Share

bab 5 sakit

Author: Nurleni
last update Huling Na-update: 2023-06-04 10:09:58

Aisyah sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk suaminya.

Pagi ini Aisyah merasa tak enak badan, sejak subuh tadi badannya hangat dan merasa sedikit pusing.

Aisyah duduk di kursi meja makan, memijit keningnya yang semakin terasa pusing.

Aisyah mengambil air minum meminumnya hingga tandas.

Aisyah menidurkan kepala di meja makan karena pusing.

"Ais kamu kenapa" tuan Salman khawatir karena melihat Aisyah menidurkan kepalanya di atas meja.

"Tuan" suara Aisyah parau memanggil tuan Salman.

"Kamu kenapa Ais" khawatir tuan Salman.

"Tuan kepala saya pusing" ucap Aisyah.

Tuan Salman menyentuh kening Aisyah dan benar saja kening nya panas karena Aisyah demam.

Tuan Salman langsung memangku Aisyah untuk membawa nya ke kamar nya.

Tuan Salman membaringkannya Aisyah di ranjang kamarnya.

Tuan Salman terlihat khawatir pada kondisi Aisyah sekarang.

"Bibbiiii" teriak Tuan Salman pada pembantu pribadinya.

Dengan sigap pembantu tuan Salman langsung berada di ambang pintu.

"Ada apa tuan" tanya pembantu itu sambil ngos ngosan mungkin karena dia berlari saat tuan nya itu memanggil.

"Ambilkan obat demam untuk Aisyah" perintah tuan Salman yang terlihat cemas melihat keadaan Aisyah.

Pembantu itu langsung pergi mencari obat.

"Kenapa mas kok teriak teriak" tanya Kanti yang sedang berdiri di ambang pintu kamar Aisyah, dia kesal karena suami nya itu berteriak.

Tuan Salman tak menanggapi pertanyaan Kanti.

Tuan Salman mengusap usap tangan Aisyah, badan nya dingin tapi kening nya sangat panas.

"Sabar ya Aisyah" gumam tuan Salman.

Pembantu datang dengan membawa obat dan segelas air untuk Aisyah.

"Ini tuan" ucapnya.

Tuan Salman berdiri dan langsung mendudukan tubuh Aisyah dan memberikan obat serta air minum pada Aisyah.

"Sudah merasa baikan Ais" tuan Salman masih khawatir.

"Tuan kepala saya masih sangat pusing tapi nanti juga saya akan sembuh" keluh Aisyah.

Dengan sigap tuan Salman merangkul tubuh Aisyah dan membawanya kedalam pelukan hangatnya.

Saat tuan Salman melepas pelukannya Aisyah langsung terhuyung ke bantal.

"Aisyah" teriak tuan Salman.

Aisyah terbaring lemah dia pingsan dan tak sadarkan diri.

Dengan bergegas tuan Salman menggendong tubuh ramping Aisyah membawanya ke rumah sakit karena takut terjadi hal yang tak diinginkan.

"Bawa mobilnya lebih cepat lagi pak" perintah tuan Salman pada supir karena perjalanan cukup jauh.

Sepanjang perjalanan tuan Salman terus melihat kondisi Aisyah yang masih berada di pangkuannya.

Wajah Aisyah pucat, dan itu membuat tuan Salman semakin tak tenang saja.

Takut terjadi sesuatu pada istrinya itu, apa lagi baru juga mereka menikah tapi Aisyah sudah demam di rumah nya.

****

Aisyah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit,

Matanya perlahan terbuka, dia melihat ke sekitar, hanya dinding putih dan bau obat obatan yang pertama kali Aisyah lihat dan cium.

"Ais" sahut tuan Salman yang sedang duduk di kursi samping Aisyah karena dia sangat khawatir padanya.

"Kepalanya masih sakit Ais" tanya tuan Salman memastikan.

Aisyah hanya mengangguk lemah.

"Aku panggil dulu dokter" ujar tuan Salman pergi keluar meninggalkan Aisyah sendirian di sana.

Kanti datang dia ke sana sendiri karena ingin melihat Aisyah yang tadi pingsan dia langsung masuk ke dalam ruangan Aisyah tanpa sepengetahuan Tuan Salman.

"Kamu ini cuman pusing doang harus ke rumah sakit" ledek kanti.

