Home / Romansa / Istri Yang Tersisihkan / Aku Akan Menikah Dengannya

Share

Aku Akan Menikah Dengannya

Author: Tinta Hitam
last update Last Updated: 2023-06-06 14:38:27

Saat Aisyah baru saja selesai berjualan, dia hendak pulang ke rumah, namun saat melewati sebuah taman kecil dekat perkebunan, wanita itu menyipit saat melihat seseorang yang ia kenal.

"Loh, itu bukannya Mas Andre ya? Tapi Siapa wanita yang berada di sebelahnya? Kenapa Mas Andre merangkulnya?" gumam Aisyah dengan bingung.

Kemudian dia berjalan mendekat setelah memarkirkan sepedanya. Saat langkahnya kian mendekat ke arah kursi yang diduduki oleh dua insan, benar saja jika orang itu adalah suaminya.

Dadanya seketika sangat sakit saat melihat suaminya sedang merangkul seorang wanita dengan mesra.

"Mas Andre!" bentak Aisyah untuk pertama kalinya.

Andre menatap ke arah belakang, dan ternyata itu adalah Aisyah. Pria tersebut sangat kaget, sedangkan wanita yang berada di sampingnya hanya tersenyum sinis sambil menyandarkan kepalanya di bahu kekar milik Andre dan tangannya bergelayut manja di lengan pria itu.

"Aisyah," ucap Andre dengan lirih.

"Siapa dia, Mas? Kenapa kamu malah merangkulnya? Dia kan bukan muhrim mu, Mas!" Aisyah berkata dengan intonasi yang sedikit meninggi sambil menunjuk ke arah wanita yang tak lain adalah Putri

"Dia---"

"Saya adalah Putri, calon istrinya Mas Andre." Wanita itu memotong ucapan Andre, membuat pria itu menatap ke arahnya.

"Kenapa kamu harus takut sih, Mas? Biarin aja dia tahu semuanya. Toh semua orang di kampung juga sudah tahu bukan hubungan kita. Lagi pula, lihat istrimu jelek, kumel, kusam kayak gitu. Pantas aja kamu nggak betah di rumah," kata Putri dengan nada menghina ke arah Aisyah.

Mendengar ucapan dari wanita itu, Aisyah menggelengkan kepalanya. Dadanya terasa begitu sesak dan juga sakit, dia menatap ke arah Andre namun pria itu sama sekali tidak keberatan dirangkul oleh wanita tersebut.

"Katakan Mas! Yang dia bilang itu bohong 'kan? Kamu tidak selingkuh di belakang aku kan, Mas?" tanya Aisyah memastikan.

"Memangnya kenapa? Aku mencintai Putri, dan kami saling mencintai. Jadi tidak ada salahnya kalau jami bersama. Lagi pula, apa yang dikatakan Putri itu benar. Kamu itu jelek dan kusam, lihat penampilanmu sudah seperti ibu-ibu yang berumur 40 tahun?" ledek Andre sambil merangkul pinggang Putri.

Aisyah segera mendekat ke arah suaminya, kemudian dia menarik lengan Andre dengan kasar, melepaskan pegangan tangan Putri di lengan suaminya.

.

Aisyah sedikit mendorong tubuh Putri agar berjarak dari suaminya. Namun, wanita itu menggunakan kesempatan tersebut, dia menjatuhkan tubuhnya ke tanah.

"Aawh! Aduh Mas, istrimu kasar sekali. Dia mendorongku!" ringis Putri sambil memegangi lengannya.

Andre yang melihat itu pun segera membantu Putri untuk bangkit, lalu dia menatap tajam ke arah Aisyah, kemudian pria tersebut menamparnya" dengan kuat sehingga membuat sudut bibir Aisyah mengeluarkan darah.

PLAK!

"Berani kamu ya, mendorong Putri! Kamu tahu tidak, bahkan dia lebih mahal darimu. Dia lebih berharga. Kamu itu bagaikan batu kerikil, sedangkan dia berlian!" bentak Andre.

Sudah lah Mas, kita pergi aja dari sini yuk! Daripada nanti dia celakain aku lagi." pinta Putri dengan wajah memelas, namun senyumnya menyeringai ke arah Aisyah.

