Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 38Setelah memastikan Alia tidur sehabis minum obat tadi, Jodi dan Bu Soraya berangkat ke kantor polisi. Mereka sengaja masih berada di rumah Bu MIra agar Alia ada yang menemani. Bu Soraya bahkan menyuruh pengawalnya yang lain untuk berjaga-jaga di rumah Bu Mira agar tidak terjadi hal yang diinginkan.“Alia tahu kalau Mami mau nuntut para pelaku itu?” tanya Jodi.“Nggak, kayaknya kalau Alia tahu dia nggak bakalan biarin mereka buat Mami seret ke kantor polisi,” jawab Bu Soraya.“Alia terlalu baik, dia nggak mau balas orang yang jahatin dia,” jelas Jodi.“Sebenarnya Mami cukman pengen pelaku itu jengah dan ini juga bisa jadi pelajaran buat yang lain biar nggak sembrono.”Mereka sudah sampai di kantor polisi terdekat, Bu Soraya memiliki banyak koneksi jadi bukan hal yang sulit jika ia meminta bantuan pada polisi untuk mengurus kejadian ini. Empat orang remaja terlihat duduk sambil menundukkan kepalanya, orangtua mereka sudah dipanggil dan sedang
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 39"Lo mau 'kan bantuin gue minta maaf ke Alia. Gue sadar yang gue bilang di depan wartawan itu salah. Gue pengen minta maaf langsung sama Alia," tutur Monika. Mendengar semua itu bukannya senang tapi Dinda merasa heran karena seorang Monika yang egois dan keras kepala sekarang ingin minta maaf pada Alia dengan sukarela."Gue bisa aja sih bantuin. Tapi Alia nggak ada di rumahnya, gue denger dia pergi ke Paris," balas Dinda bohong. Ia tidak mungkin percaya begitu saja pada Monika."Nanti aja kalau dia udah balik," ujar Monika."Gue bahkan nggak tahu dia balik lagi kapan katanya mau menetap di sana buat ngurus bisnis keluarga Jodi," terang Dinda. Setelah ini Dinda harus memberitahu Alia mengenai ini agar wanita itu bisa diajak kompromi. Dinda hanya tidak ingin Alia diganggu setelah mendapatkan kebahagiaan.Terlihat jelas jika Monika kecewa, bukan kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Alia tapi kesal karena rencananya harus tertunda. Padahal Mo
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 40Sari meminta Danang –satpam– untuk melihat kondisi Pramono, kedua wanita itu kaget saat ikut melihat ternyata lelaki jahat itu jatuh pingsan. Tidak ingin sampai terjadi sesuatu mereka langsung membawa Pramono ke rumah sakit, sedangkan Marissa tetap di rumah untuk menemani nyonya besar karena Diah belum datang."Ya Allah … aku takut, semoga aja nggak terjadi apa-apa. Kalau nggak gimana nasibku," gumam Marissa.Tendangan yang dilakukan Marissa memang tidak terlalu kuat tapi tendangan itu terkena tepat di area sensitif seorang lelaki yang sudah jelas bisa saja fatal dan menyebabkan kematian. Tapi Marissa berdoa agar semua itu tidak terjadi. Beberapa waktu berselang Danang kembali seorang diri, ia mengatakan jika Sari menunggui majikannya di rumah sakit. Tapi Danang tidak mengatakan bagaimana kondisi Pramono karena memang ia langsung pulang setelah mengantarkan ke rumah sakit.Kini Marissa menunggu dengan gelisah, ia baru saja mengirimkan pesan
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 41Marissa tidak berani keluar dari kamar saat mengetahui Pramono sudah pulang, mendengar nama lelaki itu disebut saja Marissa takut apalagi melihatnya secara langsung. Sari menceritakan jika Pramono tidak mengatakan apapun mengenai kejadian beberapa waktu lalu. Lelaki itu pasti akan tutup mulut karena tidak ingin nama baiknya rusak jika berita ini tersebar.Marissa membersihkan seluruh tempat kecuali kamar Pramono, ia masih trauma. Lelaki itu bahkan belum ada terdengar suaranya ataupun keluar kamar setelah pulang dari rumah sakit."Biar aku aja yang beresin kamarnya Tuan," ujar Sari."Maaf ya, Mbak. Aku selalu ngerepotin," sesal Marissa."Udah nggak usah dipikirin, kalau kamu nanti udah gajian lebih baik cari kerjaan lain. Kebetulan temen aku di komplek C majikannya cari art," jelas Sari."Aku mau, tapi nggak bisa. Soalnya udah tanda tangan, kalau aku melanggar aku harus bayar uang kompensasi," terang Marissa.Pilihan yang sulit memang, tapi