Aisyah tak terlalu menanggapinya,

Aisyah hanya tersenyum lemah mendengar perkataan Kanti.

"Kamu itu kalau sakit siang hari jangan pagi begini, jadi mas Salman gak kerja kan dan kamu tau kalau mas Salman tak Kerja dia gak akan punya uang" sinis Kanti.

Kanti melipat tangan nya di dadanya sombong.

"Makannya jangan nyusahin orang lain" sahut Kanti lagi.

Kanti keluar dari ruangan,

Dia pergi ke parkiran dan akan bertemu dengan seseorang yang spesial baginya.

"Ridho" gumamnya.

Kanti bertemu dengan Ridho, rencananya mereka akan menghabiskan waktu bersama karena kemarin selalu gagal.

"Siap" tanya Ridho sambil mengedipkan mata genit

"Yu" jawab Kanti.

Mereka sudah membooking hotel untuk mereka bersenang senang.

"Apa kamu sudah melaksanakan rencana kita" tanya Ridho.

"Sudah" sahut Kanti.

Mereka sampai di hotel yang mereka tuju.

"Kamu sudah siap Sayang" tanya Ridho.

"Siap dong" jawab Kanti.

"Malam ini kita akan senang senang di hotel ini" sahut Ridho dengan nakal.

*****

Disisi lain Aisyah sedang di periksa oleh dokter, Aisyah meminum obat yang di sarankan oleh dokter.

"Apa penyakit Aisyah serius dokter" tanya tuan Salman.

"Tidak Aisyah hanya lelah dan telat makan mungkin juga dia dehidrasi karena kurang cairan" sahut dokter itu.

"Oh" ucap tuan Salman.

Dokter itu menuliskan lagi resep obat untuk Aisyah.

"Ini resep obatnya tuan" ucap dokter itu sambil menyodorkan secarik kertas pada tuan Salman.

"Anda terlalu khawatir pada istri Anda tuan" ujar dokter itu membuat tuan Salman salah tingkah.

Tuan Salman duduk di samping Aisyah yang sedang berbaring.

"Pukul berapa sekarang tuan" tanya Aisyah.

Tuan Salman melihat arlojinya.

"Pukul sembilan tepat" balasnya.

"Apa tuan tidak bekerja" tanya Aisyah lagi, Aisyah masih memikirkan perkataan Kanti yang menyinggungnya.

"Apa aku akan meninggalkanmu sendirian disini" gumam tuan Salman yang masih bisa di dengar oleh Aisyah.

"Memang kalau aku bekerja kamu mau apa" tanya tuan Salman.

Aisyah menggeleng dengan cepat.

"Tidak tuan saya cuman bertanya" ujar Aisyah.

Tuan Salman tersenyum tipis.

"Sekarang kita akan pulang, biar kamu di rawat oleh pembantu di rumah" perintah tuan Salman.

Aisyah bangkit dari duduknya dengan susah payah, tuan Salman yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis karena Aisyah berusaha untuk bangun sendiri padahal dia sangat kesusahan.

"Biar aku bantu kalau ada aku bilang saja" tawaran tuan Salman.

Tuan Salman langsung menggendong tubuh Aisyah.

Aisyah meronta ronta saat berada di gendongan tuan Salman.

"Turunkan tuan malu dilihat orang" tegur Aisyah.

Tuan Salman tak menghiraukannya, dia malah semakin erat memeluk tubuh ramping Aisyah.

Mereka menjadi tontonan orang orang yang ada di rumah sakit,

Tapi tuan Salman tetap acuh dan tak peduli.

"Tuan orang orang melihat kita" bisik Aisyah tepat di telinga tuan Salman.

"Sudahlah Ais kamu sedang sakit" bisik tuan Salman.

"Aku malu" ucap Aisyah.

"Aku suami mu kan" ucap Tuan Salman menatap Aisyah.

Akhirnya mereka sampai di parkiran, tuan Salman menurunkan Aisyah di kursi mobil.

******

Mobil sudah sampai di halaman rumah mewah nan megah itu, di halamannya ada tulisan dengan ukiran emas "Salman alfarizki house" itulah rumah tuan Salman.

"Apa mau aku gendong lagi" tanya tuan Salman sambil menggoda Aisyah.

