Share

Kenangan masa lalu

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2025-07-28 07:06:38

"Bercanda terus," ujar Soraya melirik Bara.

Bara tersenyum, lagi-lagi Soraya selalu beranggapan dirinya hanya bercanda. Namun, Bara tak banyak bicara lagi. Pria itu berdiri di sampingnya masih dengan harapan sama walau pun dirinya pernah mencoba dengan wanita lain dan tidak berhasil.

Soraya melirik Bara sekilas, menyadari perubahan ekspresi pria itu. "Kamu kenapa diam?" tanyanya, sedikit penasaran.

Bara mengangkat bahu santai. "Nggak apa-apa. Aku cuma mikir... ternyata waktu nggak mengubah banyak hal."

Soraya mengernyit. "Maksudnya?"

Bara menatapnya dalam, lalu tersenyum tipis. "Dulu, aku pernah berharap bisa berdiri di sampingmu seperti ini. Sekarang, aku di sini, tapi mungkin posisiku tetap sama—hanya seseorang yang ada di dekatmu, tanpa bisa benar-benar menggenggammu."

Soraya terdiam. Kata-kata Bara menggema di kepalanya. Selama ini, dia terlalu sibuk dengan luka dari Dani sampai lupa bahwa ada seseorang yang selalu ada untuknya.

Soraya menarik napas pelan, lalu menatap Bara dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istriku Ternyata Pewaris   office Boy

    Dani tersenyum miris. “Karena ini satu-satunya pekerjaan yang bisa aku dapatkan setelah semua yang terjadi. Aku butuh uang, Soraya.”Soraya mengangguk pelan. Dia bisa saja mengatakan sesuatu yang menyakitkan—mengungkit semua kesalahannya dulu, bagaimana Dani menelantarkannya dan Adel. Tapi melihat keadaan Dani sekarang, itu hanya akan terasa seperti menendang orang yang sudah jatuh.“Semoga kamu betah di sini,” ucapnya akhirnya, sebelum melangkah pergi."Ay, tunggu.""Ada apa?""Bagaimana kabar Adel?" tanyanya ragu. "Dia baik dan sehat. Permisi, aku harus buru-buru."Dani hanya bisa menatap punggung Soraya yang menjauh. Ada perasaan sesak yang tiba-tiba memenuhi dadanya. Dia ingin mengatakan lebih banyak hal, tapi dia tahu, kesempatan itu sudah lama berlalu."Dan, kerja jangan bengong. Kamu lihat siapa? Itu Bu Soraya? Kamu kenal?" tanya Doni salah satu teman OB nya. "Oh, enggak hanya lewat dia tanya ruangan. " Hanya itu yang Dani katakan, tidak mungkin dia mengatakan jika Soraya ada

  • Istriku Ternyata Pewaris   Kerjaan lain Dani

    Murni tetap berdiri tegak meskipun Maya mendorongnya. Matanya menyala penuh kemarahan bercampur rasa kasihan. Seolah-olah di sini yang anak angkat adalah dirinya, bukan Maya. Murni tertawa kecil, menatap Maya dengan tajam. "Lihat kan, Bu? Ini dia anak kesayangan ibu. Selalu merasa paling benar, selalu menyalahkan orang lain kalau hidupnya berantakan." "Aku nggak salah! Kamu aja yang iri! Dari dulu Mas Dani lebih sayang sama aku!" pekik Maya dengan suara meninggi.Murni menghela napas, lalu menggeleng pelan.Dengan nada datar, tapi menusuk Murni kembali bicara. "Iri sama apa, Mba? Sama hidup Mba yang penuh drama? Sama rumah tangga yang isinya cuma bergantung sama orang lain? Aku malah kasihan. Mba nggak pernah belajar berdiri sendiri."Bu Rasyid mengusap wajahnya, terlihat bingung di antara kedua anaknya. Sementara itu, Maya semakin emosi, tangannya mengepal.Maya menunjuk ke arah pintu. "Udah, pulang aja kamu! Aku malas dengar ceramah kamu!"Murni mendekat, berbicara dengan suara le

