Share

Bab 10

Penulis: Suci Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-25 22:19:19

Kevin mengerang kesakitan sambil memegang pinggang seiring dengan jantung yang berdetak kencang disertai keringat dingin mengucur di dahi.

Perlahan kedua matanya terbuka lebar dan menyisir sekitar memastikan dirinya berada di mana. Sejenak ia terdiam, mengingat apa yang sudah terjadi. Setelah mandi tadi ia berbaring, lalu terlelap.

Embusan napas kasar lolos begitu saja dari mulutnya. "Ya, Tuhan ... rupanya mimpi." Mimpi yang menurutnya buruk. Bagaimana tidak? Dalam mimpi saja diamnya Alana membuat dirinya takut. Takut Alana pergi dari hidupnya. Bagaimana kalau nyatanya Alana tahu? Tidak! Kevin menggeleng cepat.

Perlahan Kevin bangkit. Dorongan Alana dalam mimpi rupanya membuat Kevin terjatuh dari kasur. Kevin tersenyum sarkas sambil menggeleng.

Mata Kevin tertuju pada box bayi. Ia mengamati sambil menghampiri. Kosong. Alina ke mana? Batinnya.

Kevin bergegas membuka lemari pakaian Alina, mencari tas bayi. Nihil. Tidak ada tas Alina di sana. Kevin segera meninggalkan kamar. Ia berl
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 85

    Alana hanya diam berdiri sambil mendengarkan kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Yuni, bahkan ia tidak peduli dengan posisi Yuni yang tengah bertekuk lutut sambil memeluk kakinya. Tak hanya Yuni, tetapi Yunia juga. Namun, ia tak menampik jika hatinya berdesir mendengar pengakuan Yuni. Ya, Yuni mengatakan jika Melani sudah menipunya. Tak hanya perkara anak saja, Melani yang mandul sudah mengambil alih rumah dan perusahaan milik Kevin. Walaupun Kevin berhasil menjebloskan Melani ke dalam penjara, perusahaan dan harta lainnya tak bisa lagi didapat karena Melani sudah menjualnya kepada seorang mafia yang membuat Kevin dan keluarga tak mungkin bisa menebusnya."Maafin Ibu, Nak, maafin Ibu ...." Yuni berucap lirih, lalu terisak. Alana menarik napasnya dalam-dalam, lalu berkata, "Bangunlah!""Tidak! Ibu tidak akan bangun sebelum kamu memaafkan Ibu, Nak!" Yuni semakin mengeratkan pelukannya. Alana mengembuskan napas kasar, "Saya ada rapat penting sekarang. Jadi, lebih baik Ibu perg

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 84

    Jam sepuluh pagi Alana beserta keluarga sudah berada di kantor polisi. Alana dan ketiga putrinya sedang menunggu di ruang besuk. Tidak berselang lama Kevin datang. Alangkah terkejutnya Ilana saat melihat wajah Kevin yang penuh dengan luka memar. "Muka Papi kenapa?" Ilana setengah histeris. Kevin tersenyum. Sekilas ia melihat ke arah Alana, lalu menjawab, "Papi jatoh, Nak. Jangan khawatir, sebentar lagi juga sembuh. Apalagi kalian datang jenguk Papi sekarang."Kevin duduk di hadapan ketiga putrinya. "Apa kabar kalian? Gimana sekolahnya?""Kalo kabar kita gak baik, gak mungkin kita ke sini kali!" ketus Liana yang dibalas senyum oleh Kevin. Ia tahu betul mengapa putri pertamanya itu bersikap demikian. Kevin menatap ketiga putrinya bergantian. "Papi minta maaf. Maaf atas semua sikap Papi selama ini. Dan mulai sekarang ... izinkan Papi menebus semua kesalahan itu sama kalian.""Sama Mami juga." Kevin beralih menatap Alana. Alana yang sedang asyik bermain dengan ponselnya sejenak terdi

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 83

    Bugh! Bogem mentah Rey berhasil melumpuhkan Kevin. Pria itu tersungkur."Kamu tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" Rey tampak panik. Pria itu mengamati Alana dari rambut hingga ke kaki, bahkan memutar badan Alana. "Ya ampun, Kak, aku tidak apa-apa. Untung Kakak datang tepat waktu."Rey membawa Alana ke dalam pelukannya. "Syukurlah."Belum puas, Rey kembali menghampiri Kevin yang sedang berusaha berdiri. Tangan kekarnya menarik kerah Kevin dan bogem itu kembali Rey berikan. "Kau pria tak tau diri! Kau pantas mati!" seru Rey. Dalam kepayahan, Kevin mencoba melawan dan berkata, "Dia istriku! Sebaiknya kamu jangan ikut campur!"Lagi, Rey bertubi-tubi meninju wajah serta bagian perut yang membuat Kevin benar-benar ambruk tak berdaya. Pria itu babak belur dengan darah yang ke luar dari pelipis dan sudut bibir. "Sudah Kak, cukup!" Alana menarik lengan Rey. "Apa? Kamu masih peduli sama pria ini, iya?!" Rey meradang. Alana menggeleng cepat. "Tidak, bukan begitu! Bagaimana kalau Mas Kev

