Share

Bab 6

Penulis: Zeya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 20:38:39

Sinar matahari mulai menerobos masuk, melalui celah-celah kecil dari jendela kamar Lavender. Di atas ranjang king size, terlihat dua orang masih tertidur pulas.

Beberapa saat kemudian, orang yang tak adalah Lavender dan Ezra mulai menggeliat di atas tempat tidur. Lavender perlahan membuka kedua kelopak matanya.

"Eugh, sudah pagi ternyata." Gumamnya lirih.

Tangannya yang masih memeluk Ezra, perlahan dia angkat. Lavender menyentuh kening Ezra perlahan.

"Sukur lah, panasnya sudah turun." Ucap Lavender lega.

Lavender perlahan keluar dari selimut tebal itu, dia turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi.

Lima belas menit kemudian, Lavender kembali keluar dari kamar mandi setelah membasuh wajahnya dan sikat gigi.

Dia mendekat ke arah Ezra, lalu mengecup singkat kening Ezra penuh kasih sayang.

Dia menatap dalam sosok mungil, yang terbungkus selimut di atas ranjang king sizenya.

'Akhhh, aku sangat ingin memakan pipinya yang gembul itu.' Batin Lavender menjerit gemas.

Sesaat kemudian, dia menggelengkan kepalanya dengan brutal.

"Huh, bisa-bisa aku terkena diabetes jika disini terlalu lama." Gumam Lavender.

Dia membernarkan selimut di tubuh Ezra, lalu berbalik menuju pintu keluar. Jam baru menunjukan pukul 06.00 pagi, Lavender berniat membuat sarapan untuknya dan juga Ezra.

Tap. Tap. Tap.

Lavender mulai menuruni tangga, dia melihat para pelayan yang sedang berlalu lalang di depannya seketika berhenti.

"N-Nyonya." ucap para pelayan itu tak bisa menutupi raut keterkejutan di wajah mereka.

Lavender mengernyitkan dahinya heran melihat reaksi para pelayan saat melihatnya.

'Mungkinkah, masih ada belek di mataku? sampai reaksi mereka begitu terkejut?' batin Lavender bertanya-tanya.

Dia menyentuh kedua matanya untuk memastikan jika dugaannya salah.

'Semua aman, tapi kenapa mereka begitu takut seolah melihat hantu?' batin Lavender lagi.

Dia tidak menyadari jika wajahnya memang terlihat menakutkan, terlebih sorot matanya yang lebih mirip harimau sedang mengincar mangsanya.

Lavender mengamati mereka semua dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Sesaat kemudian Lavender teringat kejadian beberapa hari yang lalu, dia melangkah menghampiri satu pelayan yang sedang memegang kemoceng.

"Dimana, kepala pelayan?" tanya Lavender datar.

"Ke-kepala pelayan a-ada di dapur, Nyonya." jawab pelayan itu gagap.

Lavender menarik sudut bibirnya ke atas, dia masih mengenakan piyama tidur yang memiliki bahan sedikit lebih tipis dari pakaian biasanya.

Pluk.

Lavender menepuk pundak pelayan itu pelan. "Tolong panggilkan, kepala pelayan kesini." Cetus Lavender.

Tanpa menunggu lama, pelayan itu mengangguk lalu berbalik menuju arah dapur.

Tak berselang lama, kepala pelayan pun datang dengan tergesa-gesa menuju tempat Lavender berdiri. Begitu tiba di depan Lavender, kepala pelayan tersebut merasakan perasaan tidak enak saat melihat tatapan Lavender yang sangat tajam.

"Nyonya, memanggil saya?" tanya kepala pelayan yang bernama Sisil.

"Benar, kalau tidak salah nama kamu, Sisil?" ujar Lavender.

"Iya, Nyonya." Sahut kepala pelayan itu.

Diam-diam Lavender tersenyum smirk, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Apa benar, kamu yang bertanggung jawab atas keperluan, Ezra?" tanya Lavender masih dengan nada datar.

"Iya, N-Nyonya." Sahut Sisil mulai gemetaran.

Lavender mengangguk-anggukan kepalanya pelan, perlahan Lavender melangkah maju hingga membuat jarak di antara kepala pelayan dan dirinya menipis.

