Share

Waktunya Melawan

"Untung cuma jatuh kalau hilang kan bahaya." Pikirku.

"Mas mandinya cepat sarapannya sudah mulai dingin Lo."

Aku melongok ke kamar karena melihatnya sudah selesai mandi dan tengah memakai baju. Matanya jelas terus menatap ke lemari.

"Ayo cepat, Mas. Gak enak kalau sarapannya dingin. Kalau panas kan bisa menghangatkan perutmu juga."

Aku menarik tangan mas Alam dan membawanya ke meja makan. Tak lama dia sudah menikmati sarapannya. Aku tersenyum puas lalu menyerahkan bekal makan siangnya.

"Kau membawakan aku bekal makan siang, Ma?"

Aku mengangguk karena bekal ini sengaja aku buatkan untuknya, agar dia berhemat saat mengunakan uang.

"Ini uang untuk bayar ojek pulang-pergi. Untuk rokok kau harus mulai menguranginya, aku tak mau jadi janda di usia muda, karena nikotin menumpuk di paru-paru mu."

Aku meletakan uang ongkos ojek ke dalam saku bajunya. Dia diam tanpa perlawanan, meski jelas terlihat tangannya terkepal dengan erat.

"Kalau begitu aku berangkat kerja, Ma. Nanti tolong masak sambal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
anggi larasati
dalam agama.. anak yatim mmg jadi tanggungjawab dari keluarga bapaknya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status