Share

Bab 16 : Diteror

Author: Wii
last update Huling Na-update: 2023-08-29 10:16:47

Aku baru saja sampai di rumah pukul 18.00 sore. Namun tiba-tiba, seseorang melemparkan sebuah batu dan hampir mengenai kepalaku. Aku menoleh ke arah belakang, tapi orang yang melempar batu itu langsung berlari. Aku mencoba mengejarnya, namun dia sudah menghilang lebih cepat dari dugaanku.

Kesal sekali rasanya. Baru saja pulang kerja, masih merasa lelah, sampai di rumah mendapatkan kejutan seperti ini. Entah siapa orang iseng itu. Kalau aku tahu siapa orangnya, mungkin sudah kuseret keliling komplek.

Aku mengambil batu itu dan membuangnya. Kemudian aku masuk ke rumah untuk membersihkan diri.

Ting!

Satu notifikasi masuk ke ponselku. Aku yang hendak masuk ke kamar mandi pun terpaksa memeriksa ponselku. Barangkali itu pesan dari Pak Cokro.

Namun, setelah kubaca, ternyata pesan itu dari nomor asing. Pesan itu berisi ancaman yang ditujukan untukku.

[Dasar cewek nggak tahu diri! Lihat aja, kamu nggak akan pernah hidup tenang! Aku bakal balas dendam sama kamu! Hati-hati!]

Kuhela napas panjang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 43 Rencana Alma

    Malam itu, Alma tampak gelisah. Ia mondar-mandir di dalam kamar, seperti sedang berperang dengan pikirannya sendiri. Tatapannya tak lepas dari layar ponsel yang berkali-kali menyala lalu kembali padam. Sesekali, ia mendesis pelan—seolah kesal pada dirinya sendiri.Beberapa menit berlalu. Alma akhirnya duduk di tepi ranjang, masih memandangi layar ponsel yang kini gelap. Ia termenung cukup lama sebelum akhirnya membuka kunci dan masuk ke aplikasi WhatsApp.Ia membuka kontak Ziva, lalu mengetik: “Ziva, aku mau bicara. Penting.”Namun, sebelum sempat mengirim, pesan itu ia hapus. Alma merasa janggal. Mengapa pikirannya terus dipenuhi bayangan masa lalu Athar dan Ziva? Perasaan itu semakin mengganggunya.“Aku memang benci sama Ziva… tapi aku juga nggak bisa pura-pura cuek soal masa lalunya Athar. Aku cuma pengin tahu, apa sebenarnya motif dia. Soalnya niat banget kayaknya mau jatuhin Ziva,” gumam Alma pada dirinya sendiri.

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 42 Berubah Arah

    Alma mengunci layar ponselnya dengan wajah murung. Jemarinya menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin, tapi tak sedikit pun ia berniat meneguknya. Matanya menatap kosong ke arah jendela kafe, namun pikirannya tertuju pada satu sosok—Ziva. Perempuan itu. Lagi-lagi perempuan itu yang berhasil membalikkan semua keadaan.Kursi di depannya ditarik dengan kasar. Alma menoleh dengan kesal, hanya untuk mendapati Athar yang duduk dengan wajah sumringah seperti biasa. Pria itu tampak santai, mengenakan kemeja putih bersih dengan jas abu-abu yang jelas-jelas bukan miliknya. Wangi parfum murahan yang menyengat membuat Alma mengernyitkan hidung.“Aku lihat, kamu mengirimkan pesan darurat. Ada apa?” tanya Athar sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Alma memelototinya. “Kamu serius tanya begitu? Apa kamu benar-benar nggak sadar kalau semua rencana kita berantakan?”Athar tertawa pelan. “Berantakan? Itu tidak mungkin. Rencana kali ini pasti

