Share

2. Berhasil

Penulis: anyaaang
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-13 01:17:10

Pelayan yang bertugas mengurusi rumah dan juga keperluan Allesandra sehari-hari termasuk dirinya tampak panik, terlebih Algazka menengadahkan tangannya,  "Where is the key, Reina?!"

" Kamu ada kunci cadangan semua ruangan di rumah ini kan?" desaknya lagi.

Reina melangkahkan kakinya dengan langkah ragu. Khawatir akan nasib Allesandra yang sesungguhnya dia pedulikan sejak perempuan cantik dan polos itu masuk ke rumah Algazka. 

"Tuan Algazka."

Baru saja tangan Reina ingin merogoh ke saku seragam yang dia kenakan untuk mengambil kunci cadangan. Namun suara panggilan datang mengarah pada Algazka. Salah satu bodyguard kepercayaan Algazka yang sering menemani Algazka setiap dia pergi kemana pun melangkah. Lelaki bertubuh tegas dengan tampangnya yang dingin itu bernama Daskario. Mereka memang bagaikan saudara yang tidak serupa. Tapi sikap mereka sama-sama memiliki kekejaman yang mampu dilampiaskan tanpa belas kasih. Jadi wajar saja jika Algazka mengandalkan Daskario sebagai orang yang terpercaya dalam menangani urusannya selama ini.

Daskario yang menduduki posisi sebagai pemimpin dari anak buah penjaga Algazka mendekati majikannya yang sudah menoleh.

"Ada apa, Daskario?! Kamu ini sudah mengganggu waktu pagi saya!" Algazka menggerutu kesal karena Daskario menunda dia untuk masuk ke dalam kamar Allesandra.

Perempuan yang sudah berani menghina dirinya. Lihat saja, Algazka tidak akan meninggalkan atau melupakan sikap Allesandra begitu saja. Dia akan membuat perhitungan pada perempuan berstatus istri yang tidak pernah dia anggap sama sekali.

"Maaf, Tuan Algazka. Tapi ini penting." Daskario yang berada di hadapan Algazka memajukan posisinya.

Dia berbisik sesuatu hal di telinga Algazka yang sudah memasang telinganya untuk mendengarkan cermat. Wajah tampan yang memiliki rahang tegasnya berubah. Matanya semakin tajam saat mendengar apa yang Daskario bisikan di telinga kanan dia.

Di sisi lain, Reina memundurkan langkahnya secara perlahan. Apa yang dikatakan oleh Daskario pasti sangat penting bagi majikannya. Buktinya saja Algazka langsung mengenakan jas hitamnya dan memberikan kode agar mobilnya segera disiapkan lebih awal dari waktu biasa dia pergi ke tempat kediaman Falcone atau yang biasa disebut neraka kehidupan bagi orang-orang yang menakuti kelompok Falcone tersebut.

Nafas lega bisa dirasakan oleh Reina karena kunci cadangan kamar yang ditempati oleh Allesandra tidak jadi dia berikan. Untung saja pikirnya. Entah apa yang terjadi jika kunci itu berada di dalam genggaman tangan Algazka, mungkin Allesandra bisa di lempar ke dalam gudang atau wajan berisi air panas. Bagaimana tidak? Selama ini tidak ada yang berani memberikan umpatan pada Algazka, apalagi mencaci seperti yang Allesandra lakukan. Patut diacungi jempol atas sikap yang dilakukan oleh Allesandra meski tingkahnya itu membuat hampir seisi istana milik Algazka berhenti detak jantungnya.

"But, Reina!" Algazka menghentikan langkahnya dan dia sudah menoleh ke arah Reina yang masih berdiri pada posisinya. Reina mendekati secara perlahan dan berusaha menyimak atas apa yang Algazka ingin ucapkan.

Sepertinya memang ada yang penting. Reina jadi tidak bisa berpikir karena otak dia hampir penuh dengan kata-kata Allesandra yang tidak sengaja dia dengarkan saat membersihkan ruangan yang ada di dekat kamar Algazka.

"Iya, Tuan Algazka?"

Mata Algazka menyorot kamar Allesandra yang masih tertutup rapat. Rasanya ingin dia dobrak pintu kamarnya dengan kaki dia. Sayangnya, semua pintu di dalam istana milik Algazka tidak mudah ditembus begitu saja karena semua dibangun sesuai keinginan dia.

"Jangan sampai perempuan itu keluar selangkah saja atau kaki dia dan kaki kalian semua yang akan saya penggal dengan tangan saya sendiri!"

Setelahnya, pria itu pun pergi.

Sementara Allesandra yang masih berada di dalam kamarnya mengintip dari balik jendela kamar.

Ia sontak melihat jam di tangan kirinya yang mungil. Lebih cepat lima belas menit dari kebiasaan yang Algazka lakukan selama ini.

Meski Allesandra tidak dianggap, Allesandra selalu memperhatikan apa saja yang dilakukan oleh Algazka selama satu bulan ini, hingga hapa kebisasannya.

