Rio tidak ingin hari ini jadi berantakan dan menimbulkan masalah baru, apalagi karena hal pribadi. Dia akan membereskan hal ini karena meeting sebentar lagi akan dimulai. Dengan cepat dia meminta diri pada Donny dan rekan bisnis yang lain. Dia tidak akan membiarkan calon mertuanya melihat orang itu di sini.
Kedua kakinya dengan cepat melangkah dan tangan kanannya pun menarik lengan wanita itu untuk mengikutinya menjauh dari area pintu depan. “He-hei! Lepaskan aku!” ucapnya tak terima. “Apa yang kamu lakukan di sini? Bagaimana bisa kamu masuk? Apa kamu berniat mengacau?” Rio langsung memberikan semua pertanyaan yang berputar di kepalanya. Ya, wanita itu adalah Kayla! Dengan sekali sentak dia melepaskan cekalan mantan suaminya itu. “Memangnya kenapa? Apa ada larangan kalau aku tidak boleh kemari?” Kayla malah balik bertanya. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Tentu dia tidak mau lagi hanya diam saja saat diintimidasi dan diperlakukan seenaknya oleh pria durjana di depannya ini. Dia sengaja muncul di hadapan Rio sekarang untuk melihat reaksinya. Rahang Rio terlihat mengeras. Dipindainya penampilan Kayla dengan blazer berwarna abu dipadukan dengan rok navy di atas lutut. Jauh berbeda dengan keseharian yang dilihatnya saat masih menjadi istrinya. ‘Apa dia sengaja melakukan ini?’ batin Rio sangat penasaran. “Kamu tidak layak berada di tempat ini, Kayla!” Rio langsung menunjuk ke arah wajah Kayla. “Cepat pergi!” Kayla pun tersenyum manis dan bukannya pergi tapi berjalan mendekat ke arah Rio. Kedua tangannya terulur untuk merapikan dasi yang dipakai Rio hingga membuat pria itu tersentak kaget. “Jangan khawatir Pak Rio yang terhormat. Tidak perlu repot-repot mengusirku, lebih baik tenagamu itu disimpan saja untuk rapat nanti!” ujar Kayla sambil menepuk pelan pundak kiri Rio dan segera melangkah pergi dari sana tapi kali ini ke arah ruang meeting. Rio bahkan masih mematung di sana. Dia heran kenapa Kayla bisa sepercaya diri itu. Sedetik kemudian tersadar dan melihat sekeliling untuk memastikan Donny tidak menyaksikan hal barusan. Dia bahkan kembali tak percaya saat melihat Kayla disambut baik oleh petugas itu dan dipersilahkan masuk ke dalam. Padahal hanya khusus perusahaan undangan yang boleh mengikuti acara hari ini. “Sialan! Awas saja kalau dia berulah lagi!” umpatnya kesal. Semua orang yang ikut untuk bertanding di proyek baru ini sudah mulai masuk dan mengambil tempat duduk masing-masing. Kali ini para peserta harus menampilkan profil perusahaan mereka sebaik mungkin untuk meyakinkan hati Nora. Kali ini Nora yang memutuskan langsung siapa yang akan menjadi pemenang tender proyek baru di area timur. Biasanya dia hanya meminta anak buahnya tapi proyek kali ini cukup besar dan juga Kayla memintanya untuk ikut supaya bisa mendukung rencananya untuk membuat Rio mati kutu. Kayla duduk dengan tenang dan tidak ada yang mengenali dirinya di ruangan itu selain Rio dan Donny. Mereka duduk hanya berjarak beberapa kursi saja dari Kayla. Dia tidak peduli pada tatapan aneh orang-orang padanya karena cuma datang sendirian. Kayla pun menoleh lalu tersenyum manis pada Rio dan Donny yang sedang menatapnya tajam. ‘Nah, ayo kita mulai permainan kecil kita, Rio!’ batin Kayla bersemangat. Lalu suasana sedikit riuh dan semua orang menoleh ke arah pintu masuk. Nora sudah tiba diikuti dua orang asisten, satu