Share

KEBOHONGAN MAS PRAS

"Dasar semprul!" gerutuku sambil menutup pintu dengan keras. Saking kerasnya, Nindy mencengkeram tanganku karena ketakutan.

Ish, mau ditaro di mana muka ini? Malunya masih aja kebayang-bayang.

Kuusap-usap wajah, jika kejadian tadi kembali berseliweran di kepala. Daripada tambah malu, lebih baik mengurung diri saja di rumah.

Tapi hari ini, hari ulang tahunku bukan?

Aa Hadi sendiri yang mengingatkan, padahal tadinya, aku benar-benar lupa.

Jadi, bagaimana kalau hari ini aku pergi menyenangkan diri?

Sudah lama sekali rasanya kaki ini tidak menginjak lantai mall. Lagipula, bukankah Ibu sudah memberiku uang untuk menyenangkan diri?

Ah Ibu, terima kasih. Karena Ibu, Jani bisa menghirup kembali suasana segar di pusat perbelanjaan.

Tapi bagaimana dengan kedua anakku?

"Assalamualaikum ...!" suara Ranti membuyarkan lamunanku.

"Wa'alaikumusalam!"

"Tan, ini Hamdi udah bosan kayaknya!" Ranti menyerahkan Hamdi yang terlihat mulai gelisah.

Lalu terlintas di pikiranku, bagaimana kalau mengajak Ranti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status