Di sisi lain, Elios baru saja selesai mendapat pengobatan. dia keluar dari ruang rawat, begitu dia sampai di depan pintu dia melihat Luca sedang duduk di bangku sembari menundukkan kepalanya. Elios menepuk pelan pundak pemuda tersebut, Luca mendongak dia segera berdiri dan menanyakan kondisi Elios."Bagaimana kondisi anda, Tuan?" ujar Luca."Saya baik-baik saja, kemana istri dan anakku? apa mereka sudah pulang duluan?" Luca meneguk ludahnya kasar, dia bingung apa yang harus dia katakan saat ini. terlebih posisi Lavender dalam bahaya, Luca takut kalo Elios panik. Elios memperhatikan gelagat Luca yang aneh, dia merasakan firasat buruk sedang menimpa istri dan anaknya."Dimana Lavender? jawab, Luc, jangan membuatku bertanya dua kali." Tegas Elios, sorot matanya sangat tajam, seperti belati yang siap menancap di tubuh Luca jika dia berbohong. "Nona Lavender sedang mencari Tuan muda Ezra, Tuan." jawab Luca setengah bimbang.Sontak Elios langsung melotot, dia mencengkeram kedua pundak Luc
Lavender mengendap-endap menghampiri para pria tersebut, dia mengambil balok kayu yang tergeletak di sisi salah satu pria tersebut. untungnya mereka semua tengah mabuk berat, hal itu membantu Lavender untuk menyelematkan Ezra dan juga Jasmin. Lavender mengambil ancang-ancang, dia mengangkat balok tersebut dan mengarahkan pada leher salah satu pria di sana. Buugh. Sontak rekan-rekan pria itu menoleh begitu melihat teman mereka tersungkur di lantai. mereka mengernyit heran saat melihat wanita berpakaian seksi berada di depan mereka. "Wah, sepertinya si bos mengirimkan wanita pada kita haha." ujar salah orang tersebut. "Bos memang yang terbaik." sahut rekan pria itu. Tak ingin membuang waktu lebih lama, Lavender kembali melayangkan pukulan pada pria-pria itu. selang beberapa saat Lavender telah berhasil membuat mereka semua pingsan, dia menghela nafas kasar. Lavender turun memasuki area dalam kapal tersebut, dia bisa melihat Jasmine sedang duduk di lantai sambil memeluk Ezra.
Dua hari kemudian, Lavender dan juga Ezra serta Jasmine sudah kembali ke mansion Greyson. di sana juga sudah ada sang kakek yang sedang duduk di sofa. mereka semua menunggu pertanyaan yang akan di berikan tetua keluarga Greyson tersebut. "Jelaskan maksud dari berkas yang Kakek terima, El!" pinta Kakek Elios. Elios menghela nafas berat, dia sudah membaca isi map itu tempo hari. begitu juga dengan Lavender, mereka berdua juga sudah berdiskusi mengenai hal yang akan mereka lakukan setelah mendapat pertanyaan itu. "Maaf, kami sudah membohongi kalian semua." ujar Elios membuka pembicaraan. Kening Jasmine mengkerut, dia tidak memahami maksud ucapan putranya. "Ada apa, Nak? kenapa kamu meminta maaf?" "Kami.... sudah melakukan pernikahan kontrak, Bu." sahut Lavender. Sontak kedua pupil Jasmine membulat sempurna, dia tak menyangka putra dan juga menantunya akan melakukan hal itu. "Kalian bohong, kan? nggak mungkin kalian cuma nikah kontrak?" ujar Jasmine masih menolak fakta itu.
