Share

Seperti Melihat Hantu

"Sedang apa kamu disini Aiden?" Hanna bertanya.

Aiden mengangkat bahunya,"Tidak ada yang salah jika aku disini. Aku menjenguk nenekku."

James melihat Hanna dan Aiden bergantian, "Kalian saling mengenal?"

Sebelum Aiden sempat menjawab, Hanna menjawab dengan cepat, "Tentu saja, karena Tuan Aiden sekarang adalah pemilik institut penelitian tempat aku bekerja."

James teringat sesuatu, "Oh, aku ingat sekarang. Kamu berkata bahwa kamu ketua tim institut penelitian. Aiden memang beberapa hari yang lalu melakukan pengambil alihan institut penelitian."

"Kami bertemu sebelum itu, Paman." Ketika Aiden menjawab seperti itu,Hanna memelototi Aiden.

"Dia pernah diundang sebagai pembicara di rumah sakit keluarga Bradley," sambung Aiden lagi sambil menatap Hanna dengan senyuman usil.

"Ayolah, Hanna. Sabar..sabar.." dia berbicara menyemangati dirinya dalam hati.

"Ya..kira-kira seperti itu perkenalan kami," sahut Hanna.

"Aku..aku permisi," ujar Hanna sambil berlalu pergi dari sana.

"Aiden, mengapa gadis itu terlihat sangat ketakutan ketika melihatmu? Apakah kamu pernah menindasnya?" Betsy melihat kepada cucunya.

"Itu..Tidak Nek, aku tidak pernah melakukan itu," ujar Aiden sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Wajah gadis itu tiba-tiba pucat, seperti dia habis melihat hantu." Tepat ketika James mengucapkan kata 'hantu' dia menunjuk kearah Aiden.

"Aku?", Aiden menunjuk wajahnya sendiri.

"Paman, tidak ada hantu setampan diriku."

Nenek Betsy menggeleng-geleng melihat cucunya. "Aiden, dia telah menolongku. Kamu harus baik kepadanya," ujar Betsy lagi kepada cucunya.

"Ya..Ya, tentu saja Nek. Jangan khawatir." Aiden mengatakan 'Iya', tapi sebenarnya dia sadar bahwa dia melakukan kesalahan beberapa bulan yang lalu. Dia memang telah menindas Hanna.

Ketika dia tahu bahwa wanita itu adalah Alena, dirinya terlalu serakah untuk memaksa dan menahannya tetap tinggal disisinya.

Dia mengira Hanna hanya berpura-pura tidak mengenalnya dan sengaja merubah wajah serta identitasnya.

Ketika itu, dia belum tuntas menyelidiki identitas dan informasi tentang Hanna. Dia hanya takut Alena akan pergi dan menghilang lagi.

Sekarang, setelah dia tahu bahwa Hanna kehilangan ingatannya setelah kecelakaan itu, dia menyesali perbuatannya yang tergesa-gesa dan semena-mena.

Wanita itu sekarang jadi takut kepadanya. Setiap kali melihatnya, dia memang terlihat seperti seseorang yang ketakutan pada 'hantu'.

Wanita mana yang tidak trauma dan takut setelah mengalami 'hal seperti itu'. Dia tahu, Hanna bukannya tidak mau menuntut dan melaporkannya kepada polisi. Tapi Hanna menyadari, bahwa jika dia melaporkannya ke polisi, semua itu akan berakhir sia-sia.

Status dan kedudukan Aiden berada di strata teratas di Valleta. Dengan kekuasaannya, dia bisa dengan mudah terhindar dari segala tuntutan kejahatan. Itulah sebabnya Hanna hanya melarikan diri seperti itu saja dari Aiden.

"Ya, aku memang lelaki brengsek!" keluh Aiden dalam hatinya.

Aiden mendekat ke tempat tidur pasien Betsy,"Sepertinya Nenek telah pulih sepenuhnya. Nenek sekarang mulai mengomeliku lagi, hehe."

"Aku tentu saja akan mengomel jika kamu salah," ujar Betsy sambil memelototi cucunya.

"Iya Nek.. Jangan khawatir, aku tidak akan menindas Hanna."

"Nenek harus beristirahat dengan baik, agar Nenek bisa segera sehat dan keluar dari rumah sakit."

"Ya, aku tidak suka berada berlama-lama dirawat disini. Bagaimanapun juga, rumah adalah tempat yang ternyaman."

James duduk disebelah Betsy dan meletakkan nampan makanan didekatnya. "Jika Ibu ingin cepat sembuh, maka Ibu harus makan dengan lahap sekarang." James menyuapkan makanan kepada ibunya.

