Gio terkejut saat mendengar suara wanita yang sangat dikenalnya. Dia pun dengan cepat balik badan dan langsung melihat Nora yang ada di depannya.
“Nona Nora? Ini benar kamu ‘kan?”Gio merasa seperti mimpi karena wanita itu tiba-tiba saja menghampirinya duluan. Ini tidak mungkin!Dia pun dengan cepat bangkit dari kursi bar dan menggenggam tangan Nora dengan erat.“Ayo, kita dansa!” ucapnya bersemangat.Nora hanya tersenyum tipis lalu mengikuti pria itu yang menggandengnya menuju ke area dansa.Di tengah jalan Gio merasa pandangannya mulai kabur dan terasa pusing, tapi tetap memaksa untuk berdiri tegak.Dia pun menatap Nora dengan lekat lalu merangkul pinggangnya dan bergerak sedikit agresif. “Nona sangat cantik!”Nora merasa heran dengan tingkah pria itu yang tidak biasanya.‘Apa dia mabuk?’Baru saja mereka akan mulai berdansa Gio pun dengan berani mendaratkan kecupan lembut di bibir Nora. Belum semLaura tertawa geli melihat itu dan sangat puas sekali. Sementara Kevin melempar selembar roti pada temannya itu sambil tertawa dengan suara keras. Tidak peduli kalau orang melihatnya seperti itu.Jarang sekali dia tertawa!Nora menatap semua makanan enak di depannya dengan mata berbinar karena sangat lapar.“Nona Nora? Mau makan bersamaku?”Nora menoleh lalu ekspresi wajahnya berubah cepat. Tanpa menjawab dia pun berlalu begitu saja meninggalkan Gio yang berdiri terpaku di sana.Gio pun hanya bisa pasrah lalu menarik napas dalam.“Apalagi salahku?” gumamnya pelan sedikit kesal.Nora kembali cuek dan dingin padam padahal semalam mereka sudah setuju untuk berdansa, tapi gagal lagi.“Ini semua gara-gara minuman sialan itu!” umpatnya geram lalu berjalan dengan gontai kembali ke mejanya.Di kamar, pasangan suami istri itu masih setia dalam satu selimut dan sepertinya masih tidak ingin beranjak dari sana.
Kayla terbelalak dengan mulut membulat. “Apa maksudmu, Sayang? Kamu mau meninggalkan aku di sini dan pergi sendiri?!” tanya wanita itu dengan suara yang mulai meninggi.Leon pun kelabakan dan salah tingkah karena hampir salah bicara. “Bu-bukan begitu maksudku, Kayla!” sanggahnya cepat sambil melirik Kevin dengan takut.Kayla berdecak kesal sambil melipat kedua tangannya.Leon pun menarik napas dalam dan mulai menjelaskan lagi.“Kamu kan penerus kelompok keluargamu. Aku tidak mungkin membawamu pergi ke Kota Sahara. Aku tidak enak dengan Papa karena kamu putri satu-satunya,” ungkapnya jujur.Kayla jadi luluh dan rasa marahnya menguap entah kemana mendengar itu.Kevin pun manggut-manggut. “Aku paham maksudmu, Leon. Untuk sementara kalian nikmati saja waktu di sini, lalu Kayla akan ikut menemanimu di sana. Nanti beberapa bulan saat Kayla aku resmikan sebagai pemimpin kelompok yang baru, kalian baru pulang kemari. Kamu sebagai suami,s
“Sayang, kapan kamu akan menceraikan istri jelekmu itu?” “Sebentar dong, Sayang. Kamu sudah tidak sabar menjadi istriku ya?” jawab seorang pria diiringi gelak tawanya yang keras menggema. Kayla yang baru saja masuk ke rumah, terkejut mendengar suaminya bicara seperti itu dengan seorang wanita asing. Di kamar mereka pula! Padahal wanita berumur 25 tahun itu sengaja pulang cepat dari pasar supaya bisa menyambut suaminya dari kantor, mengejutkan sang suami. Tapi sekarang malah dia yang mendapat kejutan. Perlahan, Kayla membuka pintu. Seketika suaminya, Rio Sanjaya, terkejut dan langsung bangkit dari ranjang. Diikuti oleh wanita asing yang tengah bersamanya. Namun, yang lebih mengejutkan adalah suaminya itu hanya mengenakan celana pendek, sementara si wanita dengan tidak tahu malunya hanya mengenakan lingerie seksi yang transparan. Memalukan! “Apa-apaan ini?” sentak Kayla. “Rio, kamu–” “Aduh. Jangan drama!” tukas si wanita asing. Dengan tidak tahu malunya, wanita itu menggandeng