"Tidak usah tuan saya bisa sendiri" ucap Aisyah dengan senyum kecut.

Aisyah berjalan tertatih tatih masuk ke dalam rumah, dia langsung menuju ke arah kamar nya dab berbaring di atas ranjangnya.

Tuan Salman mengikuti Aisyah masuk ke dalam kamar,

"apa tuan akan bekerja" tanya Aisyah.

"Tidak" jawabnya dingin.

Aisyah hanya diam takut suaminya marah kalau terus menerus bertanya.

"Hari ini aku akan diam di rumah menjaga dan mengurusmu Ais, bekerja membuat aku marah" jelas tuan Salman.

"Benarkah" ada binar bahagia di wajah Aisyah, mungkin dengan begini hubungan mereka akan semakin dekat.

"apa kau mau mandi Ais" tanya tuan Salman.

"Nanti saja tuan tangan saya masih sakit karena inpusan tadi" ucap Aisyah sambil menunjuk kan tangan nya yang ada perban bekas impus.

"Biar aku yang akan memandikanmu" ucap Tuan Salman yang santai saja.

Aisyah langsung kaget mendengar ucapan tuan Salman yang akan memandikannya.

Jantungnya berdetak kencang takut tuan Salman melakukan hal yang tak diinginkan.

Sebenarnya Aisyah berkewajiban melayani tuan Salman tapi jujur saja dia belum siap untuk memberikan mahkota berharga nya untuk tuan Salman apalagi tuan Salman juga punya istri tua jadi dia tak berani melakukan apa apa pada tuan Salman.

"Tidak tuan saya bisa sendiri" ucapnya sambil tersenyum seraya menolak halus permintaan suaminya.

"Jangan bohong Ais, aku tak akan menyentuhmu sedikit pun kalau kau tak mengijinkannya" ucapnya ketus.

Meski pun tuan Salman berkata begitu tapi tetap saja Aisyah merasa takut padanya.

Tanpa menunggu aba aba lagi tuan Salman langsung menggendong tubuh Aisyah menuju kamar mandi.

"Jangan tuan" Aisyah memohon pada tuan Salman.

"Duduklah di kursi ini biar aku siapkan air hangat untuk mu" tuan Salman menyalakan air hangat dan menaruhnya pada ember yang cukup besar.

Saat tuan Salman selesai menyiapkan air hangat, dia langsung membuka jas dan celananya hingga menyisakan kaos polos dan celana pendek.

Aisyah meringis dia tak siap untuk mempertontonkan tubuh polos nya pada Tuan Salman.

Tangan tuan Salman hendak membuka gamis Aisyah.

"Tuan mau apa" tanya Aisyah dengan terbata bata, takut tuan Salman melakukan hal yang tak diinginkan.

"Mau memandikanmu" jawabnya enteng,

Aisyah semakin tak karuan antara takut dan malu, jika dia bisa berlari mungkin dia sudah lari keluar kamar mandi, namun sayang tubuhnya masih lemas karena pengaruh obat obatan.

"Apa kau akan mandi memakai baju Ais" ucap tuan Salman.

Aisyah hanya terdiam takut, tuan Salman yang menyadari Aisyah yang dari tadi diam saja dia langsung keluar untuk mengambil samping sarung untuk menutupi tubuh Aisyah.

"Pakailah ini Ais untuk menutupi tubuhmu" ucap tuan Salman sambil menyodorkan sarung untuk dipakai Aisyah.

"Tapi tuan saya malu" Aisyah memberanikan diri untuk bicara.

Tuan Salman langsung membelakangi Aisyah.

"Cepatlah" perintah tuan Salman.

Aisyah bergegas membuka baju yang dari tadi membalut tubuhnya dan menggantinya dengan sarung, tapi sarung itu hanya menutupi dada sampai lutut Aisyah.

Aisyah memakai lagi Khimar yang tadi dia buka.

"Sudah tuan" sahut Aisyah.

Tuan Salman menoleh ke belakang.

"Apa kau akan mandi dengan memakai Khimar Ais" ledek tuan Salman.

Tuan Salman langsung mendekat ke arah Aisyah membukakan Khimar yang menutupi kepalanya.

"Tenanglah Aisyah aku tak akan menyakitimu" ucap Tuan Salman.