Andre menggandeng tangan Putri, lalu pergi meninggalkan Aisyah di taman. Dan Putri yang melihat itu pun tersenyum mengejek ke arah Aisyah, kemudian dia menggerakkan tangannya di belakang menaruh jempol mengarah ke bawah.

Aisyah yang melihat itu pun hanya bisa mencengkram gamisnya dengan kuat, tamparan yag ia terima dari suaminya, bahkan tidak terasa sebab hatinya saat ini teramat sakit.

Hinaan, cacian dan makian yang setiap hari didapatkannya dari Andre maupun ibunya, tidak sebanding dengan rasa sakit saat mengetahui suami yang ia percaya, yang ia hormati selama ini telah menghianati cinta sucinya.

Wanita itu terduduk di kursi menangis tersedu-sedu. Dia tidak menyangka jika rumah tangganya akan se menderita ini.

"Kenapa ya Allah? Kenapa kau memberikan aku cobaan yang begitu berat? Aku mungkin bisa untuk menerima setiap hinaan dan cacian dari mereka, juga dari warga yang ada di desa ini, tapi tidak saat melihat suamiku selingkuh dengan wanita lain. Kenapa Engkau malah membuat hidupku semakin kacau ya Allah? Apa tidak ada kebahagiaan untukku," ucap Aisyah dengan nada yang lirih.

Bahkan suaranya tersendat-sendat, karena hanya untuk mengeluarkan sepatah kata pun seperti tertahan di tenggorokan. Karena rasa sakit yang ada di dalam hatinya saat ini membuat Aisyah tidak bisa berkata-kata.

hlHanya air matalah yang mewakili perasaan wanita berjilbab itu, sampai ia tidak sadar dari kejauhan ada seseorang yang sedang memperhatikan gerak-geriknya.

.

.

Perasaan Aisyah sudah jauh lebih baik saat dia sudah menghadap Aang Pencipta, dan mencurahkan segala isi hatinya. Sebab tidak ada tempat untuk Aisyah bernaung dan mencurahkan segala keluh kesahnya selain kepada Allah.

Sore hari sekitar jam 17.40, Andre pun pulang ke rumah. Aisyah yang melihat itu pun segera membuatkan kopi lalu menaruhnya di atas meja.

"Ini Mas, aku buatin kopi buat kamu," ucap Aisyah dengan lembut. Namun, Andre langsung menghempaskan kopi itu hingga berserakan di lantai.

PRANG!

"Aaakh!" Aisyah menjerit kaget saat melihat reaksi suaminya.

"Tidak usah sok baik deh kamu. Karena kamu juga sudah mengetahui tentang hubunganku dan Putri, jadi aku akan bilang kepadamu, kalau dua minggu lagi aku dan dia akan menikah dengannya."

Aisyah tentu saja sangat syok saat mendengar ucapan suaminya. Dia tidak menyangka jika Andre dan juga wanita itu sangat serius dalam menjalin hubungan.

"Apa! Mas yakin ingin menikahinya?" tanya Aisyah.

Dia mencoba untuk kuat menahan air mata yang siap lolos dari kedua netra indah milik wanita itu, namun tidak bisa ditahan, tetap saja rasa sakit yang begitu dalam terpancar di kedua matanya.

"Iya aku sangat yakin, dan setuju tidak setuju, aku akan tetap menikahinya. Aku tidak akan pernah meminta izin darimu, karena siapa kamu? Kau bukanlah siapa-siapa, hanya istri yang numpang hidup denganku." Andre berkata sambil beranjak dari duduknya, kemudian dia meninggalkan Aisyah sambil menyenggol bahu wanita itu hingga membuatnya tersungkur ke lantai.

Aisyah langsung bangkit, dan dia langsung menyusul Andre ke kamar. Wanita itu ingin memastikan keputusan dari pria tersebut.

"Mas, aku ingin bertanya sekali lagi, apa kamu yakin akan menikahi dia?"

Andre yang sedang membuka bajunya seketika mendelik tajam, kemudian dia melempar baju tersebut ke sembarang arah.

"Aku kan sudah bilang, aku tidak harus meminta izin darimu, karena aku akan tetap menikahi Putri, kau pahamnl!" bentak Andre, kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi.

