Home / Rumah Tangga / Izinkan Aku Kembali / Pertemuan Setelah Empat Tahun

Share

Izinkan Aku Kembali
Izinkan Aku Kembali
Author: Nelda Friska

Pertemuan Setelah Empat Tahun

Author: Nelda Friska
last update Last Updated: 2022-03-23 14:21:48

"Kenapa kamu lakukan itu? Apa kurangnya aku?"

Adam Pradipta, pria berusia tiga puluh tahun itu menatap tajam sang istri yang kini tengah duduk seraya menundukkan kepala. Tangannya meremas gaun malam yang ia kenakan. Matanya yang basah, sama sekali tidak mampu menghadirkan rasa iba pada diri Adam.

"Aku hanya jenuh dan kesepian. Mas sering tidak punya waktu buatku. Aku ini wanita yang tidak hanya butuh uang, tapi juga perhatian dari suamiku sendiri." Hanin Ayuningtyas, wanita berusia 26 tahun itu meluapkan segala rasa yang mengganjal dalam dada. Betapa selama ini ia sangat merindukan perhatian dari sang suami yang jarang pulang dengan dalih sibuk dan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.

"Tapi tidak dengan berselingkuh bahkan berzina! Kamu sudah mengotori kepercayaanku, Hanin!" tunjuk Adam tepat ke wajah sang istri.

"Aku bisa memaafkan apa pun kesalahan kamu, kecuali satu ... pengkhianatan! Untuk itu, mulai malam ini, aku Adam Pradipta, menjatuhkan talak padamu Hanin Ayuningtyas. Kamu bukan istriku lagi, dan silakan pergi dari rumah ini!"

Mata Hanin terpejam sesaat, lalu terbuka seraya menyunggingkan senyum tipis pada pria yang kini telah menjadi mantan suami. "Aku terima talakmu, Mas. Aku juga serahkan Silla berada dalam asuhanmu. Terima kasih atas dua tahun kebersamaan kita yang tidak akan pernah aku lupakan. Aku permisi."

Hanin bangkit, lalu memandang ke arah pria yang tengah menunduk seraya memegang pipinya yang lebam, akibat pukulan Adam yang bertubi-tubi. Pria yang Adam pergoki tengah berada dalam ranjang yang sama dengan sang istri.

"Ayok kita pergi, Bram," ajak Hanin.

Pria bernama Bram itu menurut, lalu bangkit dengan susah payah mensejajari Hanin yang berdiri menghadap Adam.

"Sekali lagi aku pamit, Mas. Titip silla. Aku yakin dia akan menjadi anak yang baik dalam asuhanmu."

"Pergilah dan jangan pernah mencoba menemui Silla. Soal berkas perceraian, biar aku yang akan mengurusnya." Adam berucap tegas, tanpa mau melihat ke arah sang lawan bicara.

Hanin mengangguk pasrah, kemudian berjalan beriringan dengan Bram, keluar dari rumah yang memberinya banyak kenangan indah.

Setelah kepergian dua orang itu, Adam menjatuhkan bobot tubuhnya di Sofa seraya meremas rambutnya dengan kasar. Ia tidak menyangka, kepulangannya kali ini disambut dengan kejutan yang begitu menyakitkan. Dengan mata kepala sendiri, Adam menyaksikan sang istri yang sedang bergumul dengan pria lain di ranjang miliknya.

Beruntung, Silla, putrinya yang baru berusia satu tahun tengah menginap di rumah neneknya. Mungkin karena itu pula, Hanin berani membawa pria lain untuk masuk ke rumah ini.

Adam menggeleng. Tidak, ia tidak boleh lemah hanya karena kehilangan wanita pengkhianat seperti Hanin. Akan ia pastikan, mulai malam ini nama Hanin dan segala kenangan tentang wanita itu, akan ia kubur dalam-dalam.

🌼

Empat tahun kemudian ....

"Ayah, kita jadi makan siang sama Mama Anggun?" tanya bocah kecil yang masih memakai seragam sekolah salah satu Paud.

"Iya, Sayang. Mama Anggun sudah menunggu di sana."

"Kok enggak ikut Ayah jemput Silla?" Mata bocah kecil itu mengerjap lucu, membuat sang Ayah gemas, lalu mencium pipi gembilnya.

"Ayah dari rumah sakit langsung jemput kamu, makanya enggak sempat jemput Mama Anggun dulu. Tapi sekarang dia sudah menunggu kita. Ayok, Princes!"

Bocah kecil itu mengangguk lucu, kemudian mengikuti sang Ayah memasuki sebuah Restoran yang tempatnya tidak jauh dari sekolah anak itu.

