Di saat ketegangan terjadi di rumah Alex dan Dania, pasangan itu kini sedang menuju ke sebuah restoran untuk menikmati makan malam bersama. Dania sudah menyuruh sopirnya pulang, karena dia nanti akan pulang bersama dengan Alex.Pasangan pengantin baru itu sedang menuju ie sebuah restoran sushi, tempat yang di inginkan Dania untuk menu makan malamnya. Sebagai pria yang bertanggung jawab, Alex pun mengabulkan permintaan istrinya itu, meski sebenarnya dia sedang tidak ingin makan sushi.“Kita pesen yang apa ya? Kamu mau apa, Lex?” tanya Dania.“Kamu yang pesen aja. Aku gak punya pilihan.”Dania melihat ke arah Alex, “Kamu lagi gak pengen makan sushi?”“Enggak. Mau kok, tapi aku lagi gak terlalu antusias. Jadi kamu aja yang pilih.” Alex menjelaskan alasannya.“Apa kita pindah restoran aja?”“Gak usah. Pesen aja. Aku bakalan makan juga kok.”“Beneran?” Dania merasa tidak enak.“Iya gak papa. Udah buruan pesen.”Setelah mendapat persetujuan dari Alex, Dania pun akhirnya segera memesa
“Apa-apaan ini maksudnya, Lex?” tanya Dania saat dia sedang mengikuti langkah kaki Alex menuju ke mobilnya.“Gak tau. Aku juga gak ngerti,” jawab Alex sambil menekan tombol kunci otomatis mobilnya.“Masuk,” lanjut Alex menyuruh Dania segera masuk ke dalam mobil.Dania segera masuk ke dalam mobil Alex. Dia juga segera memasang sabuk pengamannya karena tampaknya Alex akan segera melajukan mobilnya menuju ke rumah mereka.Alex langsung menekan pedal gas mobilnya untuk menjalankan mobilnya ke arah rumah mereka. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi tanpa sepengetahuan mereka, karena tiba-tiba saja para asisten pribadi mengabarkan jadwal mereka akan pergi berbulan madu.Tentu saja berita ini membuat mereka kaget, karena mereka berdua sebagai tokoh utama saja masih belum membahas apa pun tentang bulan madu. Mereka masih belum memiliki rencana apa pun soal itu dan masih malas memikirkannya.Namun tiba-tiba saja, jadwal berlibur sudah dibuat. Meskipun bukan liburan ke luar negeri, tapi tetap
Dania dan Alex sedang mempersiapkan kepergian mereka untuk acara bulan madu paksaan yang harus mereka lakukan. Pasangan pengantin baru itu tentu saja sudah melakukan protes pada Haris. Tapi hasilnya pasti sudah bisa di tebak, protes mereka tidak akan mengubah keputusan Haris untuk menyuruh pasangan itu pergi bulan madu.Dania dan Alex sedang menikmati sarapan paginya sebelum mereka pergi ke Bandung. Barang-barang mereka sudah dimasukkan ke dalam mobil oleh pelayan dan mobil pun sudah siap mengantar mereka.“Kamu jangan sampe mikir kalo ini beneran bulan madu ya,” ucap Alex sedikit mengingatkan Dania.“Malesin. Siapa juga yang mau bulan madu ama kamu. Mendingan aku tidur seharian di rumah dari pada harus pergi keluar kota ama kamu. Bisa-bisa boring abis aku ntar,” jawab Dania yang kemudian segera memasukkan potongan roti ke mulutnya.“Kamu pikir aku sengebosenin itu apa ya!” protes Alex.“Iya. Kamu ngebosenin dan sering banget bikin bete,” jawab Dania tanpa ragu.“Heh!”“Apaan sih
Sepi. Keadaan mobil yang meluncur ke arah Bandung untuk mengantarkan Dania dan Alex untuk pergi berbulan madu itu sepi tanpa suara.Dania memilih untuk menutup telinganya dengan earphone yang terhubung dengan ponselnya yang menyalurkan lagu-lagu kesukaannya. Dia melemparkan pandangannya keluar sambil sesekali memejamkan matanya di balik kaca mata hitam yang dia pakai.Berbeda dari Dania, Alex memilih untuk melanjutkan tidurnya lagi di dalam mobil. Tadi malam dia memang tidur hampir pagi karena mengerjakan laporan yang harus dia periksa. Alex sudah mengatur tempat duduknya agar dia bisa sedikit berbaring santai menikmati lanjutannya.“Kita sudah sampai, Pak,” ucap Ivan yang ikut dalam perjalanan Dania dan Alex hari ini.“Udah sampai?” ucap Dania yang kemudian menegakkan duduknya.“Sudah, Bu. Kita sudah di hotel. Saya akan menurunkan barang bagasi dulu.”“Pesankan satu kamar lagi. Aku gak mau satu kamar sama dia,” ucap Alex tiba-tiba meski matanya masih terpejam.Dania menoleh ke ar
