Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanAlia bersyukur kerja kelompok itu selesai, ia merasa gelisah karena belum bertemu Azfer. Tapi besok ia masih harus melakukannya lagi karena kerja kelompok ini tidak berlangsung sehari saja. Sebelum Pulang, Alia mengantar Tiara sampai depan rumahnya. Tidak tega jika harus membiarkan Tiara pulang sendiri malam-malam seperti ini.Jam tujuh malam, Alia baru sampai di rumah. Terlihat sepi, hanya ada beberapa bodyguard yang selalu berjaga. Inah menyambut dan memberikan segelas air."Baby Az udah tidur?" tanya Alia."Inah nggak tahu, Nyonya. Tadi sore Inah lihat Baby Az sama Mbak Amanda," jawab Inah."Ya udah, belum pada makan malam 'kan?" Alia kembali bertanya sambil melangkah masuk."Belum, masakannya baru matang kok," jelas Inah.Alia mengangguk kecil lalu menuju kamarnya, ia tidak melihat Darren. Tahu jika lelaki itu tidak setiap hari menginap, dalam satu minggu paling satu atau dua kali. Lelaki itu tidak bisa jauh dari Azfer bahkan Azfer juga sama,
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Mau 'kan kamu jadi guru privat aku?" tanya Alia pada Tiara."Pake bilang guru privat segala, aku pasti bakalan bantu kamu kok kalau ada materi yang susah dimengerti," balas Tiara ramah."Kamu mau berapa uang privatnya?" tawar Alia.Tiara malah tertawa. "Apaan sih, pake uang privat segala? Nggak usah, udah kewajiban aku bantuin kamu, Al," tolak Tiara lembut."Tapi belajarnya di rumah aku nggak apa-apa ya?" tawar Alia."Iya, mau mulai hari ini kah? Soalnya dua hari lagi jadwal Pak Herry," ujar Tiara."Iya, hari ini aja. Kamu bisanya berapa jam?""Paling satu jam setengah soalnya aku harus kerja," jelas Tiara.Gadis itu bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe dua puluh empat jam. Untuk membantu biaya adiknya yang masih duduk di kelas dua sekolah menengah pertama. Orangtua Tiara hanya seorang petani yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.Sebelum Tiara menceritakan mengenai keluarganya Alia sudah tahu karena Jack lebih dulu mencari ta
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Roy, seret dia dan satukan dengan keluarganya!" titah Darren saat keluar dari ruangan itu."Siap, Tuan!"Darren langsung kembali ke rumah Alia, karena saat melihat Azfer emosi yang dirasakan Darren langsung mereda. Luka di tangannya bahkan tidak dirasakan karena masih diselimuti amarah. Bahkan darah segar menetes dadi lengan lelaki itu.Darren pulang seorang diri karena pada bodyguardnya sedang membantai para ajudan Pak Darto yang semua sudah tertangkap. Darren tidak pernah takut jika bepergian seorang diri meskipun para musuh senantiasa mengintai."Ya ampun, tangan kamu kenapa?" jerit Bu Soraya melihat darah yang menetes membasahi lantai bersih itu.Darren melihat tangannya sendiri. "Oh, ini nggak apa-apa kok, Mi," jawab Darren santai."Nggak apa-apa gimana, ini dalam loh lukanya," seru Bu Soraya.Mendengar suara ribut sang mertua membuat Alia yang sedang berada di dapur langsung mendatangi sumber suara. Mata Alia membulat melihat tangan Darren
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Kamu sendiri 'kan yang janji sama Farhan buat nggak datang ke sana sampai nanti Farhan bebas," ujar Bayu."Iya, Mas. Tapi aku berjanji karena Farhan yang memaksa, aku merasa nggak tenang kalau belum ketemu sama dia," balas Farida."Farhan di sana baik-baik aja, kalau kamu maksa yang ada Farhan bakalan nolak ketemu kamu."Farida diam mendengar penuturan suaminya itu. Apa yang dikatakan oleh Bayu memang ada benarnya, Farida takut jika Farhan malah tidak ingin bertemu denganya. Ia tidak tahu alasan Farhan melakukan ini. Meskipun Farida bertanya, Farhan juga tidak akan menjawab.Banyak rahasia Farhan yang tidak diketahui oleh sang kakak. Farhan tidak ingin lagi merepotkan siapapun termasuk Farida, ia ingin memulai hidup baru tanpa bayang-bayang masa lalu. Tapi sepertinya tidak mungkin karena rasa bersalah itu selalu melekat dalam hati dan pikiran Farhan.Farida mencoba menahan dirinya, membiarkan Farhan dengan waktunya sendiri. Asa rasa bangga dalam