Tubuh Aisyah seketika luruh ke lantai, dia memang tahu jika dalam Islam pria boleh memiliki lebih dari satu istri, tapi hatinya tentu saja masih terasa sesak saat mengingat jika dia harus berbagi suami, apalagi Andre yang sudah berselingkuh darinya.

'Kenapa rasanya begitu sakit ya Allah? Aku mencoba untuk ikhlas, tapi kenapa hati ini tidak bisa? Tolong kuatkan aku ya Allah, untuk menjalani segala ujian darimu,' batin Aisyah sambil memukul dadanya yang terasa begitu sesak.

Saat ia tengah meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan, tiba-tiba suara yang melengking begitu menusuk di telinga.

"Aisyah!" teriak bu Lisa dari luar kamar, dan terdengar nada bicaranya seperti orang yang sedang emosi.

BERSAMBUNG.....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ervina Chesika
minta cerei z dri pada km menderita
goodnovel comment avatar
Bilal Al Imni
Tinggalin aja Syah suami bgtu......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Yang Tersisihkan   END

    Acara ijab qobul pun di langsungkan dengan sangat khidmat, membuat semua yang ada di sana menitikan air mata karena haru, apalagi saat kedua pengantin sungkem pada kedua orang tuanya.Aisyah tak kalah bahagianya saat melihat pernikahan kedua sahabatnya. Dia benar- benar beruntung sebab Ara maupun Vita akhirnya bisa menemukan tambatan hati mereka."Sayang, kamu mau makan gak?" tanya Okta sambil duduk di sebelah sang istri."Nggak Bang, aku gak laper," jawab Aish.Tak terasa waktu cepat berlalu, Aisyah sudah pulabg kerumah dan nanti malam ia akan menghadiri pesta pernikahan kedua sahabatnya...."Sayang, kamu udah siap belum?" tanya Okta karena Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam."Sudah Bang. Ayo kita berangkat sekarang nanti kemalaman," jawab Aisyah sambil menggandeng tangan Okta.Mereka berpapasan dengan Kanaya. Aisyah sebenarnya mengajak wanita itu tapi Kanaya menolak sebab dia merasa kurang enak badan.Sesampainya di tempat gedung acara, Aisyah melihat kedua sahabatnya sedang

  • Istri Yang Tersisihkan   Menawan

    Pagi ini sesuai dengan ucapan Okta, jika dia tidak akan masuk kerja dan akan menghabiskan waktu bersama dengan Aisyah. Pria itu sudah bersiap-siap dan membuat sang istri merasa heran."Memangnya kita mau ke mana, Bang?" Aisyah menatap lekat ke arah suaminya yang saat ini tengah duduk di sampingnya."Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?" kekeh Okta dengan nada meledek.Mendengar jawaban suaminya Aisyah langsung mencubit tangan Okta dengan gemas. Dia paling tidak menyukai kata-kata seperti itu, karena menurut Aisyah kata-kata itu bukan hal yang baik."Stop mengucapkan kata-kata seperti itu! Aku tidak suka." Aisyah menekuk wajahnya."Loh, memangnya kenapa sayang? Itu kan kata-kata yang lagi viral, seperti bercanda."Aisyah menatap dalam ke arah sang suami kemudian dia pun berkata, "sesuatu yang viral jika hal positif dan untuk kebaikan itu tidak masalah, tapi kata-kata itu un-faedah. Kamu tahu! Banyak di luaran sana anak kecil ditanya orang tuanya, dan jawabannya apa? Kamu nanya? Kamu bertan

  • Istri Yang Tersisihkan   Ngambek

    Kanaya cukup terkejut saat melihat siapa orang itu, dan dia mendekat ke arah Kanaya. "Kamu sedang apa di sini?" tanyanya."Ini, aku baru saja membeli ketoprak untuk Aisyah." Kanaya menunjukkan 2 bungkus ketoprak yang ada di tangannya.Wanita yang berada di hadapan Kanaya mengangkat satu alisnya. "Kau tidak sedang meracuni Aisyah kan?" Kemudian dia mencengkeram lengan Kanaya, "jika kau berani mengusik Aisyah dan menghancurkan keluarganya, aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan hidupmu, paham!" gertak wanita itu yang tak lain adalah Vita.Dia baru saja pulang dari kantor, akan tetapi tidak sengaja melihat Kanaya yang sedang membeli sesuatu di pinggir jalan. Wanita itu pun berinisiatif untuk menghampirinya.Mendengar ancaman dari Vita membuat Kanaya hanya bisa tersenyum. "Kau sedang mengancamku?" tanyanya dengan nada mengejek."Jika kau menganggap Itu adalah sebuah ancaman." Vita mengangkat kedua bahunya dengan acuh.Sayangnya Kanaya tidak takut, karena memang dia tidak ada niata