pria dan wanita. Kayla pun tersenyum senang melihat mereka karena sudah lama tidak bertemu anak buah kelompok. Nora duduk di kursi utama dan menghadap ke semua orang. Kayla yang memintanya untuk pisah duduk dan Nora pun sepakat dengan keputusannya supaya orang-orang di sana tidak ada yang curiga dan tentunya dia tidak mau dianggap cuma mengekori Nora. “Baiklah, kita akan mulai meeting pagi ini!” ucap Nora pada sekretarisnya. “Tunggu dulu, Nona Nora! Wanita ini adalah orang asing. Dia bukan dari utusan perusahaan siapapun!” sanggah Donny langsung dengan cepat berani. Kayla memanyunkan bibirnya karena belum apa-apa pria tua itu sudah membuat suasana jadi tidak nyaman. Rio pun tidak mau kalah di depan calon mertuanya. “Benar! Usir dia dari sini, Nona!” ucapnya ketus. Beberapa orang bahkan sudah mulai berbisik satu sama lain. Hal itu membuat Rio semakin besar kepala. “Diam kalian berdua! Aku yang mengundang Nona Kayla kemari! Jangan ikut campur!” jawabnya dengan tegas. “A-apa?!” Donny dan Rio kompak saling pandang. Sementara Kayla tampak puas melihat wajah mereka yang memerah karena marah sekaligus malu. ‘Rasakan itu!’ batin Kayla bersorak. Karena Nora sudah memutuskan maka tidak ada lagi yang berani membantah. Lalu, 12 orang yang mewakili perusahaan mereka–termasuk Donny, mulai menyiapkan dokumen di atas meja. Satu persatu perwakilan kontraktor bangunan ternama mulai membahas proposal dengan menjabarkan kelebihan yang dimiliki perusahaan mereka. Meskipun Kayla dulu Kayla jarang sekali mengikuti hal semacam ini karena selalu meminta Nora, tetap menyimak dan berusaha memahami. Dia akan lebih serius lagi kali ini demi membalas pria tidak tahu diri itu. Sudah dibantu mencari nafkah tapi masih saja banyak tingkah! Sekarang giliran perusahaan milik Donny dan Rio juga ikut andil dalam hal itu. Raut wajah Kayla jadi berubah masam dan tidak bersemangat sama sekali mendengar celotehan mereka. ‘Kamu ingin jadi Presdir kan Rio? Aku akan wujudkan impianmu itu tapi dalam mimpi!’ “Cukup! Hentikan saja omong kosong kalian! Perusahaan kalian sama sekali tidak pantas untuk proyek ini!” ucap Kayla tiba-tiba. Semua orang sontak menoleh ke arahnya tak terkecuali Rio dan Donny. Nora masih diam untuk mengamati situasi. Dia akan membiarkan Nona mudanya melakukan hal apapun yang dia mau. Dia sedikit tersenyum jahil. “Apa maksud ucapanmu? Memangnya tahu apa kamu soal bisnis ini?!” ujar Rio tidak terima. Donny menatap penuh amarah pada Kayla yang tersenyum manis dari tadi. “Siapa kamu hah?! Beraninya menghentikan aku?” Kayla pun menopang dagu dengan kedua tangannya. “Siapa aku? Huft! Tentu saja tanpa aku proyek pembangunan tidak akan berjalan. Jadi, aku yang akan memutuskan siapa yang berhak memenangkan tender ini! Proyek ini kekuasaanku!” Seketika itu juga semua orang di dalam ruangan tertawa. Begitu juga dengan Rio dan Donny yang menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dia tidak akan membiarkan wanita itu mengacaukan rencananya hari ini. “Dasar wanita tidak tahu diri! Kemarin kamu berbuat seenaknya di depan walikota, sekarang malah bicara omong kosong!” ucap Donny dengan kilatan kebencian yang jelas di matanya. Rio memberi tatapan mengejek pada Kayla. “Aku rasa wanita ini sudah gila, Pak!” timpal pria itu yang semakin membuat keruh suasana. Kayla tetap berusaha tenang mendapat semua pandangan intimidasi dan ejekan dari mereka. Lalu dia membuka tas tangannya dan mengeluarkan sesuatu. Kedua mata Donny melotot saat melihat benda yang diletakkan Kayla di atas meja. “I-itu kan? Ti-tidak mungkin! Bagaimana kamu bisa?!” ucap pria itu tergagap.Rio heran dengan sikap calon mertuanya. Dilihatnya benda yang ada di hadapan mantan istrinya itu.