Share

Perempuan selingkuhan

Penulis: Tiffany
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-17 22:39:47

"Ini membuat ku begitu bahagia." Suara Helena terdengar memecah keadaan, membuyarkan pemikiran ku yang terbang entah kemana.

"Akhirnya kamu bisa bebas juga, kita bisa menikah. Syukurlah gadis itu tahu diri dengan posisi nya." Kembali suara Kanina terdengar, seperti biasa suara berisik dan manja nya terdengar dibalik telinga ku. Bergelayut manja di lengan ku sambil sesekali menyandarkan kepalanya manja dan minta aku elus dengan kasih sayang.

Sejujurnya aku lelah, berkutat pada pekerjaan seharian kadang membuat leleh, jenuh, bosan dan capek. Aku butuh sedikit ketenangan dan istirahat untuk melenyapkan seluruh rasa lelah yang ada, tapi sepertinya tidak sore ini. Sejak pagi Helena terus merengek manja, minta di antarkan ke sebuah galeri pakaian ternama. Dia bilang dia butuh sebuah gaun untuk acara besok, ulang tahun perusahaan agensi dimana dia bernaung. Meskipun aku menawarkan sopir untuk mengantar nya dia berkata dia ingin aku langsung menemani nya dan memilihkan gaun paling tepat untuk nya.

"Aku butuh kamu sayang, kenapa harus sopir yang mengantar ku? Itu bentuk perhatian dan kasih sayang, kalau memang sayang sama aku, kamu harus nya tidak menolak mengantar ku." Celotehan panjang Helena terdengar pagi ini, wajah nya terlihat cemberut tapi masih berusaha merayu sambil mengingatkan.

Meskipun awalnya agak berat, pada akhirnya aku setuju dan mengikuti kemauan nya. Aku buta dengan cinta, tidak lagi ingat bagaimana rasanya saling mengerti keadaan antara satu dengan yang lainnya. Bagi ku memberikan perhatian penuh pada Helena segala-galanya, memahami keinginan nya harus jadi prioritas utama meskipun kadang Helena tidak membalas apa yang aku lakukan.

Setelah selesai menemani nya akhirnya disinilah kami berada, di sebuah kafe mewah yang menjadi pilihan Helena untuk menikmati makan malam kami hari ini. Sejujurnya agak tidak nyaman, aku yang belum pulang sama sekali dari kantor dan belum membersihkan diri harus masuk ketempat seperti ini. Pakaian kerja yang digunakan sejak pagi dimana sebenarnya tubuh mulai gerah dengan keadaan harus aku tahan demi seorang perempuan yang aku cintai.

"Aku rasa kamu harus mengurus surat perceraian nya dengan segera Will, hati-hati bisa jadi dia bakal minta harta gono-gini." Helena kembali bicara, mengingatkan ku bisa jadi Kanina akan meminta harta gono-gini saat perceraian kami.

"Jangan khawatir, dia tidak membahas soal itu dan bilang tidak membutuhkan nya." Aku menjawab ucapan Helena, memberitahukan dia jika Kanina sama sekali tidak menginginkan harta gono-gini dari ku.

"Ah jangan percaya, jaman sekarang mana ada perempuan yang tidak sibuk soal harta gono-gini, Will." Helena mencibir, kembali mengingatkan ku mana mungkin Kanina tidak membutuhkan nya.

Alih-alih menjawab aku lebih suka menyeruput kopi ku, rasa lelah semakin menghantam, aku pikir harus segera pulang.

"Makanlah, ini sudah cukup malam." Akhirnya aku berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Buru-buru sekali sih?" Sepertinya Helena tidak suka mendengar ucapan ku, raut wajahnya tiba-tiba saja berubah.

"Aku lelah, Jangan berpikiran macam-macam." Sepertinya aku tahu dia masih cemburu pada Kanina, padahal jelas-jelas aku begitu mencintai dirinya dan sama sekali tidak pernah memperhatikan Kanina.

"Baiklah, ah iya coba lihat ini dulu." Dan Helena buru-buru menggeser handphone nya, meletakkan nya kehadapan ku dan dia menunjukkan sesuatu pada ku.

"Ini edisi limited edition, bukankah tas nya cantik?" Dan aku pikir seperti biasa jika Helena sudah berkata begitu, dia pasti ingin aku membelikan dia sesuatu yang dia mau.

"Ini tidak mahal, hanya 90juta kok, boleh kan?" Dan dengan tatapan penuh harap juga kerlingan manja nya, Helena berharap aku tidak menolak keinginan nya.

