Share

Chapter 4

Aвтор: Queen Sando
last update Последнее обновление: 2024-08-18 07:02:46

Arumi merasa lega karena Selia akhirnya sepakat untuk menerima kontrak pernikahan itu. Dan setelah Selia menandatangani surat itu, Arumi pun langsung mengganjarnya dengan sejumlah uang yang nominalnya cukup besar bagi seorang Selia yang berasal dari keluarga biasa. Seolah sedang berpacu dengan waktu, Arumi pun segera mengajak suaminya untuk pergi ke rumah Bu Melinda, untuk memberitahu tentang kabar itu.

"Em, lumayan, cantik dan sepertinya ia juga gadis yang baik" puji Bu Melinda saat Arumi menyodorkan selembar potret yang merupakan potret Selia.

Arumi merasa cemburu saat mendengar Bu Melinda memuji Selia, tapi meski demikian ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia harus tetap diam, demi memuluskan rencana yang sudah ia rancang sendiri.

"Bagaimana menurutmu Yoga?" Bu Melinda memberikan foto Selia pada Prayoga yang duduk dihadapannya.

Prayoga melirik kearah Arumi, seolah hendak meminta izin, tapi Arumi hanya diam karena ia sedang sibuk dengan pikirannya yang kacau saat ini.

"Terserah Ibu saja" ucap Prayoga yang hanya melihat sekilas foto Selia itu, lalu kembali memberikannya pada Bu Melinda.

Arumi hanya bisa menelan ludah yang terasa amat getir, ia sebenarnya merasa sangat kecewa dengan sikap pasrah suaminya itu. Seperti sudah tak ada lagi rasa cinta di dalam hati Prayoga untuk Arumi.

"Siapa dia Rum?" tanya Bu Melinda.

"E, dia, dia teman saya Bu" jawab Arumi berdusta.

"Oh, baguslah, kau tak sembarangan memilih wanita untuk Prayoga "

"Aku ingin kau segera pertemukan kami dengan dia, e, siapa tadi namanya?"

"Selia Bu"

"Ya, Selia, namanya cantik seperti orangnya " lagi-lagi Bu Melinda memuji Selia, ia sepertinya sengaja membuat Arumi kesal.

"Dan setelah itu, karena wanita ini adalah pilihanmu, kau juga yang harus atur semuanya . Maksudku, kau urus pernikahan Selia dan Prayoga!"

"Baik Bu. Tapi, mungkin mereka akan menikah dibawah tangan saja Bu "

"Tak masalah, mau dibawah tangan, atau dibawah apapun, aku nggak perduli!. Yang penting mereka segera menikah. Aku sudah nggak sabar ingin segera punya cucu"

Kalimat terakhir yang Bu Melinda ucapkan, ternyata sanggup membuat mata Arumi mengembun.

"Yoga, apa kau tak masalah jika pernikahan ini dipercepat?"

"Terserah kalian saja!" jawab Prayoga malas, ia masih merasa tak enak dengan Arumi. Karena sejujurnya, ia masih mencintai Arumi.

"Ya sudah, kalian pulanglah!, dan kau Arumi, kau urus pernikahan mereka secepatnya. Aku beri kau waktu satu Minggu"

"Satu Minggu Bu?!"

"Ya, bukankah lebih cepat akan lebih baik?!"

"Baiklah Bu" jawab Arumi dengan berat hati.

Bu Melinda pun tersenyum senang karena akhirnya mimpinya untuk bisa memiliki cucu akan segera terwujud.

____

"Ini apa Bu?" tanya Selia dengan malu-malu saat ia sedang bersama Bu Melinda.

"Ini obat khusus yang Ibu beli dari Dokter spesialis kandungan terkenal di kota ini"

"Ini obat penyubur kandungan, kau harus minum ini secara rutin agar setelah menikah kau akan cepat hamil" ucap Bu Melinda sambil menyodorkan plastik kecil berisi obat yang dimaksud.

Selia menerima obat itu dengan perasaan yang masih bingung, ia masih tak menyangka jika ternyata pria yang akan menikahinya adalah suami Arumi. Ada rasa tak enak pada Arumi, karena semula Selia mengira ia akan menikah bukan dengan suami Arumi.

"Oh iya, ini juga Ibu sudah belikan kamu buah-buahan, vitamin, susu, pokoknya lengkap. Kau harus konsumsi ini untuk membuat tubuhmu sehat, ya!" Bu Melinda memberikan Selia sebuah tas belanja besar berisi aneka makanan dan minuman yang dikhususkan untuk menambah kesuburan wanita.

"Kalau ini habis, kau tinggal bilang ya!. Nanti akan Ibu belikan lagi, kau mengerti sayang?"

"I, iya, Bu, iya" jawab Selia bingung, antara senang atau justru sedih karena mendapatkan perlakuan yang istimewa dari mertua wanita lain.

