Share

Bab 6 : Membuat Rencana Baru

Author: Pipi_Kiri
last update Huling Na-update: 2025-02-01 23:51:03

Kayla menunjuk dengan ragu, “Ka-kamu? Sedang apa di sini?” ucapnya gugup. “Tunggu dulu, apa kamu mengikutiku sampai kemari?”

Kedua mata wanita itu membola, benar-benar tidak percaya kalau orang asing ini tahu tempat tinggalnya padahal mereka bertemu hanya sekilas. Kayla menelan ludahnya dengan kasar, bahaya kalau sampai orang di sini tahu statusnya sebagai anak dari penguasa kota ini. Sekarang bukan waktu yang tepat.

Leon sebisa mungkin bersikap santai.

“Ekhmm. Sebenarnya aku tadi tidak sengaja melihatmu masuk kemari. Apartemenku ada di seberang sana. Jadi, sekalian saja aku mampir, boleh ‘kan?” ungkapnya dengan memasang senyuman semanis mungkin.

Tapi di mata Kayla, senyuman jahil lebih tepatnya.

‘Sial! Bikin jantungan saja!’

Kayla mencebikkan bibirnya kesal karena hampir kecolongan. Jadi, dia tidak akan basa basi lagi pada orang ini.

“Ck! Apa yang kamu mau? Kalau cuma kepo tidak usah diteruskan, jika masih sayang dengan nyawamu!” ketusnya langsung.

Pemuda itu cukup terkejut dengan ancaman yang ke luar dari mulut wanita seanggun ini.

Di luar dugaan!

“Sabar, Cantik. Kenalkan, aku Leon. Kalau nama kamu?” ucapnya percaya diri sambil menyodorkan tangan kanannya.

Kening Kayla berkerut dan dengan cepat memasang wajah masam.

‘Berani sekali pria ini?’ batinnya heran.

“Itu tidak penting! Aku tidak punya waktu untuk meladeni orang sepertimu!” tegas Kayla dengan tatapan tajam.

“Kita bertemu lagi pasti bukan cuma kebetulan ‘kan? Wah, aku yakin ini takdir!” Leon tidak gentar sedikitpun.

“Maaf, Pak. Anda cari yang lain saja, saya permisi!”

Tringgg!!!

Bersamaan dengan pintu lift terbuka, Kayla dengan gesit melangkah masuk dan telunjuknya menekan tombol tutup dengan cepat. Bahkan Leon tidak sadar kalau sudah ditinggal begitu saja.

“He-hei, Nona! Tunggu!” teriaknya di depan pintu besi itu.

Kaki kanannya berusaha untuk menahan pintu, tapi sialnya dia terlambat.

Leon pun melihat sekeliling untuk memastikan keadaan karena malu kalau sampai ada yang melihat kejadian ini.

“Ah, sial! Susah sekali rupanya. Dia wanita yang menarik!” bibirnya cuma bisa nyengir.

Lalu ponselnya berbunyi, ternyata pesan masuk dari Gio.

(Tuan Muda, ada di mana? Kami sudah mencurigai satu orang dan sepertinya kali ini benar!)

Setelah membaca itu Leon pun bergegas pergi untuk kembali ke apartemennya. Rasa penasarannya pada Kayla tadi kini beralih dengan cepat ke kabar yang dibawa asistennya.

Di Kamar Kayla .…

Wanita itu meregangkan tubuh setelah lelah berolahraga. Sudah lama sekali dia tidak bisa melakukannya karena selama ini sibuk berjualan dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bahkan untuk memanjakan diri sejenak pun tidak bisa.

“Senang sekali aku punya banyak waktu sekarang. Nah, sekarang aku harus menyusun rencana baru!”

Dengan cepat dia mengambil ponsel dan menelpon Nora.

[“Ada apa, Nona?” tanya gadis itu ramah.]

“Kapan rapat pemilihan proyek itu, Nora? Aku harus mempersiapkan diri!” ujarnya tanpa basa-basi.

[“Seminggu lagi. Nona tahu kan kalau perusahaan Donny juga ikut di pemilihan nanti?” ungkapnya memastikan lagi.]