"Sayang?"

"Bukankah minggu kemarin sudah membeli model lainnya?" Aku mengernyit kan kening.

"Yang ini beda, aku malu jika menggunakan tas itu-itu saja." Rengut Helena.

Aku yang lelah akhirnya hanya bisa menganggukkan kepala sambil berusaha memijat-mijat pelipis kiri dan kanan ku secara perlahan.

"Akhhh terimakasih sayang." Dan seperti biasa saat keinginan nya dipenuhi, Helena akan bersikap ceria luar biasa, memeluk ku dengan perasaan bahagia karena apapun keinginan nya selalu sulit untuk aku tolak.

Aku diam, entahlah rasanya berinteraksi dengan Helena hari ini membuat ku lelah tanpa sebab.

****

Aku menatap kearah depan untuk waktu yang cukup lama, mengurungkan niat untuk turun dari mobil ku sejak beberapa waktu yang lalu. Malam ini suasana halaman rumah terlihat tidak seperti biasanya, terlalu gelap gulita seolah-olah tanpa penghuni didalam sana. Padahal biasanya halaman depan rumah terlihat terang benderang, lampu kelap-kelip selalu menyilaukan halaman. Kadang aku muak melihat nya, terlihat seperti rumah orang kampung yang tidak pantas berada di tengah kota.

Kanina terlalu ribet dengan urusan rumah, dia menempatkan berbagai macam hal yang seharusnya tidak dia tempatkan dan kadang itu membuat ku muak. Ada berbagai macam perabotan rumah, bunga-bunga segar menghiasi taman, lampu warna-warni yang menyilaukan mata. Belum lagi selalu ada suara berisik berbagai macam kajian dan ceramah atau bahkan Kanina yang mendendangkan suara mengaji nya yang memecah keadaan setiap aku di rumah. Kebiasaan dia memutar ceramah atau mengaji kadang membuat telinga ku terasa pekak, aku benar-benar tidak menyukainya meskipun suaranya ku akui begitu indah. Bagi ku ketimbang mendengar suara ceramah atau suara mengaji Kanina, aku lebih suka mendengar Helena menyenandungkan lagu di balik telinga ku saat kami bersama.

Pada akhirnya aku turun dengan cepat dari mobil, tidak tahu kenapa aku yang tidak peduli pada Kanina tiba-tiba berpikir apakah dia baik-baik saja. 2 tahun lebih menikah ini pertama kali nya lampu depan tidak dinyalakan semua. Terasa sedikit aneh memang.

"Kemana dia?" terbesit tanya didalam hati ku tentang keberadaan Kanina.

Aku mulai mencoba melangkahkan kaki untuk masuk kedalam rumah, tapi nyatanya baru 2 langkah kaki melangkah suara seseorang mengejutkan diriku.

"Nak William."

Suara seseorang memecah keadaan, membuat aku menghentikan langkah kaki. Buru-buru membalikkan tubuh, melihat siapa yang memanggil ku.

"Akhirnya pulang juga." Seorang wanita seusia mama ku bicara, menatap lega saat menyadari tentang kepulangan ku.

"Mbak Kanina tidak dirumah? tidak sama nak William?" wanita itu bertanya, dia celingak-celinguk menatap kearah mobil kemudian membiarkan pandangannya bergerak menuju ke arah pintu rumah. Agaknya mencari keberadaan Kanina namun tidak menemukan nya.

"Aku baru pulang dari kantor, Kanina?" aku menjawab, agak mengerutkan kening. Dari pertanyaan wanita dihadapan ku, sepertinya Kanina memang tidak ada dirumah.

"Apa mbak Kanina mudik? pantas saja, tumben lampu belakang tidak dinyalakan, lampu samping juga." kembali wanita itu bicara.

"Kucing-kucing yang datang kasihan, mereka biasanya diberikan makan sama mbak Kanina, pantas mereka terus ngereok sejak, ternyata tuan mereka tidak di rumah."ada raut wajah sedih dibalik wajah mulai mengerut tersebut saat mencoba menyadari jika istri ku tidak ada dirumah.

Sejujurnya aku juga tidak tahu apakah Kanina pergi dan tidak ada dirumah, tapi melihat suasana rumah yang berbeda, aku terpaksa menebak jika bisa jadi Kanina memang tidak ada dirumah.

