Home / Rumah Tangga / Istriku Ayo Kita Menikah Lagi! / Bab 5 - Tak Mengulur Waktu Lagi

Share

Bab 5 - Tak Mengulur Waktu Lagi

Author: Lunoxs
last update Huling Na-update: 2023-06-18 18:07:04

"Erile, bukankah anak ini terlihat seperti Zara?"

Aland buru-buru memperlihatkan selembar berkas bertuliskan informasi dari seorang murid baru taman kanak-kanak pada Erile. Terdapat sebuah foto berukuran kecil di formulir pendaftaran sekolah taman kanak-kanak, Sekolah yang ada di pinggiran kota Servo, di daerah pantai.

Semalaman Aland terus membaca berkas-berkas itu, entah sudah berapa gelas kopi yang dia teguk. Erile juga masih ada di sana dan terjaga semalaman, hingga saat ini waktu sudah menunjukkan jam 5 pagi.

Erile segera melihat kertas itu dan memperhatikan secara saksama. Jika diperhatikan lekat-lekat, bocah itu memang terlihat seperti Nyonya Zara. Lebih mencengangkan lagi saat informasi kedua orang tuanya hanya ada nama sang ibu, tapi nama yang tertulis di sana bukan Zara Audie, melainkan Zoya Beatrice.

"Tapi Tuan, ibunya bukan nyonya Zara, tapi Zoya Beatrice."

Erile terpaksa memperjelas tentang hal ini, dia tak ingin sang Tuan berharap terlalu tinggi. Karena jika jatuh, rasanya akan sangat sakit.

Aland membuang napasnya perlahan, hatinya sudah begitu berdebar saat melihat foto anak tersebut. Namun fakta bahwa Zoya bukan Zara membuatnya kembali sesak, hati yang diremat paksa oleh fakta.

"Tapi dia benar-benar terlihat seperti Zara, Ril.” Dia tarik kembali kertas itu dan menatap ulang wajah anak tersebut. ‘Austin Lewis,’ ucapnya di dalam hati. Tak ingin gegabah, Aland kemudian memilih untuk menyudahi pencarian mereka hari ini dan bergegas pulang. "Kita sudahi untuk hari ini."

Sekitar jam 8 pagi akhirnya Aland tiba di rumah. Dia langsung disambut oleh Mama Emma. Wanita paruh baya itu bahkan langsung berlari menghampiri sang anak yang pulang dengan tampang yang begitu lelah.

"Aland, akhirnya kamu pulang sayang, ayo sarapan dulu, nanti baru istirahat."

Mama Emma menyentuh lengan Aland untuk dipeluknya dan diajak ke meja makan. Namun, Aland justru menepis tangan itu, lalu pergi dari sana tanpa sepatah kata pun. Aland tak tahu, jika setelah itu Mama Emma kembali menangis.

‘Maafkan Mama Al,’ batin Mama Emma.

Selama ini memang dia lah yang paling menolak keras Zara ada di keluarga mereka. Mama Emma lah yang menghasut semua orang untuk membenci wanita itu. Padahal Zara adalah korban yang sesungguhnya karena Aland telah merenggut kesucian gadis itu. Kini, inilah karma yang harus dia dapatkan … perlakuan dingin dari sang anak yang entah kapan bisa mencair.

Di dalam kamarnya, Aland langsung merebahkan tubuh di atas ranjang. Menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

‘Austin Lewis, dia benar-benar mirip seperti Zara. Apa Zoya adalah Zara?’

Aland masih terus memikirkan tentang anak itu. Tidak ada kebetulan di dunia ini, semuanya telah direncanakan oleh Tuhan.

Menyadari itu, Aland segera bangkit dan membuka tas kerjanya. Dia keluarkan lagi kertas formulir pendaftaran sekolah milik Austin, dia baca teliti alamat sekolah tersebut.

"Aku harus melihatnya secara langsung!"

Jika memang dia bukanlah anak yang dicarinya tak apa. Namun Aland sungguh ingin menemui. Ada gejolak di dalam dirinya yang tak bisa dikendalikan. Aland tak bisa hanya diam, dia harus segera berlari ke sana.

"Aland! kamu mau ke mana Al?" Mama Emma langsung berlari mengejar Aland yang hendak keluar dari rumah. Belum ada 1 jam Aland tinggal, bahkan Aland belum juga makan meski hanya sesuap nasi. Tapi sang anak justru hendak pergi lagi. "Aland!!"

Sayang, teriakan mamanya tak lagi mampu menghentikan keyakinannya. Dia kembali memasuki mobil dan meminta sopir mengantarnya menuju alamat sekolah Austin.

"Jalan Pak."