Kenapa Algazka terburu-buru sekali pada pagi itu? Apa ada sesuatu yang terjadi pada dirinya? Kecemasan dan kekhawatiran yang mulai menjelma di dalam perasaan Allesandra. Namun yang jelas, semua itu bukan tumbuh karena rasa sayang apalagi cinta. Dia tidak akan mungkin memiliki perasaan pada Algazka yang tidak pernah dia harapkan juga menjadi suaminya.

Allesandra hanya berusaha menikmati. Menerima takdir yang tidak bisa dia pilih begitu saja. Setidaknya dia akan membawa pikirannya untuk sedikit jauh lebih waras. Apalagi menghadapi Algazka yang super idiot itu.

"Emang dasar idiot! Harusnya tuh dia pergi salaman dulu sama gue. Dasar suami penduduk neraka. Eh, siapa juga yang mau jadi istri dia. Huwekkksss!"

***

"Pengecut!"

Algazka menatap anjing di kediaman Falcone yang kini tergeletak tidak berdaya.

Tapi untungnya Casper dapat terselamatkan setelah mendapatkan penanganan medis dalam waktu cepat. Jika tidak, anjing berjenis Doberman Pinscher tersebut pasti hanya sudah tinggal kenangan dan nama di dalam kediaman Falcone. 

Doberman pinscher dipilih untuk berada di area Falcone karena dia adalah salah satu ras anjing tangguh, setia, dan agresif. Doberman dapat menyerang tanpa berpikir dua kali jika merasa ada bahaya pada pemilik atau rumah keluarganya. Inilah yang menjadikan Doberman menjadi anjing kesayangan seorang Algazka selama kurang lebih dua belas tahun. 

Algazka meletakkan Casper di markas Falcone. Gunanya agar Casper bisa menjaga-jaga Falcone yang disertai juga dengan beberapa penjaga lainnya. Casper sangat agresif jika ada orang asing yang datang begitu saja. Dia pasti sudah tahu meski orang tersebut belum mendekatkan ke area Falcone. Memberikan isyarat bahwa ada yang patut diwaspadai.

"Ini, Tuan Algazka."

Algazka setengah menoleh ke arah Daskar yang sudah menghampirinya. Sorot mata tajamnya mengambil busur panah yang diberikan oleh Daskar. Busur panah yang ternyata dikamuflase dari bidikan jarum berisikan racun yang dilayangkan pada bagian tubuh Casper.

Mata tajam Algazka mengamati busur panah berwarna hitam tersebut. Ketelitian matanya melihat busur panah brengsek yang sudah berani ditujukan pada Casper. Anjing kesayangan dia selama dua belas tahun.

"Pastikan Casper mendapatkan penanganan yang baik!" Algazka menegaskan kalimatnya.

Tatapannya mulai melepaskan pada kaca yang sejak tadi dia pandang untuk memastikan Casper baik-baik saja.

Akan dia temukan seorang pengecut yang berani melayangkan nyawa Casper dari hidupnya.

Dan untuk Alessandra, ia terpaksa menunda hukumannya!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   158. Persiapan Ketegangan

    Algazka yang masih berada di perjalanan mengecek jam tangannya. Seharusnya dia masih bisa menyisakan waktu lebih sedikit untuk menunggu Allesa bangun dan sarapan bersama. Tapi gara-gara ucapan Daskar yang menyampaikan keinginan Nastazie jadi membuat dia harus berangkat lebih pagi.Algazka tidak mau membuat Allesa penuh pertanyaan karena sejujurnya dia yang cukup tegang untuk menghadapi tes sialan itu. Tapi di balik ketegangannya, Algazka ingin semuanya lekas selesai.Daskar yang mengemudikan mobilnya menoleh pada Algazka. Pagi itu Daskar diminta untuk mengemudikan mobil tanpa perlu ada supir seperti biasanya. Jadi hanya ada Algazka ada Daskar saja di dalam mobil dan tidak ada penjagaan juga."Apa Tuan Algazka baik-baik saja?" tanya Daskar di sela-sela kemudinya.Algazka menghembuskan nafas kesal sekaligus melirik Daskar. "Lo liatnya gue baik-baik aja apa gimana?" tanya Algazka ketus."Saya melihat Tuan Algazka yang selalu santai, tenang,

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   157. Penemuan

    Allesa melangkahkan kakinya keluar kamar. Sudah mandi dan sudah wangi juga seperti biasa. Sekarang waktunya dia akan melaksanakan sarapan seperti jadwal biasanya bersama Algazka pada pagi hari.Buru-buru dia mendekati kamar Algazka yang ternyata tidak tertutup rapat. Allesa mengintip."Algazkaaa?" panggil Allesa sambil masih mengintip lewat celah pintu kamar Algazka yang tidak terbuka lebar, hanya sejengkal saja kira-kira.Tapi panggilan Allesa tidak mendapat tanggapan dari Algazka."Aku masuk ah." Allesa memancing agar Algazka bersuara, tapi yang ada suara kamar tetap hening.Jadi mau tidak mau Allesa yang memilih masuk ke dalam kamar untuk melihat sedang apa Algazka. Ruangan kamar Algazka yang sangat rapi, wangi Algazka yang masih membekas, tidak berantakan sama sekali, dan Algazka yang juga tidak ada."Kemana sih, Algazka?" tanya Allesa bergumam di dalam kamar Algazka sambil menyisir pandangannya, tapi bagaimana pun Algazka me

