Rio tidak ingin hari ini jadi berantakan dan menimbulkan masalah baru, apalagi karena hal pribadi. Dia akan membereskan hal ini karena meeting sebentar lagi akan dimulai. Dengan cepat dia meminta diri pada Donny dan rekan bisnis yang lain. Dia tidak akan membiarkan calon mertuanya melihat orang itu di sini.
Kedua kakinya dengan cepat melangkah dan tangan kanannya pun menarik lengan wanita itu untuk mengikutinya menjauh dari area pintu depan. “He-hei! Lepaskan aku!” ucapnya tak terima. “Apa yang kamu lakukan di sini? Bagaimana bisa kamu masuk? Apa kamu berniat mengacau?” Rio langsung memberikan semua pertanyaan yang berputar di kepalanya. Ya, wanita itu adalah Kayla! Dengan sekali sentak dia melepaskan cekalan mantan suaminya itu. “Memangnya kenapa? Apa ada larangan kalau aku tidak boleh kemari?” Kayla malah balik bertanya. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Tentu dia tidak mau lagi hanya diam saja saat diintimidasi dan diperlakukan seenaknya oleh pria durjana di depannya ini. Dia sengaja muncul di hadapan Rio sekarang untuk melihat reaksinya. Rahang Rio terlihat mengeras. Dipindainya penampilan Kayla dengan blazer berwarna abu dipadukan dengan rok navy di atas lutut. Jauh berbeda dengan keseharian yang dilihatnya saat masih menjadi istrinya. ‘Apa dia sengaja melakukan ini?’ batin Rio sangat penasaran. “Kamu tidak layak berada di tempat ini, Kayla!” Rio langsung menunjuk ke arah wajah Kayla. “Cepat pergi!” Kayla pun tersenyum manis dan bukannya pergi tapi berjalan mendekat ke arah Rio. Kedua tangannya terulur untuk merapikan dasi yang dipakai Rio hingga membuat pria itu tersentak kaget. “Jangan khawatir Pak Rio yang terhormat. Tidak perlu repot-repot mengusirku, lebih baik tenagamu itu disimpan saja untuk rapat nanti!” ujar Kayla sambil menepuk pelan pundak kiri Rio dan segera melangkah pergi dari sana tapi kali ini ke arah ruang meeting. Rio bahkan masih mematung di sana. Dia heran kenapa Kayla bisa sepercaya diri itu. Sedetik kemudian tersadar dan melihat sekeliling untuk memastikan Donny tidak menyaksikan hal barusan. Dia bahkan kembali tak percaya saat melihat Kayla disambut baik oleh petugas itu dan dipersilahkan masuk ke dalam. Padahal hanya khusus perusahaan undangan yang boleh mengikuti acara hari ini. “Sialan! Awas saja kalau dia berulah lagi!” umpatnya kesal. Semua orang yang ikut untuk bertanding di proyek baru ini sudah mulai masuk dan mengambil tempat duduk masing-masing. Kali ini para peserta harus menampilkan profil perusahaan mereka sebaik mungkin untuk meyakinkan hati Nora. Kali ini Nora yang memutuskan langsung siapa yang akan menjadi pemenang tender proyek baru di area timur. Biasanya dia hanya meminta anak buahnya tapi proyek kali ini cukup besar dan juga Kayla memintanya untuk ikut supaya bisa mendukung rencananya untuk membuat Rio mati kutu. Kayla duduk dengan tenang dan tidak ada yang mengenali dirinya di ruangan itu selain Rio dan Donny. Mereka duduk hanya berjarak beberapa kursi saja dari Kayla. Dia tidak peduli pada tatapan aneh orang-orang padanya karena cuma datang sendirian. Kayla pun menoleh lalu tersenyum manis pada Rio dan Donny yang sedang menatapnya tajam. ‘Nah, ayo kita mulai permainan