Share

Kehadiran Ririn mengubah gaya hidup anak dan Mertuaku.

"Mas," ucap Ririn, yang tiba-tiba sudah berdiri di pintu dapur.

"Ririn, kamu udah di situ sejak tadi?" tanyaku, sambil mengajak Ririn duduk di kursi meja makan.

"Ririn, apa kamu udah kuat berdiri?" tanya ibu, pura-pura tidak menyadari sesuatu.

"Udah Bu, Alhamdulillah sudah agak baikan. Makasih ya Bu, Mas. Sudah merawat aku sejak tadi malam," ungkap Ririn, dengan raut wajah yang sedikit lebih baik.

"Ah, gak papa Nak. Udah tanggungjawab Ibu, karena Ibu yang meminta Nak Ririn untuk pergi dengan Riyadi. Ibu yang minta maaf Nak," tutur ibu, sambil memindai wajahku.

"Gak papa kok Bu, Ririn senang bisa pergi dengan Mas Riyadi. Insya Allah, Ririn bisa menerima lamaran Mas Riyadi," ungkap Ririn, sambil menunduk malu.

"Maaf Rin, dengan perkataan Deta tadi. Mungkin dia rindu Ibunya," ungkapan itu keluar begitu saja dari mulutku, entah itu karena aku mulai mencintainya atau karena menjaga perasaan Ririn saja. Aku tak mengerti.

"Gak papa Mas, Ririn ngerti kok. Ririn bisa bantu nyariin Mbak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status