Beranda / Rumah Tangga / Istri Warisan Sahabat / 166. Bahagia yang Tertunda

Share

166. Bahagia yang Tertunda

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-23 16:20:57

Happy Reading

*****

Ilyas dan keluarga sudah sampai di halaman KUA. Mereka kini menunggu Nafeeza serta papanya dan giliran untuk dipanggil masuk. Sebagai orang tua, Haidar sebenarnya sedih melihat pernikahan putra sulungnya secara sederhana tanpa resepsi pernikahan seperti kebanyakan orang menikah. Namun, apa daya semua terpaksa dilakukan.

"Sabar ya, Bang. Semoga calon Papa mertuamu bisa meyakinkan istrinya untuk merestui pernikahan kalian," bisik Haidar yang melihat Ilyas terlihat sedih dan banyak pikiran.

"Enggeh, Yah. Semoga aja." Lelaki yang disebut Abang itu mengangkat garis bibirnya ke atas kala netranya menangkap sebuah mobil yang masuk gerbang KUA.

"Bang itu keluarga Mbak Feeza kayaknya," tunjuk Olivia dan diangguki oleh saudara tertuanya.

Setelah keluarga Khoirul membuka pintu mobil, Haidar berjalan mendekati mereka. Menyambut kedatangan besan beserta anak-anaknya termasuk sang calon pengantin. Kebahagiaan menyelimuti dua keluarga itu walaupun ada salah satu istri Haidar yan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Warisan Sahabat   167. Mama Oh Mama

    Happy Reading*****Suara salam dan ketukan pintu dari Khoirul tidak ditanggapi. Cukup lama lelaki itu berdiri menunggu sang istri membukakan pintu. Sang menantu tertua mendekatkan wajah ke kaca jendela, gelap tak ada yang mampu dia lihat. "Mama keluar kayaknya, Pa," ucap menantu tertua, Mufidah. "Bisa jadi, untung Papa bawa kunci serep. Ayo masuk!" Tangan Khoirul lincah memasukkan kunci yang dia ambil dari saku celana sebelah kiri. Sepi, tak ada seorang pun di dalam rumah. Kedua menantunya saling menatap heran, mereka memang tak mengetahui penyebab sang mertua pergi dan tak ikut menghadiri pernikahan Nafeeza. Penasaran sebenarnya, tetapi rasa itu masih mereka tahan. "Papa mau kopi? Aku buatkan," tanya sang menantu kedua, Diana. "Boleh, Nduk. Jangan terlalu manis, ya," jawab Khoirul dan diangguki oleh menantunya. Mufidah dan Diana berjalan ke arah dapur sambil berbisik, melempar pertanyaan yang mereka sendiri tak tahu jawabannya. "Lha, iya, Mbak. Apa sih alasan Mama?" kata Dian

  • Istri Warisan Sahabat   166. Bahagia yang Tertunda

    Happy Reading*****Ilyas dan keluarga sudah sampai di halaman KUA. Mereka kini menunggu Nafeeza serta papanya dan giliran untuk dipanggil masuk. Sebagai orang tua, Haidar sebenarnya sedih melihat pernikahan putra sulungnya secara sederhana tanpa resepsi pernikahan seperti kebanyakan orang menikah. Namun, apa daya semua terpaksa dilakukan."Sabar ya, Bang. Semoga calon Papa mertuamu bisa meyakinkan istrinya untuk merestui pernikahan kalian," bisik Haidar yang melihat Ilyas terlihat sedih dan banyak pikiran. "Enggeh, Yah. Semoga aja." Lelaki yang disebut Abang itu mengangkat garis bibirnya ke atas kala netranya menangkap sebuah mobil yang masuk gerbang KUA."Bang itu keluarga Mbak Feeza kayaknya," tunjuk Olivia dan diangguki oleh saudara tertuanya.Setelah keluarga Khoirul membuka pintu mobil, Haidar berjalan mendekati mereka. Menyambut kedatangan besan beserta anak-anaknya termasuk sang calon pengantin. Kebahagiaan menyelimuti dua keluarga itu walaupun ada salah satu istri Haidar yan