“Iya, si Rio brengsek itu jelas menginginkan posisi bagus! Wanita gatal itu juga bilang kalau papanya akan membantunya. Nora, cari tahu soal mereka dan laporkan padaku. Aku akan memberi mereka kejutan saat pemilihan tender nanti!” ucapnya dengan kedua tangan mengepal erat.

[“Oke laksanakan, Nona!”]

Sementara itu .…

Rio dan mamanya baru saja tiba saat hari sudah malam. Padahal Rio sudah memintanya pulang lebih dulu, tapi mamanya masih ingin menemani mereka, supaya bisa pamer kalau sebentar lagi putranya itu akan menikah dengan gadis dari keluarga kaya.

“Huaaa! Ma-mama! Kak Rio!” teriaknya dengan kencang sambil terisak.

Suara Mia yang sedang duduk di sofa ruang tamu tentu mengagetkan mereka.

Sinta pun langsung berjalan cepat menghampiri anaknya. “Mia, ada apa ini?”

“Ma, a-aku dipecat! Huaaaa!” adunya seperti anak kecil.

“Kenapa bisa dipecat? Apa kamu berbuat hal bodoh?” tanya Rio dengan nada ejekan.

Mata Sinta mendelik mendengar itu dan berusaha menenangkan anak bungsunya.

“Sabar, Sayang. Coba bicaranya pelan-pelan!”

Mia mengangguk, “Iya, Ma. Aku dipecat tiba-tiba saja dan proyek acaraku dibatalkan. Katanya aku sudah berbuat kesalahan fatal, tapi aku tidak tahu itu apa. Hiksss! Karirku sudah tamat, Ma!” jelasnya masih tersedu.

Rio dan Sinta pun saling pandang.

“Memangnya atasanmu tidak mencari tahu dulu soal ini? Apa dia salah orang?” Rio jadi penasaran.

Mia menggelengkan kepalanya pelan. “Bos bilang ini permintaan dari orang penting di kota ini, Kak.”

Rio jadi semakin bingung.

Lalu, detik berikutnya mata Mia membola.

“Apa jangan-jangan … ini ulah mantan istrimu itu? Saat bertemu dengannya kemarin dia sempat mengancamku!” ungkapnya bersemangat.

Sinta mencebikkan bibirnya. “Halah, jangan dengarkan wanita kampungan itu. Lagi pula mana mungkin dia bisa melakukan hal itu!”

“Tapi, Ma. Bisa sa-”

“Jangan ngawur, Mia. Tidak mungkin dia berani. Pasti ada alasan lain!” Rio masih tidak percaya begitu saja.

Sinta pun berpikir sebentar. Dia juga merasa Kayla jadi aneh dan berubah setelah pergi dari rumah ini.

“Rio, adikmu ada benarnya juga. Bisa saja kan dia merayu bos Mia. Lihat, dia sudah menggoda walikota saat di festival tadi!”

Pria itu sedikit tersentak. Bisa saja Kayla melakukan hal yang tidak mereka sangka.

“Ti-tidak mungkin, Ma. Aku ragu ini ulahnya, memangnya dia tahu siapa bosnya Mia?” tegasnya lagi.

Namun sebenarnya situasi ini semakin membuatnya tidak tenang. Apalagi di festival tadi mantan istrinya itu mendapat pembelaan dari walikota dan Nora. Orang penting di kota ini.

“Tapi perusahaan papa Sonia kehilangan tempat di area VIP. Ini pasti karena dia merengek dengan pak walikota. Dasar gatal!” Sinta kembali memanasi anaknya.

Mia sampai melongo mendengar itu.

Kedua tangan Rio terkepal erat. Tadi dia dan Sonia harus menahan malu karena diusir oleh petugas saat hendak masuk. Rio menggelengkan kepalanya. Rasanya tidak sanggup untuk membayangkan kalau nanti Kayla lebih segalanya dari mereka.

‘Aku harus jadi presdir secepatnya!’

***

Seminggu pun berlalu, hari ini adalah penentuan untuk mencari siapa yang akan jadi pemenang tender proyek baru di area timur. Rapat ini diadakan khusus di ruangan meeting salah satu hotel mewah bintang lima yang ada di kota Green Leaf yaitu The Royal Hills.