Daerah pesisir di Kota Servo. Aland membutuhkan waktu 8 jam untuk tiba di tempat tujuan. Saat dia tiba di sana waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Sekolah Austin Lewis jelas sudah tutup. Tapi Aland justru berdiri tepat di depan gerbang sekolah tersebut. Dia memutuskan untuk bertanya pada seseorang.

“Maaf Pak, apa anda tau di mana rumah anak berusia 6 tahun bernama Austin Lewis?"

Pria paruh baya yang ditanya mengerutkan dahi. Aland, pria di hadapanya ini nampak begitu asing. Di matanya, jelas terlihat jika Aland bukan warga lokal, melainkan turis.

"Anda siapa?"

Sadar pertanyaan pertamanya menimbulkan kecurigaan, Aland buru-buru mengubah pertanyaannya. "Maaf, maksud saya di mana rumah Zoya? Zoya Beatrice, saya adalah kenalannya."

Memang harusnya alamat Zoya yang dia pertanyakan, bukan Austin.

"Oh, rumah Zoya. Tapi lebih baik aku beri tahu alamat restorannya saja, ya?” putus orang tersebut. “Kamu ambil jalan ini, lurus terus lalu di pertigaan ambil sebelah kanan. Nanti, sekitar 10 kilometer ada sebuah restoran besar di sana, itu adalah restoran milik Zoya. The Sunset Restoran."

Aland mengangguk lemah sebelum akhirnya dia mengucapkan kata terima kasih. Tak mengulur waktu lagi dia segera pergi menuju restoran tersebut. Meski bukan alamat tujuannya langsung yang dia dapatkan, tapi setidaknya kedatangannya membawa secercah titik terang.

‘Austine, Zoya … aku akan memastikan langsung siapa kalian.’

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nadia Gina Fitria
neng sedih aku udah bli koin tp engga masuk .........
goodnovel comment avatar
Nadia Gina Fitria
makin penasaran nh......
goodnovel comment avatar
Sudan Melawi
sangat menarik karena isi novel bisa menambah wawasan kita
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 98 - Last Episode

    Erile benar-benar menepati ucapannya pada Prisila, pagi ini dia datang ke rumah utama keluarga Floyd dan langsung menghadap pada mama Emma, Aland dan juga Zoya. Sementara si kecil Austin sudah pergi ke sekolahnya."Ya Tuhan, jadi kalian memiliki hubungan. Astaga, Mama senang sekali," ucap mama Emma, kedua matanya sampai berkaca-kaca, ingin menangis saling bahagianya. Jika dulu mungkin mama Emma akan menentang hubungan tersebut, apalagi jika mengingat bagaimana latar belakang Erile yang hanya seorang asisten pribadi.Tapi sekarang semuanya telah benar-benar berubah mama Emma lagi melihat kedudukan seseorang untuk jadi pendamping anak-anaknya. Dia telah banyak belajar, bahwa harta bisa dicari, namun kebahagiaan tak bisa dibeli dengan uang. Jadi kini siapapun yang bisa membahagiakan anak-anaknya, maka akan dia dukung dengan sepenuh hati."Umur kalian sudah matang, lebih baik langsung menikah saja," putus wanita paruh baya tersebut.Zoya sudah terkekeh, lucu sendiri melihat sikap ibu mer

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 97 - Sangat Mengerti Dia

    "Erile?!""Sstt!!" kata Prisila, buru-buru dia membekap mulut Zoya agar tidak mengeluarkan suara yang lebih tinggi karena keterkejutannya. Sungguh, tentang hubungannya dengan Erile pun hingga kini masih belum dia percaya juga.Semuanya dimulai saat salju pertama turun di kota Servo. Malam itu dingin sekali, tiba-tiba Erile menggenggam tangannya hingga membuat Prisila marah.Dan yang paling membuatnya terkejut adalah Erile menyatakan cinta, lalu bicara takut kehilangan sebab mama Emma sudah berulang kali membicarakan tentang perjodohannya.Sejak saat itu selalu ada saja cara yang membuat mereka bertemu hingga akhirnya kini keduanya sepakat untuk bersama."Aku tidak akan menjelaskan apapun padamu tentang bagaimana aku dan Erile bisa bersama. Tapi sekarang kami memang sedang menjalin hubungan," jelas Prisila, saat mengatakan itu kedua pipinya sontak berubah jadi merah merona.Selama ini Pricilla adalah wanita yang mandiri dan ketika cinta menyentuh hatinya membuatnya jadi malu sendiri."

