Share

Bab 5

Di sebuah bar yang terletak di salah satu kota italia. Tempat biasa bagi orang-orang menghabiskan uang mereka, terlihat seorang wanita sedang duduk di pojok ruangan sembari menggerutu.

Dia Maya Harper, mantan pacar Elios Greyson yang dulu sempat menjadi satu-satunya wanita bagi hidup Elios sebelum sebuah insiden menghancurkan hubungan mereka.

"Ck brengsek, kenapa Elios sulit sekali di dekati?" gerutunya.

Di saat itu pula datanglah dua pemuda yang menghampiri Maya, mereka mengenakan pakaian santai dan memegang wine di tangan masing-masing.

"Kamu kenapa, May?" tanya salah satu pemuda yang baru saja tiba di hadapannya.

Maya mendongak menatap kedua pemuda tersebut. "Elios, susah banget di deketin ngeselin banget sumpah."

"Pfftt lagian kamu bego banget, May. kamu kan tau Elios, udah nikah dimana-mana kalo orang udah married nggak mungkin mau sama cewek lain." ujar pemuda berambut coklat bernama Levi Miles.

"Yah aku setuju pendapat Levi, kamu harusnya sadar Elios bukan milik kamu lagi, May." Imbuh pemuda bernama Owen Brooks.

Mendengar ceramah dari kedua sahabatnya, membuat Maya memutar kedua bola matanya malas.

"Kalian berdua sama sekali tidak membantu, harusnya kalian dukung aku buat balikan sama Elios, dia pasti masih suka sama aku." Ujar Maya dengan pede nya.

"May, aku tau kamu perempuan nggak tau diri tapi jangan sampai kamu juga nggak punya harga diri dong, kamu mau jadi pebinor heh?" sinis Levi .

Maya tak menjawab, hal itu membuat Levi tidak habis pikir dengan otak temannya itu. dulu Maya lah yang membuat Elios pergi meninggalkan nya dan kini dia berusaha mendapatkan kembali laki-laki yang jelas-jelas sudah berkeluarga.

Levi dan Owen duduk di samping Maya. mereka menenggak wine yang sejak tadi masih mereka pegang sembari mengobrol ringan.

"Btw aku dapat kabar katanya perusahaan, Greyson, mau buka cabang baru kalian tau dimana?" cetus Owen.

Levi menggelengkan kepalanya polos. "Nggak tau, bukannya kabar itu hanya hoaks yah?"

"Iya juga sih, sampai sekarang masih adem-adem aja." Sahut Owen.

Maya yang sejak tadi mendengarkan percakapan kedua sahabatnya, menjadi penasaran tentang perusahaan milik mantannya itu.

"Aku juga lihat di berita dan koran katanya hubungan dia sama istrinya makin buruk, apa itu juga hoaks?"tanya Owen lagi.

"Kalo itu aku juga nggak tau istri, Elios, nggak pernah muncul ke publik sama sekali waktu ada acara perusahaan suaminya juga dia nggak pernah ikut." ujar Levi mengingat pertemuannya dengan Elios beberapa bulan yang lalu.

Maya yang sudah sangat kepo akhirnya ikut nimbrung di dalam percakapan Levi serta Owen.

"Jangan-jangan mereka mau cerai makanya, Elios nggak pernah ngajak istrinya kemana pun." cetus Maya tiba-tiba.

Levi dan Owen menganga mendengar ucapan Maya, Levi menoleh ke arah Owen seolah bertanya apa dia juga mendengar hal yang sama dari ucapan Maya.

Owen yang di tatap oleh Levi hanya mengangkat kedua bahunya acuh, dia sendiri tidak menduga jika pikiran itu memasuki kepala Maya. Levi kembali menoleh ke arah Maya yang sedang sibuk memainkan kuku-kuku panjangnya.

"Kamu gila, May? bisa-bisanya kamu kepikiran hal seperti itu!" sinis Levi.

" Ck itu cuma dugaan kali, Lev, kenapa sih dari tadi kamu seperti nggak suka banget lihat aku ghibahin istrinya, Elios?" heran Maya.

Dia merasa Levi sangat sensitif jika menyangkut istri Elios yang belum pernah bertemu dengan mereka selama ini.

Tak hanya Maya yang merasa aneh dengan sikap Levi, Owen sebagai sahabat dekatnya juga merasakan hal yang sama.

"Iya, Lev, kamu kenapa? reaksi mu beda dari biasanya." Ujar Owen menambahkan.

Levi terdiam untuk beberapa saat, dia menghela nafas lelah sebelum menjawab pertanyaan dari kedua temannya .