"Apakah, aku yang menyuruhmu untuk memberikan baju compang camping pada, Ezra?" ucap Lavender dengan nada rendah.

Degh.

Seketika raut wajah Sisil berubah pias, keringat dingin mulai membanjiri dahi dan telapak tangannya.

Sisil meremas kasar kedua tangannya yang berkeringat.

Melihat reaksi Sisil, Lavender tak bisa menyembunyikan kekesalannya.

"Kamu, kesini cepat." panggil Lavender pada salah satu pelayan yang berdiri di belakang Sisil.

"Ada apa, Nyonya?" tanya pelayan itu.

"Ambilkan buku keuangan yang di pegang, kepala pelayan, sekarang!" titah Lavender tak terbantahkan.

Mendengar hal itu, semua pelayan yang ada di sana terkejut. mereka tak menyangka nyonya rumah yang selama tidak pernah perduli dengan uang yang keluar masuk dalam mansion itu, kini secara tiba-tiba menginginkan buku keuangan yang selalu di pegang oleh kepala pelayan.

Takut dengan amarah Lavender, pelayan yang tadi di perintahnya bergegas mengambil buku keuangan itu.

Sambil menunggu, Lavender mulai menginterogasi semua pelayan yang kini sudah berdiri di depannya.

"Di antara kalian semua, apakah ada yang pernah memperlakukan putraku secara kasar?" ucap Lavender penuh penekanan.

Para pelayan saling pandang satu sama lain, lalu mereka semua menundukkan kepalanya masing-masing.

"Maafkan kami, Nyonya, kami mengaku salah." Sahut para pelayan tersebut serempak.

"Ah~ jadi kalian semua pernah memperlakukan putraku dengan buruk!"

Tatapan Lavender berkilat tajam, dia menelisik satu persatu semua pelayan yang masih menundukkan kepalanya. hingga ada salah satu pelayan yang mendongak, dia menatap Lavender takut-takut.

"K-kami, melakukan itu karena, Nyonya, juga memperlakukan, Tuan muda, dengan buruk." cetus pelayan itu.

"Jadi kalian semua mengikuti ku?" tanya Lavender tersenyum tipis.

Tanpa ragu, pelayan itu mengangguk membenarkan ucapan Lavender.

"Benar, Nyonya, kami tidak mungkin berani melakukan hal buruk terhadap, Tuan muda, jika Nyonya, lebih perduli padanya." Jawab pelayan tersebut lantang.

'Hah~ lagi-lagi ini salah ku.' batin Lavender menyesal.

Lavender mendekat ke arah pelayan yang sudah berani menyuarakan pendapatnya.

Tap. Tap. Tap.

"Siapa nama mu?" tanya Lavender begitu berhadapan dengan pelayan tadi.

"Saya, Nana, Nyonya." sahut pelayan itu sopan.

"Baiklah, saya akan mengingat nama kamu, Nana." ujar Lavender.

Di tengah perbincangan mereka, datanglah pelayan yang membawa buku keuangan dari lorong yang menuju kamar para pelayan.

Drap. Drap. Drap.

"Hosh....Hosh.. ini, Nyonya, bukunya." Ucap Pelayan itu kelelahan.

Lavender mengambil buku tersebut dari tangan pelayan itu, dan mulai membaca lembar demi lembar buku berwarna hitam tersebut.

Beberapa saat kemudian, Lavender kembali menutup buku tersebut. Dia melihat ke arah kepala pelayan yang sejak tadi tidak berani menatapnya.

"Kamu, kemanakan semua uang yang tertulis di buku ini?" ujar Lavender dingin.

"N-Nyonya, saya bisa jelasin semuanya ta-"

"Cepat jawab! jangan membuang-buang waktuku, Sisil." potong Lavender.

Para pelayan yang menyaksikan hal tersebut, meneguk salivanya secara kasar. sorot mata Lavender seperti menusuk tulang belulang mereka semua.

'Nyonya, sangat menakutkan jika marah.' batin semua pelayan yang ada di sana.

Bruuk.

Tiba-tiba kepala pelayan itu berlutut di kaki Lavender, dia menangis sembari memohon pada Lavender.

"Nyonya, s-saya mengaku salah. Jangan pecat saya, Nyonya." ujar Sisil memohon.