kecil kita, Rio!’ batin Kayla bersemangat. Lalu suasana sedikit riuh dan semua orang menoleh ke arah pintu masuk. Nora sudah tiba diikuti dua orang asisten, satu pria dan wanita. Kayla pun tersenyum senang melihat mereka karena sudah lama tidak bertemu anak buah kelompok. Nora duduk di kursi utama dan menghadap ke semua orang. Kayla yang memintanya untuk pisah duduk dan Nora pun sepakat dengan keputusannya supaya orang-orang di sana tidak ada yang curiga dan tentunya dia tidak mau dianggap cuma mengekori Nora. “Baiklah, kita akan mulai meeting pagi ini!” ucap Nora pada sekretarisnya. “Tunggu dulu, Nona Nora! Wanita ini adalah orang asing. Dia bukan dari utusan perusahaan siapapun!” sanggah Donny langsung dengan cepat berani. Kayla memanyunkan bibirnya karena belum apa-apa pria tua itu sudah membuat suasana jadi tidak nyaman. Rio pun tidak mau kalah di depan calon mertuanya. “Benar! Usir dia dari sini, Nona!” ucapnya ketus. Beberapa orang bahkan sudah mulai berbisik satu sama lain. Hal itu membuat Rio semakin besar kepala. “Diam kalian berdua! Aku yang mengundang Nona Kayla kemari! Jangan ikut campur!” jawabnya dengan tegas. “A-apa?!” Donny dan Rio kompak saling pandang. Sementara Kayla tampak puas melihat wajah mereka yang memerah karena marah sekaligus malu. ‘Rasakan itu!’ batin Kayla bersorak. Karena Nora sudah memutuskan maka tidak ada lagi yang berani membantah. Lalu, 12 orang yang mewakili perusahaan mereka–termasuk Donny, mulai menyiapkan dokumen di atas meja. Satu persatu perwakilan kontraktor bangunan ternama mulai membahas proposal dengan menjabarkan kelebihan yang dimiliki perusahaan mereka. Meskipun Kayla dulu Kayla jarang sekali mengikuti hal semacam ini karena selalu meminta Nora, tetap menyimak dan berusaha memahami. Dia akan lebih serius lagi kali ini demi membalas pria tidak tahu diri itu. Sudah dibantu mencari nafkah tapi masih saja banyak tingkah! Sekarang giliran perusahaan milik Donny dan Rio juga ikut andil dalam hal itu. Raut wajah Kayla jadi berubah masam dan tidak bersemangat sama sekali mendengar celotehan mereka. ‘Kamu ingin jadi Presdir kan Rio? Aku akan wujudkan impianmu itu tapi dalam mimpi!’ “Cukup! Hentikan saja omong kosong kalian! Perusahaan kalian sama sekali tidak pantas untuk proyek ini!” ucap Kayla tiba-tiba. Semua orang sontak menoleh ke arahnya tak terkecuali Rio dan Donny. Nora masih diam untuk mengamati situasi. Dia akan membiarkan Nona mudanya melakukan hal apapun yang dia mau. Dia sedikit tersenyum jahil. “Apa maksud ucapanmu? Memangnya tahu apa kamu soal bisnis ini?!” ujar Rio tidak terima. Donny menatap penuh amarah pada Kayla yang tersenyum manis dari tadi. “Siapa kamu hah?! Beraninya menghentikan aku?” Kayla pun menopang dagu dengan kedua tangannya. “Siapa aku? Huft! Tentu saja tanpa aku proyek pembangunan tidak akan berjalan. Jadi, aku yang akan memutuskan siapa yang berhak memenangkan tender ini! Proyek ini kekuasaanku!” Seketika itu juga semua orang di dalam ruangan tertawa. Begitu juga dengan Rio dan Donny yang menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dia tidak akan membiarkan wanita itu mengacaukan rencananya hari ini. “Dasar wanita tidak tahu diri! Kemarin kamu