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 41 Dia mengaku

    Hari-hari setelah acara amal itu terasa lebih sunyi bagi Ziva. Meski dari luar ia tetap tersenyum dan bekerja seperti biasa, hatinya penuh dengan tanya yang belum menemukan jawaban. Surat yang ia terima dan tuduhan penyalahgunaan dana di tempat kerjanya dulu bukan kebetulan. Itu serangan terstruktur, dan ia tak ingin diam saja kali ini.Nathan menyadari perubahan Ziva. Ia mendekati Ziva di ruangannya, membawa dua gelas kopi dan selembar berkas.“Ini laporan internal dari yayasan tempat kamu bekerja,” katanya sambil meletakkan berkas itu di meja. “Aku punya teman di sana. Aku minta bantuannya.”Ziva menatap berkas itu dengan ragu, lalu membuka halaman demi halaman. Matanya membulat saat melihat cap yang tertempel di pojok kiri bawah.“Ini salinan palsu,” gumamnya. “Dokumen ini... ini bukan format yang biasa kami pakai. Dan... tanda tangan ketua yayasan, ini bukan tanda tangannya.”Nathan mengangguk. “Aku juga curig

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 40 Jatuhnya Harga DIri di Acara Amal

    Acara amal Yayasan Abigail malam itu digelar dengan kemewahan yang menyilaukan. Hotel Le Jardin Velour, tempat acara dilangsungkan, berdiri megah dengan balroom luas yang berhiaskan kristal dan cahaya keemasan. Para tamu berdatangan dalam balutan gaun dan jas formal, membawa serta nama besar masing-masing, termasuk Nathan dan Ziva.Ziva melangkah pelan di samping Nathan. Gaun navy yang membalut tubuhnya tampak elegan, dipadukan dengan hijab satin berwarna senada yang dililit rapi. Wajahnya terlihat sedikit gugup, tapi tetap memancarkan keanggunan yang sederhana. Nathan menggenggam tangannya, menyalurkan ketenangan."Tenang, kamu cantik malam ini," bisik Nathan sambil tersenyum kecil.Ziva membalas dengan anggukan pelan. "Aku takut, Nat... acara ini terlalu besar untukku."“Kamu nggak perlu takut. Aku di sini,” sahut Nathan. Ia memimpin langkah mereka masuk ke dalam ballroom.Di sisi lain ruangan, Alma berdiri deng

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 39 Jebakan Dalam Balutan 'Kebenaran'

    Di sudut kafe Ciel de Lumière, percakapan antara Alma dan Athar tak hanya membentuk aliansi, tetapi juga memulai babak baru dalam upaya menjatuhkan Ziva. Setelah ledakan kemarahan Alma reda, ia duduk lebih tenang, sementara Athar mulai memaparkan rencana liciknya dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian.“Aku sudah pikirkan ini semalaman,” ucap Athar sambil mengaduk kopinya. “Kalau kita menyerang Ziva dari luar, dia tidak akan goyah. Dia sudah cukup terbiasa disudutkan. Tapi kalau kita bisa menciptakan celah dari dalam dirinya sendiri, menciptakan rasa bersalah, bahkan rasa takut… dia akan mulai ragu. Dan dari situ, dia akan menarik diri.”Alma mengerutkan dahi. “Maksudmu?”“Aku tahu sesuatu yang tidak diketahui banyak orang, bahkan Nathan sekalipun,” kata Athar, sambil menyandarkan punggung dan melipat tangan di dada. “Ziva punya luka besar dari masa lalu. Dia mungkin terlihat kuat, tapi dia punya satu kelemahan—rasa bersalah. Aku ingin mem

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 38 Tak Terpengaruh

    Setelah pintu tertutup dan mobil para tamu melaju menjauh dari halaman, suasana rumah Nathan berubah menjadi lebih tenang, meskipun bayang-bayang ketegangan barusan masih terasa di udara.Ziva masih duduk di sofa, menunduk dalam diam. Tangan Nathan menggenggam tangannya erat, mencoba menyalurkan ketenangan lewat sentuhan. Leona dan Eric tetap duduk di kursinya masing-masing, saling berpandangan sejenak sebelum Leona akhirnya membuka suara.“Ziva,” ucapnya lembut, mendekat dan duduk di sebelah Ziva. “Aku ingin kamu tahu, apa pun yang barusan terjadi… itu bukanlah cerminan dari hati kami.”Ziva mengangkat wajahnya perlahan, menatap Leona dengan mata yang sedikit basah.“Kami tahu siapa kamu dari cara Nathan melihatmu,” lanjut Leona dengan senyum hangat. “Dari caramu bersikap, dari bagaimana kamu menjaga dirimu dan orang-orang di sekelilingmu. Statusmu, masa lalumu—itu semua bukan hal yang layak jadi bahan penilaian.”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status