Sedang Bu Melinda justru merasa senang karena akhirnya pernikahan Prayoga dan Selia sudah ada di depan mata.

_____

Setelah Prayoga dan Selia menikah...

Selia dan Prayoga akhirnya resmi menikah, meski itu hanya pernikahan secara agama. Itu memang siasat dari Arumi untuk tetap mengamankan posisinya sebagai satu-satunya istri sah Prayoga secara hukum dan agama.

Dan setelah menikah, Selia pun tinggal bersama dengan Arumi dan Prayoga. Meski sejujurnya itu membuat Arumi sangat tak nyaman. Ia terpaksa kini harus berbagi segalanya dengan wanita lain, hal yang selama ini tak pernah ia bayangkan.

"Kok tidur disini Mas?" tanya Arumi saat melihat Prayoga yang tidur di kamar mereka, padahal ini adalah malam pertama bagi Prayoga dan Selia.

"Emangnya kenapa?, nggak boleh?" tanya Prayoga ketus.

"Ya bukan begitu, tapi..." Arumi tak jadi melanjutkan kalimatnya.

"Aku belum siap Rum" jawab Prayoga yang seolah tahu maksud dari ucapan Arumi itu.

"Tapi kalian sudah sah Mas"

"Ya, itu aku tahu!. Tapi kau, kan juga masih istriku!" bantah Prayoga.

"Iya, tapi sekarang Selia juga istrimu. Kau juga harus memberi nafkah padanya sama seperti yang kau berikan padaku" Arumi dengan tegar mencoba memberi pengertian pada Prayoga.

"Terserah kau saja!. Pokoknya sekarang aku belum siap!" tolak Prayoga yang langsung menarik selimutnya dan bergegas untuk tidur.

Arumi hanya bisa menggeleng lemah, ia merasa cemas dengan sikap Prayoga itu. Ia takut jika sampai Selia mengadu pada Bu Melinda, dan urusan akan jadi rumit pastinya.

Tapi, disisi lain, ia sebenarnya merasa senang karena Prayoga ternyata lebih memilih dirinya dibandingkan Selia. Ia berkeyakinan, jika apa yang ia rencanakan pasti akan berhasil. Arumi tetap menjadi yang utama di hati Prayoga, kehadiran Selia takkan bisa mengalihkan pandangan Prayoga dari Arumi.

_____

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 53

    Satu hari sebelumnya.. "Siapa kau?!" tanya Arumi pada seorang wanita yang datang ke rumahnya. "Apa kabar Bu Arumi?" wanita itu tersenyum manis sambil melenggang masuk ke dalam rumah meski Arumi belum memintanya. Arumi bingung, ia mengekori langkah wanita yang berpenampilan seksi itu. "Hei, siapa kau?!" tanya Arumi lagi dengan nada tinggi. "Oh ya, aku lupa, perkenalan, aku Nurselia!" wanita itu mengulurkan tangannya. Arumi bengong saat wanita itu menyebut namanya. "Selia?" gumam Arumi sambil terus mengamati wanita yang ada dihadapannya itu. "Kau tentu masih ingat aku, kan Bu?" tanya Selia dengan senyum misterius, seolah menyimpan sebuah rahasia yang besar. "Bagaimana bisa kau Selia?" tanya Arumi ragu, sebab wanita yang ada di hadapannya itu tak mirip sedikitpun dengan Selia. Wanita itu, Selia, menyeringai membuat Arumi sedikit cemas. "Ku dengar kau akan menikah dengan mantan suamiku, oh, bukan, mantan suamimu?" tanya Selia yang terus mempermainkan bibirnya, seolah

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 52

    "Ada apa lagi Mas?" tanya Arumi kesal, ia sebenarnya sudah merasa malas untuk bertemu lagi dengan Prayoga, semenjak ia mendapat video dari perempuan bernama Aulia itu. "Rum, aku mohon, maafkan aku!" Prayoga langsung menghambur kearah Arumi yang berdiri dengan wajah datar. "Percayalah, semua itu nggak benar!. A-ku udah ditipu Rum!" ucap Prayoga dengan menggebu-gebu. "Apa, ditipu katamu?!" Arumi memicingkan matanya, merasa aneh dengan pernyataan mantan suaminya itu. "Iya Rum, aku nggak kenal siapa wanita itu, sungguh!" Prayoga hendak meraih tangan Arumi untuk ia genggam, agar dramanya terlihat begitu realistis. Tapi Arumi dengan cekatan menghindar. Ia tak ingin lengah lagi, ia sudah sadar kini, karena kelengahannya itulah yang membuat ia akhirnya jatuh kembali ke dalam jeratan cinta Prayoga yang sesungguhnya kini sudah tak lagi sama seperti enam tahun yang lalu. Prayoga terperanjat melihat reaksi ketus Arumi. "Rum?!" "Huhh!!" Arumi menarik nafas dan mengembuskan nya begitu