Senyum sepasang Ayah dan Anak itu langsung terbit, begitu melihat seorang wanita dengan balutan gamis dan hijab lebar melambaikan tangan ke arah mereka. Begitu sampai, sang wanita langsung menyongsong Silla untuk dibawa ke duduk di pangkuannya.

"Mama kangen banget sama Silla," ucapnya seraya terus mengecup pipi gembil sang anak.

"Sudah pesan belum, Gun?" tanya pria itu dengan senyuman yang selalu tampak menawan di mata Anggun.

"Belum, nunggu Mas sama Silla. Takut salah nanti," ujarnya dengan cengiran.

"Oke, biar Mas yang pesan."

Pria itu memanggil pelayan yang terlihat sedang membersihkan salah satu meja. Pelayan itu pun dengan tergesa menghampiri seraya membersihkan bajunya yang terkena noda yang tertinggal di atas meja.

"Selamat siang, Pak, Bu, silakan dilihat daftar menunya."

Pria yang ternyata adalah Adam, seketika menyimpan ponsel yang sedang ia cek. Kemudian kepalanya mendongak melihat wajah si pelayan yang mengulurkan buku menu padanya.

Mata keduanya beradu. Jantung mereka sama-sama bertalu dengan cepat saat melihat orang yang berada di hadapan.

Rahang Adam mengeras, tangannya mengepal saat melihat wanita yang menjadi sumber kesakitannya empat tahun lalu kini berdiri tepat di depannya.

"Hanin."

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kim Tan
ceritanya bgs dam gak panjang2
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Izinkan Aku Kembali   Akhir yang Bahagia

    Bunyi tembakan yang memekakan telinga membuat Hanin menjerit histeris dan menutup mata. Ia tidak sanggup kalau harus menyaksikan tubuh Adam yang terkena hantaman timah panas. Namun, Hanin merasa aneh karena Adam sama sekali tidak berteriak kesakitan. Pria itu justru makin mengeratkan pelukan pada tubuhnya."Cepat bawa dia ke mobil!"Suara asing yang terdengar, memaksa Hanin untuk membuka mata. Ia terhenyak saat melihat tiga orang polisi memapah tubuh Baskara yang berjalan pincang. Rupanya bukan Adam yang terkena tembakan, melainkan pria paruh baya itu."Mas gak papa?" tanya Hanin sambil memeriksa seluruh tubuh Adam."Mas baik-baik saja. Beruntung tadi sebelum ke sini Mas sempat menghubungi polisi dan akhirnya mereka datang tepat waktu. Kamu juga baik-baik saja kan? Mereka tidak sempat menyakiti kamu?""Aku juga baik-baik saja, Mas.""Syukurlah." Adam bernapas lega. "Sekarang kita pulang. Kasihan Silla yang menanyakan kamu terus."Hanin mengangguk setuju. Rasa lega dirasakan keduanya k

  • Izinkan Aku Kembali   Insiden

    Adam menjemput Arsilla yang ternyata sudah menunggu di depan gerbang bersama seorang satpam. Ia buru-buru menghampiri sang putri yang sepertinya sudah sangat kesal karena terlalu lama menunggu. Setelah mengucapkan terima kasih kepada satpam tersebut, Adam membawa Arsilla ke restoran tempat Tita bekerja untuk menanyakan perihal Hanin. Namun sayang, jawaban dari Tita membuat Adam kecewa. Tita sama sekali tidak tahu di mana Hanin. Adam makin cemas karena tidak tahu lagi harus ke mana lagi mencari sang mantan istri."Bunda ke mana, Yah? Kok gak jemput Silla?" tanya Arsilla ketika mereka dalam perjalanan ke rumah. "Bunda ada urusan sebentar. Makanya tadi dia nelepon ayah buat jemput kamu," jawab Adam terpaksa berbohong.Silla tidak lagi bertanya dan hal itu membuat Adam sedikit lega. Setelah mengantar putrinya pulang ke rumah, Adam kembali pergi untuk mencari keberadaan Hanin. Setiap ruas jalan ia susuri, pun ke kontrakan yang dulu ditempati sang mantan istri. Akan tetapi hasilnya tetap

