Share

Kemarahan orang tua

Penulis: Tiffany
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-17 22:40:33

"Will."

Hahhhhhh.

Aku tersentak dari tidur diiringi suara alarm yang memekakkan telinga, membuat jantung terasa ingin melompat keluar begitu saja. Sial sungguh, mimpi buruk menghantui ku. Di dalam mimpi seolah-olah aku melihat Helena tampak begitu mengerikan, awalnya yang rupanya begitu cantik, anggun, patuh dan menyenangkan tiba-tiba berubah mengerikan dan menakutkan kemudian seolah-olah berubah menjadi an***ing dan menerkam ku tanpa ampun. Aku nyaris mati di terkam tapi dewi penyelamat datang menarikku dari lingkaran kematian. Entahlah sulit untuk aku tebak tapi rasanya dia seperti Kanina.

Kembali suara alarm dari handphone ku terdengar memecah keadaan, membuat aku buru-buru meraih handphone ku, mematikan nya dengan cepat. Masih berusaha menetralisir degub jantung yang tidak baik-baik saja akibat mimpi yang mengganggu, aku mencoba memijat-mijat pelipis ku beberapa waktu.

Sejenak pandangan ku terarah pada sisi kanan ku, menatap kasur kecil yang ada di sudut kamar. Kosong melompong tanpa penghuninya. Biasanya di sanalah Kanina berada, tidur meringkuk tanpa mengganggu diriku, menyelimuti diri tanpa banyak protes sama sekali. Yah sejak awal pernikahan kami tidak pernah tidur di kasur yang sama, meskipun ada di kamar yang sama aku yang membuat peraturan agar kami tidur di kasur yang berbeda.

Kanina sama sekali tidak protes atau mengeluh, menerima seluruh peraturan yang aku buat untuk dirinya dan apapun yang aku ucapkan harus dituruti nya. Dan nyatanya aku tetap menekan dan mengintimidasi dirinya selama 2 tahun pernikahan, memberikan banyak tekanan, peraturan dan menyakiti perasaan nya. Meskipun dia sudah berusaha menjadi istri yang baik, aku tetap memperlakukan dia dengan buruk sesuai dengan keegoisan ku.

Kembali aku memijat pelipis ku, rasanya aneh karena biasanya beberapa kali aku mimpi kurang baik dan terjaga mendadak, Kanina bakal sigap langsung mendekati ku, mencoba memberikan minum pada ku dan menatap cemas kearah ku. Tapi saat ini aku tidak mendapatkan kembali perlakuan itu dan Kanina tidak ada di kamar ku.

Adzan subuh berkumandang, di jam segini biasanya Kanina membangunkan ku, mengingatkan kewajiban pada ku, ada suara alunan lembut dari handphone nya dimana beberapa ceramah ustadz kondang akan terdengar tapi subuh ini semua menghilang.

"Kau kemana?" tiba-tiba pertanyaan itu melesat di balik kepalaku.

Sejenak ku lirik handphone ku, ingin rasanya menghubungi Kanina, tapi lucunya aku tidak punya nomor handphone nya.

"Sial." aku membatin sejenak, kemudian bergerak beranjak dari posisi ku, memilih bangun dan bergerak menuju ke arah kamar mandi.

*****

"Bagus, dia cukup tahu diri." Helena bicara dengan senyuman mengembang, duduk di mobil ku dengan perasaan bahagia. Dia senang saat tahu Kanina menghilang dari rumah.

"Percepat perceraian nya sayang, katakan siapa yang akan melakukan gugatan cerai nya?" Helena kembali bicara, dia menatap ku dengan perasaan berdebar-debar, mendesak ku agar segera mengurus surat perceraian dengan Kanina.

Aku sibuk menyetir, membiarkan Helena berceloteh sejak tadi.

"Hmmm." aku hanya berhmmm ria, menyakinkan Helena akan segera mengurus perceraian kami. Aku tahu mungkin Kanina sudah bergerak lebih cepat dari apa yang aku pikirkan, dia pasti sudah mengurus perceraian di pengadilan.

"Aku senang sekali, jadi kita bisa segera menikah setelah kalian bercerai."

"Pokoknya hati-hati, jangan sampai dia minta harta gono-gini."

"Oh iy Will." Helena terus berceloteh sedangkan aku terus memusatkan fokus kearah jalanan. Dia hendak terus bicara namun tiba-tiba suara handphone kami saling sahut menyahut, membuat aku sedikit kehilangan fokus.

