5
Aisyah menghapus air matanya, kemudian dia keluar dari kamar. Namun, wajahnya masih terlihat sangat sembab. Wanita itu melihat jika ibu mertua sedang duduk di lantai sambil memegangi kakinya.Seketika Aisyah menjadi panik saat kaki ibu mertuanya terluka dan mengeluarkan darah."Astagfirullah! Ibu ibu terluka," ucap Aisyah dengan panik.Dia berjongkok di hadapan Ibu mertuanya, kemudian dengan cepat Ibu Lisa langsung menampar wajahnya lalu menjambak jilbabnya, hingga membuat Aisyah sedikit meringis."Dasar menantu tidak tahu diri! Apa kau tidak bisa membersihkan rumah ini, hah! Kau lihat! Gara-gara kamu kakiku menjadi luka!" teriak Ibu Lisa sambil mendorong tubuh Aisyah hingga terpentok ke dinding."Aawwh!" ringis Aisyah saat merasakan bahunya yang terbentur dinding, dan terasa begitu sakit."Maaf Bu, tadi Aisyah belum sempat membereskannya," jawab Aisyah."Gak usah banyak bicara kamu! Bantu saya untuk duduk, dan cepat bereskan itu semua!" bentak Ibu Lisa.Kemudian Aisyah membantu ibu mertuanya duduk di kursi, lalu dia mengambil air dan obat P3K dan mengobati luka tersebut. Setelahnya dia membereskan pecahan gelas yang tadi dilempar oleh suaminya.Aisyah memang belum sempat untuk membereskannya, karena dia langsung mengejar Andre ke kamar untuk menanyakan perihal hubungannya dengan Putri.Andre baru saja keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi dan wangi. Pria itu terlihat begitu tampan, kemudian dia melihat ke arah ibunya yang sedang meringis sambil memegangi telapak kakinya."Loh, Ibu kenapa? Kok kakinya terluka?" tanya Andre dengan sedikit.
"Gimana Ibu nggak terluka, tuh lihat istrimu! Tidak becus sekali mengurus rumah, sampai pecahan beling tidak dia bereskan. Nih kaki ibu kan luka jadinya. Aduh!" ringis Bu Lisa sambil menatap tajam ke arah Aisyah yang sedang membereskan beling tersebut.Andre terlihat begitu geram, kemudian dia berjalan ke arah Aisyah lalu mencengkram tangannya. "Kau sudah membuat Ibuku terluka. Apa kau tidak becus mengurus rumah, hah!" Andre mendorong tubuh Aisyah hingga wanita itu terjatuh ke lantai, dan kepalanya terpentok di ujung meja hingga terluka."Itu kan tadi yang mecahin kamu Mas, tapi aku belum sempat membereskannya," jawab Aisyah."Halah! Nggak usah ngelempar kesalahan sama orang lain kamu. Dengar ya! Mau tidak mau, dan suka tidak suka, aku akan tetap menikahi Putri. Dan aku akan membawanya untuk tinggal di sini, paham! Oh, dan satu lagi, kamu itu istri yang tidak tahu diri! Pembawa sial. Aku pikir menikah denganmu bisa membuatku kaya, tapi ternyata tidak." Andre menghempaskan wajah Aisyah membuat wanita itu seketika mendelik tajam ke arahnya."Maaf Mas, maksud kamu apa? Apa kamu menikah denganku hanya karena harta?"Mendengar hal tersebut Andre terkekeh, "Memangnya kau pikir aku menikah denganmu karena apa? Cinta? Hello ... lihat saja penampilanmu, begitu kuno, dan kau sekarang sangat jelek. Siapa yang mau menikah denganmu? Untung saja kau belum hamil, jadi aku tidak mempunyai keturunan dan keterikatan denganmu, paham!" Andre menendang kaki Aisyah dengan kuat, kemudian dia keluar dari rumah.Sementara Bu Lisa hanya menatap sinis ke arah menantunya. "Kau dengar apa yang Andre katakan! Kau itu sudah dicoret dari keluargamu. Kalau tidak tinggal di sini, kamu mau tinggal di mana? Jadi sebaiknya kau menurut saja pada kami, paham!"Aisyah tidak menjawab, dia menuju dapur dengan kaki sedikit pincang, karena tadi tulang betisnya ditendang oleh Andre.
Wanita itu terduduk di meja makan sambil menghapus air matanya. Dia tidak menyangka jika selama ini Andre tidak pernah mencintainya, dan menikah dengannya hanya karena harta.'Mah, Pah, maafkan Aisyah yang tidak pernah mendengarkan ucapan kalian. Ternyata benar yang Mamah dan Papa bilang, kalau Mas Andre bukanlah pria yang baik. Dia menikahiku hanya karena harta. Maafkan Aisyah Mah, Pah,' batin wanita itu merasa bersalah karena tidak mendengarkan ucapan orang tuanya.Dia berpikir dulu orang tuanya melarang Aisyah menikah dengan Andre, hanya karena Andre dari kalangan bawah. Tapi ternyata feeling orang tua itu tidak pernah salah.
