Kemudian dia berjalan mendekat setelah memarkirkan sepedanya. Saat langkahnya kian mendekat ke arah kursi yang diduduki oleh dua insan, benar saja jika orang itu adalah suaminya.
Dadanya seketika sangat sakit saat melihat suaminya sedang merangkul seorang wanita dengan mesra."Mas Andre!" bentak Aisyah untuk pertama kalinya.Andre menatap ke arah belakang, dan ternyata itu adalah Aisyah. Pria tersebut sangat kaget, sedangkan wanita yang berada di sampingnya hanya tersenyum sinis sambil menyandarkan kepalanya di bahu kekar milik Andre dan tangannya bergelayut manja di lengan pria itu."Aisyah," ucap Andre dengan lirih."Siapa dia, Mas? Kenapa kamu malah merangkulnya? Dia kan bukan muhrim mu, Mas!" Aisyah berkata dengan intonasi yang sedikit meninggi sambil menunjuk ke arah wanita yang tak lain adalah Putri"Dia---""Saya adalah Putri, calon istrinya Mas Andre." Wanita itu memotong ucapan Andre, membuat pria itu menatap ke arahnya."Kenapa kamu harus takut sih, Mas? Biarin aja dia tahu semuanya. Toh semua orang di kampung juga sudah tahu bukan hubungan kita. Lagi pula, lihat istrimu jelek, kumel, kusam kayak gitu. Pantas aja kamu nggak betah di rumah," kata Putri dengan nada menghina ke arah Aisyah.Mendengar ucapan dari wanita itu, Aisyah menggelengkan kepalanya. Dadanya terasa begitu sesak dan juga sakit, dia menatap ke arah Andre namun pria itu sama sekali tidak keberatan dirangkul oleh wanita tersebut."Katakan Mas! Yang dia bilang itu bohong 'kan? Kamu tidak selingkuh di belakang aku kan, Mas?" tanya Aisyah memastikan."Memangnya kenapa? Aku mencintai Putri, dan kami saling mencintai. Jadi tidak ada salahnya kalau jami bersama. Lagi pula, apa yang dikatakan Putri itu benar. Kamu itu jelek dan kusam, lihat penampilanmu sudah seperti ibu-ibu yang berumur 40 tahun?" ledek Andre sambil merangkul pinggang Putri.
Aisyah segera mendekat ke arah suaminya, kemudian dia menarik lengan Andre dengan kasar, melepaskan pegangan tangan Putri di lengan suaminya..Aisyah sedikit mendorong tubuh Putri agar berjarak dari suaminya. Namun, wanita itu menggunakan kesempatan tersebut, dia menjatuhkan tubuhnya ke tanah.
"Aawh! Aduh Mas, istrimu kasar sekali. Dia mendorongku!" ringis Putri sambil memegangi lengannya.Andre yang melihat itu pun segera membantu Putri untuk bangkit, lalu dia menatap tajam ke arah Aisyah, kemudian pria tersebut menamparnya" dengan kuat sehingga membuat sudut bibir Aisyah mengeluarkan darah.PLAK!"Berani kamu ya, mendorong Putri! Kamu tahu tidak, bahkan dia lebih mahal darimu. Dia lebih berharga. Kamu itu bagaikan batu kerikil, sedangkan dia berlian!" bentak Andre.Sudah lah Mas, kita pergi aja dari sini yuk! Daripada nanti dia celakain aku lagi." pinta Putri dengan wajah memelas, namun senyumnya menyeringai ke arah Aisyah.Andre menggandeng tangan Putri, lalu pergi meninggalkan Aisyah di taman. Dan Putri yang melihat itu pun tersenyum mengejek ke arah Aisyah, kemudian dia menggerakkan tangannya di belakang menaruh jempol mengarah ke bawah.Aisyah yang melihat itu pun hanya bisa mencengkram gamisnya dengan kuat, tamparan yag ia terima dari suaminya, bahkan tidak terasa sebab hatinya saat ini teramat sakit.
Hinaan, cacian dan makian yang setiap hari didapatkannya dari Andre maupun ibunya, tidak sebanding dengan rasa sakit saat mengetahui suami yang ia percaya, yang ia hormati selama ini telah menghianati cinta sucinya.Wanita itu terduduk di kursi menangis tersedu-sedu. Dia tidak menyangka jika rumah tangganya akan se menderita ini."Kenapa ya Allah? Kenapa kau memberikan aku cobaan yang begitu berat? Aku mungkin bisa untuk menerima setiap hinaan dan cacian dari mereka, juga dari warga yang ada di desa ini, tapi tidak saat melihat suamiku selingkuh dengan wanita lain. Kenapa Engkau malah membuat hidupku semakin kacau ya Allah? Apa tidak ada kebahagiaan untukku," ucap Aisyah dengan nada yang lirih.Bahkan suaranya tersendat-sendat, karena hanya untuk mengeluarkan sepatah kata pun seperti tertahan di tenggorokan. Karena rasa sakit yang ada di dalam hatinya saat ini membuat Aisyah tidak bisa berkata-kata.hlHanya air matalah yang mewakili perasaan wanita berjilbab itu, sampai ia tidak sadar dari kejauhan ada seseorang yang sedang memperhatikan gerak-geriknya..