Helena terlihat buru-buru menatap layar handphone nya, mengintip siapa yang menghubungi nya. Aku sama, meraih handphone di dashboard mobil, melihat siapa yang menghubungi aku. Sejenak aku diam, ada nama mama disana membuat ku agak terkejut. Buru-buru aku mengangkat panggilan nya dengan perasaan tidak baik-baik saja.

"Assalamualaikum, ma?" menunggu jawaban diseberang sana.

"Wa'alaikumsallam, Will."

jantungku tidak baik-baik saja, tak pikiran tidak biasanya Mama menelpon, ketika pemikiran ahli menghantam diriku hingga pada akhirnya kembali suaranya senang sama terdengar.

"pulang ke rumah malam ini, kami ingin bicara tentang perceraian kalian."

singkat, padat dan jelas suara Mama terdengar di seberang sana sedikit penuh kemarahan membuat aku membulatkan bola mata karena terkejut.

"Apa?" tanya ku dengan suara terdengar bergetar.

"Luruskan semuanya, papa benar-benar marah saat mendengar perceraian karena perselingkuhan." lanjut mama lagi kemudian.

Aku sedikit kehilangan konsentrasi, jantung ku jelas tidak baik-baik saja. Sial, apakah Kanina mengadu dan berkata aku berselingkuh?.

"Kau..." aku mengeram kesal.

"Bisa kita bicara nanti, San?. Aku belum bisa bicara saat ini." dan ditengah perasaan yang berkecamuk menjadi satu, suara Helena membuat aku menoleh. Perempuan yang aku cintai menerima telepon dari seseorang, entahlah aku pikir ekspresi nya agak aneh, dia sedikit menyamping seolah-olah takut suaranya terdengar jelas oleh ku saat ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri yang aku sia-siakan   Ending

    Trangggg.Suara perpaduan tongkat kayu dan jeruji besi terdengar memekakkan telinga, membuat siapapun yang ada di sekitar sana cukup terkejut dibuatnya di mana bisa dilihat seorang penjaga sipir bergerak dengan langkah yang begitu pongah, melangggakkan kepalanya berjalan menuju ke arah depan.Wajah tidak bersahabat dari sosok tersebut terlihat dengan jelas, di mana orang-orang yang ada di dalam jeruji pasti masing-masing cukup enggan untuk melihat sosok tersebut yang tidak lain seorang perempuan berusia hampir kepala 4. Orang-orang jelas enggan untuk menatap langsung perempuan tidak ramah itu apalagi harus berinteraksi dengan nya. Mereka tahu perempuan bengis dengan wajah tidak bersahabat dan tidak ramah itu bukanlah orang yang baik untuk di tatap apalagi diajak bicara. Daripada menyulitkan diri sendiri mereka lebih baik tidak menantang perempuan tersebut. Dan yang jelas mereka tidak akan mau berurusan dengan perempuan itu.Kini bisa dilihat perempuan itu bergerak menuju ke ujung ruan

  • Istri yang aku sia-siakan   Jelang final

    "Bagaimana, dok?" Dia bertanya dalam kegelisahan mendalam, menatap sosok dokter yang baru saja keluar dari dalam ruangan di mana William berada.Dokter di hadapannya terlihat menghela nafas nya pelan, dia menatap Kanina kemudian mencoba mengulas senyuman getir. "Kita berusaha semaksimal mungkin, sisa nya Allah yang paling tahu dan tergantung perjuangan pasien sendiri ingin terus bertahan atau menyerah."Ahhh ucapan sang dokter terdengar begitu mengerikan, siapa yang tidak shok mendengar nya coba. Kanina jelas terdiam, memundurkan langkahnya dan nyaris jatuh ke belakang. Jika bukan karena Nayla menangkap tubuh nya dan menahan nya mungkin Kanina sudah jatuh terhenyak ke lantai."Tiap waktu kita akan terus mengecek perkembangan nya." Lanjut dokter itu lagi.Tidak usah panjang lebar, dia sudah paham maksud dari dokter di hadapannya. Nayla jelas menangis dalam diam, menggenggam erat telapak tangan Kanina dan membawa kakak ipar nya menuju ke kursi dimana mereka menunggu tadi."Kamu mendeng

