagi istimewa. Lagipula Allesa tahu kalau umur mereka tidak beda jauh. Mungkin hanya sekitar lima tahun saja.

"Tapi Non ..."

"Ih tuh kannn!" Allesandra jadi cemberut.

Reina adalah sosok yang dia anggap sebagai teman di tempat brengsek ini. Apalagi tipikalnya yang selalu menganggap semua yang ada disekeliling Allesandra sama sejak dulu. Begitu lah yang diajarkan Denadya untuk tidak pernah melihat derajat siapapun karena semua sama diatas muka bumi ini.

"Yaudah, yaudah. Gitu aja cemberut. Okay Allesa, kan?"

Wajah Allesa yang tadi cemberut jadi sumringah saat mendengar Reina yang sudah mengubah nama panggilannya. Hatinya jadi nyaman karena Allesa yang sempat merasa asing dan tidak memiliki siapa-siapa di kediaman Algazka.

"Nah gitu dong. Kamu itu udah aku anggap kayak sahabat aku disini. Makasih ya, Reiii."

"Sama-sama, Allesandra."

Reina memeluk Allesandra yang langsung disambut hangat oleh balasan pelukan Allesandra.

Rasa rindu pada rumahnya setidaknya terbayar dengan kehadiran Reina yang selalu berada di dekat dia.

Setidaknya, dia punya teman, kan?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   290. Lorong Kecewa

    "Allesa?""Argaaa?" Allesa tersenyum ketika dia mendapatkan Arga yang ternyata ada di hadapannya.Tidak menyangka ketika dia bertemu kembali dengan Arga. Rupanya Arga ada di tempat makan yang sama. Dilihatnya Arga yang mengenakan penampilan rapi dengan jasnya. Dia terlihat jauh lebih tampan walau dulu sudah tampan di mata Allesa."Haiii, Allesa?""Ehhh?" Allesa refleks memundurkan langkahnya ketika Arga yang ingin memeluk dia. Kaget dan sadar kalau dia sekarang telah menjadi istri dari Algazka. Tidak sepantasnya dia berpelukan walau Allesa dan Arga tidak memiliki hubungan apa-apa.Mendapat reaksi Alllesa yang terkesan menjaga jarak hanya membuat Arga tersenyum. Mungkin karena terlalu lama tidak bertemu jadi membuat hubungan mereka menjadi canggung. Tidak sedekat seperti dulu yang bagaikan ulat dan kepompong."Kamu apa kabar?" tanya Arga yang langsung mengalihkan agar suasana tidak canggung."Aku baik. Kamu gimana? Ngapai

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   289. Private Room

    "Makasih ya, Algazka. Aku bener-bener suka banget. Makanannya juga enak-enak." Allesa tersenyum senang ketika Algazka benar-benar membawa dia ke sebuah restoran mewah.Tempat makan yang pastinya tidak pernah Allesa datangi. Super senang karena Allesa yang sudah lama tidak keluar rumah, jalan-jalan atau menghabiskan waktunya. Gara-gara menjadi tahanan Algazka jadi membuat dia lebih banyak di rumah.Dan sekarang Allesa benar-benar merasakan bahagia apalagi makanan yang disajikan sangat lezat. Daging khas yang super meleleh ketika dia memasukkan ke dalam mulutnya.Tadi Algazka menawarkan Allesa jika ingin menambah. Sejujurnya mau sih, tapi Allesa sudah terlalu kenyang karena dia yang juga menghabiskan menu pembuka dan beberapa dessert yang Allesa pesan."Kenyang banget deh dan aku happy." Allesa masih belum menghentikan pujiannya. Terlalu senang jadi membuat dia banyak mengoceh walau perutnya sudah full.Algazka yang mendengar itu jadi tersenyum. Lucu sekali memang istrinya yang berada d