Para utusan dari perusahaan ternama sudah mulai berkumpul di luar ruangan meeting. Tentu saja perusahaan papa Sonia sangat menantikan hal ini. Donny pun mengajak Rio untuk ikut dengannya kali ini.

“Kenalkan, ini adalah calon menantuku!” ucap Donny bangga.

Rekan bisnisnya itu menyambut uluran tangan Rio.

“Saya cuma ingin perusahaan maju pesat, Pak. Dengan pengalaman yang saya miliki, kita pasti bisa memenangkan proyek ini!” ujarnya sedikit sombong.

Rio pun tidak malu-malu lagi sekarang meskipun dengan statusnya sebagai duda. Kepercayaan dirinya meningkat karena dukungan dari papa Sonia.

Saat mereka tengah asyik mengobrol, kedua mata Rio terbelalak saat melihat siapa yang berjalan mendekat.

“Ke-kenapa dia bisa ada di sini?!”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 135 : Kamu Mengkhianati Nora?

    “Aargghhh!” Indah pun berteriak kesakitan sambil memegangi paha kirinya yang mulai mengeluarkan banyak darah.Bahkan pria yang di sampingnya dan sopir di depan terkejut melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Gio.Gio menatapnya tajam. “Aku hanya main-main saja denganmu. Jangan terlalu percaya diri! Dasar wanita murahan!” teriaknya kencang.Indah pun mengerang keras karena tidak kuat menahan rasa sakitnya dan menatap Gio dengan penuh kebencian. Dia sudah salah menilai pria itu. Napasnya tersengal-sengal karena tidak bisa berbuat apa-apa.“Jangan harap aku akan melepaskanmu dengan mudah! Kau harus membusuk di penjara!” ucapnya ketus sambil menunjuk ke wajah gadis itu.Indah hanya bisa bungkam dan tidak ada orang yang berniat membantunya karena semua patuh pada ucapan Gio.Di villa ….Kayla menunggu Gio dengan perasaan was-was. Dia bahkan berjalan mondar-mandir karena tidak tenang sehingga membuat Leon yang sedang sibuk menatap layar laptopnya, merasa risih dengan sikapnya itu. “Dudu

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 134 : Aku Tidak Percaya!

    “A-apa?!”Leon sampai mundur selangkah ke belakang karena tak percaya dengan apa yang gadis itu ucapkan barusan.Gio pun mengerti situasinya sekarang. Gadis ini ingin balas dendam!Leon menggelengkan kepalanya cepat. “Itu semua bukan salahku! Kenapa kau malah menyalahkanku, hah?!” ucapnya sangat kesal.Indah mendengus. “Ya! Kalian memang tidak pernah sekalipun memikirkan apa akibat dari perbuatan keji kalian!”Gio pun tidak tahan untuk buka suara. “Siapa orang tuamu? Kami punya banyak rekan bisnis, mana kutahu orang tuamu yang mana? Jadi tidak bisa menebak-nebak!” “Aku memang tidak tahu apapun. Tapi yang pasti kami adalah saingan bisnis keluargamu lima tahun lalu!”jelasnya singkat.Namun jawaban darinya tidak bisa memuaskan dua lelaki itu.“Aku datang karena ingin membuatmu hancur! Kau juga harus merasakan apa yang aku rasakan brengsek!” sambungnya lagi.Indah adalah putra dari orang yang berbisnis ber

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 133 : Aku Akan Menghancurkan Kalian Semua!

