Noah Mahendra bukan pria yang bermain-main ketika menyangkut keluarganya. Leonid Petrov telah melakukan kesalahan besar dengan mencoba menculik Akira, dan sekarang dia harus menanggung akibatnya.Selama dua hari terakhir, Noah telah mengguncang bisnis Leonid. Semua transaksi gelapnya terhenti, para mitranya mulai menjauh, dan sumber keuangannya melemah. Tetapi, Noah tahu bahwa orang seperti Leonid tidak akan tinggal diam.Dan benar saja, serangan balasan datang lebih cepat dari yang diperkirakan.Pagi itu, ketika Noah sedang sarapan bersama Akira dan Arka, sebuah paket misterius tiba di rumah mereka. Gabriel segera mengambilnya dan membawanya kepada Noah."Paket tanpa pengirim. Aku sudah memeriksa, tidak ada bahan peledak atau racun, tetapi aku tetap tidak menyukainya."Noah membuka paket itu dengan hati-hati. Di dalamnya, terdapat sebuah amplop hitam dan sebuah video dalam flash drive.Dia memasukkan flash drive ke laptopnya, lalu sebuah rekaman mulai diputar.Di layar, terlihat seor
Siang itu Steffy menghubungi Gabriel, menanyakan status hubungan mereka berdua yang semakin hari semakin tidak terlihat sebagai kekasih, wanita muda tersebut sebenarnya ingin menyerah dengan hubungan mereka, namun Gabriel berulang kali meyakinkan kekasihnya jika setelah semua urusan selesai, dia akan segera mengumumkan pernikahannya, namun akhir-akhir ini Gabriel terlihat sibuk dan jarang menghubungi Steffy. Akhirnya panggilan video Steffy ambil untuk menenangkan pikirannya yang mulai tidak percaya pada Gabriel."Honey apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Ini sudah 5 tahun berlalu sejak pertunangan kita, kapan kamu mau menikahiku."Nada kesal keluar dari bibir wanita muda tersebut, Gabriel yang sedang menikmati istirahat siangnya itu menghela napas panjang dia berusaha untuk tenang dan lembut kepada kekasihnya."Honney maaf ya bukan aku tidak suka jika kita nikah, aku bahkan ingin segera menikahi kamu agar kamu tidak jauh dariku, dan kita tinggal di Indonesia bersama aku, Akira dan
Pesta pernikahan Gabriel dan Steffy akhirnya selesai dengan meriah. Semua tamu sudah kembali ke kamar masing-masing, sementara Noah dan Akira juga bersiap untuk beristirahat.Akira masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah melepas riasannya, dia keluar dari kamar mandi dan berjalan ke balkon kamar mereka. Udara malam London terasa sejuk, tetapi ada sesuatu yang membuat Akira merasa tidak nyaman.Saat dia berbalik, seseorang sudah berdiri di pintu balkon.Seorang wanita cantik dengan gaun merah darah, tersenyum miring dengan tatapan penuh arti."Akhirnya, aku bisa melihat langsung wajah wanita yang merebut posisi yang seharusnya milikku," ucapnya dengan suara yang terdengar tenang, tetapi penuh racun.Akira mengernyit. "Siapa kamu?"Wanita itu terkekeh pelan. "Sudah kuduga, kau tidak mengenaliku. Wajar saja, karena aku telah mengubah segalanya, bahkan wajahku. Tetapi aku sangat mengenalmu, Akira Putri Hermawan… atau lebih tepatnya, Akira Mahendra."Akira menegang. Wanita ini tah
