"Nasi uduk! Nasi uduk!" teriak seorang wanita berjilbab, menjajakan jualannya sambil mendorong sepeda butut miliknya."Mbak! Nasi uduknya masih ada?" teriak seorang ibu-ibu sambil melambaikan tangannya."Masih Bu," jawab penjual itu yang bernama Aisyah."Saya mau 5 ya!"Aisyah menganggukkan kepalanya, kemudian dia membungkus 5 nasi uduk. Setelah selesai ibu-ibu tersebut pun membayarnya."Alhamdulillah, akhirnya daganganku habis juga. Sebaiknya aku pulang sekarang, nanti siang kan mas Andre pulang, kasihan dia kalau belum ada makanan," gumam Aisyah.Wanita itu pun pulang dengan hati yang senang, karena jualannya laris manis setiap hari. Dia bernama Aisyah Zuhaira, berusia 25 tahun. Dia memiliki paras yang cantik, hidung mancung, mata bulat, bibir mungil dengan kulit yang putih.Setiap hari Aisyah selalu menjajakan dagangannya, berkeliling menggunakan sepeda, karena suaminya hanya seorang tukang ojek pangkalan. Dan dia terpaksa membantu perekonomian suaminya untuk membiayai kehidupan me
Selesai membelikan ayam goreng untuk suami dan juga mertuanya, Aisyah kembali ke rumah. Dan melihat wanita itu pulang, Andre langsung merampas plastik yang ada di tangannya, kemudian dia dan juga ibunya langsung memakan ayam goreng itu tanpa sisa.''Mas, ayam gorengnya kok dihabisin?'' tanya Aisyah saat melihat tiga potong ayam goreng sudah habis.''Memangnya kenapa? Kau 'kan ada tahu tempe, ada sayur asem juga, ya makan aja sama itu!'' gertak Andre.Aisyah hanya diam saja, kemudian dia berjalan ke belakang rumah untuk mencuci pakaian. Wanita itu melihat dua bak besar pakaian yang kotor, dia pun menghela nafas dengan dalam.'Bismillah, semoga ini menjadi ladang pahala untukku. Kamu harus ikhlas Aisyah,' batin Aisyah menyemangati dirinya.Kemudian dia mulai berjongkok dan mengambil sabun cuci lalu mulai menyikat baju itu satu persatu, bahkan tangan yang tadinya mulus, sekarang sudah terasa kasar, bahkan tak jarang kapalan juga.BRUK!Sebuah jaket yang lumayan tebal mendarat di wajah Ai
Seperti biasa, jam 02.00 pagi Aisyah terbangun untuk memasak dan menyiapkan jualannya. Setelah selesai dia pun membersihkan diri lalu menunaikan salat subuh, tak lupa wanita itu pun menaruh nasi uduk di atas meja untuk sarapan mertuanya.Terlihat hari masih sangat gelap, karena Jam menunjukkan pukul 05.00 lebih, tapi Aisyah sudah berangkat untuk mengais rezeki."Nasi uduk! Nasi uduk! Sarapannya Bu, Pak!" teriak Naura sambil mendorong sepedanya...Bu Lisa terbangun saat jam sudah menunjukkan setengah delapan pagi, dia melihat ke arah meja makan di mana sudah tersedia teh di dalam termos jadi tidak dingin.Wanita itu membuka tudung saji dan melihat dua bungkus nasi uduk, kemudian dia memutar bola matanya dengan malas."Wanita sialan itu, kenapa setiap hari memberiku nasi uduk? Lama-lama aku jadi gatal-gatal makan nasi uduk terus menerus. Apakah tidak ada makanan yang lebih mewah? Rugi sekali Andre menikahinya!" rutuk Bu Lisa sambil menggebrak meja dengan kesal.Tapi perutnya sudah ker
Saat Aisyah baru saja selesai berjualan, dia hendak pulang ke rumah, namun saat melewati sebuah taman kecil dekat perkebunan, wanita itu menyipit saat melihat seseorang yang ia kenal."Loh, itu bukannya Mas Andre ya? Tapi Siapa wanita yang berada di sebelahnya? Kenapa Mas Andre merangkulnya?" gumam Aisyah dengan bingung.Kemudian dia berjalan mendekat setelah memarkirkan sepedanya. Saat langkahnya kian mendekat ke arah kursi yang diduduki oleh dua insan, benar saja jika orang itu adalah suaminya.Dadanya seketika sangat sakit saat melihat suaminya sedang merangkul seorang wanita dengan mesra."Mas Andre!" bentak Aisyah untuk pertama kalinya.Andre menatap ke arah belakang, dan ternyata itu adalah Aisyah. Pria tersebut sangat kaget, sedangkan wanita yang berada di sampingnya hanya tersenyum sinis sambil menyandarkan kepalanya di bahu kekar milik Andre dan tangannya bergelayut manja di lengan pria itu."Aisyah," ucap Andre dengan lirih."Siapa dia, Mas? Kenapa kamu malah merangkulnya? D