Sekarang Aisyah benar-benar sangat menyesal, karena dia lebih memilih Andre ketimbang mendengar nasehat dari kedua orang tuanya. Dan ini adalah karma untuknya sebagai anak yang durhaka, jadi Aisyah harus menjalani semuanya dan melewatinya dengan kuat.
Wanita itu menghapus air matanya, sudah cukup dia menangisi semua rasa sakit yang dialaminya. Dia tidak mau lagi memberikan air matanya, hanya untuk menangisi pria seperti Andre..
.Hari ini adalah hari di mana Andre dan juga Putri akan menikah. Acara itu dilangsungkan begitu meriah di kampung tersebutx karena Putri juga sangat ngotot untuk menikah dengan Andre, walaupun orang tuanya tahu jika Andre sudah mempunyai istri.Namun, di desa itu sudah terbiasa mempunyai dua atau tiga istri, selagi pria tersebut mampu untuk menafkahinya."Saya terima nikah dan kawinnya Putri Astrianingsih, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," jawab Andre mengucap ijab qobul.
"Bagaimana para saksi, sah?""Sah."
Aisyah memejamkan matanya saat dia melihat pernikahan suaminya. Wanita itu berjalan keluar dari rumah megah yang berada di desa tersebut, menuntun sepedanya untuk menjajakan dagangannya kembali.Air mata seakan kering dan sudah tidak bisa menetes lagi. Hatinya sudah sangat sakit atas perlakuan Andre dan juga mertuanya.Masih terngiang dibenak Aisyah bagaimana senyum yang terpantri di wajah Andre dan juga Ibu Lisa, saat pernikahan tadi dilangsungkan. Mereka terlihat begitu sangat bahagia.
'Jika memang dia yang kamu cintai dan dia yang kamu inginkan, aku ikhlas Mas.' batin Aisyah.Setelah dagangannya laris, Aisyah pun pulang ke rumah. Dia tidak memasak makan siang, sebab wanita itu tahu jika Andre berada di sana dan dia hanya menggoreng telur saja untuk dirinya sendiri.
Aisyah berniat untuk bertahan bersama dengan Andre, walaupun dia tahu itu sakit, tapi wanita itu akan mencobanya terlebih dahulu. Jika memang dia tidak mampu, maka Aisyah akan meminta Andre untuk menceraikannya...
Malam hari Aisyah baru saja selesai salat isya, dan tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka. Wanita itu menengok dan ternyata di ambang pintu sudah ada putri dan juga Andre.
"Mau apa kalian ke sini?" tanya Aisyah."Memangnya kenapa? Ini kamarku, dan kamu hanya menumpang di sini. Kamu kemasi barangmu dan pindah ke kamar sebelah! Karena aku dan Putri akan tidur di sini," usir Andre."Mas, ya nggak bisa gitu dong. Aku kan istri pertama kamu, sedangkan dia Istri kedua kamu, jadi---"
"Jangan pernah membantah ucapanku, Aisyah! Kemasi barangmu dan pindah ke kamar sebelah!" titah Andre dengan nada membentak sambil mendorong tubuh Aisyah.
Wanita itu mengepalkan tangannya di balik gamis, kemudian dia bangkit dari duduknya dan mengemasi pakaiannya, lalu pindah ke kamar sebelah."Kamu dengar ya! Orang yang sudah merebut kebahagiaan orang lain itu, tidak akan pernah makmur hidupnya. Dan tidak ada wanita baik-baik yang rela menikah dengan suami orang, apalagi merebutnya, paham!" ucap Aisyah dengan nada dingin sambil melewati Putri begitu saja.Dia tidak peduli dengan tatapan tajam dari madu dan juga suaminya. Aisyah langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya, dia terduduk di ranjang sambil melihat foto kedua orang tuanya yang ia simpan di dalam tas.BERSAMBUNG...
