Share

Bab 5. Mencari Jalan Keluar

Author: Rina Novita
last update Huling Na-update: 2023-08-25 13:44:00

"Ternyata di sini tempat Mas Hamid dan perempuan bernama Nandita itu bekerja."

Beberapa hari setelah ia mendapati suaminya tidur dengan perempuan lain, Analea memutuskan untuk keluar rumah–dan kini berdiri di depan sebuah gedung bertingkat bertuliskan PT Bina Sanjaya.

Ia telah melakukan sedikit penyelidikan mengenai perempuan yang tidur dengan suaminya tempo hari. Analea bertekad akan menggugat cerai Hamid jika ia tidak bisa membuat pria itu menceraikannya. Salah satu caranya adalah dengan menyewa pengacara dan mengumpulkan bukti perselingkuhan.

Namun, untuk melakukannya, ia butuh uang,

Oleh karena itu, sejak beberapa hari yang lalu, berbekal pendidikan sarjananya, Analea sibuk mengirim lamaran kerja ke beberapa perusahaan, dan pagi ini PT Bina Sanjaya memanggilnya untuk melakukan wawancara.

Ia sama sekali tidak menduga sebelumnya bahwa ternyata suami dan selingkuhannya bekerja di perusahaan yang sama. Begitu banyak kesempatan yang mereka peroleh untuk berhubungan di belakang Analea.

Analea menggelengkan kepalanya, berusaha fokus dengan wawancara hari ini dibandingkan kembali memusingkan suami yang membuatnya sakit hati.

Setelah menghela napas panjang, Analea mengayunkan kaki jenjangnya memasuki gedung lima lantai itu. Ia langsung memasuki lift dan menekan lantai di mana wawancara diadakan.

“Wawancaranya di lantai empat ya? Auditorium.”

Analea menoleh saat seorang wanita lain menyapanya. Dengan kikuk ia mengangguk dan menyahut, “Iya, Mbak. Wawancara juga?”

Wanita itu hanya tersenyum. Analea mengamati penampilan sosok di sampingnya dan diam-diam meringis karena tiba-tiba tidak percaya diri.

Apabila dibandingkan, penampilan mereka tampak jauh berbeda. Wanita yang tengah bersamanya tersebut tampil bersih dan berkelas dengan pakaian formalnya, sementara Analea hanya mengenakan blus polos berwarna hijau muda yang dipadukan dengan celana kulot hitam.

Dan itu adalah pakaian terbaiknya.

“Mari, Mbak. Sukses wawancaranya ya.”

Analea menoleh. Ternyata wanita yang tengah bersamanya ada turun di lantai 2 dan merupakan karyawan.

Baru saja pintu lift akan tertutup, sesosok pria yang familier bagi Analea menahan pintu. Betapa terkejutnya dua orang yang tengah berhadapan tersebut ketika mengenali satu sama lain.

“Kamu!” Tatapan Hamid menajam. Di sebelahnya, Nandita, selingkuhan Hamid, tampak tenang dan tampil anggun.

Analea mengernyit. ‘Oh, jadi di kantor pun kalian sedekat ini?’ batinnya.

Dengan segera, Hamid menarik Analea agar keluar dari lift dan membawanya ke ujung koridor yang cukup sepi dengan kasar. "Ke sini ...!"

“Mas, lepas!” Analea menarik tangannya. Wanita itu sempat menoleh dan mendapati Nandita tengah melihatnya.

"Ngapain kamu ke sini?" desis Hamid dengan wajah khawatir. Tatapannya nyalang menatap Analea. Rupanya, ia benar-benar khawatir dengan kata-kata Analea beberapa hari yang lalu.

"Kenapa?" sahut Analea. Ia mengelus tangannya yang baru bebas dari cengkeraman Hamid. Ditatapnya Hamid dengan pandangan mengejek. “Kamu khawatir orang-orang di sini tahu bahwa kamu si pria peselingkuh?”

“Jangan main-main, Ana!” bentak Hamid dengan suara tertahan. “Jawab pertanyaanku!”

Analea menghela napas. “Aku ada panggilan wawancara,” jawab wanita itu pada akhirnya. “Jangan khawatir. Belum waktunya aku membongkar perselingkuhanmu, Mas.”

"Itu hanya terjadi sekali!” Hamid mendengus kesal. "Dan jangan bohong, Ana! Tidak sembarangan orang bisa bekerja di sini."

Analea tersenyum tipis. "Kamu saja bisa bekerja di sini. Lalu, kenapa aku nggak?"

Usai mengatakan itu, Analea berbalik pergi tanpa menyapa Nandita yang masih berdiri di dekat pintu lift.

Hamid menatap geram kepergian Analea yang lebih dulu masuk ke dalam lift.

