Home / Romansa / Istri yang Tak Dihargai / Bab 30 Akhirnya Bertemu

Share

Bab 30 Akhirnya Bertemu

Author: Wii
last update Huling Na-update: 2025-05-09 13:00:34

Setiap malam, setelah bengkel mulai sepi dan Reza sibuk dengan motornya sendiri, Athar menyendiri di sudut tembok belakang, di mana sinyal cukup kuat. Ponsel android milik Reza, yang sudah mulai retak di ujung layar, kini jadi alat utama Athar melancarkan rencananya.

Ia membuat akun sosial media baru—dengan nama dan identitas palsu. Di akun itu, ia membentuk citra baru: pria sederhana, pekerja keras, spiritual, dan punya latar belakang keluarga terpandang yang merantau demi hidup mandiri. Ia memoles profilnya dengan foto-foto yang diambil dari internet—cukup meyakinkan untuk menarik perhatian seseorang seperti Alma.

Setelah berhari-hari mengamati aktivitas Alma, akhirnya Athar mulai melancarkan langkahnya.

Pesan pertamanya sederhana:

“Assalamualaikum, Mbak Alma. Saya tahu ini mendadak dan mungkin tidak sopan, tapi saya tertarik dengan beberapa pemikiran Mbak soal dunia pendidikan dan sosial. Kalau Mbak berkenan, saya ingin banyak belajar dari Mbak
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 47 Pesan Anonim

    POV: ZIVA“Kenapa nggak cerita?” Aku bertanya penuh dengan rasa penasaran.Selesai dengan drama kehadiran Gina, Nathan membawaku pergi—meninggalkan acara begitu saja. Dan dia membawaku ke taman kota. Untungnya Alma ada di sana dan dia yang menghandle semuanya. Alma juga mengirimkan pesan singkat bahwa Gina sudah pergi dari acara itu.Namun, masalah belum benar-benar selesai. Aku marah. Kali ini pada Nathan. Pria itu pandai sekali menutup masa lalunya. Bahkan aku sampai tidak pernah berpikir tentang mantan kekasihnya sebelum aku.Dan malam ini, aku menuntut jawaban darinya.“Kita janji untuk saling terbuka, tapi kamu malah nyembunyiin hal besar ini dari aku. Sementara aku… terbuka soal masa lalu aku sama Athar,” ucapku penuh penekanan. “Apa menurutmu ini adil buatku?”“Maaf.”“Untuk apa minta maaf?” tanyaku dengan nada sinis.Tangan hangatnya menggenggam erat tanganku—sangat erat—seolah menyalurkan rasa maaf itu padaku. Aku tahu, dia pasti memiliki alasan kenapa tidak menceritakan tent

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 46 Masa-Masa Indah?

    POV: ZIVAHari ini adalah hari terpenting dalam hidupku. Aku akan bertunangan dengan Nathan—pria yang tak pernah kuharapkan untuk datang dalam kehidupanku. Pria yang tak pernah bertemu denganku sebelumnya, tapi selalu mengerti bagaimana kondisiku. Selalu mempunyai cara bagaimana membuatku tersenyum bahagia.Dan ini adalah hari ke-tujuh setelah Athar ditahan. Sesekali, aku masih merasa takut—takut dia hadir kembali disaat aku sudah memulai hidup bahagia bersama Nathan. Namun, rasa takut itu selalu disingkirkan oleh rasa bahagia yang diciptakan Nathan.Hingga akhirnya, aku mampu untuk berdiri kembali—di depan cermin sambil memutar tubuhku yang terbalut dress berwarna pastel—senada dengan hijabku.“Kamu cantik banget.” Ucapan itu datang dari seseorang yang tadinya sangat membenciku—Alma.“Kamu juga cantik,” balasku sambil tersenyum menatap pantulan dirinya di cerminku. “Kapan kamu nyusul?”“Ntar aja deh