“Ada apa, Pak? Kenapa kaget begitu?” tanya Rio dengan kening berkerut.Donny tidak menghiraukan ucapan Rio barusan, lebih tepatnya tertarik dengan benda kecil yang memiliki simbol kepala ular di ujung gagangnya.Kayla benar-benar berhasil menarik perhatian semua orang kali ini. Dia tetap berusaha untuk bersikap tenang dengan senyuman manis yang mengembang sempurna di wajahnya.“Nah, aku punya sesuatu yang bisa mengukuhkan kalau proyek ini di bawah kendaliku!” ujarnya dengan ceria sambil menunjuk stempel khusus yang ada di atas meja kaca itu.Suasana pun kembali riuh saat melihat benda itu.“Itu stempel seperti milik Nona Nora! Tidak mungkin kamu juga punya!” celetuk salah satu di antara mereka. Donny semakin terkejut mendengar itu.“Ti-tidak … ini mustahil!” ucap Donny sangat tidak menyangka. “A-apa kamu pikir dengan benda itu bisa membuat kami takut, hah?” sambungnya lagi mencoba untuk t
Kayla tersenyum puas mendengar itu. Semua orang pun akhirnya paham siapa sebenarnya Kayla dan bertepuk tangan untuk memberikan selamat, kecuali Rio dan Donny. Mereka pun percaya kalau Kayla bukan penipu seperti yang dituduhkan Donny karena tidak mungkin Nora sembarangan memilih orang.“Meeting hari ini selesai. Terima kasih semuanya!” ucap Nora mengakhiri keputusannya dan bangkit berdiri dari duduknya.Setelahnya satu persatu perwakilan perusahaan menyalami Kayla untuk memberikan selamat. Kayla menerimanya dengan baik dan tersenyum ramah. Hal itu wajar karena mereka tidak tahu kalau Kayla sebelum ini menikah dan hidup miskin, yang mereka tahu sekarang kalau Kayla adalah perwakilan dari keluarga Yuditama, tetapi tidak dengan Rio yang masih tidak terima dengan semua ini.Kayla pun mengajak Nora untuk sedikit menjauh dari keramaian.“Jadi, bagaimana sekarang?” ucapnya pelan.“Nona jangan khawatir! Setelah dokumennya selesai kita akan melihat ke lokasi dan mulai mengerjakan pembangunan da
“A-apa?!”Kayla terpekik tak percaya. Kedua matanya membulat sempurna mendengar itu. ‘Apa maksud pria ini? Seenaknya saja mengaku pacarku!’Sonia dan Rio pun saling pandang.“Oh, pahlawan kesiangan rupanya. Pergi dari sini! Jangan ikut campur!” Rio berkata ketus dengan tatapan sinis ke arah Leon.‘Apa benar pria ini pacarnya? Sialan!’ batin Rio penasaran. Ada sedikit rasa cemburu dan tidak terima karena pemuda itu terlihat lebih tampan dan gagah. Ya, Rio terpaksa harus mengakui hal itu.Leon memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan tetap tenang. “Aku tidak tahu apa masalah kalian sebenarnya, tapi aku tidak akan membiarkan kalian berbuat seenaknya!”Dia sengaja melakukan ini untuk melindungi Kayla, padahal namanya saja dia belum tahu.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Kayla tidak tahan lagi untuk bertanya karena penasaran. Pria ini seperti ada di mana-mana atau cuma kebetulan saja.Sonia pun tersenyum sinis, lalu dengan tatapan penuh ejekan gadis itu pun berjalan ke arah Ka