berbuat seenaknya di depan walikota, sekarang malah bicara omong kosong!” ucap Donny dengan kilatan kebencian yang jelas di matanya. Rio memberi tatapan mengejek pada Kayla. “Aku rasa wanita ini sudah gila, Pak!” timpal pria itu yang semakin membuat keruh suasana. Kayla tetap berusaha tenang mendapat semua pandangan intimidasi dan ejekan dari mereka. Lalu dia membuka tas tangannya dan mengeluarkan sesuatu. Kedua mata Donny melotot saat melihat benda yang diletakkan Kayla di atas meja. “I-itu kan? Ti-tidak mungkin! Bagaimana kamu bisa?!” ucap pria itu tergagap.Mendengar itu kedua mata Gio melotot sempurna. “A-apa anak buah kalian mengikuti kita sampai ke hotel ini?”“Tentu saja! Ayah selalu mengawasiku. Mereka pasti melihat kita saat masuk kemari. Arggh, sial!”Gio pun memeluknya erat untuk memenangkan wanita itu.“Sudahlah, tidak apa-apa. Kita harus patuh pada ayahmu!”Dia juga takut pada Damar kalau sampai mengamuk, apalagi status mereka memang belum resmi. Ancaman pria itu tidak mungkin main-main karena Nora adalah putri satu-satunya.Mereka pun akhirnya hanya ngobrol santai dan tidur bersama tanpa melakukan apapun lagi.Flashback end,Kembali keadaan sekarang. Gio membelai rambut Nora dengan sayang. Nora mencebikkan bibirnya. “Dasar orang tua kolot! Memangnya dia tahu dari mana nanti aku sudah tidur denganmu atau belum? Ayah tidak mungkin memeriksa tubuhku ‘kan?”Gio pun tertawa geli. “Dia bisa tahu hal itu saat kamu pulang dan melihat caramu berjalan nanti,” jelasnya singkat dengan sabar.Nora berbalik menatap dengan wajah yang penasa
Gio membawa Nora ke hotel tempatnya menginap sementara. Saat di dalam kamar, keduanya saling menyatukan bibir dengan cepat. Kembali menuntaskan hasrat yang tidak terbendung lagi.Sambil memeluk tubuh Nora dengan erat, pria itu membawanya ke dalam kamar utama, mendorong wanita itu ke arah ranjang. Jasnya sudah tergeletak di lantai bahkan Nora entah sejak kapan sepatunya terlepas.Gio melepaskan pelukannya dan memperbaiki rambut Nora yang sedikit berantakan dan meletakkan di belakang telinganya.“Apa kamu yakin?” tanya pria itu dengan wajah bersalah.Nora mengangguk pelan. “Iya dong! Kamu tidak akan kabur dan membohongiku ‘kan?” Gio terkekeh geli.“Tentu saja tidak. Aku tidak akan berani, takutnya malah dibunuh oleh Tuan Damar,” ucapnya dengan suara berat yang tertahan.Nora juga ikut tertawa mendengar pria itu menyebut nama ayahnya.“Ya sudah, anggap saja ini malam pertama kita. Mau menunggu sampai menikah, itu lama sekal
Gio merasa sangat senang meskipun masih tidak percaya wanita galak sepertinya mau melakukan hal itu. Tanpa ragu lagi tangannya merangkul pinggang Nora dan tidak ada penolakan kali ini. Kalau orang lain melihat mereka sekilas pasti tidak akan menyangka kalau ternyata belum pasangan resmi. Keduanya sangat serasi!Saat karyawan yang membawa mereka tiba di ruangan VIP, hanya ada satu meja dan itu khusus untuk pasangan itu.“Mereka menyiapkan semua untukku. Jangan terlalu percaya diri, kamu kan tahu aku ini siapa!” ucapnya tiba-tiba sengaja menjelaskan supaya pria itu tidak besar kepala.Gio tidak banyak bicara lalu menarik kursi dan mempersilahkan Nora duduk lebih dulu.Nora langsung menatapnya lekat, tidak sabar untuk membuka obrolan di antara mereka.“Kenapa kamu tidak mengajakku bicara duluan saat berada di sini kemarin? Harus banget kamu menelponku dari sana!” ujarnya sedikit ketus.Gio kaget tidak menyangka Nora akan mengatakan ini di pertemuan mereka setelah semua yang terjadi. Dia
