Share

Pernyataan cinta

Muka Berliana bersemu merah, dia seakan tidak percaya dengan pendengaran nya. Semua ini seperti mimpi baginya. Seorang pria tampan mau menyatakan cinta pada Berli yang sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang belum mengetahui jika dia anak orang terkaya.

Tangan Berli gemetar untuk menerima bunga mawar sebagai pernyataan cinta Devan, sebagai bukti bahwa dia menerima pria itu sebagai pacarnya sekarang.

"Iya bang, karena Berli juga sudah lama menyukai Abang," jawab Berliana malu-malu.

“Benarkah Berli, Abang bahagia banget mendengarnya."

Devan melirik kearah teman-temannya memberitahu jika mereka sudah resmi berpacaran.

"Aku diterima Berli jadi pacarnya.” teriak Devan senang pada kedua sahabatnya.

"Selamat ya Devan, semoga kalian bahagia!" ucap Rama.

"Terimakasih, Rama. atas doa nya."

"Selamat ya Berliana, semoga hubungan kalian bisa langgeng hingga ke pelaminan." ucap Rangga.

"Amiiin."

"Bagaimana jika kalian membuktikan hubungan kalian dihadapan kami dengan ciuman." Rangga tiba-tiba mengeluarkan ide konyol.

“Cium...cium ...cium,” teriak Rama dan Rangga, yang langsung mendapatkan plototan tajam mata Devan. merasa teman-teman nya sengaja melakukan hal itu untuk mengeceknya saja.

Berliana memejamkan matanya, berharap Devan akan memperlakukan nya seperti Drama romantis Korea yang sering ditontonnya. Dia memonyongkan bibirnya kedepan siap menerima kecupan lembut dan mesra dari bibir Devan.

"Awas kalian!" umpat Devan pelan pada kedua sahabatnya yang tertawa meledek. bahkan Devan sempat saling dorong dengan kedua sahabatnya, dia benar-benar tidak sudi mencium bibir Berliana yang menurut nya lebih mirip pantat bebek sawah.

“Devan, kamu harus menunjukkan dan meyakinkan Berli jika kamu benar-benar mencintainya.” Bisik Rangga sambil mendorong tubuh Devan untuk maju mendekati Berliana.

“Cup!”

Kecupan singkat mendarat dibibir Berliana, membuat senyum indah mengembang disudut bibirnya. sementara Devan langsung mengusap bibirnya jijik.

"Makasih ya bang, moment indah ini akan Berli ingat selama nya." balas Berlina seraya membuka matanya, dia merasa seperti terbang diatas awan, dengan seribu kuntum bunga berterbangan.

"I...iya sayang."

***

"Sayang, kamu bisa transferin Abang uang lagi nggak?" bujuk Devan yang ingin bersenang-senang di klub bareng Rangga dan Rama.

"Kan udah Berli transfer tadi pagi, Bang. bukannya tidak mau, tapi Berli takut ketahuan papa."

"Uang yang itu sudah habis dek, malam ini Abang butuh banget teman Abang ada yang kecelakaan, kasihan dia tidak punya sanak famili di kita ini." Devan mencari-cari alasan.

"Baiklah bang, tunggu bentar ya bang."

Tidak lama sebuah notifikasi Mbanking masuk ke hp Devan, dia tersenyum seraya memperlihatkan dengan bangga dihadapan teman-temannya.

"Malam ini, aku kembali menerima uang dari Berliana, gadis itu menurut ku benar-benar bodoh dan lugu. Dia tidak pernah menolak jika aku meminta dibelikan ini dan itu, termasuk sejumlah uang ha..ha..." Devan tertawa puas dan merasa bangga.

“Ini kesempatan yang tidak boleh kamu sia-siakan, Devan. sikat terus selagi ada kesempatan. anak pengusaha kaya itu harus kamu manfaatkan." bujuk Rangga.

"Kamu benar, dengan begini aku tidak perlu lagi hutang sana sini, dia ibarat mesin pencetak uang bagiku, berapapun aku inginkan dia akan memberikan nya. Mudah sekali hidup ku.” Devan mengibaskan uang pemberian Berli pada teman-temannya.

"Berarti malam ini kamu yang traktir kita-kita ya!"

"Boleh, kalian silahkan minum-minum sepuasnya."

"Thanks ya bro."

Tepat satu bulan hubungan asmara mereka, Devan membulat kan tekadnya untuk melamar Berliana. dia sudah memikirkan hal ini dari semalam, bahkan kedua orang tuanya sangat mendukung keinginan Devan tersebut.

“Berliana, Abang mau ngomong serius dengan mu.”

“Ngomomgin apa bang?”

“Abang tidak bisa jauh lagi darimu. Berliana, abang... Abang ingin.” Devan diam dia bingung untuk melanjutkan kata-katanya.

“Ingin apa bang?”

“Abang ingin melamarmu untuk jadi istri Abang.”

“Apa? Benarkah Abang mau melamar Berliana?”

Mata gadis itu langsung berbinar-binar bahagia, bahkan tubuh besarnya langsung menghambur maju memeluk tubuh Devan . hingga pria itu oleng kebelakang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status