Lavender menarik kakinya yang sedang di pegang oleh Sisil secara kasar, hingga membuat pegangan Sisil terlepas.

"Sisil, saya mempercayakan anak ku sama kamu bukan untuk di perlakukan buruk. saya memberikan kamu uang pegangan semua itu untuk memenuhi kebutuhan, Ezra." ucap Lavender kecewa.

"Tapi apa yang saya dapat hah? kamu meremehkan saya? memang saya bukan ibu yang baik, saya tidak mengelak tentang hal itu makanya saya meminta kamu menjaga, Ezra." jelas Lavender panjang lebar.

Nafas naik turun, wajahnya tampak merah padam menahan amarah yang sudah melambung tinggi hingga ke ubun-ubun.

Sisil hanya bisa menangis sesenggukan berharap Lavender mau memaafkan kesalahannya.

Sayangnya harapan itu tidak terkabul, Lavender yang memiliki sikap tegas langsung mengusir kepala pelayannya tanpa memberinya pesangon.

"Mulai detik ini, kamu keluar dari rumah saya! jangan tunjukan lagi wajahmu di sekitar saya mengerti." sentak Lavender.

"Tapi, Nyonya-" belum sempat Sisil menyelesaikan ucapannya, sebuah suara memanggil Lavender dari lantai atas.

"LAVENDER PRADIVTA!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 52

    Dua hari kemudian, Lavender dan juga Ezra serta Jasmine sudah kembali ke mansion Greyson. di sana juga sudah ada sang kakek yang sedang duduk di sofa. mereka semua menunggu pertanyaan yang akan di berikan tetua keluarga Greyson tersebut. "Jelaskan maksud dari berkas yang Kakek terima, El!" pinta Kakek Elios. Elios menghela nafas berat, dia sudah membaca isi map itu tempo hari. begitu juga dengan Lavender, mereka berdua juga sudah berdiskusi mengenai hal yang akan mereka lakukan setelah mendapat pertanyaan itu. "Maaf, kami sudah membohongi kalian semua." ujar Elios membuka pembicaraan. Kening Jasmine mengkerut, dia tidak memahami maksud ucapan putranya. "Ada apa, Nak? kenapa kamu meminta maaf?" "Kami.... sudah melakukan pernikahan kontrak, Bu." sahut Lavender. Sontak kedua pupil Jasmine membulat sempurna, dia tak menyangka putra dan juga menantunya akan melakukan hal itu. "Kalian bohong, kan? nggak mungkin kalian cuma nikah kontrak?" ujar Jasmine masih menolak fakta itu.

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 51

    Lavender mengendap-endap menghampiri para pria tersebut, dia mengambil balok kayu yang tergeletak di sisi salah satu pria tersebut. untungnya mereka semua tengah mabuk berat, hal itu membantu Lavender untuk menyelematkan Ezra dan juga Jasmin. Lavender mengambil ancang-ancang, dia mengangkat balok tersebut dan mengarahkan pada leher salah satu pria di sana. Buugh. Sontak rekan-rekan pria itu menoleh begitu melihat teman mereka tersungkur di lantai. mereka mengernyit heran saat melihat wanita berpakaian seksi berada di depan mereka. "Wah, sepertinya si bos mengirimkan wanita pada kita haha." ujar salah orang tersebut. "Bos memang yang terbaik." sahut rekan pria itu. Tak ingin membuang waktu lebih lama, Lavender kembali melayangkan pukulan pada pria-pria itu. selang beberapa saat Lavender telah berhasil membuat mereka semua pingsan, dia menghela nafas kasar. Lavender turun memasuki area dalam kapal tersebut, dia bisa melihat Jasmine sedang duduk di lantai sambil memeluk Ezra.