5 Aisyah menghapus air matanya, kemudian dia keluar dari kamar. Namun, wajahnya masih terlihat sangat sembab. Wanita itu melihat jika ibu mertua sedang duduk di lantai sambil memegangi kakinya.Seketika Aisyah menjadi panik saat kaki ibu mertuanya terluka dan mengeluarkan darah."Astagfirullah! Ibu ibu terluka," ucap Aisyah dengan panik.Dia berjongkok di hadapan Ibu mertuanya, kemudian dengan cepat Ibu Lisa langsung menampar wajahnya lalu menjambak jilbabnya, hingga membuat Aisyah sedikit meringis."Dasar menantu tidak tahu diri! Apa kau tidak bisa membersihkan rumah ini, hah! Kau lihat! Gara-gara kamu kakiku menjadi luka!" teriak Ibu Lisa sambil mendorong tubuh Aisyah hingga terpentok ke dinding."Aawwh!" ringis Aisyah saat merasakan bahunya yang terbentur dinding, dan terasa begitu sakit."Maaf Bu, tadi Aisyah belum sempat membereskannya," jawab Aisyah."Gak usah banyak bicara kamu! Bantu saya untuk duduk, dan cepat bereskan itu semua!" bentak Ibu Lisa.Kemudian Aisyah membantu ib
Seperti biasa, jam 02.00 pagi Aisyah terbangun untuk menyiapkan jualannya. Namun saat dia melewati kamarnya, wanita itu mendengar suara yang begitu menyakitkan di gendang telinganya.Di mana saat ini kedua Insan pengantin baru tersebut tengah meneguk manisnya madu di malam pertama, sampai suara mereka terdengar keluar kamar.Dada Aisyah terasa sakit. Bagaimana bisa dia menerima kenyataan di mana harus berbagi suami, namun lagi-lagi keadaan harus membuatnya menjadi wanita yang kuat.Wanita itu menghapus air matanya, kemudian dia berjalan ke dapur untuk menyiapkan segala sesuatu untuk jualan.'Kamu bisa Aisyah! Kamu pasti bisa melewati semuanya. Anggap mereka di sini hanya nyamuk, walaupun hati kamu sakit.' batin Aisyah menyemangati dirinya sendiri.Jam 05.00 dia sudah siap, kemudian wanita itu hendak keluar dari rumah untuk berjualan. Namun, tiba-tiba saja Andre keluar dari kamar menggunakan kolor."Kamu mau berjualan?" tanya Andre."Iya Mas, aku pamit dulu. Assalamualaikum," jawab Ais
Wanita itu pun bangkit, "Maaf Bu! Aisyah lagi lelah, jadi Aisyah tidak ingin berdebat. Wajar jika Putri bisa membelikan Ibu brownies yang mahal dan enak, karena kami tentu saja sangat berbeda. Dia adalah anak orang kaya, sedangkan saya hanya penjual nasi uduk keliling," jawab Aisyah dengan telak."Berani kamu ya menjawab pertanyaan saya!" marah Bu LisaSementara Putri hanya bersandar di pintu melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum sinis, saat melihat Bu Lisa begitu sangat membenci Aisyah."Maaf Bu, saya tidak menjawab. Hanya saja, memang tadi ibu kan yang menginginkan saya menjawab pertanyaannya?""Kau!" Lagi-lagi Bu Lisa mengangkat tangannya hendak menampar wajah Aisyah, namun kali ini wanita itu menahannya."Jika Ibu membenci saya, usir saja saya dari rumah ini. Kenapa Ibu masih mempertahankan saya? Dan minta saja anak ibu Mas Andre, untuk menceraikan saya! Boleh Ibu mencaci maki saya, tapi ingat Bu! Kesabaran orang itu ada batasnya. Saya bukan Nabi yang mempunyai ke
Happy reading...Aisyah merasakan matanya seperti terbakar, apalagi wajahnya terasa begitu panas dan juga pedas. Dia mengompres wajahnya dengan es batu.Setelah dirasa mendingan, wanita itu pun melanjutkan untuk mencuci baju tanpa menghiraukan wajahnya yang memerah.Sejujurnya Aisyah sudah sangat lelah, tapi ada alasan tertentu kenapa dia bertahan. Itu karena Aisyah tahu jika surganya ada pada sang suami. Firaun saja yang jahat mempunyai istri yang begitu sholehah, jadi Aisyah mencoba untuk bertahan...Hari demi hari dilewati oleh Aisyah, hingga dia merasa hari ini sedang tidak enak badan, wanita itu pun tidur lebih awal.Namun, tepat jam 20.00 malam, saat bu Lisa, Andre dan juga Putri sudah makan malam, wanita itu menggedor pintu kamar Aisyah. Tetapi, tidak membuat Aisyah terjaga, sebab Ia benar-benar merasa badannya tidak enak.Karena merasa kesal, Bu Lisa pun masuk ke dalam dan membuka pintu itu dengan kasar, hingga membuat dentuman yang cukup nyaring dan dia melihat Aisyah tenga