Share

Bab 35

Author: Suci Komala
last update Huling Na-update: 2024-11-16 17:38:52

"Alana?! Bisa jaga anak, tidak?" Yuni tiba-tiba masuk kamar.

Alana yang sedang merapikan mainan terhenyak dan panik melihat Ilana menangis. Ia melangkah cepat menghampiri.

"Ada apa, Bu?"

"Kevin sama Melani mau ke Bali, mau baby moon. Anakmu merengek mau ikut!"

Alana merangkul kedua putrinya. "Maaf, Bu. Yang penting, kan, mereka gak ikut, Bu!"

Yuni mendelik. Wanita yang sudah memiliki keriput di wajahnya itu malah menghardik. "Memang tidak ikut. Dengan nangisnya anakmu, di sana Kevin pasti kepikiran. Bukannya senang-senang sama Melani malah banyak ngelamun!" Yuni membuang mukanya seraya pergi.

Alana menghela napas. Kedua putrinya ia peluk, lalu melerainya.

"Siapa yang mau ikut sama Mami jalan-jalan?!" tanya Alana penuh semangat.

"Mau!" jawab Liana cepat.

Ilana yang masih menangis pun turut bicara. "Ke mana, Mi?"

"Terserah! Yang jelas jangan ke luar negeri. Ke kebun binatang? Ke pantai? Ke villa? Pokoknya terserah Ila dan Kak Ana, deh!"

Ilana mengusap air matanya seiring dengan ta
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 79

    Semua sudah kembali ke kantor dan sedang bersiap untuk bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing, termasuk Kevin. "Apa maksudnya kamu bersikap seperti tadi?" tanya Lee. Kevin hanya menoleh sekilas, lalu menjawab, "Sorry, Sir. Saya tidak bisa konsentrasi."Lee tersenyum mencibir. "Memalukan!""Ada hubungan apa you sama Nyonya Alana?" timpal Lian. Mendengar pertanyaan Lian membuat salah seorang staf wanita menghampiri. "Iya, ada huhungan apa? Kenapa tadi berteriak memanggil orang nomor satu di perusahaan ini seperti itu? Gak takut dipecat?"Semua orang menatap Kevin dengan rasa penasaran. Kevin membalas tatapan mereka satu persatu, kemudian berdiri. Disaat yang bersamaan Alana dan Rey datang. "Sebelumnya saya minta maaf karena sikap saya sudah membuat gaduh. Itu karena ...." Kevin terdiam. "Saya salah orang. Saya pikir Nyonya Alana istri saya yang sudah lama pergi. Wajahnya mirip sekali," lanjutnya. Lian mengernyit. "Nama istri you juga sama?"Kevin tersenyum canggung. "Ah, t

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 78

    "Ikut sama Mas!" Kevin menarik lengan Alana. Alana terhunyung. "Aww! Sakit, Mas, lepas!"Rey dengan cepat melepas tangan Kevin dan mendorongnya. Tubuh Rey yang lebih tinggi dan kekar dari Kevin tentu saja mampu membuat pria itu terjatuh. Tak cukup sampai di situ, Rey mencengkeram kerah Kevin dan menariknya menjauh dari Alana. Sikap Rey tentu saja membuat Alana terkejut. Namun, mungkin itu bentuk perlindungan, pembelaan, serta kepedulian kepadanya. Jadi, Alana memilih diam. Rupanya Rey membawa Kevin ke lorong kantor. "Dengar! Jangan lagi berani mendekati Alana!""Ada hubungan apa kau dengan istriku?!" tanya Kevin dengan napas memburu. Rey mempererat cengkeramannya. "Hahaha ... masih bermimpi rupanya. Alana sudah bahagia tanpamu, pria bodoh! Jadi, jangan lagi berani mendekati Alana atau nyawa ibu dan adikmu yang jadi taruhannya. Mengerti?!"Mendengar ancaman itu membuat kedua mata Kevin terbelalak, antara kaget dan marah. "Satu lagi .... Semua orang pasti bertanya kenapa kamu mema

