Share

Aku Akan Menikah Dengannya

Saat Aisyah baru saja selesai berjualan, dia hendak pulang ke rumah, namun saat melewati sebuah taman kecil dekat perkebunan, wanita itu menyipit saat melihat seseorang yang ia kenal.

"Loh, itu bukannya Mas Andre ya? Tapi Siapa wanita yang berada di sebelahnya? Kenapa Mas Andre merangkulnya?" gumam Aisyah dengan bingung.

Kemudian dia berjalan mendekat setelah memarkirkan sepedanya. Saat langkahnya kian mendekat ke arah kursi yang diduduki oleh dua insan, benar saja jika orang itu adalah suaminya.

Dadanya seketika sangat sakit saat melihat suaminya sedang merangkul seorang wanita dengan mesra.

"Mas Andre!" bentak Aisyah untuk pertama kalinya.

Andre menatap ke arah belakang, dan ternyata itu adalah Aisyah. Pria tersebut sangat kaget, sedangkan wanita yang berada di sampingnya hanya tersenyum sinis sambil menyandarkan kepalanya di bahu kekar milik Andre dan tangannya bergelayut manja di lengan pria itu.

"Aisyah," ucap Andre dengan lirih.

"Siapa dia, Mas? Kenapa kamu malah merangkulnya? Dia kan bukan muhrim mu, Mas!" Aisyah berkata dengan intonasi yang sedikit meninggi sambil menunjuk ke arah wanita yang tak lain adalah Putri

"Dia---"

"Saya adalah Putri, calon istrinya Mas Andre." Wanita itu memotong ucapan Andre, membuat pria itu menatap ke arahnya.

"Kenapa kamu harus takut sih, Mas? Biarin aja dia tahu semuanya. Toh semua orang di kampung juga sudah tahu bukan hubungan kita. Lagi pula, lihat istrimu jelek, kumel, kusam kayak gitu. Pantas aja kamu nggak betah di rumah," kata Putri dengan nada menghina ke arah Aisyah.

Mendengar ucapan dari wanita itu, Aisyah menggelengkan kepalanya. Dadanya terasa begitu sesak dan juga sakit, dia menatap ke arah Andre namun pria itu sama sekali tidak keberatan dirangkul oleh wanita tersebut.

"Katakan Mas! Yang dia bilang itu bohong 'kan? Kamu tidak selingkuh di belakang aku kan, Mas?" tanya Aisyah memastikan.

"Memangnya kenapa? Aku mencintai Putri, dan kami saling mencintai. Jadi tidak ada salahnya kalau jami bersama. Lagi pula, apa yang dikatakan Putri itu benar. Kamu itu jelek dan kusam, lihat penampilanmu sudah seperti ibu-ibu yang berumur 40 tahun?" ledek Andre sambil merangkul pinggang Putri.

Aisyah segera mendekat ke arah suaminya, kemudian dia menarik lengan Andre dengan kasar, melepaskan pegangan tangan Putri di lengan suaminya.

.

Aisyah sedikit mendorong tubuh Putri agar berjarak dari suaminya. Namun, wanita itu menggunakan kesempatan tersebut, dia menjatuhkan tubuhnya ke tanah.

"Aawh! Aduh Mas, istrimu kasar sekali. Dia mendorongku!" ringis Putri sambil memegangi lengannya.

Andre yang melihat itu pun segera membantu Putri untuk bangkit, lalu dia menatap tajam ke arah Aisyah, kemudian pria tersebut menamparnya" dengan kuat sehingga membuat sudut bibir Aisyah mengeluarkan darah.

PLAK!

"Berani kamu ya, mendorong Putri! Kamu tahu tidak, bahkan dia lebih mahal darimu. Dia lebih berharga. Kamu itu bagaikan batu kerikil, sedangkan dia berlian!" bentak Andre.

Sudah lah Mas, kita pergi aja dari sini yuk! Daripada nanti dia celakain aku lagi." pinta Putri dengan wajah memelas, namun senyumnya menyeringai ke arah Aisyah.

Andre menggandeng tangan Putri, lalu pergi meninggalkan Aisyah di taman. Dan Putri yang melihat itu pun tersenyum mengejek ke arah Aisyah, kemudian dia menggerakkan tangannya di belakang menaruh jempol mengarah ke bawah.

Aisyah yang melihat itu pun hanya bisa mencengkram gamisnya dengan kuat, tamparan yag ia terima dari suaminya, bahkan tidak terasa sebab hatinya saat ini teramat sakit.

Hinaan, cacian dan makian yang setiap hari didapatkannya dari Andre maupun ibunya, tidak sebanding dengan rasa sakit saat mengetahui suami yang ia percaya, yang ia hormati selama ini telah menghianati cinta sucinya.

