Share

Bab 4

Waktu berlalu dengan begitu cepat, tanpa terasa siang telah berganti malam. Dan Saat ini Lavender baru saja melihat putranya selesai di periksa dan meminum obatnya.

"Bagaimana kondisi putraku, dok?" tanya Lavender.

"Tuan muda, hanya kelelahan, nyonya. anda tidak perlu khawatir setelah tuan muda istirahat dengan baik pasti tubuhnya kembali sehat." sahut dokter itu sopan.

Lavender mengangguk paham, dia lalu mengantar dokter itu keluar dari mansion Greyson. Selepas kepergian sang dokter Lavender kembali masuk ke dalam rumah, namun tatapannya terkunci pada foto pernikahan yang terpajang di ruang keluarga.

Dia melangkah menuju foto tersebut, Lavender mengamati foto itu dengan seksama. Foto pernikahan tanpa adanya raut bahagia di wajah masing-masing.

"Sepertinya aku harus membuat foto lagi agar, Ezra, bisa ikut." Gumamnya.

Setelah memikirkan beberapa hal, dia memilih kembali naik ke lantai dua namun kali ini tujuannya bukan kamarnya melainkan kamar sang suami yang berseberangan dengan kamarnya.

_____________

Di sisi lain Elios sedang berada di dalam kamarnya, dia sedang menatap foto pernikahan yang terpajang di atas ranjangnya. kamar yang seharusnya dia gunakan bersama Lavender kini hanya berisi dia seorang.

"Lav, kali ini bolehkah aku benar-benar berharap kamu berubah." gumam Elios sendu.

Pernikahan kontrak yang terjalin antara dirinya dan Lavender membuat pertemanan mereka hancur dalam sekejap. Elios masih ingat dengan jelas bagaimana Lavender menolak mentah-mentah rencana kedua orang tuanya yang menjodohkan dia dengan Elios.

Helaan nafas berat terdengar dari mulutnya, Elios berbalik menuju sofa yang berada di dalam kamarnya. Elios dan Lavender memisahkan kamar sejak kejadian satu malam yang membuahkan seorang anak di antara keduanya.

Bruk!

Elios melemparkan tubuhnya ke atas sofa, dia mengambil satu botol wine lalu membukanya dan menuangkan ke dalam gelas. Elios mengeluarkan satu bungkus rokok dari sakunya lalu mengambil satu batang dan mulai menyalakannya.

Kepulan asap keluar dari mulutnya, Elios menikmati setiap hembusan asap yang dia keluarkan.

Baru saja dia ingin mengangkat gelas wine nya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Elios mengernyitkan dahinya dia tidak merasa memiliki janji apa pun di rumah ini.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk." ucap Elios dari dalam kamarnya.

Ceklek!

Pintu terbuka menampakan sosok Lavender yang mulai berjalan memasuki kamar Elios.

Tap ! Tap ! Tap !

"Elios."

Panggilan dengan nada dingin dan datar yang selalu dia dengar membuat Elios membuka kedua matanya, dia mendongak hingga kedua netranya bertemu mata jernih berwarna gelap segelap malam milik Lavender.

"Lav, ada apa?" heran Elios.

Tanpa permisi Lavender duduk di samping suaminya dan mengutarakan maksud kedatangannya ke sana.

"El, aku berniat kembali ke perusahaan yang di berikan kedua orang tuaku."

Elios mengernyit heran, dia menatap curiga pada istrinya yang mendadak ingin terjun ke dunia bisnis.

"Boleh aku tau alasan kamu ingin kembali ke sana?" ujar Elios hati-hati .

"Aku tidak mau terus menerus menitipkan perusahaan pada, paman dan bibiku, aku membutuhkan pegangan untuk masa depan, Ezra." sahut Lavender tegas.

Wajah Elios tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. " Kamu yakin, Lav?"

"Kamu kira aku bercanda?" sinis Lavender.

Seketika Elios langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya penasaran dengan keputusanmu yang mendadak."

Lavender mengangkat kedua bahunya acuh. "Kamu, bukan penasaran tapi curiga benar kan?."

"Aku hanya waspada, aku takut kamu berbuat nekat lagi, Lav." Sahut Elios.