  • Istriku Ternyata Pewaris   Wanita Parasit

    Suasana ruang tamu masih tegang setelah tangisan Adinda akhirnya mereda. Bu Rasyid duduk dengan tangan terlipat di dada, menatap Maya yang duduk di sofa dengan wajah cemberut.Bu Rasyid menghela napas, nada suaranya mulai tegas. "Ya sudah kamu cari kerja, Maya. Dari pada kamu hanya di rumah saja, mengandalkan Dani yang bahkan nasibnya sendiri nggak jelas.""Kerja apa, Bu?"Bu Rasyid menggerakkan tangannya dengan kesal. "Ya Allah, kerjaan banyak, Maya! Kamu tinggal cari aja. Masa nggak ada satu pun yang cocok buat kamu?"Maya menggeleng kuat, wajahnya semakin cemberut. "Aku nggak mau kerja. Ibu aja yang kerja kalau gitu."Bu Rasyid tersentak, matanya membelalak. Sejenak, ruangan itu menjadi sunyi, hanya suara kipas angin yang berputar perlahan.Bu Rasyid menepuk pahanya, berusaha menahan emosi. "Kamu ini ngomong apa, Maya?! Ibu ini sudah tua! Masa ibu yang kerja buat kamu? Itu anak, tanggung jawab kamu! Bukan Ibu!"Maya mengerucutkan bibir, bersikap seolah-olah menjadi korban. "Aku kan

  • Istriku Ternyata Pewaris   Rindu kebersamaan

    Dani menunduk, jemarinya saling meremas di atas meja. Ia tidak bisa langsung menjawab pertanyaan Soraya. Jujur, bukan hanya Adel yang ia rindukan. Tapi juga kebersamaan mereka dulu, kehangatan yang pernah ia abaikan. Sekarang, semua sudah berbeda. Soraya bukan lagi wanita yang menggantungkan diri padanya—sekarang, dia berdiri lebih kuat dari yang pernah Dani bayangkan.Soraya memperhatikan ekspresi Dani yang sulit dibaca. Ia menghela napas, lalu menyandarkan punggung ke kursi. "Aku sudah tahu jawabannya, Dan. Kamu rindu masa-masa di mana aku masih bergantung sama kamu, di mana aku masih menunggu dan berharap. Tapi sekarang?" ia menggeleng pelan, matanya tajam menatap Dani. "Aku sudah selesai."Dani menggigit bibirnya, merasa dadanya sesak. Ia mengangkat kepalanya, menatap Soraya dengan mata yang penuh penyesalan. "Aku cuma pengin bicara baik-baik, Ay." "Dan aku sudah mendengarkan. Kalau cuma itu yang mau kamu sampaikan, aku rasa kita sudah cukup bicara." Soraya mengambil tasnya, b

  • Istriku Ternyata Pewaris   Obsesi Dani

    Dani tertawa hambar, menyandarkan kepala ke sofa. "Aku malu, Murni. Apalagi ada Bara di sana. Pengacara itu… bikin aku cemburu aja."Murni menatap kakaknya dengan ekspresi bingung sekaligus jengah. Ia tahu Dani masih belum bisa menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan Soraya benar-benar akan berakhir. Tapi cemburu? Itu sudah keterlaluan.Murni melipat tangan di dada, mendelik tajam. "Cemburu? Mas, serius? Kamu yang selingkuh, kamu yang ninggalin Kak Soraya, dan sekarang kamu cemburu karena dia punya pengacara yang bisa diandalkan?"Dani mendesis, mengusap wajahnya. "Aku enggak tahu, Murn. Mungkin karena aku sadar, aku kehilangan sesuatu yang lebih berharga dari yang kupikir.""Sudah terlambat, Mas. Kak Soraya udah move on, dan Adel juga baik-baik aja tanpa kamu. Mas harus mulai mikirin hidup Mas sendiri sekarang."Dani terdiam, menatap adiknya. Ada perasaan sakit di dadanya, tapi dia tahu Murni benar. Sekarang, dia bukan siapa-siapa lagi di kehidupan Soraya. Tapi… apakah benar se

  • Istriku Ternyata Pewaris   Pengangguran

    Maya menegakkan tubuhnya, mencoba tetap tenang, tapi ekspresi wajahnya sedikit berubah. Ada kegelisahan yang tidak bisa dia sembunyikan. Kata-kata Soraya sangat menusuk dan membuatnya gelisah. Dia berusaha santai, tapi suaranya sedikit gemetar. "Tentu saja. Aku selalu punya cara."Terdengar suara tarikan napas dari Soraya lalu dia kembali memiringkan tubuh lalu kedua tangan terlipat di dada. Soraya tersenyum sinis. "Dani sudah nggak kerja, kan? ATM berjalan kamu juga udah nggak berfungsi lagi. Kira-kira ‘cara’ yang kamu maksud itu apa?"Maya mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, merasa terpojok. Dia tahu Soraya sedang menyindirnya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya."Kamu pikir aku bergantung sama Dani? Aku bisa cari uang sendiri!"Soraya menyeringai kecil, lalu mengangguk seolah paham. "Oh, begitu? Baguslah kalau kamu bisa mandiri. Karena mulai sekarang, Dani nggak akan bisa kamu manfaatkan lagi. Pak Darmawan pun udah menutup semua akses buat bantu kamu. Jadi, aku pena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status