Namun tuan Salman tak bisa berhenti melihat Aisyah yang sekarang tanpa hijab, rambut Aisyah yang di ikat sehingga memperlihatkan leher dan bahu yang putih bersih itu.

Tuan Salman menelan ludah nya dia tak bisa berhenti mengagumi keindahan itu, tapi pikiran nya masih sadar dia langsung menggeleng kan kepala nya.

"Tidak Salman jangan apa apa kan dia" batin Tuan Salman.

Tuan Salman dengan ragu mengusap tangan Aisyah, dengan lembut tuan Salman mengusap nya.

Sedangkan Aisyah hanya memejamkan mata nya karena tak tau harus apa lagi, dia benar benar malu pada tuan Salman.

******

"Terima kasih sayang sudah memberikanku kebahagiaan" ucap Ridho pada Kanti sambil menciumi pipi mulusnya.

"Sudahlah sayang " Kanti gegas meraih tas dan mengambil uang dari dalam tasnya.

"Ini uang 2 juta cukup" ucap Kanti memberikan uang itu pada Ridho.

"Cukup dong sayang" ucapnya kegirangan.

"Malam ini aku akan pulang, aku takut mas Salman mencariku ingat sebelum misi kita berhasil kita tak boleh bertemu dulu" Kanti pergi dari hadapan Ridho.

"Ya sayang kamu tenang saja" ucap Ridho.

Kanti mencari taksi di pinggir jalan, dia pulang hampir larut malam.

"Semoga saja mas Salman tak menyadari kalau aku tak ada di rumah" gumamnya.

Mobil berhenti lebih jauh dari rumahnya.

"Ini uangnya pak" setelah membayar ongkos Kanti langsung turun dan berjalan ke arah rumahnya.

Cukup jauh, tapi Kanti harus rela berjalan jauh hanya karna tak mau ketahuan orang di rumah apa lagi pembantu pasti akan bicara pada tuan Salman.

Kanti masuk lewat pintu belakang.

Dia mengendap endap masuk dan langsung menuju kamarnya.

"Untung saja tak ada yang melihat" gumamnya.

Kanti mandi dan mengganti pakaiannya memakai linge rie yang cukup transparan.

Dia keluar kamar, tujuan utamanya adalah kamar tuan Salman.

Saat Kanti membuka pintu kamar tuan Salman secara perlahan, ternyata tuan Salman tak Ada di kamarnya.

"Pasti ada di kamar Aisyah" batinnya sambil mengepalkan tangannya kesal karena tuan Salman perhatian pada Aisyah.

Kanti kembali ke kamarnya dengan rasa kecewa dan marah, dia ingin sekali memarahi Aisyah yang sudah berani mengambil alih tuan Salman darinya.

"Selalu saja Aisyah yang dia pikirkan memangnya hanya Aisyah saja istrinya, awas ya Aisyah aku akan buat perhitungan" gumamnya marah.

******

Tepat pukul 11 malam

Aisyah dan tuan Salman belum juga bisa tidur, mereka berbaring di atas ranjang yang sama.

Menatap langit langit kamar yang berdominan putih itu.

"Apa tuan sudah tidur" tanya Aisyah karena melihat tuan Salman tak kunjung memejamkan matanya.

"Belum" jawabnya singkat.

"Kalau kamu gimana Ais" tanya tuan Salman.

"Belum tuan saya merasa malam ini terasa waktu begitu lama" ungkap Aisyah.

Dia menarik selimut yang hanya menyelimutinya sepaha hingga sedada.

"Memangnya malam kemarin gimana" tanya tuan Salman.

Tuan Salman menatap dalam dalam raut wajah Aisyah.

"Sudah tuan tidurlah besok anda kerjakan" sahut Aisyah.

Aisyah langsung memejamkan matanya, tetapi tetap saja katuknya belum juga datang.

Aisyah bangun dan berjalan keluar.

"Mau kemana Ais" tanya tuan Salman menahan langkah Aisyah.

"Saya mau ambil susu tuan, apa tuan mau jika tuan mau biar sekalian saya ambilkan" cecar Aisyah.

"Ambilkan aku teh hijau saja Ais" balasnya.

"Ya" ucap Aisyah.

"Kaki kamu sudah baikan" tanya tuan Salman.