Setelah pertemuannya dengan Siska di kafe, Akira tidak bisa tinggal diam. Wanita itu jelas-jelas berusaha menghancurkan rumah tangganya. Namun, Akira bukan tipe wanita yang akan menyerah begitu saja.Dia kembali ke kantor Noah dengan ekspresi serius. Saat dia masuk ke ruang kerja suaminya, Noah sudah menunggunya di sana dengan wajah penuh kekhawatiran."Bagaimana? Apa dia mengancammu lagi?" tanya Noah begitu Akira duduk di hadapannya.Akira mengangguk. "Dia memberiku foto-foto palsu, Noah. Foto kamu di kamar hotel dengan seorang wanita. Dia ingin aku meninggalkanmu."Noah menghela napas panjang. "Dan aku yakin itu rekayasa. Aku bahkan tidak pernah masuk ke kamar hotel mana pun selain kamar kita."Akira tersenyum tipis. "Aku tahu. Aku tidak pernah meragukanmu, Noah. Tapi kita harus membalasnya. Aku tidak bisa membiarkan dia mengendalikan keadaan seperti ini."Noah menatap istrinya dengan kagum. Dia tahu Akira bukan wanita lemah yang bisa dipermainkan."Apa rencanamu?"Akira menatapnya
Meskipun Siska telah dipermalukan di depan umum dan ditangkap karena kasus fitnah serta pencucian uang, nyatanya perang belum berakhir. Setelah beberapa minggu ditahan, Siska berhasil keluar dengan bantuan seseorang yang lebih kuat dari yang mereka duga.Akira dan Noah belum mengetahui bahwa Siska kembali bebas. Mereka terlalu sibuk dengan bisnis serta kehidupan keluarga mereka yang tampaknya kembali damai.Namun, di balik semua itu, Siska tengah merencanakan pembalasan yang jauh lebih licik.Di sebuah vila mewah yang tersembunyi di pinggiran Jakarta, Siska duduk di hadapan seorang pria yang mengenakan jas hitam dengan ekspresi dingin."Aku sudah membantumu keluar dari penjara. Sekarang, apa yang bisa kamu lakukan untukku?" suara pria itu berat dan penuh kuasa.Siska tersenyum licik. "Aku ingin menghancurkan Noah Mahendra dan istrinya. Dan aku tahu kamu juga memiliki kepentingan dalam hal itu."Pria itu menatapnya dengan tajam. "Noah memang penghalang bagiku. Tapi kamu harus punya ren
Setelah kejatuhan Siska, Akira berpikir bahwa masalah telah selesai. Namun, ia tidak menyadari bahwa Anton Wijaya, pria yang sebelumnya bekerja sama dengan Siska untuk menghancurkan Mahendra Corporation, kini mengalihkan perhatiannya ke arah lain.Anton selalu melihat Akira sebagai wanita istimewa. Kecerdasannya, ketegasannya, dan keberaniannya dalam menghadapi berbagai konflik membuat Anton penasaran. Dia bukan hanya ingin menjatuhkan Akira, tapi juga ingin memilikinya.Dan kali ini, Anton tidak akan menggunakan cara kotor seperti Siska. Dia akan mendekati Akira dengan cara yang lebih halus—dengan rayuan berbisa dan tipu daya yang sulit diduga.Beberapa hari setelah penangkapan Siska, Akira menghadiri acara gala yang diadakan oleh asosiasi bisnis ternama di Jakarta. Acara ini mempertemukan para pengusaha besar untuk menjalin kerja sama dan memperluas jaringan bisnis.Noah tidak bisa hadir karena ada pertemuan penting dengan mitra luar negeri, jadi Akira datang sendiri sebagai perwaki
Anton Wijaya akhirnya jatuh. Dalam waktu singkat, bisnisnya runtuh, reputasinya hancur, dan dia harus menghadapi tuntutan hukum atas berbagai skandal yang terbongkar.Akira bisa bernapas lega. Untuk sementara.Namun, dia tahu permainan belum selesai.Karena orang seperti Anton tidak mungkin bergerak sendiri.Dan dugaannya benar.Seseorang yang lebih berbahaya kini mulai menunjukkan dirinya—seseorang yang selama ini bersembunyi di balik layar, menunggu momen yang tepat untuk menyerang.Satu minggu setelah skandal Anton pecah, Akira sedang bekerja di kantor saat sebuah paket misterius tiba di meja sekretarisnya.Tidak ada nama pengirim.Isinya hanya sebuah flash drive kecil.Akira merasa curiga. Tapi, sebagai seseorang yang sudah terbiasa menghadapi berbagai intrik bisnis dan politik, dia tidak panik.Dia membawa flash drive itu ke ruangan pribadinya, memasukkannya ke dalam laptop yang sudah dilengkapi sistem keamanan ketat, lalu membuka isinya.Sebuah video mulai diputar.Layar menunju