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Al, tadi itu suami lo?" tanya Niken penasaran."Bukan, dia adik ipar aku," jawab Alia sambil merapikan alat tulisnya, sedangkan Azfer digendong oleh Gita. Anak itu juga baru saja tertidur beberapa menit lalu, Alia menolak saat sang Tuan rumah menawarkan kamar untuk Azfer tidur."Beneran? Berarti gue ada kesempatan dong buat deketin dia!" Niken terlihat antusias, lelaki seperti Darren adalah idaman Niken, bukan hanya Niken mungkin idaman para mahasiswi. Mereka hanya belum tahu saja sosok Darren aslinya seperti apa."Gatel banget lo, Ken! Lo baru aja putus sama si Ricko, sekarang cari mangsa baru," timpal Bobby."Emang apa salahnya? Yang penting adik iparnya Alia masih single. Dia belum punya pacar atau istri 'kan, Al?" Kini Niken kembali beralih menatap Alia yang sudah berdiri."Aku nggak tahu, coba aja tanya langsung," sahut Alia.Alia tidak pernah ingin tahu urusan pribadi orang lain meskipun itu adik iparnya sendiri, Alia dan Darren bahkan tida
Istri Yang Dicampakkan Menjadi SultanHari berganti begitu cepat, Alia sudah tiga tahun mengenyam bangku kuliah sembari terjun langsung untuk belajar bisnis bersama mertuanya. Wanita itu kini menjadi lebih mandiri lagi, disamping kesibukannya yang lain. Alia harus tetap memantau beberapa kafe dan juga salon kecantikan juga produk skincare miliknya yang semakin berkembang.Alia bisa mematahkan semua tuduhan keluarga besarnya yang mengatakan Alia hidup enak dengan harta peninggalan suaminya. Padahal Alia tidak pernah sama sekali memakainya untuk kepentingan sendiri. Ia menyimpan untuk masa depan Azfer yang masih panjang. Mengenai rumah yang ditempati Alia, ternyata sudah balik nama menjadi namanya sebelum Jodi tiada. Bahkan Alia tidak mengetahui sang suami melakukan itu."Az ... sayang. Mama pinjem dulu hpnya boleh?" tanya Alia dengan lembut."Nih! Tapi nanti Az pinjem lagi ya," balasnya sambil mengembalikkan ponsel milik sang ibu."Terima kasih, di bawah ada Nenek loh Az temuin ya," uj
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Bagaimana kabar Abah dan Ummi?" tanya Marissa sambil menggandeng tangan sang suami masuk ke dalam rumah."Alhamdulillah baik, Dek. Insha Allah, bulan depan kita semua ke sana. Abah dan Ummi juga ingin bertemu kalian," balas lelaki itu."Kuenya masih anget loh, Mad!" Bu Asih datang membawa nampan berisi kue yang baru saja dibuatnya untuk sang menantu.Baru satu tahun ini Marissa menikah, ia dijodohkan dengan seorang ustadz yang sering mengisi pengajian di masjid yang biasa dikunjungi Bu Asih. Marissa beruntung karena Ahmad menerima segala kekurangannya, lelaki itu bahkan tidak pernah sekalipun menanyakan mengenai masa lalu Marissa.Ia benar-benar merasa dicintai oleh lelaki berkulit sawo matang itu, meski wajahnya tidak setampan Farhan tapi kasih sayang Ahmad tidak perlu diragukan. Marissa bahkan tidak percaya akan kembali menikah secepat ini, saat ia dalam proses melupakan Farhan.Setelah masa tahanan lelaki itu akan habis, Marissa berencana perg
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan"Ayo kemari, kita makan sama-sama." Pak Darma mengajak semua bodyguard untuk makan tapi mereka malah diam dan menatap sang majikan, jikan bukan Darren yang memerintah mereka tidak akan bergerak."Apa yang kalian tunggu? Duduklah!" Setelah Darren angkat bicara barulah mereka bergerak."Jangan cemaskan Az, dia tidur," lanjut Pak Darma sambil menatap tenda kecil yang tidak jauh dari tempat mereka."Iya, kalian makan ikut makan aja. Pasti lapar 'kan? Dia itu emang kejam, masa bodyguardnya nggak dikasih makan, disuruh berdiri terus lagi!" sindir Amanda santai sambil mencomot perkedel di depannya."Manda!" tegur Bu Mira."Emang benar Bu, dia itu kejam, nyebelin dan me–""Manda, cukup! Ayo kita makan." Alia menginterupsi.Darren senyum mengejek menatap Amanda karena merasa menang. Semua orang terlihat menikmati makanan sederhana yang dibuat langsung oleh Alia dan Bu Mira. Meskipun tidak mewah tapi terasa nikmat karena kebersamaan dan kehangatan keluarga