Seperti kata wanita di hadapanku, samar-samar aku mendengar suara kucing saling sahut-menyahut di belakang sana. Itu kucing-kucing liar yang sering datang kerumah, Kanina memang baik hati, selalu menyediakan makanan untuk mereka. Itu yang tidak aku suka, bagi ku terlalu membuang waktu saja memberikannya makanan pada kucing-kucing tidak berguna.

"Maaf bu." aku enggan menjawab pertanyaan dan apapun ucapan wanita yang aku panggil bu tersebut, memilih minta maaf dengan enggan. Melebarkan senyuman pura-pura pada wanita dihadapan ku.

"Ah bukan masalah, saya hanya memastikan kalau mbak Kanina memang tidak ada di rumah, jangan khawatir, besok hingga mbak Kanina pulang, Pandu akan menggantikan tugas mbak Kanina memberikan makan kucing-kucing nya." wanita itu tertawa kecil, agak tidak enak agaknya terlalu banyak tanya soal Kanina, langsung bicara cepat dan berpamitan dengan ku.

Akhirnya aku merasa lega, bergerak kembali masuk kedalam rumah. Sepi itu yang aku rasakan saat melangkahkan kaki masuk ke rumah. Suasana tidak biasa terasa. Biasanya Kanina menyambut ku pulang, dia sudah menyiapkan air hangat untuk mandi, menyediakan kopi di atas meja, makan malam yang sudah tertata rapi namun sekalipun tidak pernah tertarik untuk aku sentuh. Biasanya pakaian ku sudah ada di atas ranjang saat aku selesai mandi, siap aku gunakan jika aku mau. Tapi malam ini jelas berbeda, aku tidak melihat satupun hal yang biasa Kanina lakukan untuk ku. Dan rasanya begitu asing juga aneh.

Aku mematung sejenak dalam keadaan, sama sekali tidak bergerak atau mengeluarkan suara. suasana sepi rumah membuatku merasa aneh dan aku mengerutkan kening sambil bertanya-tanya dalam hati ke mana Kanina saat ini. Setelah permintaan bercerai pagi tadi, tiba-tiba semua berubah dan tidak ada lagi hal yang biasa aku hadapi selama 2 tahun ini. Dan aku pikir apakah Kanina menghilang atau pergi dari rumah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri yang aku sia-siakan   Ending

    Trangggg.Suara perpaduan tongkat kayu dan jeruji besi terdengar memekakkan telinga, membuat siapapun yang ada di sekitar sana cukup terkejut dibuatnya di mana bisa dilihat seorang penjaga sipir bergerak dengan langkah yang begitu pongah, melangggakkan kepalanya berjalan menuju ke arah depan.Wajah tidak bersahabat dari sosok tersebut terlihat dengan jelas, di mana orang-orang yang ada di dalam jeruji pasti masing-masing cukup enggan untuk melihat sosok tersebut yang tidak lain seorang perempuan berusia hampir kepala 4. Orang-orang jelas enggan untuk menatap langsung perempuan tidak ramah itu apalagi harus berinteraksi dengan nya. Mereka tahu perempuan bengis dengan wajah tidak bersahabat dan tidak ramah itu bukanlah orang yang baik untuk di tatap apalagi diajak bicara. Daripada menyulitkan diri sendiri mereka lebih baik tidak menantang perempuan tersebut. Dan yang jelas mereka tidak akan mau berurusan dengan perempuan itu.Kini bisa dilihat perempuan itu bergerak menuju ke ujung ruan

  • Istri yang aku sia-siakan   Jelang final

    "Bagaimana, dok?" Dia bertanya dalam kegelisahan mendalam, menatap sosok dokter yang baru saja keluar dari dalam ruangan di mana William berada.Dokter di hadapannya terlihat menghela nafas nya pelan, dia menatap Kanina kemudian mencoba mengulas senyuman getir. "Kita berusaha semaksimal mungkin, sisa nya Allah yang paling tahu dan tergantung perjuangan pasien sendiri ingin terus bertahan atau menyerah."Ahhh ucapan sang dokter terdengar begitu mengerikan, siapa yang tidak shok mendengar nya coba. Kanina jelas terdiam, memundurkan langkahnya dan nyaris jatuh ke belakang. Jika bukan karena Nayla menangkap tubuh nya dan menahan nya mungkin Kanina sudah jatuh terhenyak ke lantai."Tiap waktu kita akan terus mengecek perkembangan nya." Lanjut dokter itu lagi.Tidak usah panjang lebar, dia sudah paham maksud dari dokter di hadapannya. Nayla jelas menangis dalam diam, menggenggam erat telapak tangan Kanina dan membawa kakak ipar nya menuju ke kursi dimana mereka menunggu tadi."Kamu mendeng

