Home / Romansa / JADI JANDA GARA-GARA JANDA / Bab 1 KECELAKAAN TRAGIS MAS RENDI

Share

 JADI JANDA GARA-GARA JANDA
JADI JANDA GARA-GARA JANDA
Author: Azril

Bab 1 KECELAKAAN TRAGIS MAS RENDI

Author: Azril
last update Last Updated: 2023-10-14 21:03:14

"Mas sebenarnya ada hal yang ingin aku ungkapkan padamu, se-sebenarnya aku mencintaimu Mas, sejak kamu sering curhat, dan memberi perhatian padaku selama ini, hatiku tiba-tiba saja menyimpan perasaan padamu, Mas Rendi sebenarnya aku ingin hidup bersamamu," ungkap Sari si janda kembang tetangga Rendi dari kampung sebelah.

Sari hanya ingin mengungkapkan tentang apa yang selama ini di pendam perasaannya. Sudah sekian lama juga Rendi dan Sari selalu curhat bahkan saling membantu dikala mereka ada masalah, entah itu hal ekonomi ataupun hal biasa.

Akan tetapi Rendi sudah mempunyai seorang istri, sedangkan Sari, ia hanyalah seorang janda yang telah haus akan belaian kasih sayang dan juga perhatian. Maka dari itu, perlakuan baik yang di layangkan Rendi terhadapnya, ia anggap semua itu bahwa cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Diandra yang tak sengaja datang untuk mengantarkan makanan pada suaminya mencoba menahan emosi di balik pohon mengintip mereka tanpa sepengetahuan Mas Rendi dan Sari. Dadanya sudah naik turun menghembuskan nafas yang terasa sesak.

Ia menahannya sekuat tenaga agar jangan sampai amarahnya meledak sekarang. Dian ingin tau jawaban apa yang Mas Rendi jawab.

Dan beraninya Sari berhadapan dengan Mas Rendi secara dekat, tangan kotor wanita itu lancang mengulur untuk mengambil tangan Rendi dan menggenggamnya.

"Mas aku tau pernikahan kamu yang seumur jagung itu, tidak bahagia bukan. Kalau begitu aku mau kok jadi istri kamu yang kedua," papar Sari Sambil memandang wajah Rendi dengan tatapan penuh rasa cinta.

Memang 3 bulan sudah Rendi membina rumah tangga dengan wanita cantik yang kini telah menjadi istri sahnya.

"Sebenarnya aku juga mulai menyayangimu Sari, tapi aku ini sudah beristri," ungkap Rendi.

Entah apa maksud dari semua ini, mengapa Rendi tega menyakiti hati wanita yang kini telah menemaninya selama 3 bulan lamanya, walaupun begitu Diandra begitu mencintai dan menyayangi pria itu sepenuh hati. Akan tetapi kalau sudah begini, yang tertinggal hanyalah kekecewaan yang menggelora.

"Kalau begitu gimana kalau kita nikah secara diam-diam saja Mas, aku rela menjadi istrimu yang ke-2 asalkan selalu di nomor satukan," sahut Sari sambil bergelayut manja pada tangan Mas Rendi.

Mata Dian membelalak mencermati yang ia lihat di hadapannya, wanita muda itu nampak cemburu melihat aksi yang dilakukan Rendi dan Sari. Akhirnya emosinya memuncak dan semakin tak terkendalikan.

"Berani-beraninya dia menggoda suamiku!" pekik Dian menatap tajam pada arah kedua manusia yang telah berdiri bersama, melakukan hal keji itu.

Kedua tangan Dian mengepal di sisi sambil gigi menggigit kuat di dalam mulut, amarahnya telah naik ke ubun-ubun.

Bruk!

Dian membanting kembali rantang berisi makanan yang dibawanya sedari tadi.

"Jadi begini yang selalu kamu lakukan di belakang aku Mas! Kamu enak-enak bermesraan dengan janda kembang ini! …Bagus ya kamu! Pantas saja uang yang kamu berikan selalu kurang Mas!" cecar Diandra di sela keemosiannya yang telah membuncah.

"Diandra maksud kamu apa? Kamu salah paham! Mbak Sari hanya membeli cilok saja, ini semua hanya kesalah pahaman. Betulkan Mbak Sari?" ucap Rendi sambil bertanya pada Mbak Sari.