Sebelum itu, di kantor polisi …“Benar sekali, Pak! Dia sudah melakukan penyerangan pada kami berdua. Lihat? Ini buktinya! Calon suami saya sampai berdarah dan saya juga didorong hingga terjatuh!” ucap gadis itu sambil menangis tersedu-sedu.Sementara Rio hanya diam saja membiarkan gadis itu melakukan apa yang dia mau.“Baik, Bu. Kami akan segera menangkap pelakunya!” ucap petugas itu dengan tegas.Walaupun awalnya petugas itu tidak bersedia karena kurang bukti, tetapi Sonia sudah menyiapkan sejumlah uang yang besar untuk membayar mereka.Gadis itu tersenyum licik di sela-sela tangisnya. Kali ini dia akan melakukan segala cara untuk menjebloskan Kayla ke penjara. ‘Tunggulah, Kayla! Sebentar lagi semua orang akan membencimu! Hahaha!’Kembali ke apartemen …Kening Kayla tampak berkerut mendengar itu.“A-apa maksud kalian? Aku tidak melakukan apapun. Kalian sudah salah orang!” jawabnya dengan tegas.Namun mereka berdua tidak peduli apa yang diucapkan Kayla dan langsung memaksanya untuk
Napas Kayla seperti berhenti. Dengan berjalan pelan wanita itu maju ke arah Leon.“A-apa yang kamu lakukan di sini?” Kayla bertanya dengan susah payah.Leon pun langsung memasang senyuman terbaiknya. “Apa kamu selalu bersikap seperti itu?”Bukannya menjawab pertanyaan tadi tapi malah balik bertanya. Hal itu semakin membuat Kayla was-was.‘Apa dia tahu soal Black Snake? Tentangku?’ pikiran Kayla mencoba menebak.Kini jarak mereka sudah dekat. Kayla memindai pemuda itu dengan mata penuh selidik.“Kamu tidak apa-apa ‘kan? Hebat sekali! Pria itu sampai meminta maaf seperti itu padamu. Aku terkesan!” ungkap Leon jujur. Kayla cukup terkejut. Sekarang dia melihat raut wajah Leon yang terlihat khawatir itu. Tidak ada tanda-tanda kalau pemuda itu menyindir soal kelompok mereka.‘Sepertinya dia tidak tahu!’ batinnya lega.Namun dia harus tetap berhati-hati.“Mereka pasti salah paham. Aku lega kamu bisa mengatasi hal ini. Padahal tadi aku sudah bilang akan jadi saksi kalau kamu tidak bersalah!”
“Ada apa, Mia?”Anak keduanya itu langsung duduk di samping Sinta dan memeluknya masih dengan berderai air mata.“Aku tadi melamar kerja, Ma. Tapi, mereka bilang dataku sudah di blacklist. Aku tidak bisa bekerja lagi di manapun!” ungkapnya dengan terisak.“A-apa?! Kenapa bisa begitu, Mia? Kesalahan apa sih sebenarnya yang kamu buat?!” Rio menggelengkan kepalanya tidak percaya.Mia pun beralih menatap kakak lelakinya dengan wajah cemberut. “Mana aku tahu! Aku yakin ini pasti karena mantan istrimu itu sudah mengadu yang tidak-tidak pada bosku! Dia mengancamku hari itu!” ucapnya panjang lebar.Sinta pun mencebikkan bibirnya karena kesal. “Lihat kan, Rio? Wanita itu memang pembawa sial untuk keluarga kita. Dulu mama sudah melarang kamu menikah dengan wanita tidak jelas itu! Dia tidak pernah pantas untukmu!” Mendengar ucapan mamanya, Rio hanya bisa menghela napas panjang.Sonia pun tersenyum licik di sudut bibirnya. Dia senang karena Sinta berhasil mempengaruhi putranya untuk semakin memb