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 82

    Alana mengembuskan napas kasar. Memang tidak ada salah Kevin menemui putri-putrinya. Akan tetapi, Alana akan lebih menghargai jika saja Kevin bertanya dan meminta izin terlebih dahulu kepadanya. Ditambah lagi saat pagi bukanlah waktu yang tepat."Darimana dia tahu alamat ini?" tanya Rey. Alana mengerutkan kening. "Sepertinya dari Yunia."Rey hanya mengangguk saja, lalu melihat ke belakang. "Kalian tidak turun?"Liana menggeleng. Gadis itu bersilang dada sambil berkata, "Sekarang papiku hanya Om Rey."Mendengar itu membuat Rey tersenyum. Rupanya Liana begitu membenci Kevin. Ya, wajar saja. "Lalu, kamu?" tanya Rey kepada Alina. Alina yang tidak mengerti tentu saja balik bertanya. "Emangnya Om itu siapa?"Alina bertanya seperti itu tentu saja membuat Alana turut menoleh. Wanita cantik itu sangat memaklumi jika Alina tidak mengenali Kevin, karena pasalnya Alina masih sangat kecil untuk mengingat wajah Kevin. "Om itu orang jahat. Bukan siapa-siapa!" jawab Liana cepat. "Mi, suruh Ilana

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 81

    "Tunggu!" Liana berteriak sambil mengejar Rey. Pun dengan kedua adiknya. Rey menoleh. "Ada apa, hem?""Om kenapa pergi? Kan, kita belum kasih jawaban," kata Liana. Rey mengernyitkan dahinya. Bukankah sikap mereka tadi adalah jawabannya? Pikir Rey. "Jadi?" tanya Rey memastikan. "Kita mau Om Papa yang jadi Papa kita," jawab Ilana sumringah. Rey tersenyum. Akan tetapi, pria tampan itu kembali memastikan kalau saja ia salah dengar. "Coba ulangi lagi!""Kita mau Om Papa nikah sama mami!" serempak ketiganya. Rey tersenyum lebar dan memeluk mereka bergantian. "Ada apa ini? Tampaknya lagi senang. Udah dapat lotre?" tanya Alana yang baru saja datang dari arah dapur. Rey dan tiga gadis itu menoleh. Rey yang ingin membahas hal itu hanya berdua dengan Alana saja meminta calon anak tirinya itu untuk ke kamar masing-masing. Setelah memastikan ketiganya pergi, Rey menuntun Alana menuju balkon. "Ada apa, sih, Kak?""Duduk dulu!" Rey menuntun Alana untuk duduk di sofa yang ada di sana. Rey

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 80

    Suara Yunia bergetar, bahkan kedua matanya berkaca-kaca saat menceritakan bagaimana kehidupannya setelah menikah. Cerita Yunia tentu saja membuat Yuni dan Kevin sedih sekaligus sakit hati. Sang ibu dan kakaknya itu menitikkan air mata. "Ibu sangat menginginkan cucu laki-laki, kan?" tanya Yunia sambil tersenyum getir. Yuni mengangguk pelan. "I-iya, Nak. Tapi ...,""Tapi, sayangnya putraku sudah tiada," ucap Yunia cepat. Yuni terhenyak. Pun dengan Kevin."Dan Ibu tau ... siapa yang sudah menyelamatkan hidupku setelah aku dibuang ke jalanan? Siapa yang sudah menyelamatkan nyawaku? Dan siapa yang sudah membuat akal sehatku mejadi waras lagi karena perlakuan buruk suamiku dan keluarganya? Yunia menggeleng pelan. "Kak Alana, Bu ... Kak Alana!"Yunia menambahkan jika keluarga Alana sangat baik kepadanya. Ia diperlakukan seperti keluarga sendiri tanpa melihat celah dan salah yang sudah ia perbuat dahulu kepada Alana. Yuni melongo. "A-Alana? Ja-jadi berarti tadi Ibu tidak salah lihat? Or

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status