Rendi begitu gelisah melihat wajah sang istri yang semakin memerah menahan emosi.

Pria bertubuh kekar itu tahu betul bagaimana sikap sang istri kalau sudah marah pasti semuanya akan dihancurkan begitu saja tanpa permisi.

Mbak Sari pun ikut ketakutan tatkala melihat Diandra yang datang seperti orang kesurupan.

"I-iya be-betul kata Mas Rendi, saya ini hanyalah mau beli cilok. Tidak ada maksud lain," jelas Mbak Sari gugup, tangannya nampak gemetaran diiringi rasa ketakutan.

"Bacot kamu Sari, aku lihat semuanya kalau kamu menyukai suamiku bukan?! Dasar janda tidak tau diri kamu! Berani-beraninya menggoda suami orang!" sungut Diandra murka.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Sari.

"Dian aku mohon kamu jangan kasar begitu, kasihan Sari," sergah Rendi.

"Kalian pikir aku bodoh hah! Aku lihat sendiri dengan bola mataku, kalau kamu tadi berani bermesra-mesraan dengan wanita DURJANA ini Mas! Aku benci sama kamu Mas, aku kecewa! Lebih baik kita bercerai saja!" ancam Diandra sambil berlari meninggalkan Rendi dan Sari.

Bulir-bulir bening dari kelopak wanita muda itu jatuh tanpa permisi membasahi pipi. Diandra tak menyangka kalau sang suami begitu tega.

Namun Rendi mengejar sang istri yang dicintainya itu, untuk menjelaskan bahwa yang dilihat oleh Dian barusan, hanyalah kesalahpahaman. Walaupun memang benar Rendi melakukan hal yang membuat istrinya kecewa.

"Dian, tunggu!" seru Rendi begitu lantang tatkala Diandra malah berlari kencang.

Dikala Diandra menyebrang sembarangan mobil merah melaju begitu kencang.

"Diandra awas…" teriak Rendi, berusaha mendorong tubuh Dian yang hampir saja ditabrak oleh mobil yang melaju amat kencang. Pria berparas tampan yang 3 bulan ini telah menemani hari-hari Dian itu mengorbankan dirinya demi menolong sang istri tercinta.

Jebred!

Satu hantaman roda empat yang sedang melaju kencang menabrak kediaman Rendi.

Rendi terpental dengan sangat kencang. Hingga mengakibatkan kepalanya terbentur hebat.

Mata wanita muda itu membeliak, seluruh tubuhnya pun ikut bergetar saat menyaksikan sang suami telah terbengkalai tak berdaya.

"Mas Rendi," seru Dian berlari untuk menghampiri sang suami.

"Mas, bangun Mas. Tolong! Tolong! Tolong suami saya!" teriak Dian sambil menyangga bahu sang suami yang sudah di penuhi darah itu.

Tidak ada satupun yang menyahuti teriakan wanita cantik itu. Dan mobil sedan berwarna merah itu pun kabur jauh entah kemana, tanpa menolong korban yang ditabraknya. Alangkah teganya pengendara mobil tersebut. Entah salah dan dosa apa Rendi? hingga mereka sengaja menabraknya tanpa bertanggung jawab.

"Tolong suamiku," teriak Dian tidak putus asa..

Bulir-bulir bening mengucur deras membasahi pipi Dian. Sungguh, Dian tak kuasa melihat sang suami dengan berlumur darah yang memenuhi seluruh tubuhnya.

"Mas, bangun Mas. Kamu pasti kuat," kata Dian sambil mencoba mengguncang-guncangkan sang suami yang sudah terbaring lemah tak sadarkan diri di pangkuan sang istri.

Tidak ada siapapun yang menolong, hanya Dian dan Rendi saja. Padahal ada banyak mobil dan kendaraan lainnya yang berseliweran di jalan. Namun, tidak ada satupun yang melirik.

Alangkah hati Dian menjerit meratapi sang suami yang telah terbaring lemah.

"Dian, itu suamimu kenapa?" tanya Paman Dude yang tak sengaja lewat, betapa ia pun sangat panik.