  • Istri yang aku sia-siakan   Sedikit lagi

    Catatan = kak komen yuk, kalian pengen nya Will dan Kanina gimana?. Sebab penulis matikan William ada yang ga setuju, penulis biarkan mereka kembali bersama ada juga yang ga setuju, jadi serba salah đŸ€§đŸ„ș.*****Suara branker dorong terdengar memecah keadaan, roda branker dorong terus saling sahut menyahut antara satu dengan yang lainnya, di mana bisa dilihat beberapa orang berpakaian serba putih terus bergerak dengan cepat membawa tubuh yang tergeletak tidak berdaya juga berhamburan darah yang memenuhi tubuh tersebut di atas branker dorong menuju ke arah sebuah ruangan di ujung tempat tersebut.William tidak baik-baik saja, laki-laki itu tergeletak tak berdaya dan ada pada masa kritisnya, tabrakan yang dilakukan oleh Helena jelas tidak main-main. Kemarahan perempuan itu membuncah di mana dia memang berniat untuk mencelakai dan menghabisi nyawa Kanina. Sayangnya William datang dengan cepat, mencoba untuk menyelamatkan sang istri nya. Hal itu jelas saja membuat Helena histeris saat dia

  • Istri yang aku sia-siakan   Sampai pada titik ini

    Tatapan mataku terus tertuju pada Helena, bisa aku lihat gadis itu mencoba menggenggam erat telapak tangannya. Aku tahu Helena pasti tertekan dan sangat marah dengan apa yang aku ucapkan barusan.Ekspresi manja nya tadi langsung berubah, dia sempat bergelayut manja, sempat merengek minta di belikan ini itu bahkan sempat meminta ku mengantar nya pergi ke rumah teman baik nya. Tapi semua kemanjahan dan suara rengekan nya kini berubah drastis, wajahnya terlihat mendung dan kecewa berat."Mari berpisah." Itu yang aku ucapkan pada gadis tersebut barusan.Bayangkan bagaimana ekspresi gadis itu saat mendengar apa yang aku ucapkan, seketika bisa aku lihat bola mata Helena berkaca-kaca, dia bisa jadi akan menangis sebentar lagi. Dan aku jelas paling sulit saat melihat Helena terluka atau menangis, tapi aku tidak mungkin tidak meneruskan keadaan dan tidak mungkin tidak menghentikan hubungan kami karena aku tahu pada akhirnya harus ada yang kupilih di antara Helena dan Kanina."Kamu sedang berca

  • Istri yang aku sia-siakan   Menuntaskan segalanya

    "Kematian ibu ku semakin menyakiti ku tiap kali melihat wajah mu saat kita bertatap muka." Daaarrrr.Dan percayalah ucapan Kanina kali ini bagaikan petir di pagi hari tanpa langit gelap atau hujan melanda. Akhirnya Kanina tahu tentang sebuah kenyataan yang mungkin sudah disembunyikan oleh semua orang.Seketika ucapan Kanina membuat aku kehilangan kata-kata."Oleh karena itu mari bercerai, Will.""Aku tidak akan pernah mau menceraikan kamu." Aku gila, mungkin saja. Apalagi memberanikan diri berkata begitu di saat kemarahan Kanina masih menggebu membara.Aku tidak rela menerima permintaan Kanina untuk menceraikan nya, meksipun aku tahu selama ini aku sudah menyia-nyiakan nya. Bukankah Tuhan selalu mau memberikan kesempatan kedua pada para umat manusia yang hendak bertaubat? Lalu apakah aku tidak boleh mendapatkan kesempatan kedua dari Kanina?."Aku tahu aku salah, terlalu banyak menyakiti kamu kemarin tapi itu tidak menjadi alasan untuk aku dan kamu harus bercerai saat ini.' bersikukuh

  • Istri yang aku sia-siakan   Meledak tanpa batas

    Aku menatap Kanina yang baru saja menyelesaikan sesi memasak nya. Menghidangkan makanan di atas meja dan membiarkan aku untuk melahap makanan ku. Aku tahu, dia berdiam untuk pergi menghindariku seperti biasa nya tapi kali ini Aku bersumpah tidak akan membuat kami berada di tempat yang berbeda atau di meja yang berbeda saat makan bersama. Kanina baru saja melepaskan apron memasaknya, hendak berlalu meninggalkan diriku tapi dengan cepat aku langsung menari tangannya hingga membuat istriku tersebut terkejut."Eh?" Kanina refleks terkejut, dia menoleh dan memundurkan langkahnya, melepaskan pegangan ku dari telapak tangan nya."Bukankah aku sudah bilang, mari makan bersama." Ucap ku kemudian.Kanina diam mendengar ucapan ku, dia mengernyitkan dahi agak nya heran dengan perubahan ku pagi ini. Dia terlihat mematung, seperti nya mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada ku."Duduk dan makan lah bersama." Kembali aku bicara, mungkin terdengar seperti perintah.Dengan ragu-ragu Kanina perlahan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status