  • Istri yang aku sia-siakan   Sedikit lagi

    Catatan = kak komen yuk, kalian pengen nya Will dan Kanina gimana?. Sebab penulis matikan William ada yang ga setuju, penulis biarkan mereka kembali bersama ada juga yang ga setuju, jadi serba salah 🤧🥺.*****Suara branker dorong terdengar memecah keadaan, roda branker dorong terus saling sahut menyahut antara satu dengan yang lainnya, di mana bisa dilihat beberapa orang berpakaian serba putih terus bergerak dengan cepat membawa tubuh yang tergeletak tidak berdaya juga berhamburan darah yang memenuhi tubuh tersebut di atas branker dorong menuju ke arah sebuah ruangan di ujung tempat tersebut.William tidak baik-baik saja, laki-laki itu tergeletak tak berdaya dan ada pada masa kritisnya, tabrakan yang dilakukan oleh Helena jelas tidak main-main. Kemarahan perempuan itu membuncah di mana dia memang berniat untuk mencelakai dan menghabisi nyawa Kanina. Sayangnya William datang dengan cepat, mencoba untuk menyelamatkan sang istri nya. Hal itu jelas saja membuat Helena histeris saat dia

  • Istri yang aku sia-siakan   Sampai pada titik ini

    Tatapan mataku terus tertuju pada Helena, bisa aku lihat gadis itu mencoba menggenggam erat telapak tangannya. Aku tahu Helena pasti tertekan dan sangat marah dengan apa yang aku ucapkan barusan.Ekspresi manja nya tadi langsung berubah, dia sempat bergelayut manja, sempat merengek minta di belikan ini itu bahkan sempat meminta ku mengantar nya pergi ke rumah teman baik nya. Tapi semua kemanjahan dan suara rengekan nya kini berubah drastis, wajahnya terlihat mendung dan kecewa berat."Mari berpisah." Itu yang aku ucapkan pada gadis tersebut barusan.Bayangkan bagaimana ekspresi gadis itu saat mendengar apa yang aku ucapkan, seketika bisa aku lihat bola mata Helena berkaca-kaca, dia bisa jadi akan menangis sebentar lagi. Dan aku jelas paling sulit saat melihat Helena terluka atau menangis, tapi aku tidak mungkin tidak meneruskan keadaan dan tidak mungkin tidak menghentikan hubungan kami karena aku tahu pada akhirnya harus ada yang kupilih di antara Helena dan Kanina."Kamu sedang berca

  • Istri yang aku sia-siakan   Menuntaskan segalanya

    "Kematian ibu ku semakin menyakiti ku tiap kali melihat wajah mu saat kita bertatap muka." Daaarrrr.Dan percayalah ucapan Kanina kali ini bagaikan petir di pagi hari tanpa langit gelap atau hujan melanda. Akhirnya Kanina tahu tentang sebuah kenyataan yang mungkin sudah disembunyikan oleh semua orang.Seketika ucapan Kanina membuat aku kehilangan kata-kata."Oleh karena itu mari bercerai, Will.""Aku tidak akan pernah mau menceraikan kamu." Aku gila, mungkin saja. Apalagi memberanikan diri berkata begitu di saat kemarahan Kanina masih menggebu membara.Aku tidak rela menerima permintaan Kanina untuk menceraikan nya, meksipun aku tahu selama ini aku sudah menyia-nyiakan nya. Bukankah Tuhan selalu mau memberikan kesempatan kedua pada para umat manusia yang hendak bertaubat? Lalu apakah aku tidak boleh mendapatkan kesempatan kedua dari Kanina?."Aku tahu aku salah, terlalu banyak menyakiti kamu kemarin tapi itu tidak menjadi alasan untuk aku dan kamu harus bercerai saat ini.' bersikukuh