BERSAMBUNG.....Seperti biasa, jam 02.00 pagi Aisyah terbangun untuk menyiapkan jualannya. Namun saat dia melewati kamarnya, wanita itu mendengar suara yang begitu menyakitkan di gendang telinganya.Di mana saat ini kedua Insan pengantin baru tersebut tengah meneguk manisnya madu di malam pertama, sampai suara mereka terdengar keluar kamar.Dada Aisyah terasa sakit. Bagaimana bisa dia menerima kenyataan di mana harus berbagi suami, namun lagi-lagi keadaan harus membuatnya menjadi wanita yang kuat.Wanita itu menghapus air matanya, kemudian dia berjalan ke dapur untuk menyiapkan segala sesuatu untuk jualan.'Kamu bisa Aisyah! Kamu pasti bisa melewati semuanya. Anggap mereka di sini hanya nyamuk, walaupun hati kamu sakit.' batin Aisyah menyemangati dirinya sendiri.Jam 05.00 dia sudah siap, kemudian wanita itu hendak keluar dari rumah untuk berjualan. Namun, tiba-tiba saja Andre keluar dari kamar menggunakan kolor."Kamu mau berjualan?" tanya Andre."Iya Mas, aku pamit dulu. Assalamualaikum," jawab Ais
Wanita itu pun bangkit, "Maaf Bu! Aisyah lagi lelah, jadi Aisyah tidak ingin berdebat. Wajar jika Putri bisa membelikan Ibu brownies yang mahal dan enak, karena kami tentu saja sangat berbeda. Dia adalah anak orang kaya, sedangkan saya hanya penjual nasi uduk keliling," jawab Aisyah dengan telak."Berani kamu ya menjawab pertanyaan saya!" marah Bu LisaSementara Putri hanya bersandar di pintu melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum sinis, saat melihat Bu Lisa begitu sangat membenci Aisyah."Maaf Bu, saya tidak menjawab. Hanya saja, memang tadi ibu kan yang menginginkan saya menjawab pertanyaannya?""Kau!" Lagi-lagi Bu Lisa mengangkat tangannya hendak menampar wajah Aisyah, namun kali ini wanita itu menahannya."Jika Ibu membenci saya, usir saja saya dari rumah ini. Kenapa Ibu masih mempertahankan saya? Dan minta saja anak ibu Mas Andre, untuk menceraikan saya! Boleh Ibu mencaci maki saya, tapi ingat Bu! Kesabaran orang itu ada batasnya. Saya bukan Nabi yang mempunyai ke
Happy reading...Aisyah merasakan matanya seperti terbakar, apalagi wajahnya terasa begitu panas dan juga pedas. Dia mengompres wajahnya dengan es batu.Setelah dirasa mendingan, wanita itu pun melanjutkan untuk mencuci baju tanpa menghiraukan wajahnya yang memerah.Sejujurnya Aisyah sudah sangat lelah, tapi ada alasan tertentu kenapa dia bertahan. Itu karena Aisyah tahu jika surganya ada pada sang suami. Firaun saja yang jahat mempunyai istri yang begitu sholehah, jadi Aisyah mencoba untuk bertahan...Hari demi hari dilewati oleh Aisyah, hingga dia merasa hari ini sedang tidak enak badan, wanita itu pun tidur lebih awal.Namun, tepat jam 20.00 malam, saat bu Lisa, Andre dan juga Putri sudah makan malam, wanita itu menggedor pintu kamar Aisyah. Tetapi, tidak membuat Aisyah terjaga, sebab Ia benar-benar merasa badannya tidak enak.Karena merasa kesal, Bu Lisa pun masuk ke dalam dan membuka pintu itu dengan kasar, hingga membuat dentuman yang cukup nyaring dan dia melihat Aisyah tenga
Selama ini Ibu Lisa selalu saja meng-redit barang-barang elektronik, entah itu dari AC, kulkas atau yang lainnya. Sementara yang membayar cicilannya adalah Aisyah.Setelah semuanya siap dan setelah Aisyah menunaikan shalat subuh, dia pun mulai menjajakan dagangannya dengan berjalan sedikit pelan, karena Aisyah merasa kepalanya benar-benar pusing."Nasi uduk! Nasi uduknya Pak, Bu, buat sarapan pagi!" teriak Aisyah.Seperti biasa, pelanggan-pelanggannya yang ada di sana keluar saat mendengar teriakan Aisyah yang sedang menjajakan jualan sarapan paginya. Dan Aisyah sangat bersyukur karena Allah selalu mempermudah jalannya untuk mencari rezeki.Hingga saat jam 08.00 pagi, Aisyah melewati sebuah gang pedesaan. Namun saat dia akan menjajakan dagangannya, tiba-tiba dihadang oleh seseorang."Heh kamu! Oh ... jadi kamu yang sering berjualan di sini? Ingat ya! Sebaiknya sekarang kamu pergi dan jangan pernah jualan di sini lagi! Gara-gara kamu, tahu nggak sih, pelanggan pelanggan saya itu jadi p