Nora pun kaget sampai menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Dia pun berdehem sebentar lalu kembali bersikap biasa saja.[“Ada apa? Apa Nona Kayla baik-baik saja?” tanya wanita itu basa-basi.]Gio jadi bingung sendiri dibuatnya karena dia menghubunginya dengan alasan perasaan pribadinya, tapi sepertinya Nora masih menjaga jarak dengannya.Pria itu menjawab, “Nona Kayla baik-baik saja. Aku … ada hal yang ingin aku bicarakan padamu,” ungkapnya jujur.[“Soal apa?” ucap Nora cepat.]Gio tersenyum tipis mendengar responnya itu.Aku ingin mengajakmu untuk dinner besok. Kalau boleh?” pintanya penuh harap.Lagi-lagi Nora pun tidak menyangka dengan ucapan pria itu. ‘Dia serius ‘kan?’ Karena yakin pria itu tidak mungkin berani main-main dengannya. [“Bukankah ini sudah malam? Lagipula kamu itu jauh dari sini,” sanggahnya langsung.]Gio tahu kalau Nora pasti akan mengatakan hal itu.“Aku tahu, Nona. Besok pagi aku pergi ke sana. Kamu mau ‘kan menemuiku?” pintanya sekali lagi.Mendengar penje
Gio bahkan tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Kayla barusan. Melihat pria itu sedang bengong, Kayla pun melempar pulpen dan tepat mengenai dada asisten suaminya itu. “Eh! Iya, Tuan. Ada apa?” ucapnya cepat. Kayla pun tertawa kencang karena melihat Gio yang gelagapan seperti itu.“Hei! Suamiku membayarmu untuk bekerja, bukannya melamun ya!” ketus wanita itu langsung. Gio pun melihat ke sekeliling ruangan lalu tersadar kalau saat ini hanya ada Kayla di sana.“Ma-maaf, Nyonya!” ujarnya dengan tersenyum kikuk.“Sepertinya dia memang merindukan kakakku,” ucap Kayla kembali tertawa lagi dengan sangat puas. Gio pun menggaruk tengkuknya tidak gatal. “Maaf, Nyonya. Aku tidak seperti itu,” jawabnya tidak mau mengaku, tapi wajahnya justru sebaliknya karena sudah memerah sekarang. Kayla pun tertawa lagi dan memberikan senyuman mengejek pada pria itu. “Kak Gio pergi saja ke sana sebentar la
Gio pun mendadak merasa gugup lalu menelan ludahnya kasar dengan wajah bersalah. “Ti-tidak sampai seperti itu, Nyonya. Aku hanya menciumnya saja, tidak lebih!” jelasnya dengan buru-buru. “Itu juga karena pengaruh minuman itu,” sambungnya lagi. Kayla sudah menatapnya dengan wajah masam dan juga sudut bibir atasnya naik dua senti mendengar penjelasan pria itu. “Tetap saja kamu menikmatinya ‘kan? Dasar pria kesepian!” ledeknya dengan sadar. Leon sampai melongo karena tidak percaya Kayla begitu saja mengeluarkan kata-kata tidak berperasaan. Meskipun tahu kalau sebenarnya tidak bermaksud seperti itu. Semua karena Kayla kesal Gio meladeni rencana gila gadis itu. “Honey!” tegur suaminya langsung.“Kenapa? Itu semua benar ‘kan? Semua pria itu semua sama, disentuh wanita sedikit saja kalian langsung hilang kendali!” ucapnya dengan ketus, kali ini bahkan melipat kedua tangan di depan dada dan sedikit memiringkan tubuhnya karena tidak mau mendengarkan ucapan pembelaan Leon nanti.Melihat ti