  • Istri yang aku sia-siakan   Meledak tanpa batas

    Aku menatap Kanina yang baru saja menyelesaikan sesi memasak nya. Menghidangkan makanan di atas meja dan membiarkan aku untuk melahap makanan ku. Aku tahu, dia berdiam untuk pergi menghindariku seperti biasa nya tapi kali ini Aku bersumpah tidak akan membuat kami berada di tempat yang berbeda atau di meja yang berbeda saat makan bersama. Kanina baru saja melepaskan apron memasaknya, hendak berlalu meninggalkan diriku tapi dengan cepat aku langsung menari tangannya hingga membuat istriku tersebut terkejut."Eh?" Kanina refleks terkejut, dia menoleh dan memundurkan langkahnya, melepaskan pegangan ku dari telapak tangan nya."Bukankah aku sudah bilang, mari makan bersama." Ucap ku kemudian.Kanina diam mendengar ucapan ku, dia mengernyitkan dahi agak nya heran dengan perubahan ku pagi ini. Dia terlihat mematung, seperti nya mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada ku."Duduk dan makan lah bersama." Kembali aku bicara, mungkin terdengar seperti perintah.Dengan ragu-ragu Kanina perlahan

  • Istri yang aku sia-siakan   Apa ini

    Demi Allah aku bingung dengan keadaan dimana saat ini aku menyadari jika aku berada di dalam kamar yang jelas tidak asing, tidak lain adalah kamar ku sendiri.Aku mencoba menyentuh kening ku untuk beberapa waktu, berusaha menyadarkan diri 💯 % saat ini, berpikir apakah aku bermimpi atau aku benar-benar terjaga dari mimpi.Suara alarm dari handphone ku memecah keadaan, aku masih mengukung tubuh Kanina dimana handphone ku tergeletak tepat di atas kepala Kanina. Layar handphone ku mengeluarkan warna, ada tanggal yang tertera di sana. Seketika aku membulatkan bola mata ku, menatap tanggal yang tertera di sana. Senin, 1minggu lebih sebelum Kanina berkata mari bercerai, Will.Seketika aku menatap wajah Kanina, mengabaikan gawai yang mengeluarkan suara pengingat waktu jika ada rapat penting yang harus aku hadiri.Wajah Kanina terlihat panik dan memerah, dia ketakutan melihat tatapan ku saat ini."Aku tidak bermaksud lebih, aku mencoba membangunkan mu tapi...." Aku masih mencerna keadaan sa

  • Istri yang aku sia-siakan   Mendekati final

    Pov author."Tidak kah kamu ingin memberikan aku sedikit saja kesempatan kedua?" Sebuah tanya melesat dibalik bibir William, hari sebelum nya saat pernikahan Kanina akan berjalan dalam hitungan detik kemudian. Dia kembali mencoba menyakinkan Kanina.Tatapan mata Kanina yang hangat dan lembut terlihat menatap William untuk beberapa waktu, tidak tersimpan sedikit pun dendam atau kemarahan disana. Seperti biasa Kanina menatap nya hangat dan penuh cinta, memandangi wajahnya dengan tatapan berkaca-kaca, meskipun di abaikan William berkali-kali nyatanya tidak membuat Kanina mengubah sifat nya. Gadis itu begitu hangat, memperlakukan William seperti suami sesungguhnya, tidak terbesit sedikitpun keinginan di hati Kanina untuk mengkhianati William atau mendustai nya. Meskipun bertahun-tahun menjalankan pernikahan tanpa cinta dari William, Kanina selalu berlaku layak nya istri Solehah yang sungguh begitu pantas untuk diperjuangkan oleh laki-laki tersebut dikemudian hari.Seburuk apapun perlakuan

  • Istri yang aku sia-siakan   Aku tidak baik-baik saja

    "Kamu baik-baik saja, Will?" Seseorang bicara, menyentuh bahu ku pelan.Aku sama sekali tidak menoleh, memilih menatap hujan salju yang memenuhi jalanan ibukota Paris. Membiarkan pandangan ku terus menatap lurus kedepan, enggan mengeluarkan suara ku sama sekali sejak tadi.Pikiran ku berkelana terlalu jauh, entahlah rasanya aku kehilangan semangat hidup secara tiba-tiba. Aku berdiri di balik dinding kaca besar, menjulang tinggi menatap hujan salju yang kian menggebu."Kamu tidak bersiap-siap untuk pergi?" Dan kembali suara itu terdengar, membuat aku mau tidak mau menoleh ke asal suara.Julian berdiri di samping ku, menikmati kopi hangat nya yang kini mulai dingin. Musim salju benar-benar mengubah apapun menjadi dingin dengan cepat."Dia akan menikah." Dan akhirnya aku bicara, menatap Julian sejenak.Harga diri ku terasa menghilang ketika aku tahu Kanina benar-benar meninggalkan ku dan akan menikah dengan laki-laki lain yang jauh mencintai nya. Nyatanya persetujuan ku atas tawaran Kani

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status