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   156. Tuntutan Ancaman

    "Pokoknya gue mau tau kapan mau ngelakuin itu. Kapan Algazka mau ngecek test kehamilan gue? Gue ini perlu tau, tau, dan tauuu!" Ucapan Zie yang berdendang penuh semangat membuat Daskar menjauhkan hpnya dari telinga dia.Siang itu Zie menghubungi Daskar untuk menanyakan tentang rencana test yang ingin dilakukan oleh Algazka. Berhubung nomor Zie sudah di blok oleh Algazka, jadi mau tidak mau Zie harus melewati Daskar sebagai perantara untuk kesepakatan mereka."Nona Zie ...""Mana Algazka sekarang? Lo lagi sama dia kan pasti?" tebak Zie yang sangat tahu sekali dimana ada Algazka, pasti ada Daskar. Mereka memang selalu bersama dan tidak dapat dipisahkan."Tuan Algazka lagi sibuk." Daskar menjawab apa adanya.Memang benar kalau Algazka yang sedang menemani Allesa bermain di pantai dengan Princess yang sudah dibawa oleh penjaga Algazka lainnya tadi. Entah apa yang ada di dalam pikiran Algazka sampai mau mengikuti Allesa untuk membawa Princess

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   155. Foto Keluarga

    "Emang kenapa? Kok kamu bilang kayak gini tiba-tiba, kita kan udah ngerencanain sesuai jadwal. Kok berubah? Kamu ada masalah?" tanya Allesa dengan sederet pertanyaannya.Pertanyaan itu dilontarkan oleh Allesa ketika Algazka yang mengatakan ingin merubah waktu pernikahan mereka. Kontan saja hal itu cukup mengejutkan bagi Allesa. "Nggak ada masalah, Sayang." Algazka meyakinkan dengan nada lembutnya yang membuat rona pipi Allesa jadi semakin tampak merah, lebih merah dari tamparan yang sudah dia dapatkan dar Alan."Terus kenapa mau dirubah? Kenapa mau dipercepat?" tanya Allesa yang masih penasaran dengan perubahan jadwal dar sisi Algazka.Jadwal pernikahan yang mereka rencanakan hanya beberapa hari saja dan akan terlaksana di minggu ini. Namun Algazka yang tiba-tiba saja mengatakan bahwa dia ingin mempercepat rencananya menjadi lusa. Hal yang benar-benar membuat Allesa sangat terkejut sekali."Algazka, kamu kalo ngebet kawin ya nggak gini j

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   154. Soal Pernikahan

    Dan di dalam perjalanan pulang, Allesa hanya diam tidak bersuara. Pikirannya masih memikirkan bagaimana keadaan Alan. Bohong jika dia bisa mengacuhkan kakaknya begitu saja apalagi sekarang juga ada Almana di rumahnya.Allesa takut jika Almana juga bisa disakiti oleh Alan walau dia masih sangat menaruh peduli pada kakaknya. Kasihan Almana yang harus mendengar kekerasan saat usianya yang masih bayi.Mobil yang dikemudikan oleh Algazka dihentikan dan membuat Allesa memandangi jalan yang dimana lokasinya belum sampai ke rumah. Allesa mengamati jalan yang tidak jauh dari pandangannya ada sebuah laut berwarna biru dengan suara desiran ombak dari kaca mobil yang sudah diturunkan oleh Algazka.Tatapan Allesa menoleh pada Algazka yang ada di balik kemudi. Tadi saat pulang dari rumah, Algazka meminta Daskar untuk pindah ke mobil penjaga yang lain karena Algazka ingin mengemudikan mobilnya sendiri.Allesa pikir Algazka masih ingin memarahi dia, tapi sepanjan

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   153. Patah

    Perlakuan sikap Alan yang memang sudah biasa dan selalu terkesan semena-mena. Memang begitu lah Alan yang membuat Nadya dan Garvin banyak menghela nafas dan menahan kesabaran pada anak lelakinya yang satu itu selama ini. Apalagi tingkahnya tidak pernah cocok dengan Allesa dan selalu menaruh rasa tidak suka. Meski begitu, Allesa tetap lah Allesa yang selalu memposisikan Alan sebagai seorang kakak walau Alan sering bersikap tidak baik pada Allesa. Dan terbukti pada siang itu saat Allan menarik Allesa keluar dan menampar wajahnya. Tamparan Allan membuat pipi Allesa memerah sehingga dia menahan rasa perih dan sakitnya. Belum lagi Allan yang juga menghemparkan tubuhnya sampai membuat dia terpentok ke dinding dan meringis sakit. Namun yang menjadi kepedulian Allesa sat itu adalah keberadaan Almana yang sampai menangis karena kaget. Dan sekarang sikapnya yang ingin kembali memukul Allesa, sudah dihentikan oleh Algazka yang tidak sengaja mendenga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status