  • Istri Warisan Sahabat   165. Sang Pemimpin

    Happy Reading*****"Mama keterlaluan," ucap Nafeeza sedikit keras.Di rumah, putri bungsu Khoirul baru bisa menumpahkan kekecewaannya pada Latifah. Sesak yang sejak tadi dia pendam kini tumpah sudah. Jika pun, dia tersenyum saat diperkenalkan sebagai calon istri dari putra teman sang Mama, maka semua itu dilakukannya semata-mata karena ancaman.Tidak ada seorang anak pun yang rela orang tuanya meninggal dikarenakan kedurhakaan mereka, pun demikian dengan Nafeeza. Namun, semua itu kini dia luapkan saat ada papanya. Khoirul, hanya menatap sedih pada dua orang perempuan di depannya."Apalagi yang kamu lakukan sama putrimu, Ma?" tanya sang pemimpin keluarga sedikit emosi."Mama melakukan yang seharusnya dilakukan biar anakmu nggak mikirin laki-laki itu lagi." Latifah masuk ke kamar."Ceritakan ke Papa, Fee. Apa yang mamamu lakukan?" suruh Khoirul sesaat setelah istrinya melenggang pergi ke kamar. Lelaki itu merengkuh putrinya yang masih sesenggukan menahan tangis."Ma-ma jodohin aku tanp

  • Istri Warisan Sahabat   164. Usaha

    Happy Reading*****"Mama tetap nggak setuju. Sakit hati ini sampai kapan pun nggak akan luntur buat perempuan macam dia dan semua keturunannya." Latifah mengucapkan dengan nada tinggi di hadapan suaminya."Ma, Allah saja Maha Pengampun pada semua hamba yang mau bertaubat, kenapa sebagai makhluknya kita nggak bisa melakukannya. Jangan-jangan apa yang kamu yakini bahwa semua salahnya itu hanya sebuah kesalahan kita. Dulu Mama belum dengar langsung penjelasan dari dia, 'kan?" Sebagai pemimpin keluarga tentu Khoirul dituntut untuk membimbing seluruh keluarganya. Memberikan suatu pemahaman yang benar agar anggota mereka tak terjerumus ke neraka. Seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-qur'an 'jagalah dirimu dan seluruh keluargamu dari siksa api neraka'. "Papa disogok apa sama perempuan itu?" tuduh Latifah seenaknya pada sang suami. "Astagfirullah, Mama. Jangan suuzon!""Papa nggak tahu gimana dulunya dia. Papa itu tahu cuma dari cerita saja, aku yang lihat gimana dulu dia sejahat itu. T

  • Istri Warisan Sahabat   163. Aku Terima ...

    Happy Reading**** "Jika apa yang saya lakukan itu menjadi sebab kebencian istri njenengan. Saya mohon maaf sedalam-dalamnya, Pak. Sungguh yang terjadi itu di luar kuasa saya sebagai manusia biasa." Kaca-kaca itu membias pada kelopak mata Hazimah. Haidar merengkuh istrinya, siapa pun saat mendengar cerita tragis yang baru saja diceritakan Khoirul pasti akan sedih. Pantas jika akhirnya Latifah membenci Hazimah walau kejadian itu tak ada sangkut pautnya. Jodoh, rezeki, kematian semua adalah suatu hal mutlak ketentuan Sang Maha Pencipta yang pasti dialami setiap insan. Namun, sebagian orang sering kali mengaitkan sebab musabab ketiga hal tersebut dengan seseorang atau kejadian saat tak sesuai dengan harapan. Contoh kasus seperti yang dialami istri kedua Haidar saat ini. "Sebenarnya saya sebagai suami sudah menasihati untuk melupakan masalah itu sejak lama, tapi tidak dengan istri saya. Sekarang kejadian itu berimbas pada Nafeeza. Dia yang tidak tahu menahu pangkal permasalahan menjadi

  • Istri Warisan Sahabat   162. Rindu Setengah Hidup

    Happy Reading*****Pernah mendengar doa adalah bahasa rindu paling cepat tersampai saat jarak memisahkan, maka Nafeeza tak henti-hentinya melangitkan rasa yang mulai semakin mengimpit. Tetes-tetes embun di kedua kelopak matanya tak akan pernah berhenti setiap kali merapalkan kerinduan pada sosok lelaki yang didamba. Cinta telah melekat erat di hati sang gadis. Genap sebulan sudah, sejak penolakan pinangan dari gadis itu pada Ilyas. Mereka berdua sama sekali tak bertemu dan tidak saling menghubungi. Nafeeza tersedu di tengah malam, segala curahan hati tentang kerinduan dia sampaikan pada Sang Maha Pemberi Rasa.Tarikan napas dari hidung yang berlendir dari si bungsu semakin mengeras. Ketika Khoirul hendak ke kamar mandi luar yang letaknya di depan kamar sang putri suara itu terdengar inderanya. Hampir setiap malam dia mendengar hal itu. "Nduk, kamu nggak papa, 'kan?" tanya Khoirul disertai ketukan pada pintu kamar putrinya. "Ya, Pa." Cepat pungung tangannya digunakan untuk menghapu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status