"Paman, apakah paman tertarik untuk bergabung dengan institut penelitian bedah jantung disini?"

James menggeleng, "Tidak Aiden, saat ini aku sudah cukup sibuk mengurus perusahaanku di Jerman."

"Apakah ini tentang perusahaan Hawk itu?" tanya Aiden.

"Hmmm..ya, beberapa tahun belakangan ini, perusahaan itu selalu memenangkan tender-tender besar. Perusahaan itu berkembang pesat hanya dalam 3 tahun."

"Ya, aku mendengar banyak tentang perusahaan itu. Pemiliknya bernama Ethan Hawk. Tapi dia sangat misterius. Tidak pernah ada pemberitaan di media yang memperlihatkan sosok Ethan Hawk," ujar Aiden.

"Benar, bahkan untuk setiap pertemuan dan urusan penting baik di dalam maupun diluar perusahaan, dia menyerahkan semuanya kepada asisten pribadinya, dia benar-benar misterius."

"Dan..satu hal yang baru kuketahui, setelah kuselidiki. Ethan Hawk adalah donatur tetap dan terbesar dirumah sakit Miller ini," sambung James sambil menunjuk kebawah.

"Rumah sakit ini?" tanya Aiden.

"Ya, dan dana yang disumbangkannya berjumlah fantastis."

"Hmmm...begitukah? Jika Paman membutuhkan bantuan, aku siap kapan saja," ujar Aiden kepada James.

"Tentu..aku akan meminta bantuanmu jika aku membutuhkannya suatu hari nanti," angguk James.

"Hei kalian, jangan hanya sibuk memikirkan pekerjaan." Betsy yang sedari tadi makan sambil mendengarkan keduanya berbicara, tiba-tiba memotong pembicaraan keduanya.

"Usia kalian sudah 30an, tapi belum menikah juga. Ibu dan Nenekmu ini sudah terlalu tua. Carilah wanita yang tepat untuk dinikahi. Aku ingin melihat cucu dan cicit sebelum kematian menjemputku." Betsy menunjuk kepada Aiden dan James.

"Jangan khawatir Nek..Nenek akan segera sehat dan masih akan berumur panjang. Nenek akan melihat cucu dan cicit Nenek," potong Aiden.

"Bagaimana caranya? kalian hanya sibuk bekerja dan menghasilkan uang. Bukankah apa yang kita miliki sekarang sudah lebih dari cukup? Kencanilah seorang wanita. Ckckck, apa gunanya berwajah tampan." Betsy merujuk kepada keduanya.

"Bu, wanita di dunia ini banyak. Tapi mencari wanita yang tepat untuk dinikahi itu sulit," sahut James.

"Ya Nek, Nenek tenang saja. Paman akan segera menikah dan memberikan cucu pada Nenek."

"Hei, kau malah melemparkan semuanya kepadaku? Dasar anak ini."

"Hahaha..Baiklah Paman, Nenek. Aku pergi dulu, ada hal yang harus kulakukan."

"Apakah kamu menghindari pembicaraan ini dengan pergi?" kata Betsy lagi kepada Aiden.

"Tidak Nek, tidak.. memang ada hal yang harus kuurus. Nenek makan yang banyak dan segera sembuh. Aku pergi dulu."

"Ya, yaa," sahut Betsy sambil tersenyum kepada cucunya.

Setelah Aiden pergi Betsy menatap lama kepada James.

"Ada apa Ibu? mengapa melihatku seperti itu?"

"Hmmm, James, bagaimana menurutmu tentang Dokter Hanna Miller itu?"

"Apa maksud Ibu?"

"Apakah kamu tidak tertarik kepadanya? Aku melihat caramu menatapnya. Sepertinya kamu menyukainya."

"I..Itu..dia cantik, cerdas, dan sepertinya gadis yang baik. Tapi, belum tentu dia juga tertarik kepadaku Bu."

"Cih, belum mencoba mencari tahu sudah berkata seperti itu. Apa gunanya wajah tampanmu itu?"

"Bu, jika dia memang menyukaiku dan kemudian berjodoh denganku, pasti dia akan datang kepadaku," ucap James lagi.

"Jodoh tidak datang dengan sendirinya, tapi dicari dan didekati, James. Kalau begini terus, mungkin kamu tidak akan menikah seumur hidupmu. Mengapa Tuhan memberikanku putera yang lamban seperti ini? Huh." Betsy menepuk dahinya.

James menyuapi ibunya lagi, "Hahaha..baiklah, baiklah. Ayo, habiskan makanan Ibu." James hanya bisa pasrah dan tertawa melihat tingkah ibunya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status