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 50

    Di sisi lain, Elios baru saja selesai mendapat pengobatan. dia keluar dari ruang rawat, begitu dia sampai di depan pintu dia melihat Luca sedang duduk di bangku sembari menundukkan kepalanya. Elios menepuk pelan pundak pemuda tersebut, Luca mendongak dia segera berdiri dan menanyakan kondisi Elios."Bagaimana kondisi anda, Tuan?" ujar Luca."Saya baik-baik saja, kemana istri dan anakku? apa mereka sudah pulang duluan?" Luca meneguk ludahnya kasar, dia bingung apa yang harus dia katakan saat ini. terlebih posisi Lavender dalam bahaya, Luca takut kalo Elios panik. Elios memperhatikan gelagat Luca yang aneh, dia merasakan firasat buruk sedang menimpa istri dan anaknya."Dimana Lavender? jawab, Luc, jangan membuatku bertanya dua kali." Tegas Elios, sorot matanya sangat tajam, seperti belati yang siap menancap di tubuh Luca jika dia berbohong. "Nona Lavender sedang mencari Tuan muda Ezra, Tuan." jawab Luca setengah bimbang.Sontak Elios langsung melotot, dia mencengkeram kedua pundak Luc

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 49

    Di sisi lain, lebih tepatnya di sebuah dermaga. terlihat seorang pria sedang berdiskusi dengan beberapa orang. Namun di tengah percakapan mereka, salah satu bodyguard yang berjaga datang dengan tergopoh-gopoh, keringat nampak jelas di kening bodyguard tersebut."Hosh... hosh... T-Tuan gawat." ujar bodyguard itu terengah-engah."Ada apa?" sahut pria tersebut."Di depan, a-ada seorang wanita! dia mencari anda."Kening pria itu berkerut, dia tidak merasa memiliki janji dengan siapa pun di jam selarut ini. terlebih tidak ada yang tau bahwa dia berada di sana.Merasa ada yang tak beres, pria itu bergegas menuju tempat yang di sebut oleh bodyguardnya.Tap.Tap.Tap.Dari kejauhan, pria itu melihat siluet yang tak asing meski orng tersebut sedang memunggunginya. semakin dia mendekat tiba-tiba perempuan itu berbalik menatap ke arahnya, begitu wajah perempuan itu terlihat jelas pria tersebut langsung membeku di tempat."Bagaimana kabarmu..... Bara?" sapa Lavender seraya tersenyum smirk."L-Lav

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 48

    Ucapan Lavender bukan sekedar gertakan, karena tak berselang lama muncul para polisi dari pintu depan. Mereka mulai mengepung ballroom itu sambil menodongkan senjata ke arah para bawahan Reynold.Lavender menarik sudut bibirnya ke atas, sebuah seringai muncul di wajah perempuan itu. Dia sudah bertekad untuk menghancurkan Reynold dan juga seluruh orang yang terlibat menyakiti dirinya."Tangkap pemuda itu! bawa juga pria bernama Baskaran dan istri keduanya. Semua berkas bukti kejahatan mereka sudah saya berikan ada asisten saya, dia akan menyusul ke kantor polisi nanti." Ucap Lavender memberi perintah.Para polisi mengangguk patuh, mereka menangkap Reynold, Baskara dan juga istrinya. lalu mereka di bawa keluar dari ballroom menuju kantor polisi untuk di mintai keterangan.Saat semua orang sudah pergi, Lavender pun berniat menyusul Elios menuju rumah sakit. namun baru saja dia keluar dari pintu, ponselnya tiba-tiba berdering menandakan adanya panggilan masuk.Lavender mengeluarkan ponsel

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 47

    Lavender tak percaya dengan tindakan suaminya barusan, dia rela menjadi tameng menggantikan dirinya terkena tusukan belati."ELIOS." Teriak Lavender panik.Dia menghampiri suaminya, dia menunduk melihat darah yang keluar dari balik baju Elios."El, kita kerumah sakit sekarang." ujar Lavender.Elios mengangguk, bibirnya mulai terlihat pucat dan itu membuat Lavender semakin panik.Namun baru saja Lavender ingin memapah Elios dan membawanya keluar, tangan Reynold langsung menarik pergelangan tangan Lavender hingga membuat tubuhnya limbung dan melepas tubuh Elios hingga terjatuh ke lantai."Elios." Lavender hendak berlari namun tangannya masih di pegang oleh Reynold."Kamu mau kemana, Lav? sudah biarkan saja suamimu mati di sini." Ujar Reynold tanpa beban.Seketika amarah Lavender naik, dia berbalik menatap ke arah Reynold. "Lancang sekali mulutmu berbicara! kalau memang harus ada yang mati, itu bukan suami ku tapi kamu bajingan!"Degh.Raut terkejut nampak jelas di wajah Reynold, baru ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status