Mobil pun melaju kencang menuju jalan raya. Di dalam mobil yang berdesain mewah dan klasik, wanita tadi menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. “Apa yang sudah terjadi, Nona?” suara tegas seorang gadis dari depan membuka obrolan mereka yang tertunda. Ekor matanya menatap ke arah kursi belakang dari kaca spion. Kepalanya menggeleng pelan. “Tidak ada yang penting lagi, Nora. Pria brengsek itu berselingkuh dan nenek sihir itu malah mendukungnya. Aku dipaksa bercerai dan diusir dari rumah oleh mereka!” jelasnya lesu sambil menyandarkan punggungnya. Wajah Kayla yang kusam karena lelah bekerja seharian mendadak cemberut saat mendengar gelak tawa dari asistennya itu. “Hahaha!” Wajah Nora terlihat puas sekali. “Aku bilang juga apa ‘kan? Nona sama sekali tidak mau mendengarkanku!” Kayla pun mencondongkan tubuhnya ke depan. “Kamu sudah bosan hidup, hah?!” teriaknya tidak terima. Nora menutup mulutnya dengan ekspresi seolah-olah takut. “Oh, baiklah. Maafkan aku, Nona.” “Huh!” Kay
“Baik, Nona!” Setelah itu telepon pun dimatikan. Kayla menggenggam ponselnya dengan erat. “Kalian pikir bisa tidur nyenyak setelah ini?” gumamnya yakin. Tidak segampang itu! Bukan hanya Rio saja, tapi mama mertua dan iparnya juga memperlakukannya dengan buruk selama ini. Jadi, siapapun di keluarga mereka tidak akan dibiarkan lolos begitu saja. Permainan pun sudah dimulai. Dia akan membuat kehidupan mereka semakin kacau. Sementara itu di dalam mobil …. Mia yang tidak sabar langsung mengambil ponselnya untuk mengadukan kejadian barusan pada saudaranya. “Halo, Kak! Baru saja aku melihat mantan istrimu di Apartemen Royal Garden. Apa kamu tahu soal ini?” cerocosnya tanpa basa basi. [Kening Rio pun bertaut mendengar hal yang sangat aneh baginya. “Apa maksudmu? Apa yang dilakukannya di sana?” ucapnya heran dengan pertanyaan yang sama seperti adiknya tadi.] “Aku juga tidak tahu! Tapi, dia bilang tinggal di sana. Apa Kakak percaya? Hahaha! Si kotor itu pasti sudah menjadi simpanan pri
“A-apa?!” kali ini Gio sedikit meninggikan suaranya. Leon Adinata, pemuda 29 tahun itu mengangguk mantap. “Gadis itu sangat pemberani! Dia sangat cocok bukan?” Gio mengikuti pandangan Tuan Mudanya dan memperhatikan keributan kecil yang baru saja terjadi di dekat gerbang depan. Rencana Leon diam-diam datang kemari untuk mencari kelemahan musuh mereka. “Apa Tuan yakin?” ujarnya ragu tapi sekaligus percaya, karena bosnya itu tidak pernah bercanda kalau sedang bekerja. “Iya, Gio. Dia gadis yang tepat untukku ‘kan? Apa kau lihat gerakannya tadi? Itu adalah refleks yang bagus! Aku suka dengan wanita yang pandai bela diri!” jelasnya lagi. Leon menampakkan senyum kecil di sudut bibirnya. Gio pun langsung manggut-manggut mengerti. ‘Oh, sepertinya Tuan menyukai gadis itu? Ini tidak bagus!’ batinnya gelisah. Melihat Kayla yang akan berjalan melewati mereka, pemuda itu langsung bergerak mengambil kesempatan. “Maaf, apa kamu tidak apa-apa?” Leon bertanya dengan sopan. Kening Kayla berker