"Kenapa? Ada masalah?" Nandita yang sejak tadi memperhatikan perdebatan suami istri itu dari kejauhan, datang menghampiri Hamid

"Ternyata Ana mengikuti wawancara di auditorium. Kalau dia diterima, bisa kacau semua." Hamid memijat keningnya. Ia menoleh pada wanita yang telah ia kenal sejak lama tersebut. “Kamu tahu sesuatu? Bagaimana bisa orang sepertinya lolos tahap seleksi berkas? Dia belum pernah bekerja sebelumnya”

Nandita mengangkat sebelah alisnya. “Kenapa kamu kelihatan khawatir sekali? Lolos tahap seleksi berkas bukan berarti ia akan langsung diterima bekerja di sini.”

“Karena–” Ucapan Hamid terputus saat ia melihat Nandita. Karena berubah pikiran, Hamid urung menyampaikan penjelasannya. Ia malah menghela napas. “Sudahlah. Perempuan itu. Kenapa setelah menikah dia justru makin sering membuatku kesal?”

Awalnya, Hamid sungguh kecewa karena menemukan bahwa tidak ada darah di malam pertama pernikahannya dengan Analea. Semua kabar yang ia dengar membuatnya makin kesal karena Analea begitu tega membohonginya.

Hingga kemudian ia tergoda dengan kenyamanan yang disodorkan oleh Nandita, atasan sekaligus teman masa kecilnya. Sampai akhirnya mereka tidur bersama. Sepintas terpikir bahwa ini adalah satu cara untuk membalas Analea.

Ya, Hamid ingin Analea merasakan bagaimana dikhianati oleh orang yang ia cintai.

Namun, sekarang Analea justru mengancam untuk bercerai darinya. Tentu tidak bisa begitu!

Wajah Hamid berangsur makin keruh dan suram. Melihat hal itu, Nandita menepuk lengan Hamid pelan.

“Jika memang kehadirannya mengganggumu, jangan khawatir,” ucap wanita berpakaian mini itu. “Kamu tenang aja. Wawancara itu aku yang atur semua.”

Wanita itu tersenyum angkuh.

“Aku jamin istrimu itu tidak akan diterima di sini."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (15)
goodnovel comment avatar
Lukmanul Hakim
jgn sampai s dita itu turun tangan
goodnovel comment avatar
Wijaya
perlu dilanjutkan untuk review
goodnovel comment avatar
Nurul
𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚕𝚎𝚊 𝚍𝚒𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊,𝚍𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚞𝚐𝚊𝚝 𝚌𝚎𝚛𝚊𝚒 𝚜𝚒 hamid
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Ekstra Part 2

    Saat pengumuman keberangkatan pesawat terdengar, keluarga itu bangkit. Analea memeluk putrinya erat-erat. “Hati-hati di sana, Sayang. Mama akan selalu menunggumu pulang.” Fabian menambahkan, “Kalau ada apa-apa, segera hubungi Papa, ya.” “Iya, Pa, Ma,” jawab Hana sambil tersenyum. “Aku akan baik-baik saja.” Lyra memeluk adiknya. “Jangan buat masalah di sana, Hana. Ingat, kamu harus fokus belajar.” Hana terkikik. “Iya, Kak Lyra. Aku nggak akan lupa.” Setelah memastikan semuanya siap, Hana melambaikan tangan pada keluarganya sebelum memasuki ruang tunggu khusus. Perasaan haru bercampur semangat menyelimuti hatinya. Saat masuk ke ruang tunggu khusus penumpang kelas bisnis, Hana merasa sedikit gugup. Ia mencoba menenangkan diri dengan duduk di sudut ruangan, tetapi perasaannya tiba-tiba berubah ketika matanya menangkap sosok pria di ujung ruangan. Pria itu tampak dewasa, dengan postur tegap dan aura profesional yang sulit diabaikan. Ia mengenakan jas abu-abu yang terlihat maha

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Ektra Part 1

    Anggada Jaya kini menjadi salah satu perusahaan terbesar di negeri ini, berkat kepemimpinan Analea yang cemerlang. Setelah mengambil alih dari Rein beberapa tahun lalu, Analea berhasil membawa perusahaan keluarga itu ke tingkat yang lebih tinggi. Fabian, suaminya, telah lama memutuskan untuk pensiun dari dunia bisnis, menyerahkan PT Bina Sanjaya pada putri pertama mereka, Lyra. Lyra, kini berusia 23 tahun, tumbuh menjadi sosok yang mencerminkan neneknya, Maira. Ia cantik, tegas, cerdas, berwibawa, namun tetap memiliki kelembutan dan kehangatan yang membuatnya dihormati oleh semua orang di perusahaan. Sedangkan putri kedua mereka, Hana, yang baru berusia 19 tahun, tengah bersiap untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Ia akan melanjutkan studi ke luar negeri. “Lyra, tolong beresin dokumen merger sebelum rapat jam sembilan. Mama nggak mau ada satu pun yang terlewat,” suara tegas Analea memenuhi ruang makan pagi itu. Ia sudah siap dengan blazer putih yang memancarkan wibawa seorang pe