Mendengar itu Nora langsung menundukkan kepalanya. Itu artinya Tuan Besarnya benar-benar marah kali ini.Kayla beralih menatap mamanya yang saat ini mendelik tajam ke arah suaminya. Lalu Laura memberi isyarat pada Kayla untuk ikut duduk.Kayla pun menurut dan mendaratkan tubuhnya di sofa yang berseberangan dengan papanya.“Apa papa harus mengutus Nora dulu baru kamu mau pulang? Apa rumah ini papa jual saja? Papa tidak masalah kalau hidup di jalanan seperti dulu!” ucapnya dengan sorot mata tajam.“Papa!” protes Laura dengan raut wajah tak suka.“Ma-maaf, Pa. Kayla belum siap untuk me-”“Kalau kamu sudah jadi janda, begitu? Bahkan kamu menikah pun papa tidak diberitahu dan lihat sekarang? Tidak ada yang bisa kamu banggakan dari pria itu!” ungkapnya dengan sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan. “Bagaimana bisa kamu memimpin kelompok kita?!” sambungnya lagi.Kayla menelan ludahnya kasar. Sekuat tenaga untuk mengangkat kepalanya. “Ta-tapi, Pa! Kayla belum siap untuk mengurus semua ini. M
Kedua alis Kayla bertaut. “Ada apa sih denganmu? Dia cuma pria biasa, Nora. Jangan terlalu kaku!” ucapnya sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Nora.Wanita itu menggelengkan kepalanya cepat. “Ingat pesan, Tuan Besar! Kita harus selalu berhati-hati dalam keadaan apapun, Nona!” “Baiklah! Kalau dia macam-macam aku akan langsung menghabisinya! Hohoho!” Kayla mengatakan itu sambil tertawa yang dibuat-buat.Nora hanya bisa pasrah, tetapi tidak akan membiarkan Nona mudanya berbuat sesuka hatinya lagi. Meskipun Kayla sudah kembali pada kelompok dan keadaannya jauh lebih baik sekarang daripada saat bersama Rio.Malamnya …Sekali lagi Kayla mematut diri di depan cermin. Dengan gerakan memutar matanya mengecek apakah ada detail yang terlewat. “Heh, Kayla! Apa yang kamu lakukan? Ini kan cuma dinner biasa!” ucapnya bicara pada dirinya sendiri.Kayla merias wajahnya senatural mungkin tapi tidak sadar malah membuatnya terlihat semakin cantik. Wanita itu menggelengkan kepalanya cepat dengan
Kayla terbelalak dengan mulut membulat. “Apa maksudmu, Sayang? Kamu mau meninggalkan aku di sini dan pergi sendiri?!” tanya wanita itu dengan suara yang mulai meninggi.Leon pun kelabakan dan salah tingkah karena hampir salah bicara. “Bu-bukan begitu maksudku, Kayla!” sanggahnya cepat sambil melirik Kevin dengan takut.Kayla berdecak kesal sambil melipat kedua tangannya.Leon pun menarik napas dalam dan mulai menjelaskan lagi.“Kamu kan penerus kelompok keluargamu. Aku tidak mungkin membawamu pergi ke Kota Sahara. Aku tidak enak dengan Papa karena kamu putri satu-satunya,” ungkapnya jujur.Kayla jadi luluh dan rasa marahnya menguap entah kemana mendengar itu.Kevin pun manggut-manggut. “Aku paham maksudmu, Leon. Untuk sementara kalian nikmati saja waktu di sini, lalu Kayla akan ikut menemanimu di sana. Nanti beberapa bulan saat Kayla aku resmikan sebagai pemimpin kelompok yang baru, kalian baru pulang kemari. Kamu sebagai suami,s
Laura tertawa geli melihat itu dan sangat puas sekali. Sementara Kevin melempar selembar roti pada temannya itu sambil tertawa dengan suara keras. Tidak peduli kalau orang melihatnya seperti itu.Jarang sekali dia tertawa!Nora menatap semua makanan enak di depannya dengan mata berbinar karena sangat lapar.“Nona Nora? Mau makan bersamaku?”Nora menoleh lalu ekspresi wajahnya berubah cepat. Tanpa menjawab dia pun berlalu begitu saja meninggalkan Gio yang berdiri terpaku di sana.Gio pun hanya bisa pasrah lalu menarik napas dalam.“Apalagi salahku?” gumamnya pelan sedikit kesal.Nora kembali cuek dan dingin padam padahal semalam mereka sudah setuju untuk berdansa, tapi gagal lagi.“Ini semua gara-gara minuman sialan itu!” umpatnya geram lalu berjalan dengan gontai kembali ke mejanya.Di kamar, pasangan suami istri itu masih setia dalam satu selimut dan sepertinya masih tidak ingin beranjak dari sana.