Setelah pertemuannya dengan Aleksander, Akira tahu satu hal dengan pasti—pria itu bukan hanya sekadar ancaman bisnis. Dia adalah seseorang yang memiliki kekuasa, kecerdasan, dan cara bermain yang berbeda dari musuh-musuh sebelumnya. Aleksander tidak seperti Anton Wijaya yang menggunakan trik murahan. Dia juga tidak seperti Charles Mahendra atau Roman Vasilyev yang hanya mengandalkan kekuatan dan kekerasan. Aleksander adalah seseorang yang menikmati permainan. Dan dia baru saja mengundang Akira ke dalamnya. Malam itu, setelah pulang dari pertemuan, Akira langsung menemui Noah. Saat ia masuk ke dalam kamar mereka, Noah sudah duduk di sofa, menunggunya dengan ekspresi serius. "Jadi, bagaimana pertemuan dengan Aleksander?" Akira melepas mantelnya dan duduk di sebelah suaminya. "Dia menantangku secara langsung. Dia ingin aku ikut bermain dalam permainannya." Noah menatap istrinya dengan mata tajam. "Permainan seperti apa?" Akira menghela napas. "Dia ingin menguji aku. Dia tahu aku
Langit senja di atas markas bawah tanah Phoenix of Gold tampak membara keemasan, seolah mencerminkan semangat baru yang menggelegak di dalamnya. Arka Mahendra, kini berusia tujuh belas tahun, berdiri gagah di hadapan peta digital raksasa yang menampilkan pola satelit global. Di belakangnya, puluhan anggota Operasi Prometheus menunggu komando dengan mata penuh keyakinan.“Dragunov belum benar-benar mati,” ujar Arka tegas. “Mereka hanya berganti wajah.”Seseorang dari barisan depan mengangkat tangan. “Apa maksudmu, Kapten?”Arka menoleh. Di layar, muncullah simbol aneh yang baru-baru ini muncul dalam komunikasi terenkripsi di dark web: lingkaran berputar dengan huruf ‘H’ menyala merah. Helix.“Program Helix adalah warisan terakhir mereka. Sebuah AI global yang mereka bentuk selama bertahun-tahun, tersembunyi dalam jaringan satelit, lembaga keuangan, bahkan institusi pemerintahan,” jelas Arka. “Jika mereka berhasil mengaktifkannya sepenuhnya, seluruh dunia akan tunduk pada kendali ekonom
Malam itu, markas utama Phoenix of Gold diselimuti aura kesiagaan tinggi. Core Site Zero yang berada di bawah tanah Pegunungan Alpen kini menjadi jantung pertempuran baru dunia teknologi dan kekuasaan. Arka Mahendra, putra sulung Noah dan Akira, berdiri di ruang strategi yang diterangi cahaya holografik biru. Usianya baru enam belas tahun, namun pandangannya tajam dan penuh ketegasan seperti ayahnya."Target utama kita adalah menghancurkan jaringan sisa Dragunov yang bersembunyi di bawah organisasi Black Vortex," ujarnya tegas kepada tim elit Prometheus—unit rahasia Phoenix of Gold yang dipimpinnya.Di sisi lain dunia, para pemimpin negara-negara besar berkumpul dalam sidang darurat Dewan Keamanan Global. Mereka resah. Perusahaan yang dulu bernama Mahendra Corp kini telah berevolusi menjadi kekuatan negara digital bernama Phoenix of Gold. Dengan armada teknologi canggih, mata-mata AI, dan sistem pertahanan luar biasa, Phoenix bukan lagi sekadar korporasi—ia telah menjadi entitas berda