    “Di mana Tuan, Nyonya? Apa di kamar?” “Tidak, tadi dia bilang mau masuk ruangan kerjanya!” jawab Kayla yakin.Gio pun mengangguk paham. Mereka berdua pun bergegas menuju ke ruangan kerja Leon. Sementara itu di dalam ruangan …. Leon menatap orang di depannya ini dengan wajah merah padam dan kedua tangan terkepal erat.“Apa maksudmu bicara seperti itu?!” teriaknya tak terima.Indah tetap tenang dengan senyuman licik.“Aku yakin Nyonya cuma mau balas dendam. Kenapa Tuan juga tidak? Aku bisa membantu, Tuan!” ucapnya sambil berjalan semakin mendekat ke meja.Leon mengeraskan rahangnya mendengar seorang pekerja rendahan yang baru dikenalnya berani mengatakan hal itu.“Kau berani ikut campur! Keluar!” teriak Leon murka sambil menunjuk ke arah pintu.Gadis itu tersenyum sinis dan sama sekali tidak peduli dengan perintah pria itu. Keputusannya sudah bulat. Dia juga tidak menutup pintu ruangan itu dengan rapat dan yakin kalau Kayla sudah dekat dan sebentar lagi sampai.Indah pun dengan cepa

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 132 : Apa Tuan Yakin Kalau Nyonya Mencintaimu?

    Besok paginya, Leon dan Kayla tiba di Villa. Semua orang menyambutnya di depan pintu dengan antusias. “Selamat datang kembali, Tuan dan Nyonya!” Kayla mengangguk cepat sebagai jawaban. Leon selalu menempel, merangkulnya dengan begitu mesra. Gio pun menuntun mereka untuk masuk ke dalam villa. “Ah! Aku rindu rumah! Rasanya badanku pegal semua!” ucap Kayla sambil meregangkan badan mengangkat kedua tangannya ke atas.Kedua mata Gio langsung melotot karena mengerti apa maksud dari ucapan Kayla. Leon pun langsung berdehem sebentar karena suasana mendadak berubah menjadi canggung. “Honey, istirahatlah di kamar. Aku dan Gio mau berdiskusi di ruang kerja,” ujarnya sambil mengelus kepala istrinya itu dengan sayang. Kayla mengernyit heran. “Kita baru saja pulang, Sayang. Apa kamu mau langsung bekerja?” Dia yakin pasti suaminya juga lelah karena perjalanan mereka sangat jauh dan pastinya pekerjaan bisa ditunda apalagi Gio sudah mengatur semuanya. Leon pun manggut-manggut paham atas kekhawa

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 131 : Tuan Menikmatinya Juga 'kan?

    Selama Leon dan Kayla pergi berlibur, Gio malah sibuk bekerja dan mengurus semua hal yang memang sudah tugasnya.Namun bukan itu saja yang membuatnya betah berada di rumah. Indah selalu memberikan perhatian kecil padanya. Seperti membawakan cemilan atau menyiapkan keperluannya tanpa diminta dan sering sekali tatapan mata keduanya bertemu serta sentuhan tangan tidak sengaja. Gadis itu tidak lagi melakukan hal yang kelewat batas dan bekerja dengan baik sesuai janjinya. Semua hal yang dilakukan Indah membuatnya merasa senang dan sedikit terhibur.“Apa saatnya melupakan Nora?” gumamnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dia berdiri di depan jendela kaca menatap bintang di langit malam. Terlihat sangat gelisah karena urusan hati itu.Gio merasa bingung harus bagaimana sekarang.Sementara itu di bawah, Indah keluar dari kamarnya malam-malam dan berjalan dengan pelan tanpa alas kaki menuju dapur. Dia mengenakan baju tidur tipis sepaha.

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 130 : Cepatlah Tumbuh Benihku!

    Kayla terbangan saat hari sudah mulai gelap dan lampu kamar sudah dihidupkan oleh suaminya.Dia pun terduduk di kasur.“Sayang, berapa lama aku tidur?!” pekiknya langsung dengan mata melotot.Rasa nyeri di bagian bawahnya seketika membuatnya meringis kesakitan. Entah berapa lama mereka melakukannya. Apalagi Leon bermain sedikit kasar kali ini. Pinggangnya terasa pegal dan nyeri.“Sayang, aku kan sudah bilang mau berenang di pantai!” rengeknya dengan suara manja dan pipi yang menggembung.Leon tertawa dan naik ke ranjang sambil mengelus kepalanya dengan sayang. “Besok kita ke pantai! Sekarang, mandi dulu setelah itu bersiap. Aku sudah menyiapkan dinner di restoran. Kamu lapar ‘kan?” ucap pria itu lembut sambil merapikan rambut istrinya yang kusut karena ulahnya juga.Kayla mengangguk dan akhirnya luluh. Memang perutnya sudah keroncongan akibat melewatkan makan siang tadi.Leon pun menggendong Kayla dan membantunya masuk ke dalam bathtub.“Jangan lama ya?” “Oke, Sayang!” Kayla menjawa