Rio dan Sonia kompak menjawab saat mendengar ucapan Kayla barusan. “Hahaha!” Mereka berdua tertawa kencang membuat Kayla semakin kesal melihatnya. “Apa kamu bilang? Jangan mimpi, Kayla!” Sonia mengibaskan tangannya di depan wajah. Rio pun kembali bersikap sok dan percaya diri. “Mana mungkin orang sepertimu bisa berurusan dengan para pebisnis. Kamu itu cuma wanita miskin penjual sayur! Baru dekat dengan Pak Walikota saja kamu sudah belagu!” ungkapnya tetap tak takut. Kedua tangan Kayla mengepal dengan erat. ‘Aku harus bagaimana supaya mereka percaya? Sial!’ Laren yang tadi masih mengamati situasi, tidak tahan lagi melihat mereka semua yang berdebat di depannya. Bisa hilang wibawa dan kekuasaannya di sini. “Cukup! Kalian berdua seharusnya menaruh hormat pada kepona… eh, maksudku pada Kayla. Dia sudah banyak membantu orang!” ucapnya hampir keceplosan. “Tidak mau, Pak!” jawab dua pasangan selingkuh itu bersamaan. “Untuk apa? Apa karena dia memanggil Anda dengan sebutan paman, be
Kayla menunjuk dengan ragu, “Ka-kamu? Sedang apa di sini?” ucapnya gugup. “Tunggu dulu, apa kamu mengikutiku sampai kemari?” Kedua mata wanita itu membola, benar-benar tidak percaya kalau orang asing ini tahu tempat tinggalnya padahal mereka bertemu hanya sekilas. Kayla menelan ludahnya dengan kasar, bahaya kalau sampai orang di sini tahu statusnya sebagai anak dari penguasa kota ini. Sekarang bukan waktu yang tepat.Leon sebisa mungkin bersikap santai.“Ekhmm. Sebenarnya aku tadi tidak sengaja melihatmu masuk kemari. Apartemenku ada di seberang sana. Jadi, sekalian saja aku mampir, boleh ‘kan?” ungkapnya dengan memasang senyuman semanis mungkin.Tapi di mata Kayla, senyuman jahil lebih tepatnya.‘Sial! Bikin jantungan saja!’Kayla mencebikkan bibirnya kesal karena hampir kecolongan. Jadi, dia tidak akan basa basi lagi pada orang ini.“Ck! Apa yang kamu mau? Kalau cuma kepo tidak usah diteruskan, jika masih sayang dengan nyawamu!” ketusnya langsung.Pemuda itu cukup terkejut dengan a
Kayla terbelalak dengan mulut membulat. “Apa maksudmu, Sayang? Kamu mau meninggalkan aku di sini dan pergi sendiri?!” tanya wanita itu dengan suara yang mulai meninggi.Leon pun kelabakan dan salah tingkah karena hampir salah bicara. “Bu-bukan begitu maksudku, Kayla!” sanggahnya cepat sambil melirik Kevin dengan takut.Kayla berdecak kesal sambil melipat kedua tangannya.Leon pun menarik napas dalam dan mulai menjelaskan lagi.“Kamu kan penerus kelompok keluargamu. Aku tidak mungkin membawamu pergi ke Kota Sahara. Aku tidak enak dengan Papa karena kamu putri satu-satunya,” ungkapnya jujur.Kayla jadi luluh dan rasa marahnya menguap entah kemana mendengar itu.Kevin pun manggut-manggut. “Aku paham maksudmu, Leon. Untuk sementara kalian nikmati saja waktu di sini, lalu Kayla akan ikut menemanimu di sana. Nanti beberapa bulan saat Kayla aku resmikan sebagai pemimpin kelompok yang baru, kalian baru pulang kemari. Kamu sebagai suami,s
Laura tertawa geli melihat itu dan sangat puas sekali. Sementara Kevin melempar selembar roti pada temannya itu sambil tertawa dengan suara keras. Tidak peduli kalau orang melihatnya seperti itu.Jarang sekali dia tertawa!Nora menatap semua makanan enak di depannya dengan mata berbinar karena sangat lapar.“Nona Nora? Mau makan bersamaku?”Nora menoleh lalu ekspresi wajahnya berubah cepat. Tanpa menjawab dia pun berlalu begitu saja meninggalkan Gio yang berdiri terpaku di sana.Gio pun hanya bisa pasrah lalu menarik napas dalam.“Apalagi salahku?” gumamnya pelan sedikit kesal.Nora kembali cuek dan dingin padam padahal semalam mereka sudah setuju untuk berdansa, tapi gagal lagi.“Ini semua gara-gara minuman sialan itu!” umpatnya geram lalu berjalan dengan gontai kembali ke mejanya.Di kamar, pasangan suami istri itu masih setia dalam satu selimut dan sepertinya masih tidak ingin beranjak dari sana.