"Lumayan lah" ucap Aisyah melihat kakinya yang sekarang sudah bisa di gerakan secara leluasa hanya saja Aisyah masih lemas.

"Hati hati kalau tak kuat naik tangga panggil saja aku" ucap tuan Salman.

"Ya tuan" ucap Aisyah.

Aisyah berjalan keluar untuk mengambil yang suaminya inginkan.

Aisyah menuruni anak tangga dengan perlahan karena badannya masih terasa lemas.

Saat sampai di dapur Aisyah langsung menyeduh susu dan membuatkan teh hijau untuk suaminya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri kedua Tuan Salman   Bab 95 Tamat

    Persiapan sudah banyak yang di lakukan untuk pernikahan Kenan dan Nindi sayangnya pernikahan itu tidak bisa di batalkan apa lagi mereka semua sudah melakukan persiapan.Kenan yang saat ini merasa sangat di rugikan dia menyesal karena melakukan hal itu."Bagaimana aku bisa melewati ini semua, Arghh aku bingung" kesal Kenan.Namun saat ini orang tua Nindi datang ke sana, mereka merasa sangat bersalah apa lagi saat ini Nindi ketahuan tengah mengandung dengan seorang laki laki yang tak lain adalah tetangga orang tuanya.Mereka datang guna meminta maaf pada Kenan karena pernikahannya harus batal."Maafkan kami tuan" ucap orangtua Nindi yang saat ini merasa sangat bersalah atas putri nya."Saya tidak menyangka kalau Nindi akan seperti itu" ucap Kenan namun dalam hati nya dia merasa sangat bahagia apa lagi dia bisa menikah dengan Mira."Maafkan kami karena pernikahan nya harus batal" ucap papah Nindi."Baiklah kami akan terus melanjutkan pernikahan ini Kenan akan aku nikah kan dengan Mira" u

  • Istri kedua Tuan Salman   Bab 94 Kebenaran

    "Aku menghamili Mira" sahut Kenan.Semua keluarga yang ada di sana langsung menatap pada Mira dan Kenan, mereka terkejut bukan main apa lagi selama ini kenan tidak pernah berbohong."Tapi aku tidak hamil" geram Mira."Sejak kapan" tanya tuan Imran."Aku khilaf" ucap Kenan."Tuan berhenti bicara yang bukan bukan" geram Mira."Menikah lah dengan aku" ucap Kenan."Aku tidak mau" ucap Mira."Ada apa ini" tanya Ibu ayu."Aku bersalah kak" ucap Kenan menatap pada Ibu ayu."Ya salah apa" tanya Ibu ayu yang masih bisa tahan pada apa yang Kenan bicarakan itu."Aku tidak mau kalau hal itu terjadi kasihan keluarga Nindi sudah mempersiapkan semuanya" ucap mamah Laras."Tapi tidak mungkin aku menikah dengan dia" ucap Kenan."Kenan kamu yang mau sama Nindi kan" sahut Mamah Laras."Ya tadinya tapi setelah aku membuka mata aku, rasanya aku muak dengan Nindi" ucap Kenan yang dahulu menjadi kan Nindi sebagai pelampiasan dari Mira.Namun selama mereka bersama tak ada apa pun yang terjadi, hanya saja mer

  • Istri kedua Tuan Salman   Bab 93 Aku menghamili Mira

    Velisya semakin gelisah apa lagi tidak ada reaksi sedikit pun dari Rasyid dan dirinya."Apa obatnya memang tidak bereaksi ya, atau jangan jangan minuman itu di minum oleh Mira dan Paman Kenan, Astaga bodoh sekali kamu Vey" geram Velisya.Velisya menatap pada pembantu yang datang ke sana."Bi apa kamu melihat Mira" tanya Velisya."Tadi sepertinya ke ruang main" ucap pembantu itu."Oh baiklah" ucap Velisya."Ada apa" tanya Rasyid."Tidak ada aku hanya tidak melihat Mira saja" ucap Velisya."Paling dia mengurus anaknya" ucap Rasyid."Ya" ucap Velisya.Sedangkan di dalam kamar saat ini Kenan sudah benar benar terpengaruh oleh obat yang Velisya masukan pada minuman itu.Kenan menatap pada Mira yang kegerahan di bawahnya itu.Kenan tidak terlalu merasakan panas hanya saja hasrat dia yang semakin menggebu gebu ingin segera di tuntaskan."Hah kenapa Mira malah memeluk aku" gumam Kenan."Tuan ahh panas" keluh Mira."Maafkan aku Mira" ucap Kenan.Namun sesuatu hal yang aneh terasa oleh Kenan, d

