Share

Bisikan Pakde

Bangunan besar bercat putih itu hanya berdiam diri meyaksikan kematian adikku. Lalu lalang orang membanjiri halaman RSU Rahardjo, di mana saat-saat aku akan bertemu langsung dengan Bang Hasim. Dia menarikku sangat erat dengan cekalan tangan yang dingin, memecah kerumunan liar dan bising, menuju ambulans yang sedang memekikkan nyanyian duka di depan sana.

Kami tidak saling berbicara. Rasa dingin yang menyeruak ini mengisyaratkan hatiku agar berusaha tenang, meskipun mulutku sangat ingin menjerit memanggil Rere. Rere yang tadi pagi masih duduk di sandaran ranjang, Rere yang tadi pagi masih bisa menulis dengan tangan putihnya, Rere-ku yang tadi pagi masih bisa melakukan keusilan ditengah rasa sakit yang dideritanya.

Mengapa tiba-tiba terbujur kaku tanpa aku di sisinya?

Aku tak merasa jika tubuhku terlepas dari tarikan Bang Hasim. Melihat kenyataan ini rasanya aku sungguh tidak bisa menerima. Rongga dadaku kembali sesak, isi kepalaku seolah ingin menyemburkan didihan darah yang panas. S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yeni Rosdiani
asa geus jauh maca carita teh. tpi lieur keneh ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status