.Perasaan Aisyah sudah jauh lebih baik saat dia sudah menghadap Aang Pencipta, dan mencurahkan segala isi hatinya. Sebab tidak ada tempat untuk Aisyah bernaung dan mencurahkan segala keluh kesahnya selain kepada Allah.Sore hari sekitar jam 17.40, Andre pun pulang ke rumah. Aisyah yang melihat itu pun segera membuatkan kopi lalu menaruhnya di atas meja."Ini Mas, aku buatin kopi buat kamu," ucap Aisyah dengan lembut. Namun, Andre langsung menghempaskan kopi itu hingga berserakan di lantai.
PRANG!"Aaakh!" Aisyah menjerit kaget saat melihat reaksi suaminya.
"Tidak usah sok baik deh kamu. Karena kamu juga sudah mengetahui tentang hubunganku dan Putri, jadi aku akan bilang kepadamu, kalau dua minggu lagi aku dan dia akan menikah dengannya."Aisyah tentu saja sangat syok saat mendengar ucapan suaminya. Dia tidak menyangka jika Andre dan juga wanita itu sangat serius dalam menjalin hubungan."Apa! Mas yakin ingin menikahinya?" tanya Aisyah.Dia mencoba untuk kuat menahan air mata yang siap lolos dari kedua netra indah milik wanita itu, namun tidak bisa ditahan, tetap saja rasa sakit yang begitu dalam terpancar di kedua matanya."Iya aku sangat yakin, dan setuju tidak setuju, aku akan tetap menikahinya. Aku tidak akan pernah meminta izin darimu, karena siapa kamu? Kau bukanlah siapa-siapa, hanya istri yang numpang hidup denganku." Andre berkata sambil beranjak dari duduknya, kemudian dia meninggalkan Aisyah sambil menyenggol bahu wanita itu hingga membuatnya tersungkur ke lantai.Aisyah langsung bangkit, dan dia langsung menyusul Andre ke kamar. Wanita itu ingin memastikan keputusan dari pria tersebut."Mas, aku ingin bertanya sekali lagi, apa kamu yakin akan menikahi dia?"Andre yang sedang membuka bajunya seketika mendelik tajam, kemudian dia melempar baju tersebut ke sembarang arah."Aku kan sudah bilang, aku tidak harus meminta izin darimu, karena aku akan tetap menikahi Putri, kau pahamnl!" bentak Andre, kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi.Tubuh Aisyah seketika luruh ke lantai, dia memang tahu jika dalam Islam pria boleh memiliki lebih dari satu istri, tapi hatinya tentu saja masih terasa sesak saat mengingat jika dia harus berbagi suami, apalagi Andre yang sudah berselingkuh darinya.'Kenapa rasanya begitu sakit ya Allah? Aku mencoba untuk ikhlas, tapi kenapa hati ini tidak bisa? Tolong kuatkan aku ya Allah, untuk menjalani segala ujian darimu,' batin Aisyah sambil memukul dadanya yang terasa begitu sesak.