Gio terkejut saat mendengar suara wanita yang sangat dikenalnya. Dia pun dengan cepat balik badan dan langsung melihat Nora yang ada di depannya.“Nona Nora? Ini benar kamu ‘kan?”Gio merasa seperti mimpi karena wanita itu tiba-tiba saja menghampirinya duluan. Ini tidak mungkin!Dia pun dengan cepat bangkit dari kursi bar dan menggenggam tangan Nora dengan erat.“Ayo, kita dansa!” ucapnya bersemangat.Nora hanya tersenyum tipis lalu mengikuti pria itu yang menggandengnya menuju ke area dansa.Di tengah jalan Gio merasa pandangannya mulai kabur dan terasa pusing, tapi tetap memaksa untuk berdiri tegak.Dia pun menatap Nora dengan lekat lalu merangkul pinggangnya dan bergerak sedikit agresif. “Nona sangat cantik!”Nora merasa heran dengan tingkah pria itu yang tidak biasanya.‘Apa dia mabuk?’Baru saja mereka akan mulai berdansa Gio pun dengan berani mendaratkan kecupan lembut di bibir Nora. Belum sem
Semua tamu undangan memberikan berbagai respon yang beragam mendengar ucapan wanita itu. Yang mengenal tentu tahu kalau ini tidak ada sangkut pautnya dengan Kayla, tapi bagi yang tidak tahu langsung menatap aneh pada Kayla karena yakin ucapan wanita itu benar.Leon pun berdiri dari duduknya begitu juga dengan Kayla. Pria itu langsung pasang badan melindungi istrinya.“Apa maksudmu? Memangnya kalau ada yang mati itu tanggung jawab kami?” ucapnya tetap tenang.Kayla merasa tersentuh karena Leon membelanya, tapi kali ini dia sendiri yang akan menyelesaikan semuanya. Ini adalah biang masalah dari masa lalu jadi harus dituntaskan sampai habis ke akarnya.“Sayang, biarkan aku bicara dengannya!”Leon menggeleng cepat. “Tidak perlu. Wanita itu cuma datang mengacau,” jawabnya tegas.Kayla mengelus lengan suaminya untuk tenang. “Tidak apa-apa. Aku bisa kok!”Leon pun hanya bisa menghela napas kasar.Kayla pun maju dua langkah dan anak buahnya dengan sigap berdiri tak jauh di sisinya untuk mence
Saat tiba di lantai lima dan keluar dari lift. Matanya langsung memindai sekeliling untuk memastikan bahwa dia berada tepat di pesta Kayla. Meskipun banyak penjaga di sana kakinya tetap melangkah mendekati pintu masuk.“Berhenti! Silahkan tunjukan kartu undangan Anda!” ucap salah satu petugas.“Ah, aku lupa bawa. Tapi, kalian tidak perlu khawatir karena aku dan Nona Kayla berteman dengan baik. Ijinkan aku masuk!” ucapnya selembut mungkin.Pria itu menatap temannya lalu memindai tubuhnya dan hasilnya aman.“Anda tetap tidak dibolehkan masuk. Silahkan pergi!” ucapnya tegas.Wanita itu mengepalkan kedua tangannya erat.“Panggil saja, Nona Nora! Aku akan mengatakan padanya kalau kalian kurang ajar padaku!” desaknya lagi.Kedua pria itu saling pandang. Lalu salah satunya menghubungi Marco melalui interkom.“Pak, ada seorang wanita yang memaksa masuk. Bisa kemari sebentar? Oke!”Lalu pria berbadan besar itu beralih pada wanita tadi. “Tunggu di sini!”Wanita itu meneguk ludahnya kasar. Entah
Besok paginya, setelah bersiap Gio pun pamit dengan Leon dan Kayla untuk kembali ke Kota Sahara dan mengurus pekerjaan yang tertunda. Anak buah mereka juga harus segera dikirim ke berbagai tempat karena Leon tidak mau lagi melanjutkan kelompok yang dibentuk papanya. Dia akan berdiri sendiri kali ini.Gio ingin membuka pintu mobil, tapi masih ada hal yang mengganjal dan membuatnya ragu. Dia belum berpamitan pada Nora!Namun setelah dipikirkan lagi pria itu tidak mau merusak suasana wanita itu. Apalagi di tengah situasi persiapan pernikahan seperti ini. Dia pun dengan cepat masuk ke mobil.Setelah mobil yang membawa pria itu ke bandara melaju meninggalkan halaman mansion. Nora melihatnya dari arah balkon kamar ayahnya. Di sinilah tempat yang pas untuk memantau keadaan area depan. Ekspresi wajahnya tidak bisa terbaca sama sekali.Ya, Nora yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat di kamar. Laura memintanya untuk memberitahu sudah waktunya makan siang. Dia pun pergi dan datang l