Gio terkejut saat mendengar suara wanita yang sangat dikenalnya. Dia pun dengan cepat balik badan dan langsung melihat Nora yang ada di depannya.“Nona Nora? Ini benar kamu ‘kan?”Gio merasa seperti mimpi karena wanita itu tiba-tiba saja menghampirinya duluan. Ini tidak mungkin!Dia pun dengan cepat bangkit dari kursi bar dan menggenggam tangan Nora dengan erat.“Ayo, kita dansa!” ucapnya bersemangat.Nora hanya tersenyum tipis lalu mengikuti pria itu yang menggandengnya menuju ke area dansa.Di tengah jalan Gio merasa pandangannya mulai kabur dan terasa pusing, tapi tetap memaksa untuk berdiri tegak.Dia pun menatap Nora dengan lekat lalu merangkul pinggangnya dan bergerak sedikit agresif. “Nona sangat cantik!”Nora merasa heran dengan tingkah pria itu yang tidak biasanya.‘Apa dia mabuk?’Baru saja mereka akan mulai berdansa Gio pun dengan berani mendaratkan kecupan lembut di bibir Nora. Belum sem
Semua tamu undangan memberikan berbagai respon yang beragam mendengar ucapan wanita itu. Yang mengenal tentu tahu kalau ini tidak ada sangkut pautnya dengan Kayla, tapi bagi yang tidak tahu langsung menatap aneh pada Kayla karena yakin ucapan wanita itu benar.Leon pun berdiri dari duduknya begitu juga dengan Kayla. Pria itu langsung pasang badan melindungi istrinya.“Apa maksudmu? Memangnya kalau ada yang mati itu tanggung jawab kami?” ucapnya tetap tenang.Kayla merasa tersentuh karena Leon membelanya, tapi kali ini dia sendiri yang akan menyelesaikan semuanya. Ini adalah biang masalah dari masa lalu jadi harus dituntaskan sampai habis ke akarnya.“Sayang, biarkan aku bicara dengannya!”Leon menggeleng cepat. “Tidak perlu. Wanita itu cuma datang mengacau,” jawabnya tegas.Kayla mengelus lengan suaminya untuk tenang. “Tidak apa-apa. Aku bisa kok!”Leon pun hanya bisa menghela napas kasar.Kayla pun maju dua langkah dan anak buahnya dengan sigap berdiri tak jauh di sisinya untuk mence
Saat tiba di lantai lima dan keluar dari lift. Matanya langsung memindai sekeliling untuk memastikan bahwa dia berada tepat di pesta Kayla. Meskipun banyak penjaga di sana kakinya tetap melangkah mendekati pintu masuk.“Berhenti! Silahkan tunjukan kartu undangan Anda!” ucap salah satu petugas.“Ah, aku lupa bawa. Tapi, kalian tidak perlu khawatir karena aku dan Nona Kayla berteman dengan baik. Ijinkan aku masuk!” ucapnya selembut mungkin.Pria itu menatap temannya lalu memindai tubuhnya dan hasilnya aman.“Anda tetap tidak dibolehkan masuk. Silahkan pergi!” ucapnya tegas.Wanita itu mengepalkan kedua tangannya erat.“Panggil saja, Nona Nora! Aku akan mengatakan padanya kalau kalian kurang ajar padaku!” desaknya lagi.Kedua pria itu saling pandang. Lalu salah satunya menghubungi Marco melalui interkom.“Pak, ada seorang wanita yang memaksa masuk. Bisa kemari sebentar? Oke!”Lalu pria berbadan besar itu beralih pada wanita tadi. “Tunggu di sini!”Wanita itu meneguk ludahnya kasar. Entah
Besok paginya, setelah bersiap Gio pun pamit dengan Leon dan Kayla untuk kembali ke Kota Sahara dan mengurus pekerjaan yang tertunda. Anak buah mereka juga harus segera dikirim ke berbagai tempat karena Leon tidak mau lagi melanjutkan kelompok yang dibentuk papanya. Dia akan berdiri sendiri kali ini.Gio ingin membuka pintu mobil, tapi masih ada hal yang mengganjal dan membuatnya ragu. Dia belum berpamitan pada Nora!Namun setelah dipikirkan lagi pria itu tidak mau merusak suasana wanita itu. Apalagi di tengah situasi persiapan pernikahan seperti ini. Dia pun dengan cepat masuk ke mobil.Setelah mobil yang membawa pria itu ke bandara melaju meninggalkan halaman mansion. Nora melihatnya dari arah balkon kamar ayahnya. Di sinilah tempat yang pas untuk memantau keadaan area depan. Ekspresi wajahnya tidak bisa terbaca sama sekali.Ya, Nora yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat di kamar. Laura memintanya untuk memberitahu sudah waktunya makan siang. Dia pun pergi dan datang l