Happy reading...Dua kelopak mata indah seorang wanita yang tengah terbaring lemas di ranjang Rumah Sakit pun terbukaPertama yang ia lihat adalah semua serba putih, wanita itu pikir dia sudah tiada. Namun, ternyata dia melihat selang infus yang ada di tangannya."Kenapa aku bisa berada di rumah sakit?" gumam Aisyah."Kau sudah bangun?" ucap seorang pria.Aisyah menoleh, dan dia kaget saat melihat seorang pria yang berada di sampingnya. "Maaf Tuan, Anda siapa?" tanya Aisyah dengan lirih."Aku menemukanmu pingsan tadi di jalan, jadi aku membawamu ke rumah sakit," jawab pria tersebut."Terima kasih. Tapi saya harus pulang," ujar Aisyah sambil bangkit dari tidurnya. Akan tetapi, badannya terasa sakit, kepalanya begitu pusing seperti diputar-putar."Jangan bangun dulu! Dokter mengatakan kalau kau harus banyak istirahat dan harus dirawat, keadaanmu cukup mengkhawatirkan," jelas pria tersebut.Aisyah hanya terdiam, dia benar-benar khawatir karena takut jika suaminya marah, sebab saat meliha
Aisyah baru saja menunaikan shalat dengan cara duduk di atas ranjang Rumah Sakit, sebab untuk berdiri dirinya masih belum kuat. Dia bahkan tidak sadar ada seseorang yang sedang menatapnya di ambang pintu.'Dia benar-benar taat dalam beribadah.' batin pria itu yang sudah menolong Aisyah.Kemudian dia pun berdehem kecil, membuat Aisyah seketika menoleh ke arahnya. "Ini aku bawa makanan. Makanlah biar kamu cepat sehat!" ujar pria itu sambil meletakkan satu box makanan."Terima kasih Tuan," jawab Aisyah sambil menundukkan kepalanya."Sama-sama."Kemudian Aisyah mengambil box tersebut lalu mulai menyantap makanan secara perlahan. Setelah makanan selesai, pria itu memberikan air putih kepada Aisyah, dan langsung ditegaknya, setelah itu Aisyah pun meminum obat."Oh iya! Namaku Oktavio. Kau bisa memanggilku dengan Okta. Namamu siapa?" ucap pria tersebut yang bernama Okta, sambil mengulurkan tangannya.Aisyah menangkupkan kedua tangan di depan dada, "Nama saya Aisyah." Membuat Okta seketika me
Happy reading ....Sesuai dengan permintaan nya Aisyah, tepat jam 10.00 pagi dia meminta untuk pulang, karena dirinya merasa keadaannya juga sudah baik-baik saja.Okta menawarkan untuk mengantarkan Aisyah, tetapi wanita itu menolak. Namun, Okta memaksa, sebab dia juga khawatir tentang keadaan wanita tersebut, di mana wajahnya juga masih terlihat pucat.Akhirnya Aisyah pun tidak punya pilihan lain, sebab untuk mengendarai sepeda juga ia tidak sanggup. Badannya masih terasa sedikit lemas.Tidak ada obrolan selama dalam perjalanan, wanita itu hanya diam saja, karena dia memikirkan cacian dan makian serta kemarahan yang akan menyambut kepulangannya.Sudah pasti Andre, Bu Lisa dan juga Putri akan marah, karena kemarin seharian Aisyah tidak pulang ke rumah.1 jam perjalanan, mobil pun telah sampai di depan pekarangan rumah milik suami Aisyah. Okta melihat di mana rumah yang berdiri sederhana dengan cat berwarna hijau, namun sudah mulai pudar."Ini rumah suamimu?" tanya Okta dan langsung dib
Happy reading...."Tidak! Itu semua fitnah. Saya tidak pernah melakukan hal sekotor itu. Mas, kamu katakan dong sama mereka! Aku tidak pernah melakukan itu, Mas." Aisyah memohon kepada Andre agar menutup mulut Putri dan juga Bu Lisa yang sedang memfitnah dirinya dengan kejam.Beberapa ibu-ibu berbisik-bisik saat mendengarkan ucapan Bu Lisa dan juga Putri. Memang pada dasarnya mereka adalah kumpulan ibu-ibu gosip, jadi mudah terhasut dengan berita yang belum tentu benar adanya."Aduh ... aduh. Laganya jualan nasi uduk setiap pagi, ternyata untuk menjajakan tubuh ya? Jangan-jangan ... suami kita selama ini digoda lagi sama dia?" timpal salah satu ibu-ibu yang bertubuh gempal, yang ternyata adalah ibu RT di sana."Bener tuh Bu RT. Nanti suami Ibu digodain lho sama dia? Kelihatannya aja alim Bu, tapi ternyata dalamnya busuk. Jangan mau untuk beli nasi uduk lagi di dia! Yang ada, ntar nasi uduknya dikasih pelet loh? Terus suami Ibu direbut deh sama dia, di porotin duitnya?" tuding Putri.A