Leon tersenyum miring dengan tatapan nakal ke arah Kayla yang hanya memakai baju tidur tipis. Tentu wanita itu mengerti kemana arah pikiran lelaki itu.“Aku kangen, Honey!” ucapnya dengan wajah memelas.Leon pun memeluk tubuh kekasihnya dengan erat dan langsung mendaratkan satu kecupan lembut pada bibir yang menjadi candunya. Kedua mata Kayla terbelalak karena gerakan pria itu yang begitu cepat sampai tidak sadar ciumannya kini mulai menuntut dengan lumatan yang dalam.“Leon!” Kayla melepaskan tautan bibir mereka. “Kalau ada orang yang melihatmu masuk kemari bagaimana? Papa bisa murka!” ucapnya dengan suara pelan.Lelaki itu terkekeh pelan. “Tenang saja, Honey. Semua orang sudah tidur jadi tidak akan ada yang mengganggu kita!” sahutnya bangga.“Tapi, Sayang!”Sebelum Kayla kembali protes Leon langsung menggendong Kayla menuju ranjang. Wanita itu akhirnya cuma bisa pasrah dengan mengalungkan lengannya di leher pria itu.Dengan perlahan Leon menurunkan tubuh Kayla dan langsung mendaratk
Kayla mengangguk dengan antusias. “Iya, Sayang!”Leon mengajaknya untuk duduk. Meskipun keadaan sempat tegang, sekarang semua orang terfokus pada mereka berdua.Dia menggenggam tangan Kayla dengan erat.“Aku ingin menikah denganmu, Kayla. Atas dasar keinginan hatiku dan juga aku harap ini bisa menjadi penebus dosa-dosa orang tuaku,” ucapnya tegas.Leon pun membuka kotak cincin yang sudah disiapkan secara mendadak itu kemari. Dia mengambilnya dan langsung memasangkan ke jari manis Kayla.“Will you be mine?” tanya lelaki itu dengan senyuman manis yang mengembang.“Yes!” Kayla langsung memeluk pria itu dengan air mata yang berlinang. Ini adalah hal yang sudah lama wanita itu inginkan. Dilamar dengan layak dan disaksikan oleh keluarganya. Meskipun sudah pernah menikah, dia merasa ini adalah pertama kalinya diajak menikah dengan sungguh-sungguh.Laura mengelap air matanya dengan sapu tangan karena merasa terharu dengan kejadian malam ini. Dia tersenyum senang bergantian menatap anak dan
Wajah semua orang terlihat terkejut dan panik. Bahkan Gio sendiri tidak menyangka kalau tuannya akan melakukan hal gila seperti ini.“Aarghhh! Tidak, Leon! A-apa yang kamu lakukan?!” teriak Kayla histeris.Leon tetap tidak bergeming dan sedang bersiap untuk menarik pelatuknya.“Aku memang datang membawa cincin dan melamarmu hari ini, Kayla,” ucapnya dengan mengatupkan rahang. “Tapi, aku tidak bisa membiarkan pembunuh papaku hidup!” teriaknya lagi.Nora menggeleng cepat dengan napas tertahan. “Tidak! Jangan sentuh Ayahku!”Perasaan Kayla antara senang dan takut sekarang. Dia pun bangkit dari duduknya dan menahan tangan Leon supaya turun.“Jangan, Leon. Ini hari kebahagiaan kita, aku mohon!” pintanya dengan air mata yang sudah berlinang.Leon bahkan diam saja tidak peduli dan tidak mau menatap wajah Kayla di sampingnya. Kedua matanya tetap terfokus pada Damar.Laura menatap Kevin dengan wajah panik. “Papa, lakukan sesuatu!” ucapnya ketus dengan perasaan was-was karena suaminya itu masih