Subuh belum sepenuhnya menggantikan kegelapan saat pasukan muda Phoenix bersiap di pelabuhan udara utama. Di langit, zeppelin raksasa berbentuk phoenix—Aurora Prime—sudah menyala, siap membawa mereka ke bawah laut Atlantik, menuju Core Site Zero.Arka Mahendra berdiri di depan pasukannya, mengenakan seragam taktis berlapis serat Helium-9, ringan tapi kuat sekeras titanium. Lambang Phoenix of Gold bersinar lembut di dadanya.“Semua sistem cek!” seru Arka.Para anggota tim muda itu segera melaporkan. Ini bukan latihan. Ini adalah operasi nyata—dan seluruh dunia mengintip.Noah dan Akira berdiri tidak jauh, mengawasi."Noah," bisik Akira, "apa kita tidak terlalu membebani Arka?"Noah menggeleng pelan, matanya tetap tertuju pada putra sulung mereka."Dia harus belajar, Akira. Dunia ini bukan lagi tempat yang ramah. Kita tidak bisa melindunginya selamanya."Akira menggenggam tangan suaminya erat.Di atas panggung kecil, Arka mengangkat komunikatornya."Operasi Prometheus—Start!"Zeppelin r
Malam itu, markas besar Phoenix of Gold masih bermandikan cahaya holografik, seolah bintang-bintang turun dari langit untuk menyaksikan kebangkitan era baru. Namun, di balik euforia itu, ketegangan mulai mengendap di bawah permukaan.Di ruang rapat utama, Noah duduk di depan meja bundar raksasa. Layar di sekeliling menampilkan gambar-gambar yang berubah cepat: berita dunia, pesan diplomatik, hingga laporan ancaman.Phoenix baru saja lahir sebagai negara digital, tetapi dunia lama tidak tinggal diam."Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan Uni Eropa sudah mengeluarkan pernyataan resmi," lapor Gabriel, kepala intelijen. "Mereka tidak mengakui kedaulatan Phoenix. Mereka menganggap ini pemberontakan teknologi."Noah mengetukkan jarinya di meja. "Seperti yang kita duga.""Lebih buruk lagi," tambah Vanya, berdiri di sudut ruangan. "Beberapa negara berusaha menyusup lewat dunia maya. Mereka meluncurkan virus generasi baru—dirancang khusus untuk menghancurkan Helios dari dalam."Akira, yang du
Angin dingin Balkan menggigit kulit saat tim ekspedisi Phoenix mendarat di dataran tinggi berlapis salju. Di antara kabut pekat, berdiri benteng tua yang kini menjadi markas Dragunov—pusat operasi rahasia musuh.Arka mengenakan seragam tempur khusus Phoenix: serat karbon ringan, dilapisi nano-armor. Di pundaknya, emblem Phoenix bersinar redup.Vanya di sampingnya, membawa konsol portable. Di belakang mereka, regu elit Orion Unit bergerak tanpa suara."Target kita ada di ruang bawah tanah kompleks itu," bisik Vanya. "Mereka mencoba memanipulasi sinyal Helios menggunakan Resonator—sebuah alat frekuensi balik yang bisa membuat Helios meledak."Arka mengangguk. "Waktu kita sedikit. Serang cepat, akurat, dan bersih."Mereka bergerak menyusuri lereng curam, menembus hutan gelap, hingga akhirnya mencapai perimeter luar benteng.Arka memberi isyarat.Tiga... Dua... Satu.Bom EMP mini diledakkan, memutus semua listrik di area luar. Dalam hitungan detik, mereka menyusup masuk ke dalam.Koridor
Seminggu telah berlalu sejak penyelamatan Talia. Meskipun luka-lukanya mulai membaik, trauma yang ditinggalkan oleh para penculik masih melekat. Akira memutuskan untuk memberinya waktu istirahat penuh, menghindarkannya dari segala rapat strategis.Namun di balik dinding kaca Phoenix Headquarters, badai tengah mengumpul.Sejumlah negara, dipimpin oleh Eropa Timur dan beberapa pihak dari Asia Tengah, membentuk koalisi darurat—menuntut audit terbuka terhadap teknologi Phoenix of Gold. Mereka menganggap perusahaan yang dulunya adalah Mahendra Corp itu telah berubah menjadi kekuatan supranasional yang tak bisa diawasi.“Kita menjadi trending topic bukan karena pujian saja,” kata Noah dalam rapat utama. “Tapi juga karena rasa takut. Dunia melihat kita sebagai ancaman baru.”Arka duduk tak jauh dari ayahnya, ekspresinya kaku. Ia telah mempelajari reaksi publik, membaca lebih dari dua ratus artikel opini dalam empat hari terakhir. Kesimpulannya hanya satu—Phoenix mulai kehilangan kendali atas