Saat ia tengah meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan, tiba-tiba suara yang melengking begitu menusuk di telinga."Aisyah!" teriak bu Lisa dari luar kamar, dan terdengar nada bicaranya seperti orang yang sedang emosi.BERSAMBUNG.....5 Aisyah menghapus air matanya, kemudian dia keluar dari kamar. Namun, wajahnya masih terlihat sangat sembab. Wanita itu melihat jika ibu mertua sedang duduk di lantai sambil memegangi kakinya.Seketika Aisyah menjadi panik saat kaki ibu mertuanya terluka dan mengeluarkan darah."Astagfirullah! Ibu ibu terluka," ucap Aisyah dengan panik.Dia berjongkok di hadapan Ibu mertuanya, kemudian dengan cepat Ibu Lisa langsung menampar wajahnya lalu menjambak jilbabnya, hingga membuat Aisyah sedikit meringis."Dasar menantu tidak tahu diri! Apa kau tidak bisa membersihkan rumah ini, hah! Kau lihat! Gara-gara kamu kakiku menjadi luka!" teriak Ibu Lisa sambil mendorong tubuh Aisyah hingga terpentok ke dinding."Aawwh!" ringis Aisyah saat merasakan bahunya yang terbentur dinding, dan terasa begitu sakit."Maaf Bu, tadi Aisyah belum sempat membereskannya," jawab Aisyah."Gak usah banyak bicara kamu! Bantu saya untuk duduk, dan cepat bereskan itu semua!" bentak Ibu Lisa.Kemudian Aisyah membantu ib
Seperti biasa, jam 02.00 pagi Aisyah terbangun untuk menyiapkan jualannya. Namun saat dia melewati kamarnya, wanita itu mendengar suara yang begitu menyakitkan di gendang telinganya.Di mana saat ini kedua Insan pengantin baru tersebut tengah meneguk manisnya madu di malam pertama, sampai suara mereka terdengar keluar kamar.Dada Aisyah terasa sakit. Bagaimana bisa dia menerima kenyataan di mana harus berbagi suami, namun lagi-lagi keadaan harus membuatnya menjadi wanita yang kuat.Wanita itu menghapus air matanya, kemudian dia berjalan ke dapur untuk menyiapkan segala sesuatu untuk jualan.'Kamu bisa Aisyah! Kamu pasti bisa melewati semuanya. Anggap mereka di sini hanya nyamuk, walaupun hati kamu sakit.' batin Aisyah menyemangati dirinya sendiri.Jam 05.00 dia sudah siap, kemudian wanita itu hendak keluar dari rumah untuk berjualan. Namun, tiba-tiba saja Andre keluar dari kamar menggunakan kolor."Kamu mau berjualan?" tanya Andre."Iya Mas, aku pamit dulu. Assalamualaikum," jawab Ais
Wanita itu pun bangkit, "Maaf Bu! Aisyah lagi lelah, jadi Aisyah tidak ingin berdebat. Wajar jika Putri bisa membelikan Ibu brownies yang mahal dan enak, karena kami tentu saja sangat berbeda. Dia adalah anak orang kaya, sedangkan saya hanya penjual nasi uduk keliling," jawab Aisyah dengan telak."Berani kamu ya menjawab pertanyaan saya!" marah Bu LisaSementara Putri hanya bersandar di pintu melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum sinis, saat melihat Bu Lisa begitu sangat membenci Aisyah."Maaf Bu, saya tidak menjawab. Hanya saja, memang tadi ibu kan yang menginginkan saya menjawab pertanyaannya?""Kau!" Lagi-lagi Bu Lisa mengangkat tangannya hendak menampar wajah Aisyah, namun kali ini wanita itu menahannya."Jika Ibu membenci saya, usir saja saya dari rumah ini. Kenapa Ibu masih mempertahankan saya? Dan minta saja anak ibu Mas Andre, untuk menceraikan saya! Boleh Ibu mencaci maki saya, tapi ingat Bu! Kesabaran orang itu ada batasnya. Saya bukan Nabi yang mempunyai ke
Happy reading...Aisyah merasakan matanya seperti terbakar, apalagi wajahnya terasa begitu panas dan juga pedas. Dia mengompres wajahnya dengan es batu.Setelah dirasa mendingan, wanita itu pun melanjutkan untuk mencuci baju tanpa menghiraukan wajahnya yang memerah.Sejujurnya Aisyah sudah sangat lelah, tapi ada alasan tertentu kenapa dia bertahan. Itu karena Aisyah tahu jika surganya ada pada sang suami. Firaun saja yang jahat mempunyai istri yang begitu sholehah, jadi Aisyah mencoba untuk bertahan...Hari demi hari dilewati oleh Aisyah, hingga dia merasa hari ini sedang tidak enak badan, wanita itu pun tidur lebih awal.Namun, tepat jam 20.00 malam, saat bu Lisa, Andre dan juga Putri sudah makan malam, wanita itu menggedor pintu kamar Aisyah. Tetapi, tidak membuat Aisyah terjaga, sebab Ia benar-benar merasa badannya tidak enak.Karena merasa kesal, Bu Lisa pun masuk ke dalam dan membuka pintu itu dengan kasar, hingga membuat dentuman yang cukup nyaring dan dia melihat Aisyah tenga