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 42"Eh … Bu Ochi, saya tuh nggak nyangka ternyata si Alia itu katanya pake pelet," seru Bu Neni yang sedang memilih kangkung di tukang sayur keliling."Kata siapa, Bu? Jangan asal ngomong nanti jadinya fitnah," sahut Bu Nur."Bu Nur, saya itu denger sendiri. Kita juga harus pake logika kali, masa janda kayak Alia bisa dapat suami perjaka tajir melintir," sewot Bu Neni lalu menyimpan dengan kasar kangkung yang dipilihnya.Mereka adalah tetangga di rumah Bu Mira dulu, mereka kenal baik dengan keluarga Alia dan tidak menyangka jika Alia bisa dinikahi oleh orang kaya. Bahkan masuk berita di televisi."Bu Neni, jangan dibanting-banting atuh dagangan saya. Kecuali kalau mau dibeli," protes Mang Sudin."Siapa yang mau beli kalau kangkung layu gini," gumam Bu Neni."Kayaknya yang dibilang Bu Neni bener juga, kemarin aja waktu si Alia nikah mana ada kita tetangganya diundang. Pasti takut ketahuan pake pelet kali ya." Bu Sukman ikut bicara.Bu Mira dan
Istri Yang DIcampakkan Menjadi SultanBab 43Baru saja Marissa akan mulai bekerja, Mikaila yang baru saja terlelap tiba-tiba menangis membuat wanita itu mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar. Kemarin bayi itu baru saja imunisasi, bahkan dari tadi malam Mikaila rewel dan juga demam hingga Marissa hanya bisa beristirahat sebentar.“Sa, kamu belum mulai kerja?” tanya Diah dari ambang pintu.“Belum, Mbok. Mika masih rewel, nggak bisa ditinggal,” jelas Marissa.“Ya udah, nanti kalau udah tidur biar Mbok yang jagain ya. Soalnya hari ini Bu Olivia pulang,” ujar Diah.“Iya, Mbok. Nanti kala Mika udah tidur, aku langsung beres-beres kok,” balas Marissa.Saat Mikaila selesai imunisasi, Marissa pasti tidak bisa bekerja dengan leluasa karena anaknya pasti rewel dan tidak bisa ditinggalkan. Marissa merasa malu jika harus kembali merepotkan Sari ataupun Diah. Rasanya ingin sekali Marissa melalui waktu dengan cepat agar bisa segera pulang ke kampung halamannya, di sana ia bisa bebas bekerja d
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 44Farida langsung menghubungi suaminya dan meminta untuk dicarikan tempat dimana Farhan dipenjara. Mendengar adiknya itu dipenjara tentu hati Farida hancur, membayangkan hidup adiknya nelangsa di balik jeruji besi. Farida tetaplah seorang kakak yang tidak akan diam melihat adiknya menderita. Sudah cukup pelajaran yang didapatkan oleh Farhan. "Darimana kamu tahu soal ini? Apa kamu lihat langsung Farhan? Kamu bisa nggak bawa Mbak ke tempat kamu denger itu atau kasih tahu orang yang bilang Farahn di penjara sekarang dimana," cecar Farida."Aku nggak tahu, Mbak. Coba Mbak langsung dateng ke tempat kontrakan Bang Farhan dulu, siapa tahu disana Mbak bisa dapat informasi mengenai Bang Farhan," saran Amanda."Makasih infonya, Manda. Mbak pamit dulu," ujar Farida lalu pergi, ia kan langsung mendatangi tempat yang dikatakan oleh Amanda tadi. Ia tidak mungkin mengandalkan suaminya untuk mencari tahu, ia juga akan mencari tahu sendiri. Farida merasa men
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanBab 45“Gimana menurut kamu, masih ada yang kurang nggak?” tanya Dinda, kini mereka ada di depan sebuah bangunan yang sudah direnovasi menjadi kafe yang terlihat sangat nyaman jika dijadikan tempat untuk bersantai.“Bagus, aku suka. Apa udah ada yang daftar jadi karyawan?”“Ada, banyak banget. Tapi nanti kamu yang menangani mereka ya, kamu interview,” tutur Dinda.“Nggak ah, kamu ‘kan tahu aku cuman lulusan SMA doang. Kamu lebih berpendidikan pasti lebih ngerti soal ini,” tolak Alia, meskipun ia yang memiliki kafe itu tapi Alia tidak angkuh. Ia bahkan menyerahkan masalah karyawan baru pada Dinda karena ia juga memang tidak bisa mengurus apalagi berkomunikasi dengan orang baru.“Ya udah, tapi nggak apa-apa nih?”“Iya, santai aja,” sahut Alia lalu masuk lebih dalam ke kafe itu. Semua peralatan sudah lengkap, termasuk meja dan kursi bahkan aksesoris dan hiasan dinding juga sudah tertempel rapi. Dinda benar-benar menanganinya dengan baik, selama Alia