Leon tersenyum miring dengan tatapan nakal ke arah Kayla yang hanya memakai baju tidur tipis. Tentu wanita itu mengerti kemana arah pikiran lelaki itu.“Aku kangen, Honey!” ucapnya dengan wajah memelas.Leon pun memeluk tubuh kekasihnya dengan erat dan langsung mendaratkan satu kecupan lembut pada bibir yang menjadi candunya. Kedua mata Kayla terbelalak karena gerakan pria itu yang begitu cepat sampai tidak sadar ciumannya kini mulai menuntut dengan lumatan yang dalam.“Leon!” Kayla melepaskan tautan bibir mereka. “Kalau ada orang yang melihatmu masuk kemari bagaimana? Papa bisa murka!” ucapnya dengan suara pelan.Lelaki itu terkekeh pelan. “Tenang saja, Honey. Semua orang sudah tidur jadi tidak akan ada yang mengganggu kita!” sahutnya bangga.“Tapi, Sayang!”Sebelum Kayla kembali protes Leon langsung menggendong Kayla menuju ranjang. Wanita itu akhirnya cuma bisa pasrah dengan mengalungkan lengannya di leher pria itu.Dengan perlahan Leon menurunkan tubuh Kayla dan langsung mendaratk
Kayla mengangguk dengan antusias. “Iya, Sayang!”Leon mengajaknya untuk duduk. Meskipun keadaan sempat tegang, sekarang semua orang terfokus pada mereka berdua.Dia menggenggam tangan Kayla dengan erat.“Aku ingin menikah denganmu, Kayla. Atas dasar keinginan hatiku dan juga aku harap ini bisa menjadi penebus dosa-dosa orang tuaku,” ucapnya tegas.Leon pun membuka kotak cincin yang sudah disiapkan secara mendadak itu kemari. Dia mengambilnya dan langsung memasangkan ke jari manis Kayla.“Will you be mine?” tanya lelaki itu dengan senyuman manis yang mengembang.“Yes!” Kayla langsung memeluk pria itu dengan air mata yang berlinang. Ini adalah hal yang sudah lama wanita itu inginkan. Dilamar dengan layak dan disaksikan oleh keluarganya. Meskipun sudah pernah menikah, dia merasa ini adalah pertama kalinya diajak menikah dengan sungguh-sungguh.Laura mengelap air matanya dengan sapu tangan karena merasa terharu dengan kejadian malam ini. Dia tersenyum senang bergantian menatap anak dan
Wajah semua orang terlihat terkejut dan panik. Bahkan Gio sendiri tidak menyangka kalau tuannya akan melakukan hal gila seperti ini.“Aarghhh! Tidak, Leon! A-apa yang kamu lakukan?!” teriak Kayla histeris.Leon tetap tidak bergeming dan sedang bersiap untuk menarik pelatuknya.“Aku memang datang membawa cincin dan melamarmu hari ini, Kayla,” ucapnya dengan mengatupkan rahang. “Tapi, aku tidak bisa membiarkan pembunuh papaku hidup!” teriaknya lagi.Nora menggeleng cepat dengan napas tertahan. “Tidak! Jangan sentuh Ayahku!”Perasaan Kayla antara senang dan takut sekarang. Dia pun bangkit dari duduknya dan menahan tangan Leon supaya turun.“Jangan, Leon. Ini hari kebahagiaan kita, aku mohon!” pintanya dengan air mata yang sudah berlinang.Leon bahkan diam saja tidak peduli dan tidak mau menatap wajah Kayla di sampingnya. Kedua matanya tetap terfokus pada Damar.Laura menatap Kevin dengan wajah panik. “Papa, lakukan sesuatu!” ucapnya ketus dengan perasaan was-was karena suaminya itu masih