Selama ini Ibu Lisa selalu saja meng-redit barang-barang elektronik, entah itu dari AC, kulkas atau yang lainnya. Sementara yang membayar cicilannya adalah Aisyah.Setelah semuanya siap dan setelah Aisyah menunaikan shalat subuh, dia pun mulai menjajakan dagangannya dengan berjalan sedikit pelan, karena Aisyah merasa kepalanya benar-benar pusing."Nasi uduk! Nasi uduknya Pak, Bu, buat sarapan pagi!" teriak Aisyah.Seperti biasa, pelanggan-pelanggannya yang ada di sana keluar saat mendengar teriakan Aisyah yang sedang menjajakan jualan sarapan paginya. Dan Aisyah sangat bersyukur karena Allah selalu mempermudah jalannya untuk mencari rezeki.Hingga saat jam 08.00 pagi, Aisyah melewati sebuah gang pedesaan. Namun saat dia akan menjajakan dagangannya, tiba-tiba dihadang oleh seseorang."Heh kamu! Oh ... jadi kamu yang sering berjualan di sini? Ingat ya! Sebaiknya sekarang kamu pergi dan jangan pernah jualan di sini lagi! Gara-gara kamu, tahu nggak sih, pelanggan pelanggan saya itu jadi p
Happy reading...Dua kelopak mata indah seorang wanita yang tengah terbaring lemas di ranjang Rumah Sakit pun terbukaPertama yang ia lihat adalah semua serba putih, wanita itu pikir dia sudah tiada. Namun, ternyata dia melihat selang infus yang ada di tangannya."Kenapa aku bisa berada di rumah sakit?" gumam Aisyah."Kau sudah bangun?" ucap seorang pria.Aisyah menoleh, dan dia kaget saat melihat seorang pria yang berada di sampingnya. "Maaf Tuan, Anda siapa?" tanya Aisyah dengan lirih."Aku menemukanmu pingsan tadi di jalan, jadi aku membawamu ke rumah sakit," jawab pria tersebut."Terima kasih. Tapi saya harus pulang," ujar Aisyah sambil bangkit dari tidurnya. Akan tetapi, badannya terasa sakit, kepalanya begitu pusing seperti diputar-putar."Jangan bangun dulu! Dokter mengatakan kalau kau harus banyak istirahat dan harus dirawat, keadaanmu cukup mengkhawatirkan," jelas pria tersebut.Aisyah hanya terdiam, dia benar-benar khawatir karena takut jika suaminya marah, sebab saat meliha
Aisyah baru saja menunaikan shalat dengan cara duduk di atas ranjang Rumah Sakit, sebab untuk berdiri dirinya masih belum kuat. Dia bahkan tidak sadar ada seseorang yang sedang menatapnya di ambang pintu.'Dia benar-benar taat dalam beribadah.' batin pria itu yang sudah menolong Aisyah.Kemudian dia pun berdehem kecil, membuat Aisyah seketika menoleh ke arahnya. "Ini aku bawa makanan. Makanlah biar kamu cepat sehat!" ujar pria itu sambil meletakkan satu box makanan."Terima kasih Tuan," jawab Aisyah sambil menundukkan kepalanya."Sama-sama."Kemudian Aisyah mengambil box tersebut lalu mulai menyantap makanan secara perlahan. Setelah makanan selesai, pria itu memberikan air putih kepada Aisyah, dan langsung ditegaknya, setelah itu Aisyah pun meminum obat."Oh iya! Namaku Oktavio. Kau bisa memanggilku dengan Okta. Namamu siapa?" ucap pria tersebut yang bernama Okta, sambil mengulurkan tangannya.Aisyah menangkupkan kedua tangan di depan dada, "Nama saya Aisyah." Membuat Okta seketika me
Happy reading ....Sesuai dengan permintaan nya Aisyah, tepat jam 10.00 pagi dia meminta untuk pulang, karena dirinya merasa keadaannya juga sudah baik-baik saja.Okta menawarkan untuk mengantarkan Aisyah, tetapi wanita itu menolak. Namun, Okta memaksa, sebab dia juga khawatir tentang keadaan wanita tersebut, di mana wajahnya juga masih terlihat pucat.Akhirnya Aisyah pun tidak punya pilihan lain, sebab untuk mengendarai sepeda juga ia tidak sanggup. Badannya masih terasa sedikit lemas.Tidak ada obrolan selama dalam perjalanan, wanita itu hanya diam saja, karena dia memikirkan cacian dan makian serta kemarahan yang akan menyambut kepulangannya.Sudah pasti Andre, Bu Lisa dan juga Putri akan marah, karena kemarin seharian Aisyah tidak pulang ke rumah.1 jam perjalanan, mobil pun telah sampai di depan pekarangan rumah milik suami Aisyah. Okta melihat di mana rumah yang berdiri sederhana dengan cat berwarna hijau, namun sudah mulai pudar."Ini rumah suamimu?" tanya Okta dan langsung dib