  • Istri Yang Tersisihkan   Menjagamu

    Pagi ini Aisyah tidak ingin sarapan, dia masih menginginkan makanan yang semalam. Akan tetapi Okta harus pergi ke kantor pagi-pagi karena ada meeting penting yang harus ia hadiri."Tapi Bang, aku pengen empek-empek. Apa kamu tidak bisa membelikannya terlebih dahulu?" pinta Aisyah dengan tatapan memelas."Maafkan aku sayang, tapi vendor dari Amerika ini tidak bisa aku tunda." Okta mencoba untuk memberi pengertian kepada Aisyah, dia juga tidak bisa mewakilkan kepada asistennya.Mau tidak mau, akhirnya Aisyah pun mengangguk kemudian mereka berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah."Kamu kenapa, kok mukanya ditekuk kayak gitu sih?" tanya Mama Rani saat melihat Aisyah sampai di meja makan."Ini Mah, semalam aku tuh pengen pempek tapi belum kesampaian juga," jawab Aisyah dengan cemberut.Mama Rani mengangguk, "ya sudah, kalau gitu biar nanti mama suruh pelayan buat membelikannya.""Nggak ah Mah, aku udah nggak berselera," ujar Aisyah.Okta yang mendengar itu pun merasa tak enak. Dia tau

  • Istri Yang Tersisihkan   Ngidam

    "Ya iyalah ... emangnya Aldo nggak bilang sama lo kalau kita bakalan prewedding sama-sama?" jawab Vita sambil menatap ke arah Aldo yang saat ini tengah duduk santai di samping Ara.Seketika wanita itu pun menatap ke arah calon suaminya dan di sana Aldo langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, maaf sayang aku lupa semalam tidak bilang sama kamu.""Jadi ini definisi dua sahabat prewedding bersama. Di pelaminan bersama juga. Jangan-jangan nanti malam pertamanya juga bersama," celetuk Ara.Akhirnya mereka pun melakukan foto prewedding di pantai tersebut, hingga setelah jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang mereka berinisiatif untuk menuju sebuah restoran yang ada di pinggir pantai."Sayang sekali ya Aisyah tidak bisa ikut?" tanya Vita."Wajar saja, dia kan lagi hamil. Memangnya kalau nanti terjadi apa-apa dengan kandungannya kamu mau tanggung jawab hah?" Ara menaik turunkan alisnya sambil mencebik kesal."Iya, kan kita ini 3 bestie. Rasanya kalau Aisyah tidak ikut ada yang kurang." Vita

  • Istri Yang Tersisihkan   Maaf

    Pagi ini Aisyah sudah bersiap-siap dan dia akan ke rumah sakit untuk USG. Kebetulan Okta juga sudah membuat janji dengan salah satu dokter kandungan di sana."Kalian hati-hati di jalan ya," ujar Mama Rani sambil mengusap kepala Aisyah yang terbaru dengan hijab."Iya Mah," jawab Aisyah kemudian dia mencium tangan mamanya. "Kalau begitu kami pamit dulu ya, assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Selama dalam perjalanan bahkan Okta tidak henti-hentinya mengusap perut Aisyah yang masih rata. Dia benar-benar sangat bahagia karena sebentar lagi mereka akan segera menimang seorang bayi yang sangat lucu."Oh ya sayang, kamu mau anak perempuan atau laki-laki?" tanya Okta kepada Aisyah."Kalau aku sih terserah ya Bang ... sedikasihnya saja sama Allah. Lagi pula, anak itu kan rezeki dan titipan, jadi aku tidak ingin memilih. Apapun yang diberikan oleh Tuhan maka aku akan menerimanya dengan sangat bahagia," tutur Aisyah sambil mengusap perutnya.Okta yang mendengar itu pun langsung mengusap kepala Ai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status