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 129 : Honeymoon Ini Untukmu! (21+++)

    (Warning!!! Bab ini penuh adegan dewasa, harap bijak!)Sementara itu itu di belahan dunia yang ada lain, Kayla dan Leon baru saja tiba di cottage mewah. Kayla memperhatikan setiap detail di kamar mereka dengan senyuman yang merekah sempurna. Di kasur ada taburan kelopak mawar merah dan sepasang angsa putih yang diletakkan di tengah ranjang. Seolah-olah sudah dipersiapkan untuk pasangan pengantin baru seperti mereka. Lanjut, ada kolam renang kecil di samping dan lengkap dengan gazebo kayu dan tempat bersantai. Dia juga bisa melihat pemandangan laut yang menakjubkan dari jendela kaca. Ini sempurna!Setelah memberikan tips pada pria yang membantu membawa koper mereka. Leon menghampiri Kayla dan langsung memeluknya dari belakang.“Kamu suka tempat ini, Honey?” tanya pria itu ikut menatap ke depan.Kayla mengangguk cepat dengan tersenyum lebar. “Iya, Sayang. Cuacanya juga sedang bagus! Nanti sore kita berenang di pantai yuk!” ajaknya dengan antusias.Leon menggeleng cepat. “No! Aku mau m

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 128 : Di mana Filenya?!

    Indah tersenyum penuh kemenangan dengan panasnya ciuman mereka sekarang. Dia senang rencananya berhasil membuat Gio memakan umpannya. Sementara itu Gio begitu menggebu-gebu mencium bibir yang terasa begitu lembut dan memabukkan. Dia bahkan mencengkram tengkuk Indah dengan begitu erat, mungkin karena sudah lama dia tidak merasakan sentuhan wanita. Apalagi yang ada di dalam penglihatan Gio kali ini adalah Nora yang sedang dicumbunya. ‘Nora, aku merindukanmu!’Perasaannya begitu senang.“Ah, Nona! Kamu datang?” ucapnya di sela-sela ciuman mereka dan kini beralih turun ke leher.Indah sedikit penasaran dengan gumaman itu, tapi tidak peduli lagi karena begitu menikmati permainan pria di dekapannya.Hidungnya mencium aroma parfum yang berbeda dari yang dipakai Nora.‘Tunggu dulu!’Gio pun merasa ada yang aneh lalu melepaskan pelukannya dan mengerjapkan kedua matanya berulang kali. Setelah menatap orang yang ada di depannya saat ini dia pun sangat terkejut.“Kau!” teriaknya kencang.Gio l

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 127 : Aku Akan Memuaskanmu, Tuan!

    Selesai makan siang, ada beberapa orang anggota kelompok yang datang ke villa untuk bertemu dengan Leon. Mereka pun langsung naik dan berbincang di dalam ruang kerja tuannya itu. Mereka adalah orang-orang yang akan ditugaskan oleh Leon untuk bekerja di perusahaan.Gio turun dari tangga dengan cepat dan ingin masuk ke dapur, tapi tiba-tiba dia menabrak seseorang. “Akhh!”Untung saja tangannya reflek memegang pinggang gadis itu sehingga tidak jatuh ke lantai.Indah menatap Gio dengan lekat sambil pelan-pelan memegangi lengan pria itu dengan erat.‘Dia memiliki mata yang indah!’ Batinnya memuji.Pria itu tersadar lalu melepaskan tangannya.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Gio langsung.“Ah, tidak! Maaf, Tuan. Saya tidak lihat jalan tadi,” akunya dengan kepala tertunduk.“Oke. Kalau begitu buatkan minuman untuk tamu Tuan Muda dan bawa ke ruang kerja!” titahnya tegas.“Baik, Tuan!” jawab gadis itu sambil men

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status