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 360. Menjagamu selamanya

    "Mengundang Raka? Apa itu perlu?" tanya Rein datar. Maira menghela napas panjang." Sayang, kita harus minta maaf pada Raka dan Kayla karena pernikahan Kaisar kemarin. Aku dengar, dia kecewa." Rein mendengkus kesal. "Bisa-bisanya dia kecewa. Seharusnya dia bisa memilih mana yang harus diprioritaskan. Lagipula, cuma gara-gara dia tidak bisa hadir, semua acara yang sudah direncanakan harus diubah begitu saja?" "Tapi dia papa kandung Kaisar, Rein!" bantah Maira. "Oh, jadi menurutmu Raka lebih berhak memutuskan semuanya daripada aku? Mengapa kamu tidak pernah mengerti, Kaisar itu lebih dari sekedar anak sambung untukku. Kami sudah bersama sejak dia baru bisa berjalan. Kamu pikir kemana Raka selama ini? Bisa-bisanya dia merasa sebagai ayah kandung yang harus diprioritaskan." Bicara Rein mulai meninggi. Hal ini membuat Maira menjadi panik. Ia tidak ingin Rein tiba-tiba sakit di hari bahagia ini. "Ya, Sayang. Sudah, ya. Maafkan aku," ucap Maira lembut. Ia langsung memeluk suaminya

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 359. Cucu Pertama

    Analea dan Fabian baru saja kembali dari rumah sakit setelah kelahiran anak pertama mereka. Maira dan Rein menyambut mereka dengan penuh antusias, sementara Fabian terlihat sangat hati-hati saat menggendong bayi mereka yang masih mungil. "Selamat datang kembali di rumah, sayang," ucap Maira sambil tersenyum hangat. Ia memeluk Analea dengan lembut. "Kamu luar biasa, Analea. Sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu!" Maira membawa anak dan menantunya ke ruang tamu. Analea, meski terlihat lelah, tersenyum lebar. "Terima kasih, Ma. Rasanya aku masih nggak percaya akhirnya bayi kecil ini ada di sini," ujarnya sambil memandangi bayi perempuannya yang sedang tidur nyenyak di pelukan Fabian. Saat ini mereka sudah berada di ruang tamu rumah mewah itu. Rein yang berdiri di sebelah Maira tampak tersenyum bangga. "Ini cucu pertama kami. Rasanya seperti mimpi melihat kalian pulang dengan bayi mungil yang cantik," ucapnya sambil menepuk pelan bahu Fabian. Fabian tersenyum lega. "Kami juga merasa

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 358. Pertemuan Tidak Terduga

    Setelah tiga hari berada di hotel, pagi itu Kaisar dan Kanaya memutuskan untuk sarapan di restoran hotel sebelum melanjutkan rencana liburan singkat mereka. Meski tubuh sedikit lelah setelah melewati malam-malam yang panjang, kebahagiaan terus terpancar dari keduanya. "Maafin aku, Sayang. Aku belum sempat membawamu berlibur ke luar kota atau ke luar negeri. Rencananya setelah proyek terakhir ini selesai, aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang indah dan tentunya cukup jauh." Kanaya tersenyum haru."Nggak apa-apa, Mas. Selama Mas ada di dekatku, bagiku di mana aja nggak masalah. Liburan di hotel ini pun sudah bikin aku bahagia. Pokoknya asal kita selalu bersama." Kanaya menatap Kaisar dengan lekat. Mendapatkan tatapan yang berbeda dari istrinya, Kaisar jadi berdebar dan salah tingkah." Aku suka kamu tidak lagi malu-malu, Sayang." Kaisar menjawil hidung mancung Kanaya. Keduanya tertawa kecil penuh kebahagiaan. Di saat sedang menikmati momen santai itu, tiba-tiba seorang pelayan men

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 357. Hari yang Bahagia

    “Ini dari Mama,” ucap Kaisar pelan sambil mengangkat telepon. “Halo, Ma?” Suara Maira terdengar penuh semangat di ujung telepon. “Kaisar! Kamu di mana? Analea sudah melahirkan!” Kaisar langsung terkejut. “Apa? Analea sudah melahirkan? Sekarang, Ma?” “Iya! Kami sudah di rumah sakit sekarang. Ayo cepat ke sini, Kaisar. Kalian harus segera datang,” jawab Maira dengan penuh kegembiraan. Kaisar menoleh ke arah Kanaya yang sudah berdiri di belakangnya. “Analea sudah melahirkan, Naya. Kita harus ke rumah sakit sekarang.” Mata Kanaya langsung berbinar. “Beneran, Mas? Ya ampun, aku harus segera siap-siap!” Kaisar tersenyum melihat antusiasme istrinya. “Iya, beneran. Ayo cepat kita berangkat.” Tanpa menunggu lama, setelah membersihkan diri dan berpakaian, Kanaya segera mengambil tas kecilnya, sementara Kaisar sudah siap di depan pintu. Mereka berdua keluar kamar dan menuju lobi hotel dengan cepat. Di perjalanan, Kanaya tampak begitu bersemangat. “Aku masih nggak nyangka, Mas. Kak Analea

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status