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 51

    "apa kabar Mas Yoga?!" seorang wanita tiba-tiba menegur Prayoga yang sedang duduk santai menikmati secangkir es kopi di sebuah cafe. Prayoga kaget dan segera meletakkan gelas berisi es kopi americano di atas meja. "hai!" seorang wanita melambaikan tangannya pada Prayoga sambil tersenyum manis. Prayoga tertegun melihat wanita itu, ia coba untuk mengingat-ingat, siapa tahu ia mengenal wanita itu, tapi ia ternyata tak bisa mengenalinya dengan mudah sebab wanita itu mengenakan kacamata hitam. "sendiri aja?" tanya wanita itu setelah berada tepat di dekat Prayoga. Prayoga tak menjawab, ia malah memandangi wanita itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. wanita itu berpenampilan cukup seksi dengan hot pant jeans yang di padu atasan rajut berbelahan dada cukup rendah hingga membuat area privasi miliknya sedikit terlihat. "kok bengong?!" ucap wanita itu sambil menjentikkan jarinya, membuat lamunan Prayoga buyar seketika. "e, si-apa kau?!" tanya Prayoga gugup. "astaga, apa waktu b

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 50

    "sial!, bagaimana bisa wanita itu punya video seperti itu?, ku rasa aku udah dijebak malam itu?, tapi atas dasar apa dia lakukan itu?!" Prayoga mondar-mandir sambil terus mengoceh. "loh Yoga?!, kok udah pulang?!" Bu Melinda kaget ketika melihat keberadaan Prayoga di ruang tengah. "bukankah hari ini kau dan Arumi akan fitting baju ya?" tanya Bu Melinda sambil mendekati anaknya itu. "apa terjadi sesuatu?" selidik Bu Melinda yang mulai merasa ada hal aneh yang terjadi jika melihat gelagat yang ditunjukkan Prayoga. "Yoga, kamu dengar Ibu nggak?!" pekik Bu Melinda. "iya Bu, Yoga dengar!" jawab Prayoga ketus. "kalo dengar kenapa kamu nggak jawab?!" Bu Melinda nggak kalah ketus. "Yoga lagi bingung Bu!" "bingung kenapa?, apa baju yang kalian pesan nggak sesuai?" tanya Bu Melinda sambil duduk di sofa dan menikmati secangkir teh Kamomil yang hangat dan harum. "bukan soal baju, tapi ini soal Arumi!" "crutt!" air teh yang sedang di seruput Bu Melinda muncrat seketika saat ia me

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 49

    "Kok lama banget Mbok?" Prayoga bertanya pada Mbok Piah dengan gusar. Ini sudah hampir setengah jam ia menunggu Arumi yang kata Mbok Piah tadi sedang bersiap-siap. Kedua matanya terus menatap ke lantai atas, berharap Arumi segera turun untuk menemui dirinya. Prayoga merasa aneh, ia pernah hidup bersama Arumi selama enam tahun lamanya. Ia paham betul jika Arumi bukanlah tipikal wanita yang akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk berkutat di meja rias. "Coba panggil lagi Mbok, ini udah siang!" pinta Prayoga, Mbok Piah mengangguk ragu namun ia bergegas naik ke lantai atas untuk memanggil Arumi. Prayoga gelisah, ia terus mondar-mandir kesana-kemari sambil menggerutu tak jelas. Dan tak berselang lama Arumi pun turun di ikuti oleh Mbok Piah. Prayoga tertegun melihat Arumi. Tadi menurut Mbok Piah Arumi sedang bersiap diri, tapi kini yang nampak justru berbeda. Arumi masih mengenakan daster panjang berwarna biru gelap dengan Khimar peach yang menutup kepalanya. Wajah Arumi juga

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 48

    "Siapa ya?!" Mbok Piah menatap bingung pada seseorang yang berdiri di hadapannya. Sepagi itu ada seorang wanita muda yang Dadang berkunjung. Wanita itu masih sangat mudah, usianya sepertinya belum genap dua puluh tahun. Paras wajahnya cukup cantik, tubuhnya tak terlalu tinggi namun cukup sintal, apalagi ditambah dengan pakaian yang ketat membuat setiap lekuk di tubuhnya tergambar dengan jelas. Mbok Piah nampak tak suka melihat penampilan wanita itu yang terlalu seksi. "Perkenalkan, saya Aulia!" wanita itu mengulurkan tangannya pada Mbok Piah yang masih bingung. Dengan ragu Mbok Piah menerima uluran tangan wanita itu. "Maaf Bu, apa Bu Arumi nya ada?" tanya wanita bernama Aulia itu dengan ramah seolah sudah sangat mengenal Arumi. Mbok Piah memicingkan matanya, mencoba untuk menyelidiki siapa wanita itu. "E, Ibu dia, dia su-dah pergi!" jawab Mbok Piah berdusta, sebenarnya Arumi ada di rumah, tapi semalam Arumi bilang pada Mbok Piah jika hari ini ia berencana untuk melakukan fittin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status