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 96 - Foto Wallpaper

    Akhir-akhir ini Prisila sangat sibuk, entah sudah berapa lama sejak mama Emma meminta bantuan Zoya untuk menanyakan tentang status anaknya itu. Apakah sekarang Prisila sedang dekat dengan pria atau tidak?Merasa memiliki hutang pada sang mama, jadi malam ini Zoya bertekad untuk bertemu dengan kak Prisila. Jam 9 malam dia hendak keluar dari dalam kamar, padahal sudah hampir 30 menit dia berbaring dengan sang suami. "Aku harus bertemu kak Prisila sekarang Al, besok pagi dia pasti buru-buru pergi ke rumah sakit. Alasanya sedang ada pergantian manajemen," ucap Zoya. "Ya ampun sayang, ini kan sudah malam. Besok saja kita ke rumah sakit kak Prisila, aku akan temani," balas Aland yang tak rela ditinggal sang istri. Padahal mereka masih saling memeluk erat, berbagi kehangatan dari dinginnya cuaca di luar. "Aku mohon sayang, izinkan aku pergi sekarang," mohon Zoya, bahkan menatap penuh permohonan. "Oh my God, kenapa istriku terlihat menggemaskan seperti ini. Aku tidak akan sanggup menolak k

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 95 - Saling Membahagiakan

    Hari pun bergulir.Dari hari berganti jadi minggu. Tidak disadari oleh semua orang kini hubungan Prisila dan Erile nampak canggung. Sepertinya terjadi sesuatu saat mereka pulang bersama ketika salju pertama turun di kota Servo.Memasuki musim dingin, Zoya juga dilarang pergi ke luar rumah. Namun kali ini mama Emma memenuhi semua kebutuhannya bahkan melimpahkan semua kasih sayang yang dia punya."Zoya, mama baru saja membuat sup. Ayo makan agar tubuhmu hangat," ajak mama Emma, dia datang dari dapur dan menghampiri sang menantu yang sedang berada di ruang tengah.Saat ini waktu masih menunjukkan jam 10 pagi, Austin masih sekolah, Aland pergi ke kantor karena ada beberapa urusan, sementara Prisila juga sudah pergi ke rumah sakit. Jadi di rumah hanya ada mama Emma dan Zoya saja."Tapi aku belum lapar, Ma," jawab Zoya, bukan apa-apa, beberapa saat lalu mama Ema sudah memberinya irisan buah."Tidak apa-apa, sedikiiit saja. Mama akan suapi kamu," balas mama Emma, masih kukuh ingin Zoya makan

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 94 - Panggilan Kramat

    Tiba di ruangan sang manager, Prisila dan Erile langsung bertemu dengan seorang wanita yang mengaku bahwa cincin berliannya hilang. Wanita itu masih muda, namun sungguh Prisila tak pernah mengingat pernah mengundang wanita itu dalam pernikahan sang adik.'Siapa yang membawa wanita ini masuk ke dalam pesta.' batin Prisila pula, dia datang dengan sorot matanya yang tajam."Akhirnya kamu datang juga, Aku hanya ingin menuntut ganti rugi tapi kenapa penanganannya buruk sekali seperti ini," ucap wanita tersebut, seseorang bernama Hailey."Maaf Nona, tapi dari rekaman CCTV yang tertangkap sejak Anda masuk ke dalam ballroom anda sudah tidak menggunakan cincin.""Mana CCTVnya? sejak tadi aku ingin melihat rekaman itu tapi kamu terus mengela," balas Hailey pula, tak gentar dengan semua kemauannya. dia harus mendapatkan ganti rugi atas kehilangan ini."Saya tidak menunjukkan CCTV lebih awal karena ingin mendengar kejujuran anda, tapi ternyata anda tetap kukuh dalam kebohongan. Saat rekaman CCTV

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 93 - Mengerikan dan Cantik

    Zoya tidak tau harus menjawab apa ucapan suaminya tersebut. Dulu mungkin Zoya akan merasa senang tiap kali melihat penyesalan suaminya seperti ini. Tiap sekarang Zoya sudah tidak seperti dulu lagi, karena kini jadi merasa iba pula jika Aland terus diselimuti oleh perasaan bersalah di masa lalu.Sementara yang Zoya inginkan sekarang adalah mereka sama-sama bahagia, tak lagi terbelenggu dengan masa lalu."Terima kasih, karena kamu masih memberiku kesempatan kedua," kata Aland lagi.Zoya tetap tak tau harus menjawab apa, jadi dari semua ucapan suaminya tersebut hanya dia jawab dengan pelukan yang semakin erat. Zoya bahkan langsung mendongak dan mencium lehih dulu bibir suaminya, ciuman yang langsung disambut oleh Aland.Hingga akhirnya mereka berdua saling berpagut dengan mesra, mengirim cinta yang ada di dalam hati melalui ciuman tersebut.Malam pertama setelah menikah meraka hanya tidur saling memeluk, Aland tak ingin sesuatu hal terjadi pada kandungan sanb istri.**Malam pun bergul

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status