Share

Barbagi Itu Indah

Ana tersenyum senang ketika janin dalam kandungannya lagi-lagi memberikan tendangan. "Hayo, tendangan siapa ini?" ucapnya sambil mengusap-usap perut buncitnya.

Dug! "Aduh! Pelan-pelan sayang!" Ana mengaduh membuat Bima yang kebetulan melewati kamar Ana berlari menghampiri. Laki-laki itu baru saja pulang dari tempat kerjanya.

"Ana, kenapa?" Tanya Bima khawatir membuat Ana tertawa melihat ekspresi laki-laki itu.

"Ana jangan bercanda!" Ana menghentikan tawanya, kasihan juga melihat wajah panik Bima. Padahal dia dan bayinya baik-baik saja.

"Sini deh tangan kamu." pinta Ana dan meletakkan tangan Bima di atas perutnya.

"Baby, ayo sapa om Bima." Tidak berapa lama Bima merasakan tendangan itu.

Dug! Bima menatap tangannya takjub. "Ana, mereka menendang?" tanyanya dan meletakkan tangannya di atas perut Ana lagi.

"Babby, ayo sapa om Bima lagi." ucapnya sangat antusias.

Dug! Untuk kedua kalinya Bima dapat merasakan pergerakan bayi dalam kandungan Ana. Rasanya sangat luar biasa.

Dalam hat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status