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 45 Masalah Utama Selesai

    Seminggu setelah acara tahunan itu, Athar mendadak hilang. Tak tahu dimana keberadaannya sekarang. Ia kabur disaat semua tamu menghujatnya tanpa henti. Bahkan ia tega mendorong Rahma hingga kepalanya membentur lantai podium.Ziva segera membawa Rahma ke rumah sakit karena mengalami pendarahan hebat. Sementara Nathan berusaha mengejar Athar, namun tak berhasil.Kini, Nathan menemani Ziva menjaga Rahma di rumah sakit. Rahma masih dalam kondisi kritis—sudah seminggu tak sadarkan diri.“Aku takut, Nat,” ucap Ziva pelan.Nathan menggenggam tangan Ziva—lembut. “Takut kenapa, Zi?”“Aku takut, Athar bakal ngelakuin hal lain lagi. Aku tahu gimana sifat dia. Dia nggak bakal nyerah sampai semua keinginannya tercapai.”“Kamu tenang aja ya. Masalah itu biar Alma yang urus. Dia lagi cari tuh orang,” ujar Nathan—berusaha menenangkan.Ziva menatap mata Nathan—sayu dan penuh ketakutan. “Semoga Alma bisa

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 44 Pertunangan

    “Kita mau kemana, Al?”“Udah ngikut aja,” jawab Alma.Sore ini, Alma mengajak Athar untuk bertemu. Awalnya mereka bertemu di kafe, namun di tengah pembicaraan, Alma mengatakan bahwa dirinya mempunyai sebuah kejutan untuk Athar. Tentu hal itu membuat Athar senang—apalagi Alma sampai menutup matanya dengan kain.Athar berjalan pelan—dituntun oleh Alma. Mereka memasuki sebuah gedung megah, menjulang tinggi—bak istana. Di sana sudah sangat ramai. Ternyata ini adalah acara tahunan yang selalu diadakan oleh Alma dan orang tuanya, dan di tahun ini, Athar diajak untuk pertama kalinya.“Oke, kita udah sampai,” ucap Alma—cukup antusias.Semua mata memandang ke arah mereka. Dengan cepat Alma membuka penutup mata Athar. Mata itu mengerjap beberapa kali untuk menetralkan penglihatannya. Setelah itu, ia tampak terkejut.Athar menatap Alma yang berdiri di sampingnya. “Ini acara apa, Al?”“Ini acara tahunan sekaligus acara… pertunangan kita,” jawab Alma dengan senyum misterius. “Aku sengaja adain pes

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 43 Rencana Alma

    Malam itu, Alma tampak gelisah. Ia mondar-mandir di dalam kamar, seperti sedang berperang dengan pikirannya sendiri. Tatapannya tak lepas dari layar ponsel yang berkali-kali menyala lalu kembali padam. Sesekali, ia mendesis pelan—seolah kesal pada dirinya sendiri.Beberapa menit berlalu. Alma akhirnya duduk di tepi ranjang, masih memandangi layar ponsel yang kini gelap. Ia termenung cukup lama sebelum akhirnya membuka kunci dan masuk ke aplikasi WhatsApp.Ia membuka kontak Ziva, lalu mengetik: “Ziva, aku mau bicara. Penting.”Namun, sebelum sempat mengirim, pesan itu ia hapus. Alma merasa janggal. Mengapa pikirannya terus dipenuhi bayangan masa lalu Athar dan Ziva? Perasaan itu semakin mengganggunya.“Aku memang benci sama Ziva… tapi aku juga nggak bisa pura-pura cuek soal masa lalunya Athar. Aku cuma pengin tahu, apa sebenarnya motif dia. Soalnya niat banget kayaknya mau jatuhin Ziva,” gumam Alma pada dirinya sendiri.

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 42 Berubah Arah

    Alma mengunci layar ponselnya dengan wajah murung. Jemarinya menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin, tapi tak sedikit pun ia berniat meneguknya. Matanya menatap kosong ke arah jendela kafe, namun pikirannya tertuju pada satu sosok—Ziva. Perempuan itu. Lagi-lagi perempuan itu yang berhasil membalikkan semua keadaan.Kursi di depannya ditarik dengan kasar. Alma menoleh dengan kesal, hanya untuk mendapati Athar yang duduk dengan wajah sumringah seperti biasa. Pria itu tampak santai, mengenakan kemeja putih bersih dengan jas abu-abu yang jelas-jelas bukan miliknya. Wangi parfum murahan yang menyengat membuat Alma mengernyitkan hidung.“Aku lihat, kamu mengirimkan pesan darurat. Ada apa?” tanya Athar sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Alma memelototinya. “Kamu serius tanya begitu? Apa kamu benar-benar nggak sadar kalau semua rencana kita berantakan?”Athar tertawa pelan. “Berantakan? Itu tidak mungkin. Rencana kali ini pasti

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status