Paman Dude terkejut segera mematikan motor yang dikendarainya, lalu turun untuk melihat keadaan Rendi.

Paman Dude menyentuh pergelangan tangan Rendi, untuk memeriksa bahwa denyut nadinya masih berfungsi.

Degh!

Jantung Dian berdegup kencang.

"Bagaimana nadinya Paman? apakah masih berdenyut?" tanya Dian cemas.

Paman Dude hanya menatap Dian begitu sendu, lelaki itu tampak kebingungan.

"Paman jawab?!" sentak Dian penasaran.

Bagaimana tidak, Rendi baru saja mengorbankan nyawanya demi hanya menyelamatkan sang istri yang amat di cintainya itu. Dian nampak panik diiringi gemetar yang amat hebat mengguncang seluruh tubuhnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JADI JANDA GARA-GARA JANDA   Bab 104

    Hati gelisah tak menentu, kemana lagi Jali harus mencari istrinya yang hingga kini belum pulang. Sedangkan setahu Jali, Dian tidak punya sahabat ataupun kerabat lagi selain emaknya sendiri, kalau ke rumah Alina mana mungkin, sudah lama mereka tidak akur disebabkan memperebutkan cinta seorang Rojali. "Dian, Dian Lo di mana?" gumam Jali sembari pikirannya terus mencari. Padahal diluar hujan amat deras ditambah suasana terang pun sebentar lagi akan menjadi gelap. Jali menunggu di teras rumah. Sesekali pria bertubuh tinggi itu melihat ponsel, dan menghubungi istrinya akan tetapi masih tidak ada jawaban."Percuma kamu menunggu wanita itu sampai kapanpun sebab dia tidak akan balik lagi kesini," kata Bu Janita yang hendak menemani Jali."Ma, apa Mama tau Dian kemana? Mana mungkin Mama tidak tau seharian ini Dian dirumah bersama Mama?" tanya Jali dengan tatapan kosong itu. "Mama tidak tau apapun Jali!" selalu itu yang terlontar dari jawaban sang Mama.Sebentar lagi adzan magrib akan berkum

  • JADI JANDA GARA-GARA JANDA   Bab 103

    Setelah kepulangan Jali dari kantor untuk menggantikan Bu Janita kerja. Lantaran Bu Janita hari ini tidak bisa masuk dikarenakan kepalanya yang terasa pening sebab terlalu memikirkan pernikahan sang anak.Jali melenggang gontai sembari matanya terus melirik ke arah ruangan kamar dan juga semua penjuru ruangan. Disisi lain dia mencari sang istri yang tak terlihat batang hidungnya sama sekali. Hatinya bertanya dimanakah istrinya. Akan tetapi pikirannya langsung menjawab positif bahwa sang istri sedang keluar atau memasak di dapur. Setelah beberapa saat rebahan di kamar, Jali pun merasa terheran. Biasanya kalau Jali baru pulang, jam segini paling istrinya ada di kamar. Akan tetapi kali ini tidak terlihat sama sekali.Dengan rasa penasaran yang memuncak pria berhidung mancung itu melenggang menuju lanttai bawah. Ia mencari di setiap penjuru ruangan dilihatnya secara saksama, namun tak ada sosok sang istri yang terlihat melainkan ada sang Mama yang sedang sibuk dengan ponsel di tangannya.

  • JADI JANDA GARA-GARA JANDA   Bab 102

    "Saya beri kamu 2 pilihan, kamu mau pergi dari rumah ini secara diam-diam tanpa sepengetahuan jali atau kamu mau bercerai dengan anak saya? Sebab saya tidak rela anak saya harus bersanding denganmu."Wanita setengah baya itu memberikan dua pilihan yang membuat nafas Diandra sesak. Awalnya Dian sangat enggan dan menolak untuk membuka mulut lantas pilihan tersebut sangat susah untuk dipilih. Bu Janita melangkah mengelilingi kediaman menantunya yang saat ini masih berdiri, mematung dengan pikiran yang melayang jauh entah kemana. "Cepat bicara?! Kesabaran saya sudah habis, saya benar-benar marah dan benci sama kamu Dian, andai saya tau kalau kamu itu wanita miskin yang memang matre mungkin saya tidak akan pernah mau menjodohkan kamu. Nyatanya saya hanya di bohongi oleh wajah polos yang kamu miliki!"Begitu geram Bu Janita memaksa Dian untuk memilih salah satu pilihan yang membuat Dian tidak sanggup untuk memilih. Dian terdiam mematung dengan deraian air mata yang terus saja berlinang mem