Lavender tak menjawab, dia memilih bungkam dan membiarkan suasana hening di antara mereka berdua .

Beberapa saat berlalu akhirnya Elios kembali membuka pembicaraan dengan istrinya.

"Kapan kamu berniat masuk ke perusahaan?" tanya Elios.

Lavender menoleh ke samping tempat Elios berada. "Seminggu lagi, dan aku membutuhkan bantuanmu untuk mendapatkan wewenang itu dari, paman."

"Yah aku pasti akan membantumu, bukankah tugas suami memang seperti itu?" pancing Elios.

Dia penasaran dengan tanggapan Lavender mengenai pernikahan mereka yang hampir habis masa kontraknya.

"Tidak tau, karena sejak awal kamu tidak pernah membantuku sama sekali." Sahut Lavender apa adanya.

Degh!

Ucapan Lavender tepat mengenai ulu hati Elios, memang hubungan mereka terbilang sangat buruk terlebih Lavender sangat benci jika Elios mendekatinya.

"I-itu karena kamu selalu menolak keberadaan ku, Lav, kamu benci jika aku berkeliaran di sampingmu." jawab Elios.

Lavender menganggukan kepalanya tanpa beban, dia tidak menyangkal ucapan Elios karena memang faktanya seperti itu.

"Memang benar dan sekarang pun masih sama, Tapi kamu tidak pernah bertanya alasan aku melakukan itu semua bukan?" ujar Lavender acuh.

Wajah Elios berubah sendu, Lavender yang duduk di samping bisa melihat dengan jelas raut kesedihan Elios namun dia tidak perduli dia masih belum bisa memaafkan Elios yang telah tega membunuhnya di kehidupan yang dulu.

"El, setelah kontrak kita selesai kamu bisa bebas menemukan wanita lain yang bisa sesuai dengan seleramu, aku juga tidak akan muncul lagi dalam kehidupan mu. Setelah semua ini selesai dan kamu berhasil mendapatkan hak ahli waris keluarga Greyson mari kita hidup seperti orang asing, El. dan biarkan aku membesarkan, Ezra." Lavender menghela nafas pelan lalu kembali melanjutkan ucapannya .

"Kamu boleh membenciku selama yang kamu mau, aku hanya menginginkan satu hal darimu selama pernikahan kontrak ini masih berlangsung." imbuh Lavender.

"Apa yang kamu inginkan dariku, Lav?" tanya Elios penasaran.

"Jangan pernah membawa wanita lain ke rumah ini aku tidak mau, Ezra, melihat hal itu terjadi di mansion ini. Jika kamu sangat ingin membawa wanita lain aku sarankan kamu menginap di hotel jika kamu melanggar aturan ini aku tidak segan-segan membunuhmu!" ancam Lavender .

Mendengar hal itu, tanpa di duga Elios menarik kedua sudut bibirnya ke atas .

"Pfftt baik lah, aku tidak akan membuatmu kecewa, aku akan bersikap baik sesuai kemauanmu." Sahut Elios yakin.

Lavender merasa puas dengan jawaban suaminya meski dia sendiri tidak yakin jika Elios bisa di percaya.

"Lav, seandainya takdir benar-benar menyatukan kita hal apa yang akan kamu lakukan?" ujar Elios penasaran.

"Bukankah jawabannya sudah jelas, aku akan melawan takdir meski itu harus melepas jiwaku sebagai bayarannya." sahut Lavender tegas.

Degh!

Elios merasa sebagian hatinya berdenyut sakit mendengar ucapan Lavender.

'Ha~ sampai akhir kamu tetap ingin kita bercerai, Lav?' batin Elios sendu.

Lavender kemudian berdiri dari duduknya lalu berniat pergi dari kamar Elios.

"Kamu mau kemana, Lav?" tanya Elios saat melihat istrinya sudah berdiri .

"Urusanku sudah beres, aku mau kembali ke kamarku. "Jawab Lavender datar.

Elios berdiri di samping Lavender

"Aku ingin melihat, Ezra. bolehkah aku ikut denganmu ?"

Lavender terdiam sesaat sebelum akhirnya mengangguk. "Terserah kamu saja." ujar Lavender.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar Lavender dengan kondisi saling diam satu sama lain.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status