"Nggak apa-apa, aku cuma banyak kerjaan aja akhir-akhir ini makanya pikiranku sangat sensitiv." Sahut Levi .

"Jangan bohong deh, kamu pasti nutupin sesuatu dari kita berdua kan?" tuduh Maya sedikit meninggikan suaranya.

Levi menatap kedua bola mata Maya dengan datar. "Terserah mau kalian percaya atau enggak, aku tidak perduli aku cuma berharap, Maya, bisa membuka matanya lebar-lebar dan jauhi Elios, supaya dia bisa bahagia sama keluarganya."

Tak terima dengan nada bicara Levi yang membentaknya, Maya berdiri dan menarik kerah baju Levi kasar.

Srett!

"Kamu! jangan pernah sekali pun menasehati ku, tanpa kamu kasih tau pun aku bisa menemukan jalan mana yang harus aku ambil." sentak Maya.

Levi tersenyum smirk. " Yah aku harap kamu bisa berubah sebelum takdir yang merubah mu secara paksa ."

Levi melepas cekalan Maya di bajunya lalu merapikan kembali bajunya yang kusut. Levi kembali berdiri dia menatap Owen dan Maya secara bergantian.

"Kita memang berteman, May , tapi aku nggak mau kalau sampai terseret dengan rencana kamu yang menginginkan Elios, kembali kamu masih ingat kejadian dulu kan? harusnya kamu belajar dari sana." Ucap Levi datar.

Dia menoleh ke arah Owen dan berucap. "Wen anterin, Maya, aku pergi duluan."

"Kamu mau kemana, Lev?" heran Owen .

Tidak biasanya Levi pulang lebih dulu seperti ini jika sedang berkumpul dengan nya, namun hari ini sikap Levi benar-benar berubah.

"Aku ada acara di rumah, aku pergi bye." Pamit Levi dan berlalu dari hadapan kedua temannya itu.

Maya dan Owen menatap punggung Levi yang kian menjauh dari pandangan mereka berdua.

"Levi, kenapa yah? dia beda banget hari ini." cetus Maya.

Owen mengangkat kedua bahunya acuh , "Mungkin lagi banyak pikiran tuh anak."

"Iya sih kelihatan dari matanya kaya cape banget." imbuh Maya berpikir positif.

Owen menyetujui ucapan Maya, mereka berdua kembali duduk dan menikmati alunan musik yang ada di dalam ruangan itu .

___________

Di sisi Lavender, dia sedang berkutat dengan laptopnya. meski waktu sudah memasuki tengah malam namun Lavender masih betah terjaga.

Tadi setelah Elios melihat Ezra sebentar, Lavender langsung menyuruhnya kembali ke dalam kamarnya. Lavender masih tidak suka berdekatan dengan Elios. Setelah Elios pergi Lavender bergegas membuka laptop dan mengirim pesan pada seseorang.

' Saya akan kembali ke markas lusa, sampaikan pada yang lain untuk berkumpul di aula setengah jam sebelum saya datang.'

Pesan itu Lavender kirimkan ke dalam e-mail wakilnya yang selama ini menggantikan dirinya memimpin organisasi.

Yah, Lavender Pradivta adalah leader dari organisasi gelap bernama THE UNTOUCHABLE atau biasa di singkat T.U oleh mereka .

Organisasi Lavender baru berdiri selama empat tahun lamanya, namun setelah menikah Lavender menjadi acuh dan mengabaikan organisasinya begitu saja.

Tidak ada yang tau jika Lavender merupakan leader sebuah organisasi dunia bawah termasuk suaminya, identitasnya sebagai leader T.U sangat dia tutupi dengan rapat dari orang-orang di sekitarnya.

Dalam kehidupan sebelumnya satu bulan sebelum Lavender meninggal, organisasi yang dia dirikan hancur di ledakan oleh seseorang yang belum Lavender temukan hingga dia mati .

Kala itu banyak nyawa yang menjadi korban penyerangan tersebut termasuk wakilnya, dan kini Lavender tidak ingin melihat hal itu terjadi lagi maka dari itu dia berniat kembali turun tangan dalam menangani organisasinya, dia merasa sudah cukup baginya untuk terus bersembunyi seperti sekarang hanya karena merasa hidupnya tidak adil.

Terlebih sekarang dia harus siap siaga untuk melindungi Ezra dari para musuh yang mengincar The Untouchable, Lavender tak bisa membiarkan putranya menjadi incaran para pesaing di dunia gelap.

"Aku, harus secepatnya menemukan siapa dalang penyerangan markas ku di masa lalu." tekad Lavender.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status