  • JADI JANDA GARA-GARA JANDA   Bab 101

    "Tadinya aku menikahi Dian atas di dasari karena paksaan Mama dan juga aku ingin membuat Haris cemburu, tapi nyatanya malah aku yang mulai menyukai Dian Ma, aku mohon jangan biarkan aku berpisah dengannya lagi Ma," ungkap Jali. Akan tetapi Bu Janita sangat kecewa dengan kedua pasangan itu terutama pada sang menantu yang tega membohonginya dan mau dibayar oleh Jali. Seharusnya Dian tidak harus melakukan itu demi sebuah uang."Tapi Mama sudah terlanjur kecewa sama kamu dan istri kamu! Jangan-jangan sekarang juga kamu membohongi Mama lagi kalau kamu mempunyai perasaan pada Dian. Pokoknya Mama tidak mau percaya dengan kamu Jali. Dan Mama tidak suka melihat Dian, terserah kamu, kalau kamu tidak mau pergi dari sini kamu ceraikan istri kamu yang murahan itu! Mama sangat eneg lihatnya. Masih banyak perempuan di luar sana yang lebih istimewa dan mempunyai harga diri," sahut Bu Janita dengan emosi yang meluap. Ia begitu kecewa saat tau bahwa pernikahan sang anak adalah pernikahan bayaran. Bah

  • JADI JANDA GARA-GARA JANDA   Bab 100

    "Sayang aku mau ke kamar duluan ya kalau kamu mau disini dulu."Jali melenggang ke lantas 2 menaiki tangga untuk menyimpan tas besar yang saat ini Dian bawa. Kali ini Dian membawa beberapa foto dan juga barang kesayangannya yang sempat ia simpan di rumah Emak.Padahal wanita muda berbulu mata lentik itu masih merasakan betah dirumah masa kecilnya dulu. Akan tetapi Jali memaksanya untuk pulang ikut bersamanya.Aku terpaku di ruangan utama, kaki Dian rasanya pegal sekali walaupun Dian baru saja menaiki mobil saat datang kesini."Berani juga ya kamu datang lagi kesini! Gak tau malah banget! Sudah menjadi pengganggu suami mertuanya, eh malah balik lagi. Kalau aku sih malas banget! Malu banget! Mau ditaruh dimana muka yang cantik ini, Dasar pengganggu suami orang. Eh bukan suami orang lebih tepatnya suami mertua sendiri! Menanti macam apa?!" Ledekan pedas itu sudah sering Dian dengan, dan suara yang meledek Dian pun tak lain adalah wanita yang pernah mewarnai kehidupan suaminya."Eh Rindu

  • JADI JANDA GARA-GARA JANDA   Bab 99

    "Jangan sebut istriku murahan Ma. Dian kamu yakin 'kan tidak bermaksud menggoda Haris? Sekarang kamu katakan di hadapan kami semua kalau kamu tidak bersalah," titah Jali sembari memandang sang istri penuh rasa bersalah sebab sebelumnya ia septa tak percaya."Iya, aku sama sekali tak mencintai siapapun terkecuali suamiku sendiri," ungkap Dian.Wanita muda cantik terkejut tatkala sang suami kini mulai mempercayainya, dengan senang hati Dian memeluk Jali di hadapan semua anggota keluarganya membuat Emak Jamilah seketika terharu melihat adegan sepasang sejoli yang tak ingin dipisahkan itu.Dian pun tak menyangka kalau akhirnya dia bisa lagi memeluk tubuh sang suami dengan erat setelah permasalahan yang hampir saja membuat dirinya dan Jali berpisah untuk selamanya.Mak Jamilah tersenyum penuh kebahagiaan yang tiada Tara, ia ikut senang dengan kehadiran Jali yang datang disaat waktu begitu tepat."Sayang pokoknya aku gak mau tau, Jali dan Dian harus bercerai, mereka tidak boleh disatukan, s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status