Wanita itu terduduk di kursi menangis tersedu-sedu. Dia tidak menyangka jika rumah tangganya akan se menderita ini.

"Kenapa ya Allah? Kenapa kau memberikan aku cobaan yang begitu berat? Aku mungkin bisa untuk menerima setiap hinaan dan cacian dari mereka, juga dari warga yang ada di desa ini, tapi tidak saat melihat suamiku selingkuh dengan wanita lain. Kenapa Engkau malah membuat hidupku semakin kacau ya Allah? Apa tidak ada kebahagiaan untukku," ucap Aisyah dengan nada yang lirih.

Bahkan suaranya tersendat-sendat, karena hanya untuk mengeluarkan sepatah kata pun seperti tertahan di tenggorokan. Karena rasa sakit yang ada di dalam hatinya saat ini membuat Aisyah tidak bisa berkata-kata.

hlHanya air matalah yang mewakili perasaan wanita berjilbab itu, sampai ia tidak sadar dari kejauhan ada seseorang yang sedang memperhatikan gerak-geriknya.

.

.

Perasaan Aisyah sudah jauh lebih baik saat dia sudah menghadap Aang Pencipta, dan mencurahkan segala isi hatinya. Sebab tidak ada tempat untuk Aisyah bernaung dan mencurahkan segala keluh kesahnya selain kepada Allah.

Sore hari sekitar jam 17.40, Andre pun pulang ke rumah. Aisyah yang melihat itu pun segera membuatkan kopi lalu menaruhnya di atas meja.

"Ini Mas, aku buatin kopi buat kamu," ucap Aisyah dengan lembut. Namun, Andre langsung menghempaskan kopi itu hingga berserakan di lantai.

PRANG!

"Aaakh!" Aisyah menjerit kaget saat melihat reaksi suaminya.

"Tidak usah sok baik deh kamu. Karena kamu juga sudah mengetahui tentang hubunganku dan Putri, jadi aku akan bilang kepadamu, kalau dua minggu lagi aku dan dia akan menikah dengannya."

Aisyah tentu saja sangat syok saat mendengar ucapan suaminya. Dia tidak menyangka jika Andre dan juga wanita itu sangat serius dalam menjalin hubungan.

"Apa! Mas yakin ingin menikahinya?" tanya Aisyah.

Dia mencoba untuk kuat menahan air mata yang siap lolos dari kedua netra indah milik wanita itu, namun tidak bisa ditahan, tetap saja rasa sakit yang begitu dalam terpancar di kedua matanya.

"Iya aku sangat yakin, dan setuju tidak setuju, aku akan tetap menikahinya. Aku tidak akan pernah meminta izin darimu, karena siapa kamu? Kau bukanlah siapa-siapa, hanya istri yang numpang hidup denganku." Andre berkata sambil beranjak dari duduknya, kemudian dia meninggalkan Aisyah sambil menyenggol bahu wanita itu hingga membuatnya tersungkur ke lantai.

Aisyah langsung bangkit, dan dia langsung menyusul Andre ke kamar. Wanita itu ingin memastikan keputusan dari pria tersebut.

"Mas, aku ingin bertanya sekali lagi, apa kamu yakin akan menikahi dia?"

Andre yang sedang membuka bajunya seketika mendelik tajam, kemudian dia melempar baju tersebut ke sembarang arah.

"Aku kan sudah bilang, aku tidak harus meminta izin darimu, karena aku akan tetap menikahi Putri, kau pahamnl!" bentak Andre, kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi.

Tubuh Aisyah seketika luruh ke lantai, dia memang tahu jika dalam Islam pria boleh memiliki lebih dari satu istri, tapi hatinya tentu saja masih terasa sesak saat mengingat jika dia harus berbagi suami, apalagi Andre yang sudah berselingkuh darinya.

'Kenapa rasanya begitu sakit ya Allah? Aku mencoba untuk ikhlas, tapi kenapa hati ini tidak bisa? Tolong kuatkan aku ya Allah, untuk menjalani segala ujian darimu,' batin Aisyah sambil memukul dadanya yang terasa begitu sesak.

Saat ia tengah meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan, tiba-tiba suara yang melengking begitu menusuk di telinga.

"Aisyah!" teriak bu Lisa dari luar kamar, dan terdengar nada bicaranya seperti orang yang sedang emosi.

BERSAMBUNG.....

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ervina Chesika
minta cerei z dri pada km menderita
goodnovel comment avatar
Bilal Al Imni
Tinggalin aja Syah suami bgtu......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status