Share

PULANG KAMPUNG

"Berapa Papa kirim uang untuk Prita setiap bulannya?" Aku terus mengulangi pertanyaan yang sama karena Mas Pras tidak kunjung menjawab.

Wajahnya terlihat sangat terkejut dan pucat mendengar pertanyaanku.

"Berapa?" sentakku lagi.

Ini sudah lewat tengah malam, tapi aku tidak peduli kalau suaraku akan terdengar oleh tetangga.

"Itu ... itu biaya kuliah Prita Ma, adik kandungku!" jelasnya. Dengan penegasan 'adik kandungku', aku yakin dia tidak punya rasa bersalah.

Kuusap wajah dan mencoba menghentikan air mata yang mengalir begitu saja tanpa bisa kuhentikan. Hatiku benar-benar hancur saat ini. Bukan karena aku hitung-hitungan terhadap adik Mas Pras. Tapi aku merasa tertipu selama ini.

Uang yang sejatinya dia bilang akan ditabung untuk membeli rumah setiap bulannya, nyatanya dia pakai untuk biaya kuliah dan biaya hidup adiknya selama tinggal di tempat kost.

Mungkin ceritanya akan lain, kalau saja dia mengatakan semuanya dan tidak dzalim pada keluarganya sendiri. Tapi yang kulihat, kehidupa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status