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 77

    Alana sudah memberi sambutan. Saatnya masing-masing divisi mempresentasikan kinerjanya. Tibalah giliran Kevin. Semula pria itu dengan percaya diri berjalan ke arah monitor, bahkan tangan pun sudah menggenggam remote pointer. Namun, bibirnya tiba-tiba terasa kelu saat tak sengaja ia melihat Rey mencium punggung tangan Alana. Kedua mata Kevin memanas, apalagi Alana membalasnya dengan senyuman manis. Dadanya terasa sesak karena menahan rasa cemburu. Kevin menggenggam remote itu erat-erat. "Ayok dimulai!" bisik Lee. Kevin mencoba acuh, lalu menarik napas dalam-dalam. "Se-selamat siang." Suara Kevin sungguh terdengar terbata dan bergetar. Namun, rasa penasaran yang meraja dengan apa yang dilakukan oleh Alana dan Rey membuat pandangan Kevin kembali tertuju kepada mereka. Kevin melihat jika Alana sedang menikmati jamuan dan sialnya Rey mengusap sudut bibir Alana. Brak! Kevin melempar remote ke atas meja. "Maaf, saya tidak bisa!" ucap Kevin, lalu meninggalkan ruangan. Tindakan Kevi

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 76

    Hari berganti. *Di sebuah perusahaan - LANS Grup. "Tolong persiapkan diri kalian! Siang ini kita akan kedatangan orang penting!" ucap Lee, seorang menejer pemasaran."Dan kamu, Kevin!" lanjutnya menunjuk, "apa bahan presentasinya sudah siap?""Sudah, Sir. Semua dokumen sudah ada di ruang miting."Lee mengangguk, lalu pergi. Puk! Lian menepuk pundak Kevin. "Kenapa tegang gitu? I yakin you bisa. Bukankah you mantan pemilik perusahaan?"Kevin tersenyum samar. "Ya, betul. Tapi, paling tidak bos berpikir ulang. Saya sendiri baru dua bulan masuk perusahaan ini dan tentu saja aturan dan sistem di sini jauh lebih dari kata bagus dan kita bergerak dalam bidang yang berbeda dengan perusahaan saya dahulu."Lian hanya mengangguk saja dan kembali menepuk pundak Kevin seakan-akan memberi semangat. Tepat pukul 10:00 waktu Singapura, semua staf sudah berdiri berjejer di area lobi untuk menyambut tamu penting itu. Dari kejauhan, tampak mobil mewah berwarna hitam memasuki gerbang dan berhasil me

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 75

    Lima tahun berlalu. "Kalian jangan sedih lagi!"Suara bariton berhasil membuat Alana, Liana, Ilana dan Alina menoleh. Mereka tersenyum melihat siapa yang datang. "Papa!" sorak Alina senang sambil berlari menghampiri diikuti oleh kedua kakaknya. "Om udah pulang rupanya. Mana oleh-oleh buat aku?" cecar Liana. "Buatku juga, mana?!" timpal Ilana. Alana mengusap batu nisan di hadapannya, lalu berdiri dan turut menghampiri. "Eh, masa sambutannya begitu. Mami gak ajarin kalian seperti itu, loh!"Ketiga putri Alana terkekeh-kekeh. Lain halnya dengan pria tampan yang sedang merangkul ketiganya. "Tidak apa-apa. Aku memang sudah siapkan hadiah buat mereka, kok."Alana hanya bisa pasrah. Rey --pria kedua setelah ayah Rey yang dekat dengannya, kini berhasil menjelma menjadi sosok ayah untuk ketiga putrinya. "Kok, tau kami di sini?" tanya Alana. "Sekuriti bilang kalian berangkat lebih pagi karena katanya mau ke pemakaman dulu."Alana tersenyum. "Anak-anak lagi kangen sama Bi sum. Maklum sa

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 74

    "Loh, Pak Kevin?!" Toni terperangah saat dirinya hendak ke luar akan pulang. "I-ini beneran Bapak? Anda sudah sehat?" ucapnya lagi sembari mengamati Kevin. Kevin menerobos masuk, tak peduli dengan ocehan Toni. Toni pun akhirnya mengikuti langkah Kevin. "Saya ambil kuncinya dulu, Pak," kata Toni, saat melihat Kevin hendak masuk ruangannya. Tidak berselang lama Toni datang membawa kunci, bahkan dirinya yang membuka. Tiba di ruangan, Kevin lekas berdiri di depan brankas dan mencoba membukanya. Sampai dua kali Kevin mencoba membuka, tetapi tidak bisa. "Ada yang mengganti PIN'nya?""Selama Anda tidak masuk kantor, tidak ada yang berani masuk, Pak. Lagipula, ruangan Bapak saya kunci," jawab Toni, "Mungkin PIN yang Anda masukan salah, Pak. Maaf, silakan diingat-ingat lagi," lanjut Toni. Pernyataan Toni benar adanya. Kevin terdiam mencoba mengingat. Setelah sekian lama, akhirnya Kevin berhasil membuka brankasnya. Diambilnya sejumlah uang dan menutupnya kembali. "Pak Toni, tolong pang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status