  • Istri kedua Tuan Salman   Bab 92 pernikahan Velisya

    Satu bulan kemudian...Acara pernikahan Velisya sudah tiba saat ini semua keluarga sudah bersiap untuk menyambut keluarga Rasyid.Kenan saat ini sedang mencari dasi yang ada di tas, tapi sayang tidak dia temukan dasi itu."Mira" sahut Kenan."Ya tuan" ucap Mira yang saat ini sudah di dandani dengan sangat cantik.Mira datang ke sana, Kenan merasa sangat terpana pada kecantikan Mira yang sangat natural itu."Dasi" ucap Kenan.Mira mengambil tas Kenan yang ada di atas ranjang, Mira memberikan dasi yang dia simpan di kantong yang paling kecil."Ini tuan mau aku pasangkan" tanya Mira."Boleh" ucap Kenan.Mira memasang dasi Kenan, Mira tentu saja tak akan lupa kalau beberapa hari lagi adalah pernikahan Kenan dengan Nindi.Walaupun hatinya begitu sakit hanya saja dia tidak mungkin melakukan apa pun apa lagi sekarang mereka sudah bercerai."Malam ini kita nginap saja di sini" ucap Kenan."Ya baiklah" ucap Mira."Kanaya aman" tanya Kenan."Aman" ucap Mira.Namun saat ini Mira akan merencanaka

  • Istri kedua Tuan Salman   bab 91 Kesedihan Kanti

    Aisyah dan tuan Salman menunggu di depan ruangan UGD yang saat ini tengah memeriksa seorang pasien yang pingsan di tengah jalan.Aisyah mengendong bayi perempuan itu dia langsung mendekap bayi itu saat tau kalau bayi itu adalah bayi dari orang yang sudah tak dia temui selama satu tahun lamanya."Aisyah bayinya sejak tadi menangis" ucap tuan Salman."Aku akan kasih asi" ucap Aisyah yang langsung di hentikan oleh tuan Salman, saat ini tuan Salman menggeleng tidak memberikan ijin pada Aisyah untuk memberikan asi pada bayi yang tidak dia kenal."Kenapa" tanya Aisyah."Aku akan beli susu formula yang itu cuman milik Reynan" ucap tuan Salman."Baiklah jangan lama" sahut Aisyah."Ya" ucap tuan Salman.Tuan Salman langsung membeli kan dot dan susu formula yang ada di apotek rumah sakit itu.Bahkan tuan Salman juga di bantu oleh suster untuk membuat susunya, bahkan tuan Salman juga harus merendam beberapa menit dot itu di air yang hangat.Katanya supaya kumannya hilang, tuan Salman melakukan n

  • Istri kedua Tuan Salman   bab 90

    Kenan datang ke arah ruang tamu yang sejak tadi ada Nindi di sana, Nindi hanya diam saja di sana tanpa bicara apa pun."Kamu ini ngapain sih, kenapa suruh dia ke sini lagi" ucap Nindi."Aku gak tau" ucap Kenan ketus bahkan tanpa ekspresi sedikit pun."Usir saja dia" ucap Nindi."Gak mungkin, aku butuh pembantu" ucap Kenan yang langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.Namun saat dia akan masuk dia menatap pada Nindi yang masih ada di ruang tamu itu."Jalan keluarnya ada di sana" sahut Kenan menunjuk pada pintu utama.Nindi kesal dia langsung pergi dari sana meninggal kan Kenan dengan kekesalan yang sangat dalam pada Kenan."Arghh aku benci pada Mira itu" geram Nindi.Kenan mengambil bantal yang ada di kamarnya dia tau kalau di kamar Mira hanya ada satu bantal.Kenan menuju ke arah sana dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Dan sayangnya saat ini Mira tidak memakai pakaiannya karena dia baru saja mandi, hanya handuk saja yang membalut tubuh Mira yang putih dengan gurat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status