“Lex ... Alex,” panggil Dania saat dia sudah melihat kejutan yang disiapkan Haris untuk dia dan Alex. Dania berdiri dan terdiam melihat hadiah yang disiapkan Haris untuk dia dan Alex. Hadiah yang diletakkan di atas tempat tidur oleh Haris, cukup membuat Dania malu.Alex menghampiri Dania yang berdiri seperti orang bodoh di mata Alex. Dia kemudian ikut melihat apa yang dimaksudkan Dania tadi. Alex menggelengkan kepalanya lalu segera membuang muka.“Bereskan itu. Menjijikkan!” ucap Alex memerintah manajer hotel.“Buang?” ulang manajer hotel.“Apa perlu saya ulangi?” Alex menatap tegas manajer itu.“Maaf, Pak.”Alex berjalan menuju sofa dan duduk di sana. Dia melihat ke arah Dania yang masih berdiri di dekat tempat tidur sambil melihat benda keramat yang belum pernah di pakai itu.Dania melihat ada sebuah lingerie berwarna hitam dengan potongan sangat terbuka tergeletak di atas kelopak bunga mawar yang sengaja di hamburkan di atas ranjang. Tampaknya Haris memang sengaja menyuruh mana
Dania segera membawa baju berbahan halus dan menerawang itu ke dalam kamar mandi. Dia ingin membuktikan ucapan Alex yang tidak akan tergoda pada dirinya meski memakai pakaian kurang bahan itu.Dania yang sebenarnya ragu kini menjadi sedikit tertantang. Dia ingin menaklukkan Alex yang tingkat kesombongannya sudah di luar batas kesabaran Dania.Alex melihat Dania berjalan ke kamar mandi sambil membawa baju kurang bahan itu. Dia menggerak-gerakkan bibirnya sendiri menahan geram, tidak percaya kalau Dania akan melakukan hal itu.“Tu anak kesambet apaan sih? Jangan bilang dia emang anggep ini beneran bulan madu. Cih! Mau pake gaya apa pun juga aku gak akan kegoda kalo ama kamu,” gerutu Alex kesal.“Lagian siapa sih yang ciptain baju kayak gitu. Baju gak bisa dipake keluar malah di jual mahal. Dasar kurang kerjaan!”Alex yang kesal segera meraih remot TV yang tergeletak di atas meja. Dia memilih untuk mengabaikan Dania dan pikiran nakal yang mulai menggoda akal sehatnya, menebak penampilan
“Apa yang sedang kalian lakukan!” Mata Dania melotot melihat pemandangan di depannya. Andai ada barang keras di dekatnya, pasti dia sudah melemparkannya sekuat tenaga ke arah dua orang yang sedang bercumbu itu. Tanpa merasa bersalah, Restu turun dari tempat tidur. Tentu saja dengan pakaian yang seadanya, “Brengsek! Ngapain kamu ke sini! Siapa yang nyuruh kamu ke sini!” “Mas, kamu udah berani bawa dia ke sini?! Kenapa Mas bawa perempuan jalang itu ke sini, Mas!?” “Ya emangnya kenapa? Dia pacarku dan bentar lagi dia bakal jadi istriku! Hmm, berani juga ya nyalimu panggil pacarku wanita jalang,” tegas Restu sambil menatap tajam ke arah Dania. “Mas! Kamu ....” “Apalagi, Dania? Pernikahan kamu sama Restu itu udah selesai. Sekarang aku yang bakalan jadi istrinya Mas Restu,” ucap Lisa sambil mengikat tali kimono tidurnya. “Nggak! Nggak bisa. Aku nggak akan pernah izinkan Mas Restu nikah sama kamu sesuai dengan wasiat papa. Aku bakal tetap jaga kepercayaan papa!” Restu dulu memang di mi
“Selamat malam, Bu Dania,” sapa pria itu.“Selamat malam. Maaf, Bapak ini siapa?” tanya Dania dengan suara serak karena dia banyak menangis.Dania melihat ada sebuah sedan mewah berwarna hitam berhenti secara tiba-tiba di hadapannya. Dari mobil itu, keluar seorang pria menggunakan pakaian rapi dan perlente yang saat ini sudah berdiri di depan Dania.“Perkenalkan, saya Bima. Saya datang ke sini untuk menjemput Bu Dania atas perintah Pak Haris.” Bima memperkenalkan diri.‘Bima. Haris. Siapa mereka? Aku sama sekali gak kenal nama itu. Apa mereka orang jahat yang mau culik aku?’ gumam Dania yang kini malah menjadi takut.Alih-alih menjawab pertanyaan Bima, Dania malah memilih kabur. Dia membawa koper kecilnya itu berlari menjauhi Bima karena dia takut Bima akan berbuat jahat kepadanya.“Bu Dania. Tunggu, Bu.” Bima kaget saat mendapati Dania berlari begitu saja meninggalkannya.Dengan mudahnya Bima segera menangkap Dania lagi. Dia memegang koper Dania untuk mencegah Dania kabur lagi dari