  • Izinkan Aku Kembali   Penculikan Hanin

    Adam bergerak gelisah. Entah mengapa hatinya dirundung cemas semenjak Hanin dan Arsilla meninggalkan rumah. Ditambah, Sudah jam dua belas siang dan mereka belum kembali dari sekolah. Adam berulang kali mencoba menghubungi Hanin, tetapi ponsel mantan istrinya tidak aktif. Tidak biasanya Hanin seperti ini. Tidak mungkin jika hanya karena merasa kecewa padanya, Hanin sampai menonaktifkan ponselnya."Kamu kenapa, Dam? Sepertinya sedang gelisah?" Lestari muncul menghampiri sang Putra yang mondar mandir di ruang tamu."Sudah jam dua belas dan Hanin juga Silla belum pulang, Ma. Ponsel Hanin juga tidak aktif. Adam mengkhawatirkan mereka," jawabnya sembari terus mengotak-atik ponsel, berharap nomor Hanin telah aktif."Mungkin Hanin mengajak Silla ke suatu tempat dulu.""Enggak mungkin. Kalau pun iya, Hanin pasti minta izin dulu sama kita," ujar Adam sambil menghempaskan bobot tubuhnya di sofa.Lestari setuju dengan apa yang diucapkan putranya. Hanin memang biasanya meminta izin terlebih dahulu

  • Izinkan Aku Kembali   Sikap Adam berubah

    Hanin sudah selesai memasak untuk sarapan. Setelah menata makanan di meja makan, ibu dari Arsilla itu bergegas ke kamar sang putri untuk membangunkannya."Putri Bunda sudah bangun. Langsung mandi ya, Nak. Bunda tunggu di ruang makan, kita sarapan sama-sama.""Oke, Bunda!" Arsilla mengacungkan kedua jempol tangan sebelum memasuki kamar mandi. Hanin tersenyum geli melihat tingkah polah sang putri.Saat kembali ke meja makan, Hanin sempat berhenti melangkah ketika melihat Adam sudah duduk di sana. "Silla belum bangun?" tanya Adam saat melihat Hanin hanya berdiri tak jauh dari tempatnya duduk."Sudah. Sekarang lagi mandi.""Kalau Mama?""Mungkin sebentar lagi ke sini."Hanin hanya menjawab singkat setiap pertanyaan yang Adam lontarkan. Adam sendiri memahami perasaan Hanin yang mungkin masih kecewa karena perkataannya kemarin. Tak lama kemudian, Lestari datang sambil tersenyum melihat putra dan mantan menantunya sudah terlebih dahulu berada di sana."Belum dimulai sarapannya? Maaf ya, Mam

  • Izinkan Aku Kembali   Meninggalnya Anggun

    Baskara terkejut ketika mendengar teriakan Rima yang berasal dari ruang rawat putrinya. Bergegas ia masuk untuk mengetahui apa yang terjadi. Matanya terbelalak ketika melihat sang istri yang sedang mengguncang bahu Anggun yang sama sekali tidak bergerak."Ada apa ini?" Baskara bertanya dengan suara gemetar. Perasaannya dilanda was-was, takut terjadi sesuatu yang buruk pada putrinya."Anggun, Pa. Putri kita gak mau bangun. Mama sudah mencoba membangunkan dia Anggun diam saja," terang Rima sambil tergugu di samping tubuh sang putri."Kenapa tidak panggil Dokter?" Baskara bergegas melakukannya. Ia memanggil Dokter dengan sedikit berteriak karena panik."Bapak dan Ibu tenang dulu. Biar saya memeriksa kondisinya," ucap Dokter yang baru saja tiba di ruangan. Baskara dan Rima sedikit menyingkir untuk memberi ruang. Raut ketakutan sangat kentara terlihat dari wajah kedua orang tua Anggun."Bagaimana kondisi putri saya, Dok?"Dokter muda bername tag Randy menghela napas sambil menggelengkan k

  • Izinkan Aku Kembali   Perdebatan Di Rumah Sakit

    "Jangan coba-coba kabur, Adam!"Adam menghentikan langkah, begitu pun dengan Hanin dan Lestari. Mereka berbalik menghadap ke arah Baskara yang sudah naik pitam. Adam meninggalkan acara ijab qobul begitu saja dan Baskara tidak terima."Mau ke mana? Kalian mau coba-coba lari dan mengingkari janji?" tanya Baskara sambil menyeringai. "Kalau iya memangya kenapa?" tantang Lestari tanpa rasa takut."Nyonya Lestari, putra Anda sudah berjanji akan menikahi putri saya. Anda jangan ikut campur dengan mempengaruhi Adam agar membatalkan janjinya. Seharusnya Anda tahu bagi seorang laki-laki, yang dipegang adalah janji yang kami ucapkan. Apa Anda mau mengajarkan putra Anda untuk menjadi seorang pengecut?""Saya tidak pernah mengajarkan putra saya untuk menjadi seorang pengecut!" tukas Lestari dengan geram. "Justru Anda yang telah memaksa agar putra saya mau menuruti keinginan Anggun. Dengan dalih umurnya tidak akan lama lagi, hal itu Anda jadikan senja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status