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   288. Mandi Bareng

    "Lagi ngomongin apa?""Siapa?""Kamu tadi sama Garvin." Penyebutan nama Garvin yang masih membuat Allesa tahu kalau suaminya itu tidak sudi menganggap Garvin sebagai ayahnya.Padahal kan setelah menikah seharusnya bisa menganggap Garvin sebagai orang tua juga. Tapi mana mungkin Algazka sudi walau Allesa melihat banyak perubahan sikap dari Algazka."Lagi ngobrol biasa aja." Allesa sedikit menjelaskan.Algazka sudah pulang dan dia tadi sempat melihat Allesa yang sedang mengobrol bersama Garvin di halaman belakang dari teras kamarnya. Kebetulan dia memang langsung masuk ke dalam dan menuju kamarnya. Ingin bertemu Allesa, tapi tidak ada. Ternyata istrinya sedang bersama Garvin."Kamu kok pulang nggak bilang sama aku?" tanya Allesa yang sudah duduk diatas kasur sambil mengamati Algazka yang tengah menggulung lengan pakaiannya.Kaget juga saat melihat Algazka yang ternyata ada di dalam kamar. Gara-gara tadi serius berbicara dengan Garvin jadi membuat Allesa tidak sadar melihat mobil Algazka

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   287. Bisnis Gelap

    Allesa hanya bisa menghela nafasnya semenjak dia keluar dari ruang bawah tanah dan bertemu dengan Zie. Sikap Zie belum bersahabat sejak mereka membicarakan tentang Alan."Masih nggak habis pikir." Allesa bergumam pelan.Berusaha mengalihkan pikirannya, tapi dia belum bisa. Masih terbayang pada ucapan Zie yang menjelaskan tentang Alan. Bagaimana bisa Alan yang sampai melecehkan Zie? Kakak yang masih Allesa sayangi dan percayai namun pada kenyataannya sikap dia di belakang ..."Allesa?""Ehh?" Allesa yang refleks kaget karena mendengar panggilan yang menyebut nama dirinya.Kaget karena terlalu banyak memikirkan Alan dan juga Allesa."Kamu ngapain bengong gitu, Nak?" tanya Garvin yang sudah membuat Allesa nyengir kuda.Ekspresinya berubah secepat kilat ketika melihat Garvin yang ternyata memanggil dia."Sini, sini duduk." Allesa menepuk-nepuk sisi sebelahnya yang masih kosong.Kebetulan dia duduk di halama

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   286. Nelangsa

    "Dia Alando Danaro, kakak aku!" ketegasan Allesa yang kembali dia lontarkan pada Zie yang sudah terdiam.Dia mematung dan membisu. Lebih tepatnya Zie tidak bisa mengungkapkan kata-katanya lagi setelah tahu bahwa Alan adalah kakak Allesa. Alan kakak kandung Allesa? Itu tidak mungkin.Zie mengambil langkah mundur dan menuju sofa yang terdapat di dalam ruangannya. Dia duduk dengan tatapan nelangsa. Pikiran Zie melayang dan tarikkan nafas yang terasa berat atas dunia yang nyatanya tidak luas.Melihat itu Allesa yang belum keluar kembali mendekati Zie. Dia berjalan perlahan dan duduk di sebelah Zie yang memandang lurus ke depan. Allesa mengamati Zie dengan seksama. Ada tatapan kosong, kesedihan, dan kekecewaan yang Allesa dapatkan.Beberapa menit terlewati tanpa ada satu pun kata yang terdengar. Zie yang masih diam dan Allesa yang tidak mau mengganggu hatinya. Terlebih dia tidak mau semakin menyudutkan posisi Zie apalagi sekarang dia tahu kalau semua i

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   285. Tekanan Tinggi

    "Apa maksud ucapan lo? Jangan sembarangan kalo ngomong!" Zie memberikan peringatan pada Allesa dengan nada tegasnya.Zie merasa direndahkan atas kata-kata yang tertuang lewat mulut Allesa. Di satu sisi nada Allesa yang terdengar memberikan pernyataan, bukan pertanyaan. Tentu saja hal itu membuatnya tersinggung."Aku cuma nanya. Kamu hamil anak siapa?" tanya Allesa kembali. Nada dia pelan, tenang, dan penuh perhatian.Sama sekali tidak mengintimidasi keadaan Zie sedikit pun. Yang jelas dia memang mau tahu tentang kebenaran sesungguhnya. Allesa tidak mau menilai Algazka sebelah mata apalagi jika dia bukan penanggung jawab atas keadaan yang terjadi sesungguhnya.Hari itu Allesa mendatangi Zie yang masih berada di ruang bawah tanah setelah tadi meminta Daskar untuk mengantar. Daskar sudah keluar karena Allesa yang tidak mau ditunggu oleh dia saat ingin berbicara pada Zie empat mata di ruang bawah tanah itu.Jangan fokus dengan tempat yang dit

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status