Mansion Greyson tampak sepi dari luar, namun berbeda dengan keadaan di dalam kamar seorang wanita bernama Lavender Pradivta. Di dalam kamar bernuansa abu-abu dan hitam itu terlihat sosok anak kecil yang sedang berdiri di hadapan Lavender dengan mendekap boneka kelinci ."Ada perlu apa kamu ke sini?" ujar Lavender dengan nada dingin nya."A-aku kangen sama M-mamah." sahut anak kecil bernama Ezra Greyson putra tunggal Lavender.Mendengar jawaban putranya, salah satu alis Lavender naik ke atas lalu dia berucap. "Hanya itu keperluanmu datang kesini?"Ezra menundukkan kepalanya lalu mengangguk lemah, tubuhnya sudah bergetar hebat sejak tadi karena ketakutan. Begitu juga dengan Kedua matanya yang memerah menahan tangis setiap kali mendengar ucapan ibunya yang sangat dingin padanya.Lavender yang tadinya duduk di ranjang kini mulai berdiri. Dia melangkah menghampiri Ezra yang sejak tadi sama sekali tidak menatap matanya.Sreet!Lavender menarik dagu Ezra secara kasar, dia tidak menyadari ji
Gelap, satu kata yang Lavender rasakan. dia berjalan menyusuri tempat yang tidak ada cahaya sama sekali. Hingga beberapa saat kemudian dia melihat secercah cahaya dari kejauhan.Lavender berjalan ke arah cahaya tersebut, namun semakin dia mendekat cahaya itu semakin jauh. Lavender berlari hingga terengah-engah dia terus mengejar cahaya itu.'Aku harus keluar dari sini!' tekad Lavender.Samar-samar dia seperti mendengar suara putranya yang memanggil dirinya. Hal itu membuat Lavender sangat ingin bertemu lagi dengan Ezra.Perjuangan Lavender untuk mencapai cahaya itu akhirnya membuahkan hasil dan Lavender berhasil masuk ke dalam cahaya tersebut.DEGH.Jantung Lavender terasa sangat sakit seperti di tikam oleh belati yang sedang mengoyak jantungnya.'Sakit.' batin Lavender."Aarrgh." Lavender mengerang keras dan membuka kelopak matanya secara paksa.Dia terperangah saat melihat ruangan yang menjadi tempatnya tidur selama menjadi istri Elios."Apa ini? bukannya aku sudah mati." heran Lave
Di sebuah ruangan yang terlihat cukup berantakan dengan adanya kertas yang berserakan di atas meja, terlihat seorang pria sedang sibuk menatap layar ponselnya sejak tadi.Dia Elios Greyson, pemilik perusahaan bernama G Group perusahaan raksasa yang sudah berdiri selama delapan tahun .Kedua netranya tak berkedip selama dia melihat layar ponselnya, beberapa kali terlihat guratan halus di wajah tampan pria itu. Hingga beberapa saat kemudian dia kembali mematikan ponselnya dan meletakannya di atas meja.Elios merebahkan kepalanya pada sandaran kursi. Dia menatap langit-langit ruangannya yang berwarna abu-abu."Trik apa lagi yang dia gunakan kali ini?" gumam Elios.Baru saja dia mendapat pesan dari pelayan di rumahnya yang dia tugaskan untuk mengawasi Lavender, Elios sungguh tidak mempercayai rekaman yang dia dapat barusan ."Sepertinya aku harus pulang dan melihat sendiri sikap, Lavender. Dia pasti menyiapkan siasat buruk lagi untuk menyingkirkan Ezra." gumam Elios.Dia mengambil kembali
Waktu berlalu dengan begitu cepat, tanpa terasa siang telah berganti malam. Dan Saat ini Lavender baru saja melihat putranya selesai di periksa dan meminum obatnya."Bagaimana kondisi putraku, dok?" tanya Lavender."Tuan muda, hanya kelelahan, nyonya. anda tidak perlu khawatir setelah tuan muda istirahat dengan baik pasti tubuhnya kembali sehat." sahut dokter itu sopan.Lavender mengangguk paham, dia lalu mengantar dokter itu keluar dari mansion Greyson. Selepas kepergian sang dokter Lavender kembali masuk ke dalam rumah, namun tatapannya terkunci pada foto pernikahan yang terpajang di ruang keluarga.Dia melangkah menuju foto tersebut, Lavender mengamati foto itu dengan seksama. Foto pernikahan tanpa adanya raut bahagia di wajah masing-masing."Sepertinya aku harus membuat foto lagi agar, Ezra, bisa ikut." Gumamnya.Setelah memikirkan beberapa hal, dia memilih kembali naik ke lantai dua namun kali ini tujuannya bukan kamarnya melainkan kamar sang suami yang berseberangan dengan kamar
Di sebuah bar yang terletak di salah satu kota italia. Tempat biasa bagi orang-orang menghabiskan uang mereka, terlihat seorang wanita sedang duduk di pojok ruangan sembari menggerutu.Dia Maya Harper, mantan pacar Elios Greyson yang dulu sempat menjadi satu-satunya wanita bagi hidup Elios sebelum sebuah insiden menghancurkan hubungan mereka."Ck brengsek, kenapa Elios sulit sekali di dekati?" gerutunya.Di saat itu pula datanglah dua pemuda yang menghampiri Maya, mereka mengenakan pakaian santai dan memegang wine di tangan masing-masing."Kamu kenapa, May?" tanya salah satu pemuda yang baru saja tiba di hadapannya.Maya mendongak menatap kedua pemuda tersebut. "Elios, susah banget di deketin ngeselin banget sumpah.""Pfftt lagian kamu bego banget, May. kamu kan tau Elios, udah nikah dimana-mana kalo orang udah married nggak mungkin mau sama cewek lain." ujar pemuda berambut coklat bernama Levi Miles. "Yah aku setuju pendapat Levi, kamu harusnya sadar Elios bukan milik kamu lagi, May