Senja menyelimuti markas utama Phoenix of Gold. Gedung kaca yang menjulang tinggi itu memantulkan warna jingga dari matahari yang perlahan tenggelam. Di dalam ruang observasi, Arka duduk diam menatap layar hologram, meninjau ulang data-data yang berhasil direbut dari Leo.Di sampingnya, Vanya membungkuk memeriksa pola-pola anomali dalam algoritma yang digunakan Leo untuk menyalin blueprint milik Hydra Star Corp.“Leo bekerja sendiri?” tanya Vanya, masih menatap layar.Arka menggeleng pelan. “Enggak. Pola enkripsinya bukan gaya Leo. Ini lebih kompleks. Lebih... khas Dragunov.”Vanya menegakkan tubuh. “Tapi Dragunov udah dihancurkan, Ka. Kita sendiri yang mengakhiri jaringan mereka.”Arka mengangguk. “Iya. Tapi sisa-sisanya masih berkeliaran. Dan aku curiga... mereka tidak pernah benar-benar hancur. Hanya bersembunyi.”Belum sempat Vanya menjawab, pintu ruang observasi terbuka cepat. Gabriel masuk dengan ekspresi tegang.“Kalian harus lihat ini.”Mereka mengikuti Gabriel menuju ruang ko
Tiga minggu telah berlalu sejak insiden pelabuhan. Dunia mulai menaruh perhatian besar pada dua sosok remaja jenius, Arka Mahendra dan Vanya Laurent. Tak hanya karena keberanian mereka melawan jaringan Black Shadow, tetapi karena simbol baru yang mereka wakili—harapan generasi masa depan.Media internasional menjuluki mereka sebagai Phoenix Twins, mengacu pada nama perusahaan keluarga Arka, Phoenix of Gold, dan kebangkitan mereka dari ancaman masa lalu. Namun, bagi Arka, popularitas bukanlah sesuatu yang ia nikmati. Ia lebih memilih duduk di ruang riset, berkutat dengan sistem keamanan, memantau jejak sisa kelompok Rio yang kini menghilang dari radar.Sementara itu, Vanya, yang mulai tinggal di markas Phoenix sebagai bagian dari program rehabilitasi dan perlindungan, tak kunjung merasa nyaman. Meskipun Arka membelanya di depan seluruh dewan direksi Phoenix, beberapa anggota senior perusahaan—terutama dari pihak investor lama Mahendra Corp—masih mencurigainya.
Pagi itu, langit kota London terlihat kelabu. Kabut menyelimuti kaca-kaca pencakar langit, seolah menyembunyikan sesuatu yang lebih besar dari sekadar perubahan cuaca. Di salah satu ruangan paling aman di markas Phoenix of Gold, Arka sedang bersiap untuk melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya—keluar dari perlindungan ayahnya.Ia telah meretas jalur khusus di dalam sistem bawah tanah milik Phoenix. Jalur itu dulunya hanya diketahui oleh Noah dan Gabriel, namun kini Arka telah berhasil menciptakan duplikat pintu masuk virtualnya sendiri. Ia tahu, jika ia ingin menyelamatkan Vanya dan menghentikan Rio, ia harus melangkah seorang diri.Dengan mengenakan pakaian khusus berteknologi ringan dan chip identifikasi palsu, Arka menyelinap keluar melalui lorong belakang, diiringi suara langkah robot pengawas yang nyaris tak terdengar. Ia tidak meninggalkan pesan, kecuali surat di bawah bantalnya yang bertuliskan satu kalimat,"Jangan cari aku. Aku akan kembali saat sudah bisa m